Pasien Covid-19 mengalami beberapa gejala seperti sesak nafas, detak jantung tidak normal, kelainan fungsi paru yang mirip dengan gejala pneumonia. Kondisi gejala tersebut menunjukkan bahwa kejenuhan kadar okssigen (O2) yang terlarut didalam darah tidak normal. Untuk mengukur kadar oksigen dalam darah menggunakan alat medis salah satunya Pulse Oximeter. Pasien Covid-19 dilingkungan Puskesmas Sapta Taruna sebanayk 665 pasien yang mana pasien ini terhitung dari bulan Januari 2022 sampai april 2022. Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak Puskesmas Sapta Taruna, pasien yang terhitung hanya pasien yang melakukan tes PCR/ Swab, sedangkan masyarakat yang diduga terinfeksi Covid-19 masih banyak yang tidak melakukan tes PCR/Swab, penolakan ini dikarenakan adanya ketakutan karena informasi Hoax yang tersebar dimasyarakat seperti : tes PCR/Swab rasanya sakit, jika hasil tes PCR/Swab positif takut dikucilkan, merasa sehat dan alasan-alasan lainnya. Pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 akan diberikan obat seperti obat demam, antibiotic, anti virus, Vitamin C, dan lainnya sesuai dengan tingkat gejala yang dirasakan, jika gejala yang dirasakan ditahap yang sedang, ringan bahkan tanpa adanya gejala akan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri (Isoma) dirumah, akan tetapi tidak ada monitoring selanjutnya dari pihak Puskesmas, padahal pasien yang melakukan isolasi mandiri dirumah bisa saja mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah secara derastis, sehingga pasien ini membutuhkan alat medis sepeti pulse oximetry supaya pasien yang sedang isoma bisa melakukan pengecekan secara mandiri, untuk selanjutnya pulse oximetry yang ada sekarang belum bisa memberikan informasi jarak jauh terkait dengan kondisi saturasi oksigen dalam darah pasien. Dilihat dari permasalahan diatas maka tim riset membuat sebuah produk yaitu Pulse Oximetry berbasis IoT, alat ini adalah untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah pasien dan data hasil pengukuran yang dilakukan pasien akan otomatis terkirim ke server dan bisa dilihat di website Puskesmas, sehingga pihak Puskesmas bisa memonitoring kondisi pasien secara realtime tanpa harus bertemu langsung dengan pasien tersebut