Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH EKSPANSIF TERHADAP NILAI KUAT TEKAN BEBAS GUNA PERKUATAN JALAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG SOTA DISTRIK SOTA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GIINEA Hairulla Hairullla; Jeni Paresa; Theresia Widi Asih Cahyanti
MUSTEK Vol 3 No 3 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan kebutuhan hidup hajat orang bayak, perkerasan jalan merupakan sistem yang memiliki jangka waktu dimana sering kali kerusakan terjadi sebelum umur rencana. Umumnya kerusakan tanah dasar diliputi oleh tanah lempung dengan pengembangan yang cukup besar (plastisitas tinggi), yaitu akan berubah volumenya (mengembang) bila bertambah kadar airnya. Tanah lempung ekspansif adalah tanah yang mempunyai potensi kembang yang besar. ASTM memberi batasan bahwa secara fisik ukuran lempung adalah lolos saringan No. 200. Untuk menentukan jenis lempung tidak cukup hanya dilihat dari ukuran butirannya saja tetapi perlu diketahui mineral pembentuknya. Mineral lempung terdiri dari tiga komponen penting, yaitu; montmorillonite, illite dan kaolinite. Mineral montmorillonite mempunyai luas permukaan lebih besar dan sangat mudah menyerap air dalam jumlah banyak bila dibandingkan dengan mineral lainnya, sehingga tanah yang mempunyai kepekaan terhadap pengaruh air ini sangat mudah mengembang. Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran semen, pasir, kerikil, dan air. Semen merupakan bubuk halus yang bila dicampur dengan air akan menjadi ikatan yang akan mengeras, karena terjadi reaksi kimia sehingga membentuk suatu massa yang kuat dan keras yang disebut hydraulic cement. Nilai UCS / kuat tekan bebas mengalami peningkatan sebesar 85,18% berdasarkan dengan bertambahnya kadar limbah beton yang digunakan sebagai bahan stabilisasi. Nilai UCS tertinggi diperoleh pada penambahan 40% limbah beton.Peningkatan nilai UCS tanah ekspansif yang terstabilisasi dengan limbah beton sangat dipengaruhi oleh lamanya masa curing (perawatan/pemeraman) yang diberikan. Nilai UCS tertinggi diperoleh pada masa curing 28 hari dengan kadar limbah beton 40%.Nilai Modulus Elastisitas dari hasil pengujian kuat tekan juga mengalami peningkatan sesuai dengan perbaikan nilai qu pada tanah lempung ekspansif yang terstabilisasi dengan limbah beton.
PEMANFATAN TANAH LEMPUNG KEPASIRAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN DI KAMPUNG SOTA DISTRIK SOTA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GIINEA Daud Andang Pasalli; Jeni Paresa
MUSTEK Vol 2 No 3 (2013): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya bidangi ilmu teknik sipil dalam hal ini penggunaan material sebagai bahan bangunan dan laju perkembang pembangunan dengan pesat pada dekade terakhir maka penggunaan material yang tersedia di daerah lokasi pembangunan harus dengan sangat bijak dapat dimanfaatkan. Penelitian ini menggunakan tanah lempung kepasiran  sebagai material untuk pembuatan campuran semen. Sehingga diharapkan dari  penelitian ini akan menghasil sebuah komposisi campuarn  yang  inovatif dengan beberapa keunggulan dari sisi biaya, metode pelaksanaannya dan pemanfaatan material lokal.Pengujian karakteristik fisis dan mekanis tanah lempung kepasiran dasar yang meliputi kadar air, berat jenis, Aterrberg, analisa saringan, bobot isi, kompaksi, kuat tekan bebas dan geser langsung. Pengujian selanjutnya adalah pengujian rancang capuran tanah lempung kepasiran dengan semen dengan mengacu kepada standar yang berlaku (SNI maupun ASTM). Pengujian dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh tanah lempung kepasiran  untuk pasangan dinding dan lantai. Dalam penelitian ini penggunaan material tanah lempung kepasiran sebagai bahan campuran semen akan di lakukan dengan berbagai metode perbandingan campuran untuk mendapatkan komposisi yang idela. Selanjutnya pada tahap berikutnya akan dilakukan uji model prototipe di lapangan dengan menggunakan hasil desain dari penelitian laboratorium pada tahapan sebelumnya.Hasil pengujian sifat fisis tanah lempung kepasiran dimana kadar air sebesar 43,4 %, berat jenis 2,70, persentase butiran dimana butiran halus sebesar 57,50 % dan butiran kasar 42,5 %, serta batas Atterberg dimana LL 45 %, PL 31,54 %, PI 14,42 % dan SL 16,47 %. Serta mempunyai bobot isi 1,66 gram/cm3 dan mempunyai berat isi kering 1,33 gram/cm3 serta kadar air optimum 36 %. 2.        Dari hasil analisa butiran dapat dilihat bahwa kandungan butiran kasar cukup besar maka untuk konstruksi non strukturak tanah lempung kepasiran dapat digunakan
STUDI PENGARUH KRIB HULU TIPE IMPERMEABEL PADA GERUSAN DI BELOKAN SUNGAI (STUDI KASUS PANJANG KRIB 1/10 DAN 1/5 LEBAR SUNGAI) Jeni Paresa
MUSTEK Vol 4 No 2 (2015): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji bagaimana pengaruh pemasangan krib di hulu dengan pegurangan gerusan yang terjadi di belokan sungai (2) Menentukan hubungan antara debit aliran sungai, waktu pengaliran dan panjang krib impermeabel di hulu dengan pengurangan gerusan yang terjadi di belokan sungai.            Penelitian dilakukan dengan uji model eksperimental di laboratorium dengan model 3 macam variasi debit (Q), 2 variasi panjang krib yaitu 1/10 dan 1/5 dari lebar sungai dan 3 variasi waktu pengaliran.Dari hasil penelitian pengaruh waktu terhadap volume gerusan dan pengaruh panjang krib dengan volume gerusan dibuat dalam grafik dan memperlihatkan pengurangan volume gerusan paling minimum terjadi pada krib dengan panjang 1/5 lebar sungai. Pengaruh waktu terhadap volume gerusan dan pengaruh panjang krib terhadap volume gerusan didapatkan dari grafik bahwa yang paling terlihat pengurangan volume gerusan paling minimum terjadi pada krib dengan panjang 1/5 lebar sungai pada waktu T = 1800 detik yaitu sebesar              Vg = 0,0177 m3.
PENGARUH PENGGUNAAN SEMEN DAN BAHAN ADDITIVE POLIMER TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH DI KAWASAN KEBUN COKLAT DISTRIK TANAH MIRING KABUPATEN MERAUKE Nuriyono Nuriyono; Jeni Paresa
MUSTEK Vol 4 No 2 (2015): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterbatasan material pasir dan kerikil lokal untuk pembentukan pondasi jalan menjadikan material harus didatangkan dari luar daerah. Ketersediaan bahan dasar tanah di Kabupaten Merauke menjadikan dasar pemikiran penulis untuk distabilisasi menggunakan semen, namun secara teori material tanah memerlukan kadar semen yang lebih besar dibandingkan pada pasir dan kerikil. Maka perlu dilakukan pengujian dengan memberi bahan tambah (additive) polimer PSC-63 pada campuran semen tanah, dengan maksud meningkatkan kuat tanah sekaligus mengurangi kadar semen.Metode experimental merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian dilakukan untuk mengetahui karakteristik tanah asli, klasifikasi tanah, batas-batas atterberg, pada tanah yang distabilisasi menggunakan kadar semen 0%, 3%, 6%, 9%, 12% dan polimer 2,4% terhadap penambahan jumlah air untuk mendapatkan nilai CBR, dan UCS.Berdasarkan hasil pengujian, menurut AASHTO dan USCS tanah dikategorikan kerikil berlanau, lempung berpasir. Dengan IP 9,68%. Tanah dengan kadar semen masing-masing 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, diperoleh nilai CBR rendaman 6,84%, 60,11%, 113,37%, 138,78%, 164,19%; CBR tanpa rendaman 41,05%, 41,54%, 61,57%, 128,52%, 215,01% ; nilai UCS 2,94kg/cm², 10,02kg/cm², 15,20kg/cm², 76,68kg/cm², 144,12kg/cm². HPJI,2006  lapis pondasi semen tanah CBR minimum 100%, target 120%, dapat terpenuhi dengan kadar semen 12% atau lebih. Pada pengujian ini nilai tersebut tercapai dengan kadar semen 9% dan polimer.
PERLAKUAN CAMPURAN BATAKO DENGAN MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN ADITIF Jeni Paresa; Hairulla Hairulla
MUSTEK Vol 4 No 3 (2015): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v4i3.483

Abstract

Batako merupakan salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan bahan tambah lainnya (additive). Dalam hal ini salah satu bahan additive yang digunakan adalah abu sekam padi.Penelitian ini dimulai dengan pemeriksaaan karakteristik fisik dari setiap material kemudian melakukan rancangan mix design campuran menggunakan metode eksperimen dan pengujian. Tahapan ini membuat benda uji 3 (tiga) sampel perbandingan yaitu campuran 1pc : 5ps tanpa abu sekam padi, 1pc : 5ps : 5% abu sekam padi, 1pc : 5ps : 10 % abu sekam padi dan 1 pc : 5 ps : 15 % abu sekam padi.            Dari hasil penelitian didapatkan nilai kuat tekan maksimum pada umur 28 hari campuran tanpa abu sekam padi sebesar 11,73 kg/cm2, campuran 5% abu sekam padi sebesar 4,92 kg/cm2, campuran 10% sebesar 3,85 kg/cm2 dan campuran 15% sebesar 3,50 kg/cm2. Dapat disimpulkan bahwa perbandingan campuran dari keempat sampel masuk dalam standar nilai uji tekan  yaitu 2 - 7 N/mm2 dan setiap penambahan abu sekam padi membuat volume batako menjadi ringan dan daya ikat terhadap agregat, sehingga abu sekam padi layak digunakan sebagai bahan additive campuran batako. Dilihat dari segi ekonomi bahwa campuran 15% abu sekam padi lebih ekonomis harganya dengan harga perbuahnya Rp. 738,- dibandingkan dengan campuran tanpa abu sekam padi perbuanya Rp. 908,-.
STUDI PENGARUH KRIB HULU TIPE IMPERMEABEL PADA GERUSAN DI BELOKAN SUNGAI (STUDI KASUS PERBANDINGAN ANTARA PANJANG KRIB 1/10, 1/5 DAN 1/3 LEBAR SUNGAI) Jeni Paresa
MUSTEK Vol 5 No 1 (2016): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v5i1.486

Abstract

The research aimed to (1) examining the impact of the groin installation at the river upstream the scour reduction occuring at the river turn. (2) Determine the relationship between river flow, drainage and length of time in the crib impermeable upstream scour reduction that occurred in the bend of the river. The research was carried out by the experimental model examination in the laboratory with three discharge variation models (Q), three groin long variation i.e.:1/10, 1/5, and 1/3 from the river widht, and three flux time variations. The research results gained influence in the upper mounting groin can reduce scour that occurs at the bend of the river as seen from the volume of scour before installation and after installation of groin. The effect of time on volume and the influence of the length of scour groin to volume of scouring obtained from the graph that is most noticeable reduction in the minimum volume of scour occurs in groin with a length of 1/5 the width of the river.
ANALISA KAPASITAS DAN KINERJA JALAN SULTAN SYAHRIL KOTA MERAUKE DENGAN METODE MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA (MKJI) 1997 Irpando Mitshuhito Hutabarat; Jeni Paresa; Dewi Sriastuti Nababan
MUSTEK Vol 5 No 1 (2016): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v5i1.492

Abstract

 Jalan Sultan Syahril merupakan salah satu ruas jalan perkotaan yang menghubungkan arus lalu-lintas dari dan ke pusat kota Merauke. Mengantisipasi tidak seimbangnya antara prasarana lalu lintas dengan volume kendaraan yang melewati ruas jalan Sultan Syahril, maka perlu dilakukan penelitian analisa kapasitas dan kinerja jalan, untuk mengetahui nilai kapasitas dan tingkat kenerja jalan Sultan Syahril pada tahun 2015, 2020 sampai tahun 2025.Perhitungan Analisa Kapasitas dan Kinerja Jalan Sultan Syahril Merauke menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Data lalu lintas harian rata-rata (LHR), dan pengaruh hambatan samping pada tahun 2015 didapat dari hasil survei selama satu minggu pada rentang waktu dari pukul 06.00 – 18.00 WIT. Sedangkan untuk tahun rencana (2016 sampai dengan 2025) data LHR didapat dengan cara Forecasting dengan menggunakan analisa korelasi regresi linear.Hasil penelitian menunjukkan persentase angka pertumbuhan lalu-lintas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar 8,82 %. Nilai Kapasitas (C) = 2401 smp/jam, Tahun 2015 Derajat Kejenuhan (DS) = 0,44. Tahun 2020 nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 0,68 < 0,75. Tahun 2025 nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 1,03, nilai ini sudah melewati batas yang disarankan MKJI jalan perkotaan yaitu < 0,75. Kondisi ini mengakibatkan arus lalu-lintas tertahan (terjadi kemacetan), dan kecepatan kendaraan rendah.
PEMANFAATAN SEMEN PORTLAND SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH TERHADAP KECEPATAN PERMEABILITAS PADA BANGUNAN AIR DI KABUPATEN MERAUKE Jeni Paresa; Abner Doloksaribu
MUSTEK Vol 5 No 3 (2016): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v5i3.631

Abstract

Tanah di Kota Merauke merupakan tanah lempung yang memiliki ciri khas tertentu. Kita ketahui bahwa sebagian besar bangunan air yang ada di Kabupaten Merauke mengalami kerusakan yang diakibatkan daya dukung tanah yang kurang maksimal. Salah satu cara untuk mengatasi jenis tanah ini dengan melakukan stabilisasi kimiawi dan diperlukan untuk mengetahui waktu permeabilitasnya. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kecepatan permeabilitas tanah dasar terhadap bangunan air setelah di tambahkan semen portland sebagai bahan stabilisasi tanah.            Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pengujian permeabilitas tanah dengan perhitungan menggunakan metode SNI M.22-1990-F. Mengadakan pencampuran tanah dansemen dengan presentase 3%, 6%, 9%, dan 12% dan contoh tanah diambil dari daerah sekitar bangunan air Gudang Arang.            Berdasarkanan analisis permeabilitas tanah pada variasi campuran tanpa penambahan semen diperoleh nilai koefisien sebesar 1,9.10-4 cm/det dan penambahan 3 %  koefisien sebesar 1,3.10-4 cm/det. Penambahan semen 6% nilai koefisien semakin menurun menjadi 7,84.10-5 cm/det, penambahan semen 9% koefisien sebesar 6,35.10-5 cm/det dan penambahan semen 12% nilai koefisiennya sebesar 5,92.10-5 cm/det. Semakin banyak penambahan semen nilai koefisiennya akan semakin kecil.
ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN LAYANAN PDAM DI KABUPATEN MERAUKE (Studi Kasus Kelurahan Rimba Jaya) Jeni Paresa
MUSTEK Vol 6 No 2 (2017): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v6i2.678

Abstract

Kebutuhan  masyarakat  Merauke  khususnya  di  Kelurahan  Rimba  Jaya  akan  air  bersih semakin  meningkat  karena  pertumbuhan  penduduk  dari  tahun  ke  tahun.  Penduduk  Kelurahan Rimba Jaya menggunakan fasilitas air tanah dan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, sehingga dilakukan analisis layanan PDAM untuk mengetahui tingkat layanan PDAM di kelurahan Rimba Jaya Merauke.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi pelanggan PDAM Kelurahan Rimba Jaya Merauke. Dalam penelitian ini diambil 46 sampel pelanggan PDAM blok 1, kelurahan Rimba Jaya dengan kuesioner dan wawancara menggunakan persentase deskriptif.Hasil Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ketersediaan debit air PDAM PT. Wedu Merauke saat ini yaitu sebesar 1.050,250 m3/hari sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat Kelurahan Rimba Jaya untuk 20 tahun yang akan datang sebesar 1.158,085 m3/hari dengan prediksi jumlah penduduk untuk tahun 2036 sebesar 29.509 jiwa. Sedangkan tingkat   kepuasan   pelanggan   secara keseluruhan   mencakup kualitas layanan yang baik yaitu sebesar 59,236% yang berarti bahwa pelanggan merasa cukup puas dengan pelayanan PDAM PT. Wedu Merauke. 
PENGUJIAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG DENGAN BAHAN STABILISASI SEMEN DAN FIBER Suyadi Suyadi; Jeni Paresa; Alsedo Alsedo
MUSTEK Vol 7 No 2 (2018): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Universitas Musamus, Merauke, Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v7i2.915

Abstract

Tanah merupakan bagian penting dalam mendukung suatu pondasi dan konstruksi ataupun jalan raya yang berdiri di atasnya. Untuk kondisi tanah di daerah Kabupaten Merauke, khususnya wilayah jalan kuda mati yang menjadi salah satu jalan penghubung Kota Merauke dan daerah sekitarnya mempunyai kondisi fisik tanah kurang baik yaitu tanah lempung, karena itu akan dicoba dilakukan stabilisasi untuk meningkatkan daya dukung tanahnya. Stabilisasi tanah yang dilakukan menggunakan semen dan fiber, dengan presentase semen sebesar 5%, 7,5%, 10%, dan untuk setiap presentase fiber yang digunakan adalah 1% untuk setiap campuran semen. Hasil nilai pengujian kuat geser pada kondisi tanah asli sebesar 0,126 Kg/cm2. Pada campuran tanah asli 95% dan 5% semen, tanah asli 92,5% dan 7,5% semen, tanah asli 90% dan 10% semen, diperoleh nilai kuat geser sebesar 2,105 Kg/cm2, 3,157 Kg/cm2, 4,736 Kg/cm2 dengan masing-masing peningkatan 16,7 %, 25%, 37,5%. Pada campuran tanah, semen dan fiber dengan campuran seperti pengujian tanah asli dan semen namun di tambahkan 1% fiber diperoleh nilai kuat geser sebesar 2,263 Kg/cm2, 3,684 Kg/cm2, 5,263 Kg/cm2, dengan masing-masing peningkatan 17,9%, 29,2%, 41,7%. Kata kunci : Kuat geser, stabilisasi, semen, fiber