Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Soursop Effect in Cervical Cancer Apoptosys Mechanism Yuniarti, Lelly; Sastramihardja, Herri; Purbaningsih, Wida; Tejasari, Maya; Respati, Titik; Hestu, Enggar; Adithya, Agly
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Cervical cancer is the fifth leading cancer cause of women death  in Indonesia.  Acetogenin, flavonoids, and tannins in sour sop leaves have anti-cancer effects through regulated genes which involved in apoptotic process such as in Caspase-3. This study aimed to determine the effect of ethanol extract of sour sop leaves to apoptosis and Caspase-3 gene expression in HeLa cell cultures. This was an in vitro study using HeLa cell culture samples  divided into 4 groups. The first group was HeLa cell cultures without  sour sop leaves ethanol extract. The 2nd ,3rd, and 4th group were HeLa cells cultures which were given sour sop leaves ethanol extract with concentration of 60 μg/mL, 120 mg / mL, and 240 mg / mL respectivelly. Apoptosis in each group was examined using TUNEL method and the expression of the caspase 3 gene by RT-PCR. One Way ANOVA with confidence level of 95% were used as statistical analysis.The result showed the effect of the sour sop leaves ethanol extract increased the apoptosis percentage in HeLa cells culture but did not affect the gene expression of Caspase-3.Key words: apoptosis, caspase-3, sour sop leaves Efek Daun sirsak dalam Mekanisme Apoptosis Kanker Serviks Abstrak Kanker serviks adalah penyebab kematian kelima untuk wanita di Indonesia. Asetogenin, flavonoid, dan tannin dalam daun sirsak terbukti mempunyai pengaruh anti kanker melalui regulasi gen melalui proses apoptosis seperti pada caspase-3. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek ekstrak etanol daun sirsak untuk apoptosis dan ekspresi gen caspase-3 dalam kultur sel HeLa. Penelitian ini adalah penelitian in vitro menggunakan sel kultur HeLa yang dibagi menjadi 4 kelompok. Grup pertama adalah sel kultur HeLa tanpa ekstrak etanol daun sirsak sedangkan grup dua, tiga dan empat adalah sel kultur HeLa yang mendapat ekstraks etanol daun sirsak dengan konsentrasi  60μg/mL, 120 mg / mL, dan 240 mg / mL secara bertururt turut. Apoptosis dalam setiap kelompok diperiksa dengan menggunakan metode  terminal deoxynucleotidyl transferase-mediated (TUNEL) dan ekspresi gen caspase-3 dengan menggunakan reverse transciptase-polimerase chain reaction (RT-PCR). One Way analysis of varians (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% digunakan untuk analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak meningkatkan persentase apoptosis dari kultur sel HeLa tetepi tidak berpengaruh pada ekspresi gen Caspase- 3. Kata kunci: Apoptosis, Caspase-3, ekstrak daun sirsak 
Hubungan Jenis Kelamin dan Usia Anak Satu Tahun Sampai Lima Tahun dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Iskandar, Azri; Tanuwijaya, Suganda; Yuniarti, Lelly
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab mortalitas utama pada penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal diakibatkan ISPA di dunia, angka ini terutama terjadi pada bayi dan anak. Sekitar 5% anak di bawah 5 tahun terkena ISPA di Indonesia. Jenis kelamin laki-laki, usia di bawah 5 tahun, dan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan faktor host yang dapat mengakibatkan insidensi ISPA cukup tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, usia, dan riwayat BBLR dengan kejadian ISPA pada anak usia 1–5 tahun. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, data diambil dalam satu waktu. Variabel bebas dihubungkan dengan variabel terikat dengan analisis statistik uji chi-kuadrat. Data diperoleh dari kuesioner yang ditanyakan kepada  orangtua  pasien. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Nurhayati Kabupaten Garut periode 1 April–14 Juni 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 58% anak laki-laki menderita ISPA (p=0,002) dan laki-laki lebih berisiko terkena ISPA 1,839 kali dibandingkan dengan perempuan. Berdasarkan usia, 58% anak berusia 1–3 tahun menderita ISPA (p=0,003) dan anak usia 1–3 tahun lebih berisiko 1,77 kali dibanding dengan anak usia 3–5 tahun. Berdasarkan berat badan lahir, 66 dari 144 (47,1%) anak dengan berat badan lahir normal menderita ISPA (p=0,910). Simpulan, terdapat hubungan jenis kelamin dan usia dengan kejadian ISPA dan tidak terdapat hubungan antara riwayat BBLR dan kejadian ISPA pada anak usia 1–5 tahun.   Kata kunci: Anak usia 1–5 tahun, BBLR, ISPA, jenis kelamin, usia     The Correlation of Sex and One to Five Years of Age and Acute Respiratory Infection (ARI)   Abstract   Acute respiratory infection (ARI) is a major cause of mortality in infectious diseases in the world. About four million people around the world died caused by ARI, especially common in infants and children. About 5% of children under 5 years suffered from ARI in Indonesia. Gender male, under 5 years old and a history of low birth weight (LBW) are a host factor that can lead to a high incidence of ARI. Therefore the purpose of this study was to analyze the relationship between gender, age and history of LBW with ARI incidence in children aged 1–5 years old. This study used an analytical method with a cross-sectional study design, where the data were taken at a time. The independent variable correlating with the dependent variable in the statistical analysis chi square test. The data were taken from a questionnaire that were asked to parents of patients aged 1–5 years. This study was conducted in the General Hospital Nurhayati Garut in 1 April to 14 June 2014. These results showed that 58% male children suffered from ARI (p=0.002) and male were more at risk for ARI 1.839 times compared to female. Based on the age, 58% children aged 1–3 years suffered from ARI (p=0.003) and children aged 1–3 years were more at risk for ARI 1.77 times compared to children aged 3–5 years. Based on birth weight, 66 of 144 (47.1%) children had normal birth weight suffered from ARI (p=0.910). In conclusions, there are a relationship between sex, age and the incidence of ARI and there is no relationship between a history of LBW and ARI incidence in children aged 1–5 years.   Key words: ARI, children 1–5 years, gender, LBW
Potensi Ekstrak Air Daun Sirsak sebagai Penurun Kolesterol dan Pengendali Bobot Badan Lelly Yuniarti; Miranti Kania Dewi; Uci Ary Lantika; Tryando Bhatara
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 4 No. 2 (2016): Juli 2016
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.893 KB) | DOI: 10.29244/avi.4.2.82-87

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak air daun sirsak terhadap bobot badan dan kadar kolesterol darah. Penelitian ini menggunakanrancangan acak lengkap dengan 5 kelompok perlakuan masing-masing sebanyak 3 ulangan. Hewan coba berupa tikus galur Wistar sebanyak 15 ekor dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok yang diberikan ekstrak air daun sirsak dengan dosis 200 mg/kgBB, 400mg/kgBB, kontrol positif, kontrol negatif, dan kontrol normal. Rerata bobot badan dan kadar kolesterol kemudian dianalisis menggunakan Sapphiro Wilk test, ANOVA dan Kruskall Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok yang diberikan ekstrak daun sirsak memiliki efek menghambat peningkatan bobot badan jika dibandingkan dengan kontrol normal, sedangkan untuk kadar kolesterol darah didapatkan bahwa seluruh kelompok perlakuan menunjukkan kadar kolesterol darah yang sama dengan kelompok yang diberikan simvastatin. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ekstrak air daun sirsak memiliki efek mengendalikan bobot badan dan kolesterol darah. Efek terhadap kolesterol darah serupa dengan simvastatin, karena ekstrak air daun sirsak mengandung fl avonoid yang mempunyai efek menghambat enzim HMG CoA reduktase, serupa dengan mekanisme kerja simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol darah.
Clinical Characteristics, Comorbidities, Length of Stay, and Mortality of COVID-19 Patients in RSUD Cideres, Majalengka, West Java Herry Garna; Dika Rifky Fernanda; Gibran Bramasta Dirgavansya; Heru Haerudin; Zulmansyah Zulmansyah; Samsudin Surialaga; Lelly Yuniarti
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.065 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i3.8586

Abstract

Until now, the world is still facing the COVID-19 pandemic caused by SARS-CoV-2. The number of deaths of COVID-19 patients in Indonesia is quite large when compared to other countries. Clinical manifestations, comorbidities, length of stay, and the mortality of COVID-19 vary widely in each study. This study analyzes clinical characteristics, comorbidities, length of stay, and mortality of COVID-19 patients in RSUD Cideres, Majalengka, West Java. This study is an observational study with total sampling and purposive sampling. Subjects were patients with nasal swabs confirmed SARS-CoV-2 and hospitalized at RSUD Cideres from January to July 2021. Clinical manifestations, comorbidities, length of stay, and mortality of COVID-19 patients aged ≥17 years old, were extracted from medical records. Results showed that the majority of 213 COVID-19 patients were age 41–60 years 114 (53.5%), female 114 (53.5%), with an upper respiratory tract in 207 (97.1%), and shortness of breath in 203 (95.3%) patients. 153 (71.8%) patients had a fever, while headache, diarrhea, and anosmia respectively 49 (23.0%), 19 (8.9%), and 10 (4.6%), respectively. Vital signs were the Glasgow Coma Scale (GCS) normal in 190 (89.2%) patients. Most of patients had respiration rate >20/min in 201 (94.3%), oxygen saturation <90% in 98 (46.0%), and chest x-rays: bronchopneumonia 134 (62.9%) and pneumonia 23 (10.7%). Comorbidities were hypertension, diabetes mellitus, and chronic heart failure in 74 (34.7%), 56 (26.2%), and 46 (11.7%) patients, respectively. The length of stay who died for 1–7 days (22 patients) and 8–14 days (9 patients); means almost all patients (29 of 32) died during the length of stay for 1–14 days. In conclusion, the majority of COVID-19 patients at RSUD Cideres are female, aged 41–60 years, had upper respiratory tract/shortness of breath, GCS normal, saturation oxygen <90%, chest x-rays: bronchopneumonia and pneumonia, comorbidities: hypertension, and length of stay for patients who died 1–7 days. KARAKTERISTIK KLINIS, KOMORBITAS, LAMA RAWAT, DAN MORTALITAS PASIEN COVID-19 DI RSUD CIDERES, MAJALENGKA, JAWA BARATHingga saat ini, dunia masih menghadapi pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Jumlah kematian pasien COVID-19 di Indonesia cukup besar jika dibanding dengan negara lain. Manifestasi  klinis, komorbid, lama rawat, dan mortalitas pasien COVID-19 sangat bervariasi pada setiap penelitian. Tujuan penelitian ini menganalisis karakteristik klinis, komorbiditas, lama rawat, dan mortalitas pasien COVID-19 di RSUD Cideres, Majalengka, Jawa Barat. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan total sampling dan purposive sampling. Subjek adalah pasien dengan nasal swab terkonfirmasi SARS-CoV-2 dan dirawat di RSUD Cideres periode Januari hingga Juli 2021. Data manifestasi klinis, komorbid, lama rawat, dan mortalitas pasien COVID-19 usia ≥17 diambil dari rekam medik. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas 213 pasien COVID-19 berusia 41–60 tahun 114 (53,5%) dan wanita 114 (53,5%) dengan keluhan saluran napas atas 207 (97,1%) dan napas pendek 203 (95,3%) pasien. 153 (71,8%) pasien mengalami demam, sedangkan sakit kepala, diare, dan anosmia masing-masing 49 (23,0%), 19 (8,9%), dan 10 (4,6%) pasien. Tanda vital Glasgow Coma Scale (GCS) normal pada 190 (89,2%) pasien. Kebanyakan pasien mempunyai frekuensi napas >20/menit pada 201 (94,3%) pasien, saturasi oksigen <90% pada 98 (46,0%) pasien, serta rontgen toraks: bronkopneumonia pada 134 (62,9%) pasien dan pneumonia pada 23 (10,7%) pasien. Komorbid adalah hipertensi, diabetes melitus, dan chronic heart failure pada 74 (34,7%), 56 (26,2%), dan 46 (11,7%) pasien berturut-turut. Lama rawat pasien yang meninggal 1–7 hari (22 pasien) dan 8–14 hari (9 pasien), berarti hampir semua pasien (29 dari 32) meninggal selama rawat 1–14 hari. Simpulan, mayoritas pasien COVID-19 di RSUD Cideres adalah wanita, berusia 41–60 tahun, keluhan saluran napas atas/napas pendek, GCS normal, rontgen toraks: bronkopneumonia dan pneumonia, komorbid: hipertensi, serta lama rawat pasien yang meninggal paling banyak 1–7 hari.
Hubungan Jenis Kelamin dan Usia Anak Satu Tahun Sampai Lima Tahun dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Azri Iskandar; Suganda Tanuwijaya; Lelly Yuniarti
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2483.308 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v3i1.1538

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab mortalitas utama pada penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal diakibatkan ISPA di dunia, angka ini terutama terjadi pada bayi dan anak. Sekitar 5% anak di bawah 5 tahun terkena ISPA di Indonesia. Jenis kelamin laki-laki, usia di bawah 5 tahun, dan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan faktor host yang dapat mengakibatkan insidensi ISPA cukup tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, usia, dan riwayat BBLR dengan kejadian ISPA pada anak usia 1–5 tahun. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, data diambil dalam satu waktu. Variabel bebas dihubungkan dengan variabel terikat dengan analisis statistik uji chi-kuadrat. Data diperoleh dari kuesioner yang ditanyakan kepada orangtua  pasien. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Nurhayati Kabupaten Garut periode 1 April–14 Juni 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 58% anak laki-laki menderita ISPA (p=0,002) dan laki-laki lebih berisiko terkena ISPA 1,839 kali dibandingkan dengan perempuan. Berdasarkan usia, 58% anak berusia 1–3 tahun menderita ISPA (p=0,003) dan anak usia 1–3 tahun lebih berisiko 1,77 kali dibanding dengan anak usia 3–5 tahun. Berdasarkan berat badan lahir, 66 dari 144 (47,1%) anak dengan berat badan lahir normal menderita ISPA (p=0,910). Simpulan, terdapat hubungan jenis kelamin dan usia dengan kejadian ISPA dan tidak terdapat hubungan antara riwayat BBLR dan kejadian ISPA pada anak usia 1–5 tahun. THE CORRELATION OF SEX AND ONE TO FIVE YEARS OF AGE AND ACUTE RESPIRATORY INFECTION (ARI)Acute respiratory infection (ARI) is a major cause of mortality in infectious diseases in the world. About four million people around the world died caused by ARI, especially common in infants and children. About 5% of children under 5 years suffered from ARI in Indonesia. Gender male, under 5 years old and a history of low birth weight (LBW) are a host factor that can lead to a high incidence of ARI. Therefore the purpose of this study was to analyze the relationship between gender, age and history of LBW with ARI incidence in children aged 1–5 years old. This study used an analytical method with a cross-sectional study design, where the data were taken at a time. The independent variable correlating with the dependent variable in the statistical analysis chi square test. The data were taken from a questionnaire that were asked to parents of patients aged 1–5 years. This study was conducted in the General Hospital Nurhayati Garut in 1 April to 14 June 2014. These results showed that 58% male children suffered from ARI (p=0.002) and male were more at risk for ARI 1.839 times compared to female. Based on the age, 58% children aged 1–3 years suffered from ARI (p=0.003) and children aged 1–3 years were more at risk for ARI 1.77 times compared to children aged 3–5 years. Based on birth weight, 66 of 144 (47.1%) children had normal birth weight suffered from ARI (p=0.910). In conclusions, there are a relationship between sex, age and the incidence of ARI and there is no relationship between a history of LBW and ARI incidence in children aged 1–5 years.
Soursop Effect in Cervical Cancer Apoptosys Mechanism Lelly Yuniarti; Herri S. Sastramihardja; Wida Purbaningsih; Maya Tejasari; Titik Respati; Enggar Hestu; Agly Adithya
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3993.352 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v2i1.1524

Abstract

Cervical cancer is the fifth leading cancer cause of women death in Indonesia. Acetogenin, flavonoids, and tannins in sour sop leaves have anti-cancer effects through regulated genes which involved in apoptotic process such as in caspase-3. This study aimed to determine the effect of ethanol extract of sour sop leaves to apoptosis and caspase-3 gene expression in HeLa cell cultures. This was an in vitro study using HeLa cell culture samples divided into 4 groups in Laboratory of Biological Science Center Institute Technology Bandung. The first group was HeLa cell cultures without  sour sop leaves ethanol extract. The 2nd,3rd, and 4th group were HeLa cells cultures which were given sour sop leaves ethanol extract with concentration of 60 μg/mL, 120 mg/mL, and 240 mg/mL respectivelly. Apoptosis in each group was examined using terminal deoxynucleotidyl transferase-mediated (TUNEL) method and the expression of the caspase 3 gene by reverse transciptase-polimerase chain reaction (RT-PCR). One way analysis of varians (ANOVA) with confidence level of 95% were used as statistical analysis. The result showed the effect of the sour sop leaves ethanol extract increased the apoptosis percentage in HeLa cells culture but did not affect the gene expression of caspase-3. EFEK DAUN SIRSAK DALAM MEKANISME APOPTOSIS KANKER SERVIKSKanker serviks adalah penyebab kematian kelima untuk wanita di Indonesia. Asetogenin, flavonoid, dan tanin dalam daun sirsak terbukti mempunyai pengaruh antikanker melalui regulasi gen melalui proses apoptosis seperti pada caspase-3. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek ekstrak etanol daun sirsak untuk apoptosis dan ekspresi gen caspase-3 dalam kultur sel HeLa. Penelitian ini adalah penelitian in vitro menggunakan sel kultur HeLa yang dibagi menjadi 4 kelompok dilakukan di Laboratorium Biological Science Center Institut Tehnologi Bandung. Grup pertama adalah sel kultur HeLa tanpa ekstrak etanol daun sirsak sedangkan grup dua, tiga dan empat adalah sel kultur HeLa yang mendapat ekstraks etanol daun sirsak dengan konsentrasi 60 μg/mL, 120 mg/mL, dan 240 mg/mL secara berturut-turut. Apoptosis dalam setiap kelompok diperiksa dengan menggunakan metode terminal deoxynucleotidyl transferase-mediated (TUNEL) dan ekspresi gen caspase-3 dengan menggunakan reverse transciptase-polimerase chain reaction (RT-PCR). One way analysis of varians (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% digunakan untuk analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak meningkatkan persentase apoptosis dari kultur sel HeLa tetapi tidak berpengaruh pada ekspresi gen caspase-3.
Halal Critical Point Analysis of Bajakah Wood (Spatholobus littoralis Hassk.) Nano Particle as Anticancer Agent Lelly Yuniarti; Yuktiana Kharisma; Titik Respati; Maya Tejasari
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.771 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i2.6997

Abstract

Bajakah wood contains phenolic compounds, flavonoids, tannins, and saponins with anticancer activity. The discovery and development of new drugs require several stages. In the process, there are many possibilities of adding other substances to form new active substances or as solvents that allow drug preparations to be doubtful of halalness. Hence, it is necessary to analyze the critical point of halal ingredients. The purpose of this study was to determine the characteristics of the nanoparticles of bajakah wood (Spatholobus littoralis Hassk.) and to test the anticancer activity in several cancer cell cultures, as well as to analyze the critical point of halalness of the material. This research method is a composition test using chromatography and anticancer activity test using MTT. Analysis of the critical point of halal materials using hazard analysis critical control point (HACCP). The research was carried out at the Indonesian Engineering Nanotechnology Laboratory South Tangerang and the UGM Integrated Laboratory Sleman in July–December 2020. The results showed that bajakah wood nanoparticles contained pure water as a solvent, viscosity 0.08878 cP, scattering intensity 1.1059 cps, diameter 176.1+/−43.7 (nm). Cytotoxic test results showed IC50 against cell culture MCF7 1,063.28 (±114.98) g/mL, HepG2 53.34 (±0.35) g/mL, T47D 150.63 (±8.44) g/mL, WiDR 114.38 (±7.82) μg/mL, HTB 97.50 (±3.49) μg/mL, HeLa 182.95 (±36.22) μg/mL, and Vero 710.10 (±106.46) μg/mL. This study concludes that bajakah wood nanoparticles are not critical in terms of halal ingredients. At the same time, their anticancer activity is weak against breast cancer and uterine cervical cancer, medium categories against liver cancer and lung cancer, and is not toxic to normal cells. ANALISIS TITIK KRITIS KEHALALAN NANOPARTIKEL KAYU BAJAKAH (SPATHOLOBUS LITTORALIS HASSK.) SEBAGAI AGEN ANTIKANKERKayu bajakah mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tanin, dan saponin yang memiliki aktivitas antikanker. Penemuan dan pengembangan obat baru memerlukan beberapa tahapan. Dalam prosesnya terdapat banyak kemungkinan penambahan zat lain untuk membentuk zat aktif baru atau sebagai pelarut yang memungkinkan sediaan obat diragukan kehalalannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis titik kritis kehalalan bahan. Tujuan penelitian ini mengetahui karakteristik sediaan nanopartikel kayu bajakah (Spatholobus littoralis Hassk.) dan menguji aktivitas antikanker pada beberapa kultur sel kanker, serta menganalisis titik kritis kehalalan bahan. Metode penelitian ini adalah uji komposisi menggunakan kromatografi dan uji aktivitas antikanker menggunakan MTT. Analisis titik kritis kehalalan bahan menggunakan hazard analysis critical control point (HACCP). Penelitian dilakukan di Laboratorium Nanovasi Rekayasa Indonesia Tangerang Selatan dan Laboratorium Terpadu UGM Sleman pada Juli–Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan sediaan nanopartikel kayu bajakah mengandung pelarut air murni, viskositas 0,08878 cP, scattering intensity 1,1059 cps, berdiameter 176,1+/−43,7 (nm). Hasil uji sitotoksik menunjukkan IC50 terhadap kultur sel MCF7 1.063,28 (±114,98) μg/mL, HepG2 53,34 (±0,35) μg/mL, T47D 150,63 (±8,44) μg/mL, WiDR 114,38 (±7,82) μg/mL, HTB 97,50 (±3,49) μg/mL, HeLa 182,95 (±36,22) μg/mL, dan Vero 710,10 (±106,46) μg/mL. Kesimpulan penelitian ini bahwa nanopartikel kayu bajakah bersifat tidak kritis dalam kehalalan bahan. Selain itu, aktivitas antikankernya lemah terhadap kanker payudara dan kanker serviks uteri, sedang terhadap kanker hati dan kanker paru, serta tidak toksik pada sel normal.
Antagonic Effect of Soursop Leaf Aqueous Extract and Doxorubicin Combination in MCF7 and T47D Breast Cancer Cell Miranti Kania Dewi; Siti Annisa Devi Trusda; Lelly Yuniarti
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.934 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v9i3.8525

Abstract

The success of breast cancer therapy is still not optimal and the side effects caused by breast cancer therapy. The use of standard drug combinations with herbs is often used as co-chemotherapy and is believed to increase the drug's effectiveness. However, research on the antagonistic effect of the drug combination is still minimal. This study examines the anticancer effect of soursop leaf aquoxes extract and the combined impact of doxorubicin on MCF7 and T47D breast cancer cells. This research is pure in vitro experimental study of MCF7 and T47D breast cancer culture cells at the Parasitology Laboratory of the Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada in August 2018. Toxicity tests were carried out using the method of tetrazolium 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl) 2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT) to calculate cell viability. The IC50 value was obtained by analyzing probit regression calculation using SPSS software. The synergism of this compound with doxorubicin was determined based on the value of the Combination Index (CI) using a combination test with series 1/2 IC50, 3/8 IC50, 1/4 IC50, and 1/8 IC50 and the data was analyzed using Compusyn 1.0 software. In this study, the effect of soursop leaf preparations will be tested on T47D and MCF7 breast cancer cell cultures and assess the impacts of co-chemotherapy of soursop leaf aqueous extract with doxorubicin. This study showed that IC50 soursop leaf aqueous extract in T47D breast cancer culture was 84 μg/mL and in MCF7 166.5 μg/mL. In contrast, the combined test showed that soursop leaf aqueous extract was antagonistic with doxorubicin in both T47D and MCF7 cancer cell cultures. EFEK ANTAGONIS KOMBINASI EXTRAK AIR DAUN SIRSAK DAN DOKSORUBISIN PADA KULTUR SEL KANKER MCF7 AND T47DKeberhasilan terapi kanker payudara saat ini masih belum optimal dan terdapat efek samping yang ditimbulkan dari terapi kanker payudara tersebut. Penggunaan kombinasi obat standar dengan herbal sering digunakan sebagai ko-kemoterapi dan diyakini dapat meningkatkan efektivitas obat, tetapi penelitian mengenai efek antagonis kombinasi obat masih sangat terbatas. Penelitian ini mengkaji efek antikanker ekstrak air daun sirsak dan kombinasinya dengan doksorubisin pada sel kanker payudara MCF7 dan T47D. Penelitian ini merupakan eksperimental murni secara in vitro pada sel kanker payudara MCF7 dan T47D di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada periode Agustus 2018. Uji toksisitas dilakukan menggunakan metode tetrazolium 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl) 2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT) untuk menghitung viabilitas sel. Nilai IC50 didapatkan melalui analisis menggunakan perhitungan regresi probit menggunakan perangkat lunak SPSS. Efek sinergis senyawa ini dengan doksorubisin ditentukan berdasar atas nilai Indeks Kombinasi (IK) menggunakan uji kombinasi dengan seri 1/2 IC50, 3/8 IC50, 1/4 IC50, dan 1/8 IC50 serta data dianalisis menggunakan perangkat lunak Compusyn 1.0. Efek sediaan daun sirsak pada penelitian ini akan diujikan terhadap kultur sel kanker payudara T47D dan MCF7 serta menilai efek ko-kemoterapi ekstrak air daun sirsak dengan doksorubisin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IC50 ekstrak air daun sirsak pada kultur sel kanker T47D adalah 84 μg/mL dan pada kultur sel kanker MCF7 166.5 μg/mL, sedangkan uji kombinasi memperlihatkan bahwa ekstrak air daun sirsak berefek antagonis dengan doksorubisin pada kultur sel kanker T47D dan MCF7.
Systematic Review: Efektivitas Siprofloksasin Topikal pada Pengobatan Otitis Media Supuratif Kronik Anissha Fitry Oktavianita; Tety H Rahim; Lelly Yuniarti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i1.7363

Abstract

Otitis media supuratif kronik atau OMSK merupakan proses inflamasi kronik yang terjadi pada telinga bagian tengah yang diakibatkan oleh bakteri, ditandai dengan perforasi membran timpani serta ottorhoea yang terjadi secara terus menerus. Bakteri penyebab paling umum adalah Pseudomonas aeruginosa. Pengobatan OMSK dapat menggunakan antibiotik topikal siprofloksasin. Beberapa penelitian menunjukkan antibiotik topikal lebih efektif dibanding dengan antibiotik sistemik. Tujuan peneltian ini adalah menganalisis efektivitas siprofloksasin topikal pada pengobatan otitis media supuratif kronik. Penelitian ini merupakan systematic review dengan database yang digunakan adalah Google Scholar, Science Direct, Proquest, Springer Link, Cochrane Library, dan EBSCO HOST dengan jumlah artikel yang didapat sebanyak 599 artikel. Hasil skrining pada artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 344 artikel dan kriteria eksklusi sebanyak 340 artikel. Setelah dilakukan telaah kritis, artikel yang di-review sebanyak empat artikel. Penelitian dilakukan pada periode Maret–Desember 2020. Hasil telaah dan analisis dari empat artikel menunjukkan bahwa siproflokasin topikal lebih efektif dibanding dengan topikal neomisin, framisetin gramisidin-deksametason (FGD), dan asam borik pada pengobatan otitis media supuratif kronik. Parameter kesembuhan gejala ottorhoea, perforasi membran timpani, serta kualitas pendengaran. Kesimpulan penelitian ini adalah siprofloksasin topikal efektif pada pengobatan otitis media supuratif kronik. Systematic Review:  Efectiveness of Topical Ciprofloxacin in the Treatment of Chronic Suppurative Otitis MediaChronic suppurative otitis media or CSOM is an chronic inflammatory process that occurs in the middle ear, which is caused by bacteria with perforation of the tympanic membrane and the presence of ottorhoea. The most common causative bacteria is Pseudomonas aeruginosa. Topical antibiotic using ciprofloxacin can be used to treat for CSOM. Several studies have shown topical antibiotic to be more effective than systemic antibiotics. The aim of this study was to analyze the effectiveness of ciprofloxacin in the treatment of chronic suppurative otitis media. The study was conducted using systematic review method and database used in this study were Google Scholar, Science Direct, Proquest, Springer Link, Cochrane Library, and EBSCO HOST with 599 articles of journals obtained. The screening result on articles in accordance with the inclusion citeria were 344 articles and the exclusion criteria were 340 articles. The results of critical appraisal as many 4 articles.The study was conducted during March–December 2020. The results of review dan analysis from 4 articles of each study, topical ciprofloxacin was more effective topical neomycin, framycetin gramicidin-dexamethasone (FGD), and boric acid in the treatment of chronic suppurative otitis media. The parameters for relieving of symptomatic symptoms, perforation of tympanic membrane, and hearing quality. The conclusion of this study is that ciprofloxacin topical is more effective in the treatment of chronic suppurative otitis media.
Klasifikasi Morfologi Leukemia Limfoblastik Akut Berhubungan dengan Kejadian Relaps pada Pasien Anak Clara Juniasari; Susan Fitriyana; Apen Afgani; Lelly Yuniarti; Yani Triyani
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v2i1.4338

Abstract

Leukemia yang paling banyak ditemukan pada anak adalah jenis leukemia limfoblastik akut (LLA). Pasien yang mengalami respons lambat setelah pemberian kemoterapi memiliki risiko relaps lebih besar. Terdapat faktor risiko yang dapat memengaruhi relaps, seperti usia, jenis kelamin, jumlah leukosit, dan klasifikasi morfologi LLA. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan kejadian relaps pada anak LLA. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 111 anak di RS Al-Islam Bandung periode Maret—Juli 2018. Hubungan karakteristik pasien dengan kejadian relaps dianalisis menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan anak yang mengalami relaps: 46,7% anak laki-laki dengan rasio prevalensi 1,14 (p=0,781); usia 5—9 tahun sebanyak 50% dengan rasio prevalensi 1,33 (p=0,664); anak dengan jumlah leukosit >50.000/µL sebanyak 64,2% dengan rasio prevalensi 1,74 (p=0,077), dan anak dengan klasifikasi morfologi LLA-L2 sebanyak 56,7% dengan rasio prevalensi 4,25 (p=0,004). Simpulan penelitian tidak terdapat hubungan jenis kelamin, usia, dan jumlah leukosit dengan kejadian relaps, namun terdapat hubungan antara klasifikasi morfologi dan kejadian relaps. MORPHOLOGICAL CLASSIFICATION OF ACUTE LIMPHOBLASTIC LEUKEMIA RELATED TO RELAPSE IN PEDIATRIC PATIENTSThe most commonly leukemia occurred in children is a type of acute lymphoblastic leukemia (ALL). Patients who responded slowly after receiving chemotherapy, have a greater risk of relaps. There are risk factors that could affect the occurrence of relaps, such as age, sex, leukocyte count, and morphology of ALL classification. This study purposed to determine the relationship between the patient characteristics and the occurrence of relaps in children with ALL. This study used cross sectional analytic observational method with a number of sample were 111 children in Al-Islam Hospital Bandung during March-July 2018. Relationship between patient characteristics and occurrence of relapse was analyzed using chi-square method with 95% confidence level. This study showed that children who relapsed 46.7% of boys with a prevalence ratio of 1.14 (p=0.781); 50% of 5—9 years old with a prevalence ratio of 1.33 (p=0.664); 64.2% of children with leukocyte counts was >50,000/μL with a prevalence ratio of 1.74 (p=0.077) and 56.7% of children with ALL-L2 morphology classification with a prevalence ratio of 4.25 (p=0,004). Conclusions of the study there is no correlation between gender, age and number of leukocytes with the incidence of relapse but there is a relationship between morphological classification and the incidence of relapse.