Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE EFFECT OF FERMENTATION TIME ON ANTIOXIDANT AND ORGANOLEPTIC ACTIVITIES OF BIDARA (Zizipus spina CRISTI L.) KOMBUCHA DRINK Boima Situmeang; Muhammad Mutfi Amin Shidqi; Firman Rezaldi
BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan Vol 10, No 1 (2022): JURNAL BIOTIK
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/biotik.v10i1.11370

Abstract

Bidara leaves contain antioxidants that are good for the body because they play a role in warding off free radicals. Kombucha made with bidara leaves is an innovative tea variant product that comes from the symbiotic culture of fermentation between bacteria and fungi. The purpose of this study is to determine the effect of fermentation time on antioxidant and organoleptic activity of kombucha and to determine the value of antioxidant activity of kombucha. The parameters measured were the antioxidant activity using the DPPH (2,2- diphenyl-picrilhydrazine) radical method and the organoleptic test with the hedonic scale including taste, aroma and color. The analysis showed that the length of fermentation time affected both the antioxidant activity and organoleptic test which included the taste, aroma and color of kombucha leaves of bidara. Based on the mean value of DPPH radical scavenging percentage, the antioxidant activity at fermentation time of 1, 8 and 12 days are 24,72%; 35,98%; and 7,05% with the highest antioxidant activity of kombucha made with bidara leaves occurred at 8 days fermentation is 35.87%. The IC50 value of kombucha made  with bidara leaves product at fermentation time of 1, 8 and 12 days are 524,63 ppm; 441,03 ppm; and 1442,3 ppm Keywords: Antioxidant Activity, Kombucha, Leaf of Bidara, Organoleptic
MULTIPLIKASI TUNAS DAN INDUKSI PERAKARAN TANAMAN NILAM Firman Rezaldi; Nurullah Asep Abdilah; Mu’jijah Mu’jijah; Hadi Susilo; Suyamto Suyamto; Usman Setiawan; Swastika Oktavia
Jurnal Ilmu Pertanian dan Perkebunan Vol 4 No 1 (2022): Januari : Jurnal Ilmu Pertanian dan Perkebunan
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55542/jipp.v4i1.157

Abstract

Penelitian mengenai multiplikasi tunas dan induksi perakaran tanaman nilam (Pogestemon cablin Benth) secara in vitro pada medium MS telah dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi NAA dan BAP terbaik dalam multiplikasi tunas nilam dan konsentrasi NAA terbaik dalam induksi perakaran nilam. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pada tahap multiplikasi tunas digunakan pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor yang pertama adalah konsentrasi zat pengatur tumbuh (zpt) BAP yang terdiri dari 4 taraf konsentrasi yaitu 0 ppm, 0,5 ppm, 1,5 ppm, dan 2 ppm. Faktor yang kedua adalah konsentrasi zat pengatur tumbuh (zpt) NAA yang terdiri dari 3 taraf konsentrasi yaitu 0 ppm, 0,5 ppm, dan 1,5 ppm. Pada tahap multiplikasi tunas parameter yang diamati adalah jumlah tunas, dan tinggi tunas, sedangkan pada tahap induksi perakaran parameter yang diamati adalah jumlah akar, dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kombinasi konsentrasi NAA dan BAP yang terbaik dalam menghasilkan jumlah tunas nilam yaitu kombinasi, NAA 0 ppm + BAP 2 ppm, menghasilkan 11 tunas, untuk tinggi tunas terdapat kombinasi konsentrasi NAA dan BAP yang terbaik, yaitu konsentrasi NAA 0 ppm + BAP 0,5 ppm, menghasilkan tinggi tunas 3,13 cm. Konsentrasi NAA tunggal dengan konsentrasi 1,5 ppm merupakan konsentrasi NAA tunggal yang terbaik dalam menghasilkan jumlah akar dan mempengaruhi panjang akar. Pada konsentrasi 1,5 ppm menghasilkan jumlah akar sebanyak 7 buah, dan panjang akar 2,3 cm.