Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

MAYOR DAN MINOR LOSSES HEAD JARINGAN PIPA PENYALUR PADA POLITEKNIK NEGERI KUPANG Nasaruddin Nasaruddin
Jurnal Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.289 KB)

Abstract

Daya tampung air pada tandom Politeknik Negeri Kupang cukup besar yaitu 35 m3, tetapi air mengalir dari PDAM selama tahun 2018 debit air sangat kecil dan jarang sekali mengalir. Tidak ada masalah jika diatasi dengan memperbaiki sistem distribusi air untuk mengurangi kerugian-kerugian. Distribusi air dapat mengalir normal jika dibuat suatu instalasi perpipaan dan estimasi spesifikasi pompa yang terencana. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu berapa besar kerugian head pada jaringan pipa penyalur dari tandom Baumata ketandom Politeknik Negeri Kupang.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kerugian yang terjadi akibat belokan, gesekan, pengecilan penampang pipa, dan pemilihan pompa. Metode yang digunakan yaitu menganalisis kerugian mayor dan minor losses, tempat dan waktu pengambilan data yaitu PDAM Kabupaten Kupang dari September s/d November 2018, dari hasil dan pembahasan sistem instalasi pipa penyalur dari tandom Baumata ke tandom Politeknik Negeri Kupang, total kerugian mayor dan minor losses titik A 5500 m sepanjang 29,068 meter, titik B 2300 m sepanjang 40,167 meter, dan titik C ke tandom Politeknik Negeri Kupang 2200 m sepanjang 29,068 meter, dan pompa yang digunakan menyalurkan air dari tandom Baumata ke tandom Politeknik Negeri Kupang dengan beda elevasi 2,5 meter, sehingga head pompa 86,4 meter, daya pompa 282,8 kW, efesiensi pompa (pompa) 90%, maka kerugian total mencapai 98,303 meter sepanjang 10.000 m
DISTRIBUSI SPASIAL KETAM KENARI (Birgus latro L.) DI PULAU BINONGKO SULAWESI TENGGARA N. T. Dewi; D. A. Adi; Nasaruddin Nasaruddin
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 3, No 1 (2016): BIodiversitas
Publisher : University of Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/biowallacea.v3i1.1488

Abstract

ABSTRACTThe research about spatial distribution of Coconut Crab (Birgus latro L.) in Binongko Island Southeast Sulawesi aims to determine the pattern distribution of Coconut Crab (Birgus latro L.). Data survey about estimated of population Coconut Crab (Birgus latro L.) by used CMRR method (Capture Mark Release Recapture). The result showed was the pattern distribution of Coconut Crab (Birgus latro L.) in Binongko Island Southeast Sulawesi is clumped.Keywords : The Coconut Crab (Birgus latro L.), CMRR, and Spatial Distribution
PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN FIBER OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON PADA PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA Muhammad Fahmi; Nasaruddin Nasaruddin; Syahrial Syahrial
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bertambahnya aplikasi e-government serta kebutuhan komunikasi data berbasis teks, suara dan video pada pemerintah daerah menuntut tersedianya jaringan intranet berkapasitas bandwith yang besar. Pada Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, kebutuhan bandwith intranet untuk melayani 38 kantor adalah sebesar 3,314 Gbps. Gigabit Passive Optical Network (GPON) merupakan salah satu teknologi jaringan fiber optik yang mampu mentrasfer data hingga 2,48 Gbps, serta minim biaya modal (CAPEX) dan biaya operasional (OPEX). Penelitian ini merancang dan menguji kelayakan GPON pada pemerintah daerah tersebut. Perancangan menghasilkan bandwith intranet sebesar 4,96 Gbps, dengan nilai analisis Power Link Budget sebesar -26,24 dBm, Rise Time Budget sebesar 0,42927 ns, Signal to Noise Ratio sebesar 34,77 dB, dan Bit Error Rate sebesar 1,24x10-19.
Pengaruh Teknik Modulasi Terhadap Kinerja Layanan Voice dan Video Pada Jaringan WiMAX Menggunakan Opnet Modeler Muhammad Akmal; Nasaruddin Nasaruddin; Ramzi Adriman
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan berkembang dan meluasnya berbagai teknologi jaringan nirkabel seperti worldwide interoperability for microwave access (WiMAX), jumlah pengguna perangkat bergerak internet terus bertambah. Untuk kestabilan jaringan WiMAX sangat tergantung pada kemampuan quality of service (QoS), pada saat koneksi dengan internet memerlukan bandwith yang memadai terutama pada layanan voice dan video. Quality of service untuk layanan voice dan video merupakan suatu permasalahan dalam komunikasi internet secara keseluruhan. Salah satu cara untuk menjaga kestabilan kualitas layanan yaitu menggunakan teknik modulasi, dimana teknik modulasi memungkinkan pengaturan pola sinyal modulasi yang tergantung pada kondisi signal to noise ratio (SNR). Pada penelitian ini membandingkan tipe modulasi yaitu QPSK, 16QAM dan 64QAM. Hasil pengujian didapatkan perbandingan nilai delay, throughput, Block error rate (BLER), signal to noise ratio (SNR) pada masing-masing modulasi tersebut.
Analisi Kinerja Jaringan Kooperatif Multi-hop Relay Berbasis Protokol Amplify-Quantize and Forward (AQF) Alfian Alfian; Nasaruddin Nasaruddin; Rusdha Muharar
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dokumen Kinerja jaringan komunikasi nirkabel dapat menurun akibat adanya gangguan sinyal informasi yang disebabkan oleh fading dan noise. Fading ini dapat dikurangi dengan menerapkan sistem jaringan relay kooperatif. Jaringan relay kooperatif yang digunakan pada penelitian ini adalah jaringan kooperatif multi-hop relay dengan protokol AmplifyQuantize-and-Forward (AQF). Protokol AQF bekerja berdasarkan penguatan dan kuantisasi sinyal-sinyal yang lemah akibat gangguan fading dan noise pada relay sebelum diterima pada tujuan. Pada penelitian ini dilakukan; (1) analisis kinerja jaringan kooperatif multi-hop relay menggunakan protokol AQF; (2) analisis Bit Error Rate dan throughput terhadap pengaruh banyaknya jumlah hop relay; (3) perbandingan kinerja antara jaringan kooperatif multi-hop relay dengan protokol AQF dan jaringan kooperatif dengan protokol AF dan QF. Dalam analisis penelitian, faktor jarak antara sumber, relay dan tujuan tidak diperhitungkan. Hasil analisis menunjukkan sistem jaringan kooperatif multi-hop dengan dua hop menggunakan protokol AQF memiliki kinerja lebih baik dibandingkan dengan sistem jaringan kooperatif multi-hop dengan 3 hop dan 4 hop dengan protokol yang sama, dimana nilai Bit Error Rate tinggi dan throughput yang dihasilkan rendah. Begitu juga untuk sistem jaringan kooperatif multi-hop relay dengan 3 hop menggunakan protokol AF, AQF dan QF, disini nilai Bit Error Rate dan throughput pada sistem jaringan mengunakan protokol AF lebih baik dari protokol AQF dan QF, sedangkan protokol AQF lebih baik dibandingkan menggunakan protokol QF.  Kata Kunci —  Jaringan kooperatif, multi-hop relay, AQF, bit error rate dan throughput
Analisis Konsumsi Daya Sistem Komunikasi Kooperatif Multi Relay Dengan Metode Pemilihan Relay Fityanul Akhyar; Nasaruddin Nasaruddin; Rusdha Muharar
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kinerja pada sistem komunikasi kooperatif nirkabel dapat ditingkatkan dengan menggunakan relay antara base station dan perangkat pengguna, dimana jarak antara antara base station dan pengguna dapat diperpendek sehingga kinerja transmisi dapat ditingkatkan. Relay dapat diasumsikan sebagai mini base station, repeater, atau perangkat bergerak. Mekanisme sistem relay dapat dilakukan dengan memanfaatkan protokol – protokol yang ada dalam sistem komunikasi kooperatif seperti amplify and forward (AF), decode and forward (DF) dan quantize and forward (QF). Penelitian ini mengkaji kinerja pada sistem komunikasi kooperatif nirkabel dengan protokol QF menggunakan strategi pemilihan relay (relay-selection strategy), yaitu reactive relay selection dan proactive relay selection pada topologi jaringan multi-relay. Metode penelitian yang digunakan adalah simulasi komputer dengan pemodelan sistem dan analisis matematis. Penelitian ini dapat memberi solusi untuk meningkatkan kinerja pada sistem komunikasi nirkabel, khususnya sistem komunikasi kooperatif. Kata Kunci— topologi, komunikasi kooperatif nirkabel, quantize and forward (QF), strategi pemilihan relay, simulasi komputer.
Penerapan Open Data Kit (ODK) untuk Meningkatkan Efektifitas Penataan Guru dan Sekolah M. Khadafi; Yuwaldi Away; Nasaruddin Nasaruddin
Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro Vol 2, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SISTEM INFORMASI MULTI ANCAMAN BENCANA ALAM DI ACEH Nasaruddin Nasaruddin; Khairul Munadi; Dedi Yuliansyah
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 5 (2011): Information System and Application
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Propinsi Aceh mengalami banyak ancaman bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004, banjir yang melanda beberapa daerah kabupaten, gunung merapi dan lain-lain. Bencana-bencana tersebut telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar terhadap manusia, lingkungan dan ekonomi di Aceh. Pemeritah Aceh belum punya sistem informasi ancaman alam yang dapat digunakan sebagai tool pendukung keputusan dan untuk meningkatkan kesadaran publik dalam upaya pengurangan dampak dari ancaman tersebut. Oleh karena itu, paper ini mengusulkan desain konseptual dan pembangunan prototipe dari sistem informasi multi ancaman bencana alam (SIMABA) di Aceh. SIMABA merupakan sistem informasi berbasis Web Geographic Information System (GIS) yang mampu menyediakan peta-peta multi ancaman bencana alam sebagai acuan perencanaan pembangunan di Aceh berbasis pengurangan risiko bencana dan juga sebagai wadah disiminasi informasi daerah multi ancaman bencana alam ke publik sebagai isu peringatan dini. Peta multi ancaman bencana alam merupakan suatu proses overlay beberapa informasi ancaman alam yang saling terkait pada daerah tertentu, sehingga penanganan bencana bisa dilakukan secara komprehensif untuk daerah tersebut. Dalam membangun prototipe SIMABA, kebutuhan sistem, desain dan pengujian dibahas dalam paper ini. Hasil dari prototipe SIMABA adalah visualiasi peta multi-ancaman dari beberapa ancaman alam yang ada di Aceh. Terakhir, kesimpulan memberikan beberapa perspektif akan pentingnya sistem informasi ini untuk diimplementasikan di Aceh.
Karakteristik Parsial Gen Sitokrom-C Oksidase Subunit-I Katak Pohon Suaka Marga Satwa Tanjung Peropa Moramo, Sulawesi Tenggara (CHARACTERISTICS OF PARTIAL CYTOCHROME C OXIDASE SUBUNIT I (COI) GENE OF TREE FROG (Polypedates celebensis) IN TANJUNG PEROPA WI Suriana Suriana; Nasaruddin Nasaruddin
Jurnal Veteriner Vol 17 No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.022 KB)

Abstract

Tree frog (Polypedates celebensis) is an endemic amphibi found in Southeast Sulawesi. Database ofthis species, in particular genetic databases is still very limited. The purpose of this research was tocharacterize the partial gene cytochrome C oxidase subunit I (COI) of tree frog (P. celebensis). Frog sampleswere collected from Tanjung Peropa Wildlife Reserve, Moramo, Southeast Sulawesi, and extracted theirDNA genome, and amplified using the polymerase chain reaction (PCR) method, with specific primers,and then sequenced. Characterization was done by comparing the COI gene with another COI gene fromother frog (data available on GenBank). The results showed that the COI gene fragment P. celebensisconsisted of 665 base pairs. These fragment gene had 99% conserved nucleotides, and only 1% nucleotidesthat varied. Nine sites of nucleotide varied namely: 65th, 98th, 101th, 358th, 396th, 403th, 405th, 424th, and426th. These sites of nucleotide varied can be used as genetic markers for P. celebensis. Composition ofnitrogenous bases P. celebensis COI gene fragment were 29.9% timine, 28.9% cytocine, 22.0% adenine, and19.2% guanine. Molecular phylogeny of P. celebensis based on 665 bp of their COI gene suggests that thesespecies was monophyletic. It is concluded that the gene fragment of cytochrome C oxidase of tree frog (P.celebensis) the origin of Wildlife Moramo, Southeast Sulawesi, has conserved nucleotides more thannucleotides that varied. These varied nucleotides can be used as genetic markers especially for the treefrog origin of Wildlife Moramo, Southeast Sulawesi. The most nitrogenous bases is thymine, while thefewest is guanine. Molecular phylogeny based on cytochrome C oxidase gene is monophyletic
Desain dan Simulasi Encoder-Decoder Berbasis Angka Sembilan Untuk Transmisi Informasi Digital Bobby Yuhanda; Nasaruddin Nasaruddin; Syahrial Syahrial
Jurnal Buana Informatika Vol. 6 No. 3 (2015): Jurnal Buana Informatika Volume 6 Nomor 3 Juli 2015
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jbi.v6i3.438

Abstract

Abstract. The development of information and communication technology is growing rapidly, particularly in the transmission of digital information. The process of transmitting digital information through the communication channel will be interferenced by noise, distortion and multipath fading so that the information is likely to experience an error or incorrect detection at the receiver, which can decrease the system performance. This research proposes the design and simulation of encoder-decoder based on the number nine to transmit digital information reliably and precisely. The goal of this research is to design and simulate the encoder decoder as a scheme of error detection and correction and to reduce bit error rate that occurs during the process of transmitting digital information. The research method uses design and computer simulation where the encoder-decoder is modeled mathematically, design is structured and a computer simulation is developed for the performance of encoder-decoder based on the number nine in the transmission of digital information. The result of this research shows that the proposed encoder-decoder can detect the errors transmission and correct the errors at receiver.Keywords: Digital information, encoder-decoder, coding scheme, and transmission information. Abstrak. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya dalam teknologi transmisi informasi digital. Proses transmisi informasi digital melalui kanal komunikasi akan mendapat gangguan seperti noise, distorsi, interferensi dan multipath fading. Sehingga informasi yang dikirim kemungkinan akan terjadi kesalahan atau salah deteksi pada penerima, yang menyebabkan penurunan kinerja dari sistem. Penelitian ini mengusulkan suatu desain dan simulasi encoder-decoder berbasis angka sembilan untuk transmisi informasi digital, yang mampu bekerja secara handal dan tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan mensimulasikan encoder-decoder berbasis angka Sembilan sebagai skema deteksi dan koreksi kesalahan serta mengurangi bit error rate yang terjadi pada saat proses transmisi informasi digital. Metode penelitian yang digunakan adalah perancangan dan simulasi komputer, dimana prosesnya adalah pemodelan secara matematis, perancangan encoder-decoder, pembuatan simulasi kinerja encoder-decoder berbasis angka sembilan untuk transmisi informasi digital. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa encoder-decoder yang diusulkan dapat mendeteksi kesalahan transmisi dan mengoreksi kesalahan pada penerima.Kata Kunci: Informasi digital, encoder-decoder, pengkodean kanal, transmisi informasi.