Narsito Narsito
Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara PO BOX BLS 21 Yogyakarta 55281

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Modelling of Magma Density and Viscocity Changes and Their Influences towards the Characteristic of Kelud Volcano Eruption Humaida, Hanik; Brotopuspito, K. S.; Pranowo, H. D.; narsito, narsito
Indonesian Journal on Geoscience Vol 6, No 4 (2011)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1673.551 KB) | DOI: 10.17014/ijog.v6i4.129

Abstract

DOI: 10.17014/ijog.v6i4.129The effusive eruption of Kelud Volcano in 2007 was different from the previous ones, which in general were more explosive. Among others, density and viscosity are factors that determine the type of eruption. Therefore, the study on the difference of the recent eruption style based on the density and viscosity of magma was carried out. The method used in this study was based on geochemical analysis of the rock and then a modeling was established by using the above parameter. The study on the explosive eruption was emphasized on the data of 1990 eruption, whereas the effusive eruption was based on the data of 2007 eruption. The result shows that the magma viscosity of Kelud Volcano depend on the H O concentration as one of the volatile compound in magma, and temperature which gives the exponential equation. The higher the increase of H O content the smaller the value of its viscosity as well as the higher the temperature. The H O content in silica fluid can break the polymer bond of the silica fluid, because a shorter polymer will produce a lower viscosity. The density of the silica content of Kelud Volcano ranges between andesitic and basaltic types, but andesite is more likely. The fluid density of the material of 1990 eruption is different from 2007 eruption. Compared to the 2007, the 1990 eruption material gave a lower density value in its silica fluid than that of the 2007 one. The low density value of the silica fluid of the 1990 eruption material was reflecting a more acid magma. The level of density value of silica fluid depends on its temperature. At the temperature of 1073 K the density of the 1990 Kelud magma is 2810 kg/m3 and the 2007 magma is 2818 kg/m3, whereas at a temperature of 1673 K, the density is 2672 kg/m3 and 2682 kg/m3 of the 1990 and 2007 eruptions respectively. A modeling by using an ideal gas law of Henry’s Law illustrated that the ascent of Kelud’s magma to the surface may cause changes in it’s physical properties. The evolution of the flow pressure in the conduit is characterized by three different areas; based of the conduit until the pressure is saturated, then at the level between release and fragmentation, and then the level above the fragmentation, that implicates the decrease in the wall friction.
ADSORPSI Cd(II), Ni(II) DAN Mg(II) PADA SILICA GEL YANG TERIMOBILISASI DENGAN 2-MERKAPTOBENZIMIDAZOL Nuryono, Nuryono; Nuzula, Firdausi; Narsito, Narsito
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan imobilisasi 2-merkaptobenzimidasol (MBI) pada permukaan silika gel menggunakan ?-glisidoksipropiltrimetoksisilan (?-GPS) sebagai senyawa penghubung. Hasil imobilisasi (Si-MBI) kemudian digunakan untuk mengadsorpsi Cd(II), Ni(II), dan Mg(II) dalam medium air. Penelitian meliputi studi pengikatan  ?-GPS pada silika gel dalam medium air yang diikuti imobilisasi larutan MBI dalam dimetilformamida  (DMF) pada silika epoksi (Si-Ep) yang terbentuk. Karakterisasi hasil imobilisasi larutan MBI meliputi penentuan MBI yang terikat , parameter kinetika, dan termodinamika adsorpsi terhadap Cd(II), Ni(II), dan Mg(II). Gugus-gugus fungsional Si-MBI yang berperan pada adsorpsi ion logam diidentifikasi menggunakan spektroskopi inframerah (IR) dan secara kuantitatif kandungan MBI dalam Si-MBI ditentukan dengan metode Kjeldahl. Adsorpsi Cd(II), Ni(II), dan Mg(II) dilakukan dalam sistem batch. Ion logam yang teradsorpsi secara kuantitatif dihitung dari selisih logam sebelum dan sesudah adsorpsi hasil pengukuran menggunakan metode spektroskopi serapan atom. Berdasarkan data yang diperoleh, kesetimbangan adsorpsi, energi adsorpsi, dan kapasitas adsorpsi ditentuka menggunakan model isoterm adsorpsi Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan MBI dalam Si-MBI sebesar 584 µmol/g. Adsorpsi ion logam pada Si-MBI berlangsung melalui dua tahap yaitu cepat dan lambat dengan urutan konstanta laju adsorpsi masing-masing Cd(II) > Mg(II) > Ni(II) > Cd(II). Kapasitas adsorpsi Si-MBI terhadap Cd(II), Ni(II), dan Mg(II) berturut-turut sebesar 13,26 µmol/g, 107,53 µmol/g, dan 123,46 µmol/g. Adsorpsi Cd(II) diduga sebagian besar merupakan kemisorpsi dengan energy adsorpsi 23,67 kJ/mol, sedangkan Ni(II) dan Mg(II) kemungkinan besar didominasi fisisorpsi dengan energi adsorpsi masing-masing sebesar 15,26 kJ/mold an 15,82 kJ/mol.
PENINGKATAN AKTIVITAS FOTOKATALITIK TiO2 MESOPORI DENGAN SENSITISASI TiO2 MENGGUNAKAN SENYAWA KOMPLEKS BERWARNA Wahyuningsih, Sayekti; Kartini, Indriana; Narsito, Narsito
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan aktivitas fotokatalitik TiO2 mesopori telah dapat dilakukan dengan modifikasi permukaan TiO2 melalui penambahan senyawa kompleks berwarna M2+ (SiPA)n(PAR)m (M2+ = Co2+ dan Fe2+) (SiPA = sililpropilamin). Penambahan senyawa kompleks sensitiser pada permukaan TiO2 dilakukan dengan cara pembentukan senyawa kompleks in situ dengan penambahan berturut-turut ligan primer aminopropiltrimetoksisilan (APTS), Ion logam transisi (Co2+ atau Fe2+) dan ligan sekunder 4-(2-piridilazo)resorsinol (PAR). Dibandingkan dengan TiO2 mesopori sebelum disensitisasi, TiO2 setelah disensitisasi (TiO2/SiPA-Co2+-PAR dan TiO2/SiPA-Fe2+ -PAR) menunjukan peningkatan aktivitas fotokatalitik  ~20% untuk fotodegradasi metilen blue dengan radiasi cahaya visibel.
Reduksi Senyawa 6-Amino-5-Nitroso Urasil Menjadi 5,6-Diaminourasil (Studi Pendahuluan) Suhartana, Suhartana; Rusdiarso, Bambang; Narsito, Narsito
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 3, No 1 (2000): Volume 3 Issue 1 Year 2000
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4090.218 KB) | DOI: 10.14710/jksa.3.1.177-181

Abstract

Telah dilakukan sintesis dan reduksi senyawa 6-amino-5-nitroso urasil (6-A-5-NU) menjadi 5,6 diaminourasil (DAU). Analisis kualitatif dilakukan dengan penentuan titik leleh dan spektra IR. Senyawa 5,6- Diaminourasil (DAU) disintesis dari urea dan etilsianoasetat dalam suasana enolat. Reaksi diawali dengan melalui pembentukan senyawa hasil antara senyawa 6-aminourasil, dan 6-Amino-5-Nitroso Urasil (keduanya madya yang stabil), sebelum diperoleh senyawa hasil akhir DAU. Hasil DAU yang diperoleh mempunyai titik leleh 249-254°C (literatur 257-258°C) dan rendemen yang diperoleh adalah 80,86%, kondisi optimum diperoleh dengan memakai reduktor amonium sulfida, dan suhu 40°C.
Pengaruh Keasaman Medium dan Imobilisasi Gugus Organik pada Karakter Silika Gel dari Abu Sekam Padi Sriyanti, Sriyanti; Taslimah, Taslimah; Nuryono, Nuryono; Narsito, Narsito
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 8, No 3 (2005): Volume 8 Issue 3 Year 2005
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.605 KB) | DOI: 10.14710/jksa.8.3.74-80

Abstract

Silica gel is well known as a material that may be used as adsorbent, host matrix for catalyst, etc. Hence, synthesis of silica gel from rice hull ash has been done by evaluation of the effect of medium acidity and organic group immobilized in the snythesis of silica gel.Synthesis of silica gel was done by adding sodium silicate solution from rice hull ash to hydrochloric acid until pH 3, 5 and 7. Immobilization of thiol group and amino group in silica was done by adding 3-mercaptopropyltrimethoxysilane or 3-aminopropyl-trimethoxysilane to sodium silicate solution and hydrochloride acid solution until pH: 7. The products were characterized by X-ray deffractometer and FTIR Spectroscopy.Results showed that porousitas of silica increased with increasing medium acidity ( decreasing pH medium).Immobilization thiol or amino group in silica added a functional group on silica but did not destroy primary structure of silica gel.Key Words: Silica Gel, Rice Hull Ash, 3-mercaptopropyltrimethoxysilane, 3-aminopropyl-trimethoxysilane.
Pengaruh Perlakuan Asam dan Kalium Permanganat terhadap Karakter Zeolit Tasik Pardoyo, Pardoyo; Narsito, Narsito; Nuryono, Nuryono
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 8, No 1 (2005): Volume 8 Issue 1 Year 2005
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.84 KB) | DOI: 10.14710/jksa.8.1.28-32

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perlakuan asam dan kalium permanganatterhadap karakter zeolit alam Tasik. Perlakuan pertama menggunakan KMnO4 dan H2SO4, zeolit denganperlakuan ini disebut Z-22. Perlakuan kedua menggunakan KMnO4, H2SO4 dan HCl selanjutnya disebut Z-33.Sebagai pembanding, dilakukan pencucian dengan akuabides terhadap zeolit alam Tasik selanjutnya disebut Z-11. Karakter yang diuji meliputi perubahan nilai kapasitas tukar kation (KTK), rasio Si/Al, keasaman, hilang padapemijaran dan kristalinitas. Hasil penelitian menunjukkan nilai KTK, rasio Si/Al, keasaman, hilang padapemijaran dan kristalinitas Z-22 meningkat terhadap Z-11. Pada Z-33, hanya nilai hilang pada pemijaran yangmenunjukkan peningkatan sedangkan karakter uji yang lain relatif menurun.
Sintesis Bahan Hibrida Amino-Silika dari Abu Sekam Padi Melalui Proses Sol-Gel Sriyanti, Sriyanti; Taslimah, Taslimah; Nuryono, Nuryono; Narsito, Narsito
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 8, No 1 (2005): Volume 8 Issue 1 Year 2005
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.238 KB) | DOI: 10.14710/jksa.8.1.1-8

Abstract

Silika dengan imobilisasi gugus amino dengan bahan dasar abu sekam padi telah dibuat melaluiproses sol-gel. Sebagai perbandingan, dibuat pula silika gel tanpa gugus organik.Larutan mendidih natriumsilikat (1,5 N) ditambahkan pada abu sekam padi, kemudian filtratnya dipisahkan sebagai larutan natriumsilikat. Selanjutnya , kedua filtrat digunakan untuk sintesis silika gel dengan dan tanpa gugus organik. 3-Aminopropiltrimetoksisilan (APTS) ditambahkan ke dalam larutan natrium silikat, dilanjutkan denganpenambahan asam klorida perlahan-lahan sampai pH 7 dan pH 3. Gel yang terbentuk diperam selama 18jam dengan temperatur 80oC, dicuci dengan air kemudian dikeringkan pada temperatur 80oC selama 9 jam.Silika gel dibuat dengan cara yang sama. Kedua produk dikarakterisasi dengan FTIR dan XRD, serta diujikemampuan adsorpsinya terhadap logam Ni(II). Hasil menunjukkan bahwa silika gel hasil mempunyai polayang sama dengan silika Kiesel Gel 60 dari Merck, baik spektra FTIR maupun defraktogram XRDnya,sedangkan bahan hibrida amino-silika mempunyai puncak-puncak serapan yang menunjukkan adanyagugus amin (-NH2) dan rantai alifatik (-CH2-) di samping kesamaan pola dengan silika standar. Dalam ujiadsorpsi, amino-silika mengadsorpsi Ni(II) lebih tinggi dibanding silika gel dengan kapasitas adsorpsimasing-masing 0, 106 mol/g adsorben dan 0,0088 mol/g adsorben.
Konversi Katalitik Metil Oleat Secara Sekuensial Menjadi Senyawa Biogasoline Purwo Handoko, Donatus Setyawan; Triyono, Triyono; Narsito, Narsito; D.W., Tutik; Bangun, Morina
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 47, No 3 (2013)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.688 KB) | DOI: 10.29017/LPMGB.47.3.246

Abstract

Bahan bakar yang berasal dari fossil sebagai sumber energi saat ini cadangannya sudah semakin menipis, sementara permintaan bahan bakar semakin meningkat. Untuk itu perlu dicari suatu sumber energi terbarukan yang dapat menjadi energi alternatif untuk menggantikan atau mensubtitusi bahan bakar fossil, seperti dari minyak nabati. Penelitian mengenai konversi minyak sawit menjadi bahan bakar biogasoline belum banyak dilakukan sehingga peneliti melakukan penelitian terhadap peluang diperolehnya bahan bakar biogasoline dari metil oleat secara sekuensial. Konversi minyak nabati, metil oleat (metil 9-oktadekenoat) menjadi biogasoline secara sekuensial telah dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: metil 9-oktadekenoat menjadi 1-oktadekanol, 1-oktadekanol menjadi 1-oktadekena dan 1-oktadekena menjadi senyawa alkana serta alkena rantai pendek dengan panjang C12. Proses konversi menggunakan katalis ZSiA dan Ni/ZSiA yang ditempatkan dalam kolom reaktor sistem fixed bed dan dioperasikan pada temperatur 400, 450 dan 500oC. Katalis ditempatkan dalam kolom reaktor fixed bed pada temperatur 400oC (atau 450 dan 500oC), sambil dialiri gas hidrogen dengan laju alir 0, 20, 30 dan 40 mL/menit. Umpan metil 9-oktadekenoat, 1-oktadekanol atau 1-oktadekena dipanaskan dalam evaporator, temperatur 400-500oC. Produk-produk dari proses hidrogenasi katalitik secara sequential terhadap metil 9-oktadekenoat, 1-oktadekanol dengan katalis ZSiA, berturut-turut menghasilkan produk 1-oktadekanol sebesar 87,21%, 1-oktadekena sebesar 20,21%; dan menghasilkan produk alkana dan alkena C12 sebesar 15,29% menggunakan umpan 1-oktadekena, dengan katalis Ni/ZSiA.