Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

The Photodynamic Effect of LED-Magnetic Exposure to Photoinactivation of Aerobic Photosyntetic Bacteria Astuti, Suryani Dyah
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Institute of Topical Disease

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

All photosynthetic bacteria have a major pigment of bacteriochlorophyl and accessor pigment e.g. the carotenoids, which both have an important role in photosynthesis process. This study aim to explore the exogenous organic photosensitizer from photosyntetic bacteria for photodynamic therapy application. This study is an experimental research aiming to test the potential illumination of LED with wavelength 409, 430, 528 and 629 nm, and power optimization and time exposure LED-magnetic for optimum photo activation Rhodococcus growth. The reseach design use a factorial completely randomized design with factor of power and exposure time. The number of bacterial colonies grown measure using of Total Plate Count (TPC) methods. The result of anova test shows that irradiation treatment with LED 409 nm, 430 nm, 528 nm and 629 nm significantly affects on bacterial colony growth. LED 409 nm exposure has the greatest potential to boost the growth of bacterial colonies by 77%. LED exposure and the addition of 1.8 mT magnetic fieldincreases bacterial colony growth by 98%. Results of optimization of LED and magnetic fields show power 46 mW and a 40 minute (energy dose 110 J/cm2) optimum growth of bacterial colonies increase by 184%. So LED and magnetic illumination has potentially increased the viability of an aerob photosyntetic bacteria colonies.
APPLICATION OF NEURAL NETWORKS ON BLOOD SERUM IMAGE FOR EARLY DETECTION OF TYPHUS Purnamasari, Betty; Arisgraha, Franky; Astuti, Suryani Dyah
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease Vol 4, No 4 (2013)
Publisher : Institute of Topical Disease

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.71 KB)

Abstract

Background: Typhus is a disease caused by Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A Salmonella parathypi B, dan Salmonella paratyphi C bacteria that attacks digestive tract and caused infection in small intestine. The common test that performed in the laboratory is widal test. The result reading of the widal test still processed manually with looking the turbidity caused by the agglutination. Aim: The research was made to decrease human error by creating a program based on artificial neural network (ANN) with learning vector quantization (LVQ) method. Method: Input of this program is image of blood serum that has reacted with widal reagen. Image procesing start with grayscaling, filtering, and thresholding. Result: Output of this program is divided into two classes, normal and typhus detected. Conclusion: From this experiment result that using 24 testing data, gives the accuracy of this program 95.833% with 1 error result from 24 testing data.
Pemanfaatan Elektrostimulator AES-5 Sebagai Terapi Komplementer untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh di PT. Petro Graha Medika Klinik Satelit Kalimantan Gresik Nurul Fitriyah; Suryani Dyah Astuti; Suhariningsih; Winarno; Reza Destiani
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 1 (2022): Januari - Maret
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.343 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i1.1035

Abstract

Kualitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Permasalahan yang sering dialami oleh tenaga kesehatan (nakes) maupun tenaga kesehatan tradisional (nakestrad) di sebagian besar unit pelayanan kesehatan adalah kurangnya pengetahuan tentang penggunaan alat terapi elektrostimulator AES-5 (Acupuncture Electro-stimulator) sebagai alat terapi komplementer untuk meningkatkan imunitas tubuh. Adapun masalah kedua yaitu pemahaman tentang konsep kelistrikan AES-5 dan bagaimana menentukan dosis yang efektif dan aman bagi pasien terapi.  Permasalahan tersebut juga dialami oleh mitra pengmas yaitu nakes dan nakestrad mitra yang berasal dari Puskesmas Sukomulyo Kecamatan Manyar Gresik dan di PT. Petro Graha Medika Klinik Satelit Kalimantan, Gresik. Workshop AES-5 sebagai rangkaian kegiatan pengmas telah dilaksanakan secara hybrid (luring terbatas dan daring) dengan peserta kegiatan yaitu nakes dan nakestrad mitra pengmas. Pembekalan materi workshop meliputi konsep dasar kelistrikan elektrotimulator, penentuan dosis efektif dan penggunaan AES-5 secara aman untuk pasien. Hal ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan penguasaan konsep dasar kelistrikan pada elektrostimulator dan kemampuan menghitung dosis energi listrik, yang dimiliki oleh nakes dan nakestrad sehingga dapat memberikan pelayanan terapi dengan elektrostimulator AES-5 secara efektif dan aman bagi pasien. Peserta workshop baik nakes dan nakestrad yang mengikuti secara daring dan luring sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara dan  monitoring secara berkala dan keberlanjutan telah dilaksanakan sebagai media komunikasi dua arah dengan  mitra PKM untuk mengevaluasi kebermanfaatan AES-5 dan maintenance  intrumentasi medis tersebut untuk meningkatkan efektivitas terapi pada pasien.
An in-vitro antimicrobial effect of 405 nm laser diode combined with chlorophylls of Alfalfa (Medicago sativa L.) on Enterococcus faecalis Suryani Dyah Astuti
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 51 No. 1 (2018): March 2018
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.639 KB) | DOI: 10.20473/j.djmkg.v51.i1.p47-51

Abstract

Background: Enterococcus faecalis (E. faecalis) is a bacterium commonly detected in the root canals of teeth with post-treatment apical periodontitis or advanced marginal periodontitis. It has the ability to live in an extreme environment and survive as an organism with its virulence factor possibly contributing to the pathogenesis of post-treatment apical and marginal periodontitis. Photodynamic therapy (PDT) is an urgently required alternative method of improving therapy effectiveness. Photodynamic therapy combined with conventional endodontic treatment decreases the number of antibioticresistant bacteria and biofilms. Chlorophyll is one of the photosensitizers added to enhance the absorption of light in photodynamic therapy. Purpose: The purpose of this study was to determine the antimicrobial effect of the combination of photodynamic laser therapy and Alfalfa chlorophyll in E. faecalis. Methods: In vitro study using E. faecalis distributed between negative control (C-) and positive control (C+), treatment groups using various energy doses of a 405 nm diode laser (2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5, 20 J/cm2) with (G1) and without alfalfa chlorophyll as organic photosensitizer (G2). The suspension was inoculated on Tryptocase Soy Agar (TSA) and incubated at 37° C for 24 hours. The number of colonyforming units per milliliter (CFU/ml) was determined. The results were analyzed by ANOVA with p value ≤0.05. Results: A 405 nm irradiating laser with or without a photosensitizer can decrease E. faecalis viability percentage through the administering of various energy doses. The highest decrease (42%) was obtained in the group without a photosensitizer using 20 J/cm2, while 10 J/cm2 in the group with a photosensitizer proved the most effective dose (25%). Conclusion: The results of this study showed a decrease in the viability of E. faecalis exposed to a 405 nm (40 mW) laser. An irradiating process using a 405 nm laser without a photosensitizer (Alfalfa chlorophyll) resulted in the highest percentage decrease (42%) in E. faecalis bacterial viability.
Potensi Pemaparan Light Emitting Diode (LED) Inframerah Untuk Fotoinaktivasi Bakteri Bacillus subtilis Suryani Dyah Astuti; Rania Basalamah; Moh. Yasin
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 17 No. 1 (2015): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v17i1.2015.10-18

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemaparan cahaya LED inframerah pada fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis dengan cara melakukan uji potensi untuk mengetahui panjang gelombang yang sesuai dengan spektrum serap fotosensitiser bakteri Bacillus subtilis. Selain itu dilakukan uji optimasi untuk menentukan jarak dan waktu pemaparan yang efektif pada proses fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis dengan variasi jarak 1,5 cm, 2cm, dan 3cm serta variasi waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Penelitian ini menggunakan metode TPC (Total Plate Count) untuk menghitung jumlah kematian koloni bakteri akibat pemaparan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LED inframerah dengan panjang gelombang 950 nm berpotensi untuk fotoinaktivasi bakteri Bacillus subtilis. Dan efek pemaparan yang paling efektif adalah pada jarak 1,5 cm pada waktu 15 menit dengan prosentase kematian sebesar 53%.
Optimalisasi Parameter Bandwidth dan Time Echo untuk Mengurangi Susceptibility Artifacts dan Chemical Shift pada MRI Suryani Dyah Astuti; Nur Vita Indri Astutik; Akhmad Muzamil
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 19 No. 3 (2017): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1054.071 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v19i3.2017.237-245

Abstract

AbstrakTelah di lakukan penelitian yang berjudul Optimalisasi Parameter Bandwidth dan Time Echo untuk Mengurangi Susceptibility  Artifacts dan Chemical Shift. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Bandwidth (BW) dan Time Echo (TE) pada MRI Shoulder serta mengetahui nilai variasi Bandwidth dan Time Echo yang optimal untuk mengurangi Susceptibility  Artifacts dan Chemical Shift. Penelitian ini di lakukan di RSU Haji Surabaya  dengan Pesawat MRI 1,5 Tesla,  parameter Bandwidth 170 Hz/Px, 190 Hz/Px dan 210 Hz/Px dengan  variasi TE 16s dan 20s pada pembobotan T2 Medic potongan axial terhadap 4 pasien. Analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan metode Region of Interest (ROI) pada komputer MRI kemudian dilakukan analisis Signal to Noise Ratio (SNR) dan Contrast to Noise Ratio (CNR) serta analisis terhadap Susceptibility  Artifacts dan Chemical Shift. Variasi Time Echo dan bandwidth berpengaruh signifikan terhadap nilai SNR dan CNR pada hasil citra T2 Axial Gradient Echo MRI Shoulder. Pengaruh kedua variasi tersebut adalah semakin kecil nilai TE dan BW didapatkan SNR yang meningkat. Jika TE diperbesar maka didapatkan CNR yang meningkat. Kualitas citra optimal yang dapat menghasilkan keadaan patologis ditentukan dengan meningkatnya nilai CNR dan nilai artefak yang menurun. Sehingga Pada penelitian ini kombinasi antara 2 variabel tersebut dapat menentukan citra optimal pada TE 20ms dan BW 210 Hz/Px. Kata Kunci: Bandwidth, TE, Susceptibility Artifacts, Chemical Shift, MRI Shoulder
Rancang Bangun Sistem Pengendali Tegangan Stimulasi Elektrostimulator Otomatis Berbasis Resistansi Tubuh Adi Prasetyo Hutomo; Suhariningsih Suhariningsih; Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 20 No. 3 (2018): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.646 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v20i3.2018.146-159

Abstract

AbstrakPada penelitian ini, dibuat desain alat elektrostimulator yang mengeluarkan bentuk gelombang spike-eksponensial monofase. Sistem kontrol elektrostimulator dilakukan dengan menggunakan dua frekuensi dan enam belas tingkat tegangan keluaran dengan batas bawah sebesar 45 Volt dan batas atas sebesar 400 Volt. Penentuan tegangan stimulasi secara otomatis dilakukan dengan pengukuran nilai resistansi tubuh. Nilai resistansi tubuh yang dijadikan umpan balik sistem bergantung dari nilai frekuensi stimulasi yang diberikan. Penentuan nilai resistansi sebagai umpan balik sistem pada tiap frekuensi ditentukan dengan membagi nilai rerata nilai ambang sakit dengan rerata nilai resistansi, sehingga diperoleh arus stimulasi pada tiap frekuensi yaitu 0.01mA pada frekunsi 4 Hz dan 0.09 mA pada frekuensi 100 Hz. Berdasarkan VEff pada tiap tingkat pada masing-masing frekuensi dan arus stimulasi pada tiap frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai resistansi pada tiap tingkat pada tiap frekuensi yang akan dijadikan sebagai umpan balik sistem. Elektrostimulator ini memiliki ketepatan penentuan tegangan stimulasi dengan error pungukuran resistansi tubuh sebesar 1%. Studi yang telah dilakukan menunjukan bahwa alat elektrostimulator yang diwujudkan memiliki akurasi yang baik dan memiliki keuntungan di nilai tegangan puncak yang tinggi dan arus efektif yang rendah, sehingga dapat dipertimbangkan karena memberikan kenyamanan dan keamanan pada peralatan terapi medis. Kata kunci— Elektrostimulator, Elektrostimulator Otomatis, Otomatiasasi Tegangan Stimulasi
Efek Fotodinamik Laser Dioda Merah Dengan Eksogen Metilen Biru Pada Biofilm Staphylococcus aureus Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 1 (2020): JURNAL BIOSAINS PASCASARJANA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.407 KB) | DOI: 10.20473/jbp.v22i1.2020.1-10

Abstract

AbstrakBiofilm adalah kumpulan mikroorganisme yang menempel pada suatu permukaan dengan membentuk matriks Extracellular Polymeric Substance (EPS) sehingga bakteri mampu bertahan dari ancaman fisis, kimiawi, atau biologis. Biofilm bekerja dengan menolak aktivitas sistem imun dan menciptakan resistensi terhadap antibiotik yang menyebabkan biofilm resistan terhadap agen antimikroba seperti antibiotik, desinfektan, dan germisida. Permasalahan resistansi akibat biofilm membutuhkan penanganan yang lebih tepat, salah satunya dengan metode fotodinamik inaktivasi. Fotodinamik inaktivasi adalah metode penghambatan aktivitas metabolisme sel yang memanfaatkan interaksi antara cahaya dengan molekul fotosensitiser sehingga menyebabkan kematian sel bakteri. Metilen biru merupakan fotosensitiser eksogen yang dapat menghasilkan oksigen singlet apabila terkena oksigen dan cahaya menghasilkan ROS yang mereduksi biofilm.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis energi yang efektif untuk mereduksi biofilm Staphylococcus aureus dengan penambahan metilen biru sebagai fotosensitizer. Perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok kontrol tanpa ada perlakuan apapun, kelompok kontrol positif dengan penambahan fotosensitiser metilen biru, perlakuan laser, dan perlakuan laser dengan penambahan metilen biru. Perlakuan laser memiliki variasi pemaparan sebesar 60 detik (10,96 J / cm2), 120 detik (21,92 J / cm2), 180 detik (32,88 J / cm2), 240 detik (43,84 J / cm2), dan 300 detik ( 54,80 J / cm2). Reduksi biofilm diukur menggunakan ELISA reader dan dianalisis dengan uji ANOVA faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fotoinaktivasi dengan metilen biru 5 μM selama 5 menit mampu mereduksi biofilm bakteri sebesar %. Treatmen dengan laser diode merah dengan rapat energi penyinaran 54,80 J/cm2 selama 5 menit menghasilkan reduksi biofilm sebesar 69,11%  dan 92,01% untuk perlakuan laser diode merah dengan penambahan fotosensitiser metilen biru 5 μM. Sehingga kombinasi laser dengan fotosensitiser metilen biru optimal untuk mereduksi biofilm Staphylococcus aureus.  Kata kunci—3-5 kata kunci, Algoritma A, algoritma B, kompleksitas
Quality Assurance (QA) Dan Quality Control (QC) Pada Instrumen Radioterapi Pesawat LINAC Bambang Haris Suharmono; Ika Yuni Anggraini; Hilmaniyya Hilmaniyya; Suryani Dyah Astuti
Jurnal Biosains Pascasarjana Vol. 22 No. 2 (2020): Jurnal Biosains Pascasarjana
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbp.v22i2.2020.73-80

Abstract

Abstract LINAC is a radiotherapy instrument used to kill tumor and cancer cells in patients. To guarantee the quality of LINAC instruments, QA (Quality Assurance) is needed and to prove the quality assurance there is a need for QC (Quality Control). This is done also aims to examine and test data to determine standards and check the suitability of products to achieve maximum manufacturing operations or measures taken, namely to assess, maintain or improve the quality of treatment given. The role of medical physicists is very important because only medical physicists carry out the implementation of quality assurance of radiotherapy instruments. Keywords: Radiotherapy, Linear Accelerator, Quality Assurance, Quality Control AbstrakLINAC adalah instrumen radioterapi yang digunakan untuk mematikan sel tumor maupun kanker pada pasien. Untuk menjamin kualitas instrumen LINAC, maka diperlukan QA (Quality Assurance) dan untuk membuktikan adanya jaminan kualitas perlu QC (Quality Control). Hal ini dilakukan juga bertujuan untuk memeriksa dan menguji data untuk menentukan standar dan mengecek kesesuaian produk mencapai operasi manufaktur yang maksimum atau ukuran yang diambil yaitu untuk menilai, merawat atau memperbaiki kualitas perlakuan yang diberikan. Peran fisikawan medis sangat penting karena hanya fisikawan medis yang menjalankan pelaksanaan jaminan kualitas instrumen radioterapi. Kata kunci: Radioterapi, Linear Accelerator, Quality Assurance, Quality Control
The Photodynamic Effect of LED-Magnetic Exposure to Photoinactivation of Aerobic Photosyntetic Bacteria Suryani Dyah Astuti
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease Vol. 5 No. 1 (2014)
Publisher : Institute of Topical Disease Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.491 KB) | DOI: 10.20473/ijtid.v5i1.208

Abstract

All photosynthetic bacteria have a major pigment of bacteriochlorophyl and accessor pigment e.g. the carotenoids, which both have an important role in photosynthesis process. This study aim to explore the exogenous organic photosensitizer from photosyntetic bacteria for photodynamic therapy application. This study is an experimental research aiming to test the potential illumination of LED with wavelength 409, 430, 528 and 629 nm, and power optimization and time exposure LED-magnetic for optimum photo activation Rhodococcus growth. The reseach design use a factorial completely randomized design with factor of power and exposure time. The number of bacterial colonies grown measure using of Total Plate Count (TPC) methods. The result of anova test shows that irradiation treatment with LED 409 nm, 430 nm, 528 nm and 629 nm significantly affects on bacterial colony growth. LED 409 nm exposure has the greatest potential to boost the growth of bacterial colonies by 77%. LED exposure and the addition of 1.8 mT magnetic fieldincreases bacterial colony growth by 98%. Results of optimization of LED and magnetic fields show power 46 mW and a 40 minute (energy dose 110 J/cm2) optimum growth of bacterial colonies increase by 184%. So LED and magnetic illumination has potentially increased the viability of an aerob photosyntetic bacteria colonies.