Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP PEMBERITAAN PILKADA DKI JAKARTA PUTARAN KEDUA Dian Gloria; Akhirul Aminulloh
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.408 KB) | DOI: 10.33366/jisip.v7i3.1407

Abstract

Abstrak: The second round of Jakarta Capital City Election became a media agenda that was quite significant and drew public attention. This issue began to become a public discourse after the incumbent governor candidate Basuki Tjahaja Purnama aka Ahok, tripped over a case of alleged blasphemy, which later had an impact on the spread of public opinion on religious issues. Regarding the second round of the Jakarta Capital City Election, Republika.co.id and Kompas.com also offered various perspectives. It also found indications of differences in text construction on the two news portals after making observations. This study aimed to determine the construction of Kompas.com and Republika.co.id on the news of the second round of DKI Jakarta elections. This study used a qualitative research method, with Roger Fowler’s Model Discourse Analysis. Fowler views language as a social practice, through which a group establishes and disseminates its ideology, also sees how certain grammar and certain vocabulary choices bring certain implications and ideologies while putting their grammar and usage practices to know ideological practices, and can be used to look critically at the media’s point of view of an elevated report. The findings of this study are, in its reporting on the second round of DKI Jakarta Election, Republika.co.id tends to use words and languages that are more Islamist, always prioritizing the interest of Muslims and choosing speakers who have Islamic thoughts. While Kompas.com looks more neutral and balanced point of view and use of resource persons and different news placements. Kompas.com also emphasizes humanitarian issues and emphasizes more on the construction of social and political movements. Keywords: constuctivism, DKI Jakarta 2017 election second round, discourse analysis Abstrak: Pilkada DKI Jakarta putaran kedua menjadi agenda media yang cukup signifikan dan sangat menyita perhatian publik. Isu ini mulai menjadi wacana publik setelah calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tersandung kasus dugaan penistaan agama, yang kemudian berdampak pada meluasnya opini masyarakat hingga pada isu agama. Terkait dengan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, republika.co.id dan kompas.com turut menawarkan berbagai sudut pandang. Ditemukan pula indikasi perbedaan konstruksi teks pada dua portal berita tersebut setelah melakukan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi kompas.com dan republika.co.id terhadap pemberitaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan Analisis Wacana Model Roger Fowler. Fowler memandang bahasa sebagai praktik sosial, melalui mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologinya, juga melihat bagaimana tata bahasa (grammar) tertentu dan pilihan kosakata tertentu membawa implikasi dan ideologi tertentu sekaligus meletakkan tata bahasa dan praktik pemakaiannya untuk mengetahui praktik ideologi, serta dapat digunakan untuk melihat secara kritis sudut pandang media terhadap suatu pemberitaan yang diangkat. Temuan penelitian ini adalah, dalam pemberitaannya mengenai Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, republika.co.id condong menggunakan kata dan bahasa yang lebih Islamis, selalu mengutamakan kepentingan umat Islam dan memilih narasumber yang memiliki pemikiran Islam. Sedangkan kompas.com terlihat lebih netral dan berimbang, sudut pandang dan penggunaan narasumber serta penempatan berita yang berbeda. Kompas.com juga lebih menonjolkan isu-isu kemanusiaan serta lebih menekankan berita pada konstruksi pergerakan sosial dan politik. Kata Kunci: konstruktivisme, pilkada dki jakarta 2017 putaran kedua, analisis wacana