Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

IoT: Kelembaban Tanah dan Suhu Ruang sebagai Parameter Sistem Otomatis Penyiraman Air Bawah dan Atas Tanah firmansyah maualana sugiartana nursuwars; Rianto Rianto; Dani Gilang Sujana
TRANSISTOR Elektro dan Informatika Vol 3, No 3: 2018
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ei.3.3.162-170

Abstract

Proses penyiraman tanaman merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang tanaman, sehingga perlu dilakukan monitoring dalam proses penyiraman untuk menjaga agar penyiraman berjalan dengan optimal. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan monitoring penyiraman tanaman, diantaranya adalah penyiraman berdasarkan kelembaban tanah dan suhu ruang. Kondisi ideal tumbuh kembang tanaman Cabai memiliki syarat suhu udara 180C-300C dan kelembaban tanah 60%-80%. Penanganan proses tanam cabai secara manual yang dilakukan petani supaya sesuai dengan kelembaban tanah dan suhu ruang ideal akan menghabiskan waktu, tenaga dan dana bagi petani, maka dibutuhkan sebuah alat bantu untuk mencapai kondisi ideal yang diharapkan. Sistem kontrol otomatis khususnya pada lingkungan tanam tertutup seperti green house memungkinkan kondisi suhu dan kelembaban bisa di jaga sesuai dengan kondisi ideal yang dibutuhkan tanaman. Kondisi suhu ruang dan kelembaban tanah menjadi parameter berbedanya penanganan proses penyiraman tanah terhadap tanaman supaya tumbuh kembang tanaman menjadi optimal. Nilai kelembaban yang dihasilkan sensor Soil Moisture YL-69 menjadi parameter kapan tanaman harus di siram, sedangkan kondisi suhu ruangan yang dihasilkan sensor suhu DS18B20 menjadi parameter bagaimana proses penyiraman yang dilakukan. Jika kelembaban tanah melebihi nilai 80% dan suhu di bawah 180C penyiraman dilakukan di bawah tanah sedangkan jika suhu di atas 300C penyiraman dilakukan dari atas tanaman sebagai simulasi hujan untuk menurunkan nilai suhu ruangan. Jika suhu ruangan menunjukan nilai dibawah 180C sedangkan kelembaban dibawah 80% untuk meningkatkan suhu ruangan dinyalakan lampu pijar sebagai pemanas ruangan. Untuk monitoring proses otomatis sesuai yang diharapkan data proses disimpan di server dengan konsep Internet of Things dengan pengirim pesan protocol MQTT.
Multiplikasi Input Analog pada PLC menggunakan Multiplekser IC74HC4067 ASEP ANDANG; RENDI PRIYATNA; FIRMANSYAH MAULANA SUGIARTANA NURSUWARS
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 9, No 4 (2021): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v9i4.813

Abstract

ABSTRAKKebutuhan sistem otomasi untuk pekerjaan tentu sangat dituntut untuk menjadi lebih efektif dan efisien seperti halnya pemanfaatan PLC dalam bidang industri untuk menjalankan segala aktifitas menjadi otomatis, terkadang sistem ADC (analog to digital converter) pada PLC itu terbatas, dan harus diberi tambahan ekstensi eksternal yang dijual terpisah di masing-masing vendor. Tentunya harganya juga terkadang lebih mahal dari pada Unit pemrosesnya, hal ini yang sering menjadi sebuah pertimbangan. Contoh nya sistem ADC pada PLC CP1L-E memiliki 2 kanal. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan, dengan melakukan perancangan multiplekser dan demultiplekser analog dengan memanfaatkan IC 74HC4067, hasil dari penelitian ini dalam 1 kanal input analog PLC CP1L-E dapat menjadi 16 kanal input dengan waktu pensaklaran direkomendasikan diatas 0,1detik / kanal berdasarkan hasil selisih pembacaan nilai ADC dibandingkan dengan tanpa melalui multiplekser berkisar antara 0,00% sampai 1,969%, dan multiplekser ini direkomendasikan untuk penggunaan sinyal input pada tegangan0 sampai 5 volt.Kata kunci: ADC, Multiplekser,Demultiplekser, IC CD74HC4067, PLC ABSTRACTThe need for automation systems for work is certainly highly demanded to be more effective and efficient as well as the use of PLCs in the industrial sector to carry out all activities automatically, sometimes the ADC (analog to digital converter) system on the PLC is limited, and must be given additional external extensions that are sold separately for each vendor. Of course the price is also sometimes more expensive than the processing unit, this is often a consideration. For example, the ADC system on the CP1L-E PLC has 2 channels. Therefore, this research was carried out, by designing an analog multiplexer and demultiplexer using IC 74HC4067, the results of this study in 1 analog input channel PLC CP1L-E can be 16 input channels with recommended switching times above 0.1 seconds / channel based on the results of the difference. The reading of the ADC value compared to without going through the multiplexer ranges from 0.00% to 1.969%, and this multiplexer is recommended for the use of input signals at a voltage of 0 to 5 volts.Keywords: ADC, Multiplexer, Demultiplexer, IC CD74HC4067, PLC
Wireless Communication on PLC Using Access Point TP-Link TL-WN722N Rendi Priyatna; Asep Andang; Firmansyah Maulana Sugiartana Nursuwars
Journal of Electrical Technology UMY Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jet.v5i1.12260

Abstract

Technological developments are a requirement for more practical system operation. One example is in data transmission. Wireless data communication is currently very popular. In today's revolution 4.0, of course, the use of cables in data transmission media is rarely used, but not every device supports wireless data communication. One of them is the PLC (Programable Logic Controller). As for additional extensions for PLCs to communicate wirelessly, they are sold separately and, of course, the price is quite expensive. Therefore, a solution for PLCs to communicate wirelessly using the TL-WN722N access point is widely available on the market. Measurements are made with the concept of point to point by looking at the results of modbus scans using Modscan32 on a PC server. The results show that the optimal maximum distance is 80 meters, with an average data transmission time of 1 second.
Accelerometer sebagai Pendeteksi Dini Pergerakan Tanah firmansyah maulana sugiartana nursuwars; neng ika Kurniati; Muhamad Taufik Hidayat
Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-komputer Vol 8, No 1 (2019): Edisi Juni 2019
Publisher : Fakultas Teknik Elektro - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/setrum.v8i1.4110

Abstract

Kabupaten Tasikmalaya yang secara geografis merupakan daerah pegunungan dan memiliki lereng - lereng menjadikan tanah tidak stabil. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2017, Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah dengan kategori 3 terbesar kabupaten/ kota se Jawa Barat yang memiliki lokasi rawan longsor. Bencana tanah longsor tersebut menimbulkan kerusakan secara langsung seperti rusaknya fasilitas umum, lahan pertanian, ataupun aktivitas masyarakat menajdi terhambat. Besarnya kerugian yang diakibatkan oleh tanah longsor karena hilangnya harta benda bahkan nyawa dikarenakan kurangnya bahkan tidak adanya pendeteksi dini pergerakan tanah yang dapat dugunakan untuk mendeteksi awal terjadinya tanah longsor. Permasalahan utama dari sistem pendeteksi bencana, selain dari bagaimana memberikan peringatan terhadap warga akan potensi terjadi bencana yaitu bagaimana mendeteksi gejala alam yang terjadi merupakan tanda valid sebagai tanda terjadinya bencana alam. Pada umumnya pendeteksi pergerakan tanah menggunaan GPS untuk mendeteksi pergerakan dengan cara mendeteksi perubahan posisi alat terhadap posisi satelit. Pemanfaatan GPS akan terpengaru cuaca yang menghalangi sinyal dari satelit sehingga hilangnya sinyal bisa dianggap sebagai pergerakan tanah. Pemanfaatan accelerometer mengurangi resiko salahnya pendeteksian pergerakan tanah karena hanya mengukur percepatan pergerakan alat terhadap grafitasi bumi.
SISTEM PENGHITUNGAN JUMLAH TELUR AYAM BERBASIS INTERNET OF THINGS Suyanto Suryanto; Edvin Priatna; Firmansyah Maulana Sugiartana Nursuwars
Journal of Energy and Electrical Engineering (JEEE) Vol 3, No 2: 30 April 2022
Publisher : Teknik Elektro Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jeee.v3i2.3798

Abstract

Umumnya budidaya ayam yang ada di masyarakat tergolong masih konvensional, jenis kandang yang tidak tertata-pun dapat mempengaruhi nilai produksi dari ayam petelur, mulai dari telur yang hilang bahkan pecah, hal tersebut dinilai tidak efektif, dapat menurunkan nilai jual telur tersebut. Namun dengan kemajuan teknologi yang ada, memungkinkan adanya penerapan sistem otomatisasi pada proses penghitungan telur demi meningkatkan jumlah produksi dan kualitas telur yang baik, maka pada penelitian kali ini akan dibuat sebuah alat monitoring yang dapat menghitung jumlah telur secara otomatis berbasis internet of things (IoT), menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai mikrokontroler, sensor photodiode sebagai penghitung telur, buzzer sebagai indikator telur terhitung, alat ini besar data yang digunakan sebesar 66 byte namun maksimal besar data yang dapat dikirim sebesar 507 byte, Untuk monitoring data akan ditampilkan pada MQTT box, juga LCD 20x4 dan disimpan dalam micro SD. Ketika dalam keadaan Online data yang ditampilkan akan terus diperbarui di MQTT box, namun pada saat Offline LCD akan tetap menampilkan data terbaru sedangkan MQTT box masih menampilkan data terakhir sebelum diperbarui. Alat ini akan bekerja normal pada saat ON dan tidak dapat menghitung telur jika dalam kondisi OFF. Sensor photodiode dapat menghitung input 1 telur, namun ketika digelindingkan 2 telur atau lebih maka sensor tetap menghitung sebagai 1 telur. Pada kondisi pengujian pengiriman data berdasarkan kategori kuat sinyal diketahui, bahwa  besar  data dan kuat sinyal mempengaruhi waktu pengiriman, dimana semakin besar data yang dikirim dan semakin makin lemah sinyal maka pengirimananya akan lebih lama, dibandingkan dengan data kecil dimana semakin kecil data dikirim dan sinyal kuat maka  pengiriman lebih cepat.
MODEL SISTEM OTOMATIS WATER TREATMENT PLANT MENGGUNAKAN PLC BERBASIS WIRELESS Rendi Priyatna; Firmansyah M S Nursuwars; Asep andang
Journal of Energy and Electrical Engineering (JEEE) Vol 2, No 2: April 2021
Publisher : Teknik Elektro Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jeee.v2i2.2701

Abstract

Dalam proses pengolahan air secara konvensional seperti intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan reservoir dilakukan secara manual mulai dari menyalakan pump intake, proses backwash, dan pemantauan alat instrument lainnya yang ada pada proses pengolahan air. Namun seringkali terjadi human error yang mengakibatkan kecelakaan seperti kebocoran pipa distribusi, ketidaksesuaian data produksi dengan distribusi dll. Untuk menangani masalah tersebut setiap proses dipasang sensor untuk mengetahui kondisi proses tersebut kemudian data-data dari sensor yang terpasang pada plant diolah oleh PLC sehingga proses pengolahan air dapat dilakukan secara otomatis, kemudian data proses tersebut di transmisikan ke server menggunakan wireless untuk diolah dan menjadi sebuah informasi yang ditampilkan dalam HMI. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa rancangan model sistem otomatis water treatment plant dalam menangani hal scheduling penyalaan pump intake,  distribusi, dan backwash serta report data yang terakuisi dengan baik dengan keakurasian data mencapai 91.82% sampai 100% dalam jangkauan wireless 80 meter tanpa halangan. Hal ini dapat meminimalisir kesalahan akibat human error yang dilakukan oleh operator dan membantu sistem report pada perusahaan yang bergerak di bidang water treatment plant.
SPEED WARNING SYSTEM PADA TAKSI ONLINE BERBASIS IOT MENGGUNAKAN OBD II Andri Ulus Rahayu; Firmansyah Maulana Sugiartana Nursuwars; Muhammad Aris Risnandar; Imam Taufiqurrahman; Linda Faridah
Journal of Energy and Electrical Engineering (JEEE) Vol 3, No 2: 30 April 2022
Publisher : Teknik Elektro Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jeee.v3i2.4754

Abstract

One of the problems that occur in the world of online transportation is that there are still many drivers who drive their vehicles at high speed. This, of course, can endanger the passengers and the driver themselves. Research shows that the higher the speed of the vehicle, the higher the risk of death caused. To determine the speed of a vehicle, a tool can be used, namely OBD II. The purpose of this research is to create a system that regulates the speed of online taxi drivers by giving notifications to the driver whenever the driver makes a mistake, namely driving a car at a high speed. The allowed speed limit is a maximum of 80 km/hour for toll roads and a maximum of 60 km/hour for ordinary roads. To determine the type of road, it is necessary to coordinate data from the driver's location. By utilizing IoT, speed, and location data can be sent to a server which can later be processed into information. Telegram's bot feature will be used to send warning messages when the driver makes a mistake. As a result, the system can run according to plan where speed and location data are successfully processed and the system is successful in giving warnings to online taxi drivers who have made mistakes.Keywords: online taxi, speed, IoT, OBD II, Telegram Salah satu masalah yang terjadi pada dunia transportasi online adalah masih banyaknya pengemudi-pengemudi yang mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Hal ini tentunya dapat membahayakan penumpang maupun pengemudi itu sendiri. Berdasarkan riset menunjukan bahwa semakin tinggi kecepatan kendaraan maka semakin tinggi pula resiko kematian yang ditimbulkan. Untuk mengetahui tingat kecepatan suatu kendaraan dapat diguanakan sebuah alat yaitu OBD II. Tujuan dari riset ini adalah untuk membuat sebuah sistem yang mengatur kecepatan pengemudi taksi online dengan cara memberikan notifikasi pada pengemudi setiap pengemudi tersebut melakukan kesalahan, yaitu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Batas kecepatan yang diperbolehkan adalah maksimal 80 km/jam untuk jalan tol dan maksimal 60 km/jam untuk jalan biasa. Untuk menentukan jenis jalan maka diperlukan data koordinat dari lokasi pengemudi. Dengan memanfaatkan IoT maka data-data kecepatan dan lokasi dapat dikirimkan ke sebuah server yang nantinya dapat diolah menjadi sebuah informasi. Fitur bot telegram akan digunakan untuk mengirimkan pesan peringatan ketika pengemudi melakukan kesalahan. Hasilnya sistem dapat berjalan sesuai rencana dimana data kecepatan dan dan lokasi berhasil diolah dan sistem berhasil memberikan peringatan pada pengemudi taksi online yang melakukan kesalahan.Kata Kunci: online taxi, speed, IoT, OBD II, Telegram
KONTROL SISTEM CHARGING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU PT. LENTERA BUMI NUSANTARA BERBASIS INTERNET of THINGS (IoT) Angga Laksana; Sutisna Sutisna; Firmansyah Maulana Sugiartana Nursuwars
Journal of Energy and Electrical Engineering (JEEE) Vol 3, No 1: Oktober 2021
Publisher : Teknik Elektro Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jeee.v3i1.3390

Abstract

PT. Lentera Bumi Nusantara merupakan pusat penelitian turbin angin yang dikembangkan di daerah Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya. Ditempat ini  pengembangan sumber energi alam menjadi pusat penelitian, salah satunya yaitu sumber energi listrik angin. Fokus pengembangannya yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu skala micro yang diberi nama Wind Luce (YWS-500) disebut juga A-WING. Kontrol sistem charging pembangkit listrik tenaga bayu ini masih dalam tahap pengembangan, dikarenakan dalam kontrol sistem charging untuk baterai masih menggunakan sistem manual yaitu melakukan pengukuran secara langsung ke tempat menggunakan  alat ukur digital dan pencatatan. Sehingga, permasalahan yang harus di selesaikan yaitu bagaimana memperoleh data kontrol sistem charging pada baterai dan dapat diakses melalui jarak jauh secara realtime. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu studi literatur, obsevasi, perancangan sistem, pengumpulan kebutuhan sistem, pengujian unit, perakitan sistem, pengujian sistem, dan menganalisis hasil pengujian. Proses kontrol sistem charging  pada pembangkit listrik tenaga bayu ini untuk memperoleh data baterai melalui jarak jauh secara realtime menggunakan sistem online yang terhubung dengan jaringan internet atau menggunakan Internet of Things (IoT) yang nantinya data dapat diketahui dengan mudah. Hasil dari pengujian kontrol sistem charging ini memiliki nilai maksimum dan minimum pada setiap besaran listrik yang terukur oleh kontrol sistem charging. Pada charging measurement mempunyai nilai tegangan maksimum sebesar 26,65 Volt dan minimumnya sebesar 23,92 Volt sedangkan nilai charging current maksimum sebesar 7,77Ampere. Kemudian untuk charging power memiliki 3 nilai yaitu nilai Average Charging Wattage 24,48 Watt, nilai Maximum Charging Wattage 206,15 Watt dan Obtained Power 587,32 wh. Kontrol  ini dapat memperoleh data kontrol sistem charging pada baterai wind turbine secara realtime melalui jarak jauh. Sehingga, pembuatan kontrol sistem charging ini  lebih memudahkan dalam melakukan kontrol pada baterai dengan tampilan yang disajikan pada website dan display LCD, dengan menggunakan ESP32 sebagai pengolah data serta sebagai  penghubung ke jaringan internet.
RANCANG BANGUN PROTOTYPE ROBOT PEMIJAT BERBASIS ARDUINO Fajar Nurohman; Aji Fauzi Pangestu; Siti Ratnasari; Rohmat Gunawan; Firmansyah Maulna Sugiartana Nursuwars
Jurnal Kajian Teknik Elektro Vol 5, No 2 (2020): JKTE VOL 5 NO 2 (SEPTEMBER 2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelelahan akibat terlalu lama duduk, bekerja, ataupun terlalu banyak beraktifitas dapat menyebabkan pegal-pegal pada tubuh, sehingga diperlukan relaksasi agar otot-otot tubuh tidak tegang.  Pemijatan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu relaksasi tubuh dan pemulihan kelelahan otot. Pemijatan dapat dilakukan oleh manusia, alat bantu atau mesin pemijatan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototype robot pemijat berbasis mikrokontroler Arduino Mega 2650 berbentuk humanoid. Motor servo sebagai motorik penggerak sendi robot dan jari dipilih didgunakan dalam membangung prototype, mekanisme gerak dan bentuk robot hampir menyerupai manusia. Prototype yang dibuat telah mampu menggerakan setiap sendi robot, dan mampu menggunakan sistem kendali sederhana. Tiga fitur pemijatan utama yang dapat dilakukan yakni: pemijatan tekan dengan jari, pemijatan dengan pukulan dan pemijatan dengan sistem getar refleksi.
IMPLEMENTASI IOT PADA BIDANG PERIKANAN DI DUSUN CITENGAH DESA SUKAMULYA KECAMATAN CIHAURBEUTI KABUPATEN CIAMIS Imam Taufiqurrahman; Ahmad Hamdan; Firmansyah Maulana Sugiartana Nursuwars; Abdul Chobir
Abdimas Siliwangi Vol 5, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v5i2.9855

Abstract

Ikan merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh.  Salah satu jenis ikan yang sangat banyak dibudidayakan adalah jenis ikan nila (Oreochromis niloticus).  Potensi budidaya ikan nila sangat tinggi karena mudah dipelihara, laju pertumbuhan baik, perkembangbiakannya cepat, daya tahan yang kuat, lokasi budidaya yang beragam, serta tahan terhadap gangguan hama dan penyakit.  Meskipun ikan nila merupakan komoditas yang mudah dibudidayakan terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat keberhasilan produksi ikan nila yaitu faktor pakan dan kualitas air kolam. Pakan merupakan biaya terbesar dalam pemeliharaan ikan, biasanya berkisar 60- 70% dari total biaya produksi. Manajemen pakan ikan menjadi faktor menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan.  Selain dari manajemen pakan, kualitas air menjadi salah satu faktor penentu dalam keberhasilan budidaya ikan. Salah satu faktor penyebab kualitas air yang tidak baik adalah pemberian pakan yang berlebihan (over feeding). Sisa makanan yang menumpuk akan menyebabkan tingginya kandungan amoniak pada kolam ikan. Kondisi seperti ini tentunya tidak baik untuk pertumbuhan ikan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengaturan manajemen pemberian pakan ikan secara baik dan terjadwal. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan membuat suatu alat yang dapat mengontrol dalam pemberian pakan sesuai kebutuhan ikan dengan cara otomatisasi pemberian pakan. Otomatisasi pemberian pakan dengan sistem IoT memungkinkan para peternak ikan nila untuk mengontrol dari jauh pemberian pakan dan kondisi air dalam kolam sehingga dapat membantu memperbaiki tingkat kelangsungan hidup ikan yang tinggi dan hasil panen yang melimpah.