Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Fishery Industry Development in Morotai Island Regency: A Scientific Concept for Integrated Economics Model Achmad Zamroni; Siti Hajar Suryawati; Andrian Ramadhan; Sonny Koeshendrajana
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jpk.v9i1.7071

Abstract

The development of the fisheries industry in Morotai Island District faces major challenges in investment climate recently. Those investment is influenced by fisheries resources, infrastructure, markets and institutions. This paper aims to describe the fishery industry in Morotai Island District, analyze the concept of the fishery industry model, and formulate a strategy for economic integration. Primary data was taken using a structured questionnaire through interviews with respondents and focused group discussions (FGD). The primary information is supplemented by secondary data obtained from district statistical data, research reports, and related scientific publications. Data were analyzed using four methods, namely: descriptive analysis; Analysis of Strengthen, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT); Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) analysis; and MIC-MAC analysis. The results from the analysis show the integrated marine and fisheries center (SKPT) policy implementation has had a positive effect on the fisheries industry development in Morotai Island. There are four main influence aspects: (1) marine and fisheries resources (SDKP) management; (2) economic and business development; (3) community development; and (4) regulatory and synergies. The strategy of economic integration is focused on the implementation of the fisheries industry model as the production and export base for fresh tuna. 
APLIKASI MODEL PELLA-TOMLINSON PADA PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN KAKAP MERAH DI INDONESIA Sonny Koeshendrajana; Mira Mira; Zuzy Anna; Duto Nugroho; Umi Muawanah; Yesi Dewitasari
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1622.8 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v13i2.6878

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah memodelkan  pengelolaan sumber daya perikanan kakap merah di Indonesiadengan menggunakan model Pella-Tomlinson. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016, dengan data perikanan kakap merah Indonesia. Model surplus produksi bio-ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Pella-Tomlinson. Hasil analisis mengindikasikan, pertama jumlah upaya tangkap aktual berada diatas jumlah jumlah upaya lestari (MSY). Jika pengelolaan perikanan dilakukan berdasarkan prinsip perikanan lestari, maka mulai tahun 2020 upaya tangkap di bawah jumlah upaya lestari (MSY). Kedua, dalam kondisi bussiness as ussual,  terjadi kenaikan bio-massa ikan semenjak tahun 1980 sampai pada tahun 2000, akan tetapi dari tahun dari tahun 2000 sampai tahun 2014 terjadi penurunan bio-massa ikan. Jika tidak ada intervensi kebijakan untuk mengurangi laju degradasi sumber daya maka penurunan biomassa akan terus terjadi hingga tahun 2050. Jika pemerintah melakukan intervensi kebijakan pengelolaan perikanan secara berkelanjutan, akan terrjadi kenaikan biomassa dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2050. Ketiga, sejalan dengan penurunan bio-massa karena tidak adanya intervensi kebijakan pengelolaan perikanan kakap merah secara berkelanjutan, maka keuntungan yang diterima nelayan akan menurun, karena terjadi penurunan hasil tangkapan. Tapi jika pemerintah mengeluarkan kebijakan pengelolaan perikanan kakap merah secara berkelanjutan seperti pembatasan upaya penangkapan, maka keuntungan yang diterima nelayan akan meningkat lagi dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2050. Title: Pella-Tomlinson Model for Red Snapper Management in IndonesiaABSTRACT The purpose of this study to develop a management model for red snapper fishery using a Pella Tomlinson Model. The research was conducted in 2016, for the national snapper fisheries obtained from official yearly landing statisctic data to get the time series catches and efforts. Surplus production bioeconomic was utilized with modified Pella and Tomlinson model for the growth model. The analysis shows that first, total efforts deployed without any kind of management (e.g. stay as an open access) will yield higher effort than maximum efforts at maximum sustainable level yield (MSY). This is a consequence of the increasing rate of red snapper efforts between 1980-2014. If fishery management is kept at the sustainable level of total efforts, then in 2020, total efforts will be less than the MSY level.  Second, biomass increased between 1980-2000 and then decreased after 2000 until 2014. If there will be no intervention to the depletion of fishery resources, the fishery will be completely depleted in 2050. Third, when the snapper biomass decreases, the cathes will decrease as well. Hence, that total profits from the fishery will decrease. However, some intervention and magement measures will be put in place, such as limiting the total efforts, the cathes and profits will bounce back and increase after 2020 and the years after.
STATUS KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN BILIH DI DANAU TOBA (Tinjauan Aspek Ekonomi dan Sosial) Yesi Dewita Sari; Sonny Koeshendrajana
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2011): Juni (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.845 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i1.5750

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status keberlanjutan pemanfaatan sumber daya ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) di Danau Toba dan faktor-faktor yang mempengaruhikeberlanjutan tersebut. Penelitian dilakukan pada tahun 2010 di beberapa tempat sentra pendaratan ikan bilih, antara lain: Kabupaten Simalungun, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo dan Kabupaten Samosir. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan Metode RAPFISH. Atribut ekonomi yang digunakan untuk mengetahui status keberlanjutan terdiri dari tingkat keuntungan, kontribusi perikanan terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja, sifat kepemilikan sarana produksi,  tingkat subsidi, alternatif pekerjaan dan pendapatan bagi pelaku perikanan dan besarnya jangkauan pemasaran ikan bilih. Atribut sosial terdiri dari pertumbuhan komunitas nelayan, status konflik, tingkat  pendidikan, pengetahuan lingkungan, banyaknya penyuluhan dan keikutsertaan dalam kelompok. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya ikan bilih di Danau Toba kurang berkelanjutan baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek sosial. Indeks keberlanjutan dari aspek ekonomi adalah 46,36% dan keberlanjutan dari aspek sosial adalah 31,27%. Status keberlanjutan dalam kategori kurang ini, mengharuskan adanya campur tangan dari pihak pengelola Danau Toba untuk menerapkan opsi pengelolaan yang dapat menjamin keberlanjutan ikan bilih yang di Danau Toba. Tittle: Sustainability Status of Bilih Fish Exploitation in Toba Lake (Review of Social and Economic Aspects)This study aims to asses sustainability status of the of Bilih Fish resources in the lake Toba and factors affecting the sustainability of this. Research was carried out in 2010 in several conters of Bilih Fish landing place, among others the districts of Simalungun, Toba Samosir, Dairi, Karo and Samosir. Primary and secondary data were used; while analysis was carried out using RAPFISH method. Economic attibute being used to asses sustainability status of the resource were profit, contribution of fisheries to gross domestic product (GDP), employment, nature ownership of production factors, level of subsidy employment and income alternatives and marketing. Social attributes consist of the growth of fishing communities, conflict status, education level, environmental knowledge, number of extention worker and participation in the group. Results show that the utilization of BIlih fish resource in Lake Toba are relatively unsustainable interms of economic and social aspects. Index of economic aspects sustainability in 46,36 % and social aspects sustainability in 31,27%. These indice indicate that the fisheries status was insustainable. This, inturn, needs intervention from Lake Toba mangement authority to manage in such away so that sustainability of Bilih fish are ensure.
INDEKS SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN INDONESIA Andrian Ramadhan; Christina Yuliati; Sonny Koeshendrajana
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 2 (2017): DESEMBER 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.677 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v12i2.6497

Abstract

Indeks Sosial Ekonomi merupakan indeks komposit yang menunjukkan kondisi sosial ekonomi  rumah tangga berdasarkan tiga aset modal yaitu modal finansial, modal sumberdaya manusia dan modal sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kondisi sosial ekonomi nelayan berdasar kelas armada. Metode yang digunakan merupakan modifikasi dari kerangka sustainable livelihood dengan analisis dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai indeks yang terbesar terletak pada kelas armada 11-30 GT. Data ini menunjukkan bahwa nelayan pada kelas tersebut memiliki kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Namun demikian, semakin besar ukuran armada tidak selalu menunjukkan hubungan yang positif karena nilai indeks yang terkecil justru terjadi pada kelas armada 5-10 GT. Oleh karena itu pengembangan usaha nelayan berdasarkan kelas armada akan lebih baik bila dikembangkan pada dua kelas yaitu kurang dari 5 GT atau 11-30 GT.Ttile: Socio Economics Index of Fisher Household in IndonesiaThe socio-economic index is a composite index showing the socio-economic conditions of households based on three capital assets namely financial capital, human capital and social capital. The purpose of this research is to understand the difference of socio-economic condition of fisher based on fleet class. The method used is a modification of the sustainable livelihood framework with the analysis conducted descriptively. Based on the analysis results, it is known that the largest index value lies in the class of 11-30 GT fleet. These data indicate that fisher in those classes have better socioeconomic conditions. However, the larger the size of the fleet does not always show a positive relationship because the smallest index value actually occurs in the 5-10 GT fleet class. Therefore, the development of fishing business based on fleet class will be better if developed in two classes that is less than 5 GT or 11-30 GT.
KARAKTERISTIK DAN NILAI MANFAAT LANGSUNG SUMBER DAYA PESISIR (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap) Riesti Triyanti; Rizki Aprilian Wijaya; Sonny Koeshendrajana; Fatriyandi Nur Priyatna
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2010): Juni (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.843 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i1.5790

Abstract

Perairan Segara Anakan di Kabupaten Cilacap merupakan perairan semi tertutup (laguna) yang terdiri dari laguna pusat (utama), yang dikelilingi oleh hutan mangrove dan lahan pasang surut (intertidal). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik sumber daya dan mengetahui nilai manfaat langsung dari pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian dilakukan di perairan Segara Anakan Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah, pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan metode analisis Effect on Production (EoP) -Residual Rent (RR) - Replacement Cost Method (RCM). Hasil penelitian menunjukkan nilai manfaat langsung dari sumber daya perairan Segara Anakan yang digunakan untuk kegiatan perikanan, pertanian dan pemanfaatan kayu mangrove sebesar Rp 911.046.869.346 per tahun, dengan nilai pemanfaatan dari kegiatan perikanan sebesar Rp 891.526.405.816 per tahun (98,9%), pertanian Rp 6.280.864.030 per tahun (0,7%) dan penggunaan mangrove sebagai bahan bakar sebesar Rp 3.239.599.500 per tahun (0,4%). Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa keberadaan sumber daya perairan Segara Anakan memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar baik bagi masyarakat maupun pemerintah khususnya di sektor perikanan. Tittle: Characteristic and Direct Use Value of the Coastal Resources (Case Study of the Segara Anakan Resource of Cilacap District)Segara Anakan in Cilacap is a semi-enclosed lagoon which consists of the central lagoon as primary and bounded by mangrove forest and tidal land (intertidal). Mangrove ecosystem provides important roles for fisheries. Mangrove ecosystem contributes as nursery ground for marine biotas and as the filter of material contamination and wave drag. This research was to describe the characteristics of the resources and direct use value from the aquatic resources utilization in Segara Anakan, Cilacap Regency, Central Java Province during June to August 2009. This research used survey methods by applying the Effect on Production (EOP) - Residual Rent (RR) - Replacement Cost Method (RCM) method. Results of this research showed the direct use value from fishery, agriculture and mangrove extraction is IDR 911 billion per year thatinclude utilization of fisheries activity IDR 891 billion per year (98,9%), agriculture IDR 6 billion per year (0,7%), and mangrove extraction as firewood IDR 3 trillion per year (0,4%). This value describes large economic contributions of aquatic resources in Segara Anakan to local community and government, especially from fisheries.
OPTIMALISASI PENGATURAN PERIKANAN LEMURU BERDASARKAN MEKANISME SUPPLY DAN DEMAND DI SELAT BALI Yesi Dewita Sari; Sonny Koeshendrajana; Benny Osta Nababan
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2009): juni (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1130.961 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i1.5815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah alat tangkap yang dioperasikan pada perikanan lemuru di Selat Bali, yang didasarkan pada mekanisme keseimbangan supply dan demand. Pendugaan parameter biologi dilakukan menggunakan model CYP, pendugaan kurva supply menggunakan model Clark dan pendugaan kurva demand menggunakan model Salvatore. Hasil analisis menunjukkan bahwa keseimbangan supply dan demand terjadi pada tingkat harga Rp 5.889 dengan jumlah produksi 10.149 ton per tahun. Sementara itu, berdasarkan hasil survei diperoleh data bahwa harga ikan lemuru berkisar antara Rp 1.500 – 2.000 dengan rata-rata jumlah produksi (tahun 1990-2007) 30.254 ton dengan rata-rata upaya penangkapan 16.934 trip per tahun. Pada kondisi Maximum Sustainable Yield diperoleh maksimum jumlah tangkapan adalah 21.418 ton per tahun dengan jumlah upaya penangkapan 8.023 trip per tahun. Jumlah upaya penangkapan ini setara dengan 81 unit purse seine dengan asumsi setiap unit purse seine memiliki 99 trip per tahun. Mengacu kepada jumlah produksi pada kondisi MSY, maka dengan jumlah produksi 10.149 ton per tahun pada kondisi keseimbangan supply dan demand, hanya 38 unit purse seine yang diperlukan di Selat Bali. Kebijakan pembatasan jumlah upaya penangkapan di lokasi tersebut diharapkan mampu memulihkan sumberdaya ikan lemuru, dan dalam jangka panjang eksploitasi dapat dilakukan secara optimal. Tittle: Optimalization of Governing ‘Lemuru’ Fishery Based on the Supply and Demand Mechanism in the Bali Strait.This research aimed to know amount of fishing effort for capturing lemuru in the Bali Strait based on supply demand equilibrium. Biology parameters were estimated by using CYP model, supply curve was estimated using Clark model and demand curve wos estimated using Salvatore model. Results show that supply demand equilibrium is reached at Rp 5,889 of price and 10,149 MT per year of harvest. Based on survey, price of lemuru was around Rp 1,500 – 2,000 with average of harvest (1990-2007) was 30,254 MT per year. At maximum sustainable yield (MSY), maximum harvest were 21,418 MT per year and fishing effort 8,023 trip per year. Fishing effort at MSY were 81 unit purse seine assuming that one unit purse seine operated 99 trips per year. Based on fishing effort and harvested fish at the MSY, with 10,149 ton per years at the equilibrium point of supply and demand of that particular fish, it required 38 units of purse seine in the Bali Strait. Limiting number of fishing effort in the Bali Strait is to be expected by which enabling to recover lemuru required in the long-run optimal exploitation rate of the lemuru.
KAJIAN EKSTERNALITAS DAN KEBERLANJUTAN PERIKANAN DI PERAIRAN WADUK JATILUHUR Sonny Koeshendrajana; Rizki Aprilian Wijaya; Fatriyandi Nur Priyatna; Pujoyuwono Martosuyono; Sutrisno Sukimin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2009): DESEMBER (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.853 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i2.5826

Abstract

Eksternalitas dapat diartikan sebagai dampak dari suatu kegiatan tertentu terhadap kegiatan lainnya. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya perairan, eksternalitas sangat penting diketahui mengingat hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya alokasi pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien dan selanjutnya mempengaruhi kinerja keberlanjutan pemanfaatannya. Oleh karena itu, penelitian bertujuan mengkaji eksternalitas dan status keberlanjutan perikanan pada sumberdaya perairan waduk di waduk Jatiluhur. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juli-Desember 2009. Secara spesifik, kegiatan penelitian difokuskan untuk mendapatkan data dinamika pengelolaan perikanan, eksternalitas dan status keberlanjutan pola pengelolaan perikanannya. Studi kasus digunakan pada penelitian ini. Data primer diperoleh melalui survei lapang dan data sekunder diperoleh melalui penelusuran dan kajian literatur terkait topik penelitian. Metoda analisis deskriptif kualitatif dan tabulatif digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menyajikan gambaran dinamika pengelolaan perikanan yang ada. Eksternalitas dan status keberlanjutan pola pengelolaan perikanan yang ada dieksplorasi berdasarkan lima pelaku pemanfaat yang teridentifikasi, yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, wisata pemancingan, transportasi dan manajemen waduk. Keberlanjutan bagi pemanfaatan perikanan waduk dapat terjamin apabila pelaku usaha melakukan optimalisasi sesuai dengan daya dukung perairan bagi perikanan budidaya dan menjalankan pilihan pengelolaan perikanan tangkap dalam bentuk penerapan alat dan metoda penangkapan yang ramah lingkungan, penebaran ikan yang dapat memanfaatkan kesuburan perairan. Hasil kajian dapat digunakan oleh otoritas pengelola waduk sebagai rujukan bagi rumusan kebijakan pengelolaan perikanan di waduk Jatiluhur. Tittle: Externality and Sustainablity of Fisheries in the Jatiluhur ReservoirExternality can be defined as an impact of a certain activity to other activity. In the context of fisheries resource management, externality is important to understand due to its impact on in-efficiency resource allocation, and hence, affecting to the sustainable use of the resource. Therefore, research aimed at exploring externalities and sustainability status of fisheries in the Jatiluhur reservoir was carried out during July – December 2009. Specifically, the research was focused to find the dynamic pattern of fisheries related activities, externalities and sustainability status of the fisheries management pattern. Case study method was used in this study. Primary and secondary data were used in this study. Primary data were collected through field survey while secondary data were collected through literatures review on the relatedtopic of the study. Analyses were carried out descriptively both qualitative and tabulative data and information. Results of the study show dynamic illustration of the fisheries management practices in the Jatiluhur reservoir resource. Externalities and sustainability status of fisheries management pattern were explored based on five players being identified, namely capture fishery, aquaculture, sport fishing, transportation and reservoir management. Sustainability of each activity could be maintained if fish farmers operate cage culture optimally in accordance with the carrying capacity of the resource while fishery management implements the appropriated fishing gears and methods as well as stocking recommended species of fish to utilize the abundance of natural food. The results can be used by management authority as a basis for formulating policy and strategy fisheries management practice in the Jatiluhur reservoir.
KARAKTERISTIK DAN NILAI EKONOMI SUMBERDAYA PERAIRAN KOMPLEK DANAU TEMPE, SULAWESI SELATAN Andrian Ramadhan; Riesti Triyanti; Sonny Koeshendrajana
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): JUNI (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.254 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i1.5845

Abstract

Sumberdaya perairan umum daratan merupakan sumberdaya yang memiliki karakteristik unik, baik menurut tipologi, dinamika hidro-bioekologi maupun pola pemanfaatannya. Salah satu tipe yang ada adalah sumberdaya perairan Komplek Danau Tempe. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sumberdaya, jenis dan pola pemanfaatan serta nilai ekonomi sumberdaya di Komplek Danau Tempe. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2007. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komplek Danau Tempe terbentuk pada saat musim hujan ketika air yang berasal dari sungai-sungai disekitarnya meluap dan menggenangi sebagian wilayah daratan. Kondisi tersebut mempengaruhi cara masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya di Komplek Danau Tempe. Nilai ekonomi total dari pemanfaatan sumberdaya yang diperhitungkan dari kegiatan penangkapan ikan, pertanian dan transportasi umum masyarakat adalah sebesar Rp.1.489.149.383.605 Besarnya nilai tersebut mencerminkan bahwa keberadaan sumberdaya perairan danau Tempe memiliki peranan penting secara ekonomi baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Tittle: Characteristics and Economic Value of Water Resource of the Tempe Lake, South SulawesiInland water resources have unique characteristics, in terms of not only typological and hydrobioecological dynamic, but also utilisation pattern. One example of the resource is the Tempe lake. This research was aimed to explore resource characteristics, type and pattern of resource utilization, and its economic value. This research was conducted on July 2007. Method used in this research was a survey method. Data were analyzed descriptively and quantitatively. Result showed that Tempe Lake is being formed by rivers flew during rainy season. This, in favor affects utilization pattern of society who live surrounding the resources. Total economic value of resource utilization was Rp. 1.489 billion,  onsisting of fishing, agriculture and public transportation activities. This indicate that water resource of the Tempe Lake plays an important role economically for society and government.
PERAN PEREMPUAN BAJO DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN TANGKAP DI WURING, KECAMATAN ALOK BARAT, KABUPATEN SIKKA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Nurlaili Nurlaili; Sonny Koeshendrajana
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2010): DESEMBER (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3105.594 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i2.5801

Abstract

Kaum perempuan Bajo di Wuring, Sikka, Nusa Tenggara Timur sangat berperan dalam usaha penangkapan, pengolahan, dan pemasaran ikan hasil tangkapan. Fenomena unik ini tidak dijumpai pada masyarakat nelayan suku lain. Kajian ini membahas peran kaum perempuan Bajo dalam usaha perikanan dan sektor domestik yang dilakukan pada bulan Oktober – November 2009 di daerah Wuring Lama, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Data dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa peranan perempuan Bajo sangat besar dalam keseluruhan proses melaut dilihat dari curahan waktu yang digunakan perempuan Bajo dalam sektor perikanan. Curahan waktu perempuan Bajo sebagai anak buah kapal (ABK) lampara sebanyak 14 jam per hari dan sebagai penjual ikan hasil tangkapan sebanyak 11 jam per hari. Tittle: Role of Bajo Women in Fisher’s Household of the Wuring, Alok Barat sub-District, Sikka District, Nusa Tenggara Timur Province.Bajo women in Wuring, Sika, East Nusa Tenggara play significant roles in capturing, processing, and marketing fisheries products. This exclusive phenomenon is not entitled to other fishing communities. This research examines role of Bajo women in fishing business and domestic sector that was held on October - November 2009 in the Wuring Lama in Wuring-Wolomarang village, Alok Western Sub-district, Sikka, East Nusa Tenggara Province. This research use a case study method by applying observation and in-depth interviews for data collection. It applies a descriptive analysis. The results of this research show that significant roles of Bajo women in the whole fishing process based on flow of time spent of Bajo women in the fisheries sector. Time spent of Bajo women as member of fishing vessel crew is 14 hours per day as 11 hours per day as fish seller.
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR PRODUK PERIKANAN INDONESIA: PENDEKATAN MODEL REVEALED COMPARATIF ADVANTAGE ( RCA) DAN MODEL CONSTANT MARKET SHARE ANALYSIS (CMSA) Lia Kamelia Aisya; Sonny Koeshendrajana; M. Iqbal
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4245.86 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.9.2005.97-104

Abstract

Riset bertujuan untuk menganalisis daya saing ekspor produk perikanan Indonesia telah dilakukan pada tahun 2004. Secara spesifika, metode Revealed Comparatif Advantages (RCA), dan metode Constant Market Share Analys,s (CMSA) digunakan untuk mengetahui komoditas komoditas yang memiliki tingkat pertumbuhan permintaan yang tinggi atau memiliki tingkat dayasaing yang tinggi baik berupa keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif agar mendukung kegiatan investasi dan produksi yang menjadikan sektor perikanan sebagai primemover perekonomian yang baru.