This paper aimed to reveal the values of local wisdom in the vernacular architecture of Gorontalo. The research was conducted with a qualitative research method in which the data were grouped into physical and non-physical data. Physical data (tangible) is obtained by measuring, drawing, photo recording, and tracking documents, while the non-physical data (intangible) is gained through interviews with ta momayanga (the expert), basi lo bele (home builders), tauwa lo adati (traditional leader), community /religious figure, architects, academicians and through discussions. The data analysis is done by describing and interpreting the empirical evidence through the vernacular theories to figure out the vernacular concept of the stage house of Gorontalo. Furthermore, the theory of the relation of function, form and meaning is used to reveal the concept of local wisdom. The results show that the architecture of the stage houses contains vernacular factors loaded with the values of local wisdom that can be seen from the shape, layout, construction structure and ornamentation. The values of local wisdom was reinforced after the arrival of  Islam in Gorontalo around 15-16 century. Artikel ini bertujuan mengungkap nilai-nilai kearifan lokal dalam arsitektur vernakular Gorontalo. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dimana data dikelompokkan menjadi data fisik dan non fisik. Data fisik (tangible) diperoleh dengan cara pengukuran, penggambaran, rekaman foto, dan penelusuran dokumen, sedangkan data non fisik (intangible) diperoleh melalui wawancara terhadap ta momayanga (ahli rumah), basi lo bele (tukang rumah), tauwa lo adati (tokoh adat), tokoh masyarakat/agama, arsitek, akademisi dan melalui diskusi-diskusi. Analisis data dilakukan melalui deskripsi dan interpretasi bukti empiris yang dikaji berdasarkan teori-teori vernakular untuk mengetahui konsep vernakular rumah panggung Gorontalo. Selanjutnya untuk mengungkap konsep kearifan lokal dilakukan melalui teori relasi fungsi, bentuk dan makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur rumah panggung Gorontalo mengandung faktor-faktor vernakular yang sarat nilai-nilai kearifan lokal yang terlihat dari bentuk, tata ruang, struktur konstruksi dan ornamen. Nilai-nilai kearifan lokal ini semakin diperkuat setelah masuknya Islam di Gorontalo sekitar abad ke 15-16.