Afria Arista
Departemen/Staf Medik Fungsional Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Profil Ekspresi p16ink4a dan Tipe Human papillomavirus (HPV) pada Pasien Kondilomata Akuminata Wanita Afria Arista; Dwi Murtiastutik; Trisniartami Setyaningrum; Gondo Mastutik
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 30 No. 2 (2018): AGUSTUS
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.09 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V30.2.2018.138-144

Abstract

Latar Belakang: Kondilomata akuminata (KA) merupakan penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV) dengan gejala berupa pertumbuhan tunggal atau multipel pada daerah anogenital. HPV risiko tinggi mempunyai kemampuan untuk berkembang menjadi keganasan, sedangkan HPV risiko rendah sangat jarang menimbulkan keganasan. Pemeriksaan p16ink4a digunakan untuk mendeteksi HPV yang berpotensi kearah keganasan. Deteksi genotipe HPV dengan menggunakan PCR memiliki sensitivitas yang sangat tinggi. Tujuan: Mengevaluasi profil ekspresi p16INK4a  pada lesi KA pada wanita dengan infeksi HPV tipe risiko rendah, risiko tinggi, dan infeksi multipel HPV. Metode: Penelitian deskriptif, observasional, cross sectional dengan melakukan pemeriksaan p16INK4a  dan genotyping HPV dengan teknik PCR lesi KA pada wanita. Hasil: Satu pasien dengan HPV risiko rendah (HPV 6 dan 11) memiliki gambaran p16ink4a negatif,  4 pasien memiliki gambaran p16ink4a sporadis, dan 2 pasien memiliki gambaran p16ink4a fokal, 1 pasien dengan HPV 18 memiliki gambaran p16ink4a difus, 1 pasien dengan infeksi multipel HPV 6,81,82,89 memiliki gambaran p16ink4a fokal, 4 pasien dengan infeksi multipel HPV memiliki gambaran p16ink4a difus. Simpulan: Terdapat 5  pasien dengan gambaran  p16INK4a  yang difus.  p16ink4a yang difus menunjukkan bahwa pada pasien tersebut memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi keganasan.