Andi Mappiare-AT
Universitas Negeri Malang

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Meningkatkan Kesadaran Respek Siswa Sekolah Dasar dengan Biblioedukasi Innaha Fahrish Safitri; Dany Moenindyah Handarini; Andi Mappiare-AT
Buletin Konseling Inovatif Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.187 KB) | DOI: 10.17977/um059v1i12021p1-6

Abstract

Abstract: Respect contributes to restraining the frequently occur acts of violence. Biblio education belongs to one of the means to establish respect. This study aims to investigate the efficacy of Biblio Education in improving elementary students' awareness of respect. This quantitative study employs an equivalent time-series design with ten subjects from State Elementary School of Gadingkasri, selected through purposive sampling. It used Biblio Education treatment in eight meetings. A validated and reliable respect awareness scale was used as the measuring instrument. The data were analyzed using non-parametric data analysis of the Wilcoxon Signed Rank Test. The results reveal that the 1-4 treatments carry no effect on students' awareness of respect. Its impact on students' awareness of respect is observed in treatments 5-8. Comprehensively, Biblio Education is sufficient to enhance elementary school students' awareness of respect.Abstrak: Sikap respek memberi kontribusi dalam pencegahan kekerasan yang kian marak dewasa ini. Salah satu cara mengembangkan sikap respek adalah melalui biblioedukasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan biblioedukasi untuk meningkatkan kesadaran akan respek pada siswa sekolah dasar (SD). Penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan equivalent time series design. Subjek penelitian sebanyak sepuluh siswa kelas lima SD Negeri Gadingkasri dan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Treatment dalam penelitian ini ialah biblioedukasi sebanyak delapan pertemuan. Alat ukur yang digunakan yaitu skala kesadaran akan respek yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis hasil yang digunakan yaitu analisis data non parametrik dengan statistik uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa treatment ke 1-4 tidak memberikan pengaruh pada skor kesadaran akan respek siswa. Sedangkan treatment ke 5-8 memberikan pengaruh pada skor kesadaran akan respek siswa. Secara keseluruhan, biblioedukasi efektif untuk meningkatkan kesadaran akan respek siswa SD.
Modul Latihan Self-assessment: Media bagi Siswa Sekolah Menengah Atas untuk Tahap Awal Perencanaan Karier Eni Rindi Antika; Andi Mappiare-AT; Ella Faridati Zen
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.25 KB)

Abstract

Abstract: In general, the particular research and development aimed to produce modules for students and guidebook modules for counselor which is acceptable both theoretically and practically. The acceptability is assessed in the terms of format or design, as well as the material content and practice. The developmental procedures adapted from Borg and Gall model, namely: (1) stage I preliminary study and planning, (2) stage II product development, (3) stage III product trial, (4) stage IV product revision, and (5) final product. The product was a Self-Assessment Training Module as a Career Stage Planning of Students in Senior High School and its guidebook. The results of product trials showed that the developed product had a “very good” acceptability score. In conclusion, the product is accepted both theoretically and practically. The acceptability of the product give implications that the using of Self-Assessment Training Module can help the students to recognize, assess, and understand themselves, and then they can plan their careers appropriately. The module can help the school counselor to guide students in self-assessment as the initial stage of career planning.Abstrak: Tujuan penelitian dan pengembangan ini secara umum adalah menghasilkan modul untuk siswa, dan panduan modul untuk konselor yang berterima secara teoretis dan praktis. Keberterimaan dilihat dari segi format atau desain bentuknya, serta dari segi isi materi dan latihannya. Prosedur pengembangannya mengadaptasi model Borg and Gall, yaitu: (1) tahap I studi pendahuluan dan perencanaan, (2) tahap II pengembangan produk, (3) tahap III uji coba produk, (4) tahap IV revisi produk, dan (5) produk akhir. Produk yang dihasilkan adalah Modul Latihan Self-Assessment sebagai Rangkaian Tahap Perencanaan Karier Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan panduannya. Hasil uji coba produk  menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan memiliki nilai keberterimaan “sangat baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk dapat berterima secara teoretis dan praktis. Keberterimaan tersebut membawa implikasi pada penggunaan Modul Latihan Self-Assessment yang dapat membantu siswa untuk mengenali, menilai, dan memahami dirinya sehingga dapat merencanakan karier secara tepat. Adapun panduan modul dapat membantu konselor untuk membimbing siswa melakukan latihan self-assessment sebagai tahap awal perencanaan karier.DOI: https://doi.org/10.17977/um001v3i22018p075
Identitas Sosial Remaja Suku Mandar dalam Pappasang: Implikasi Bagi Penyusunan Bahan Bimbingan Andy Wahyu Irawan; Andi Mappiare-AT; Muslihati Muslihati
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.084 KB)

Abstract

Abstract: Pappasang is a Mandar Tribe cultural product which contains advice. This advice has a characteristic describes the tribe identity of Mandar Tribe. This study aimed to examine the social identity of the Mandar Tribe adolescents in Pappasang as well as the foundation of guidance material. The qualitative study of gadamerian hermeneutics interpreted the social identity of Mandar Tribe adolescents in Pappasang. The findings showed the social identity are: empathy; remind each other; mutual help; solidarity; keep the disgrace on a secret; obedient; generous; democratic. Then, the social identity in Pappasang constructed to be material for guidance and counseling.Abstrak: Pappasang merupakan produk budaya Suku Mandar yang berisi petuah. Petuah tersebut memiliki ciri khas yang menggambarkan identitas Suku Mandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji identitas sosial remaja Suku Mandar dalam Pappasang sekaligus menjadi konstruksi terhadap bahan bimbingan. Penelitian kualitatif hermeneutik gadamerian ini akan menafsirkan identitas sosial remaja Suku Mandar di dalam Pappasang. Temuan penelitian menunjukkan identitas sosial adalah: empati; saling mengingatkan; tolong menolong; solidaritas; menutup aib; taat; dermawan; dan demokratis. Identitas sosial dalam Pappasang kemudian dikontruksi untuk menjadi bahan bimbingan dan konseling.DOI: https://doi.org/10.17977/um001v3i42018p171
Keberfungsian Model ABC Tschudi untuk Internalisasi Budaya Belajar Mahasiswa Andi Mappiare-AT; Lutfi Fauzan
Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.779 KB) | DOI: 10.17977/um001v4i22019p053

Abstract

Abstract: This research aimed to find: (1) the difficulties possibly faced by subjects in managing personal construct when filling Tschudi ABC format; (2) key personal construct recognized by subjects in their present and desired positions; (3) the results of subjects’ learning culture internalization to the implementation of Tschudi ABC Model. This study used a qualitative approach with the type of Classroom Action Research, the empirical phenomenological variant. The observed subjects were determined by purposive sampling, taken from the students of Multicultural Counseling class. The research informants were determined through snowballing. The data collection was conducted via a medium participatory observation and in-depth interview. The individual analysis was employed in the form of dynamic analysis of the research subjects’ individual personality. This research found that: (1) there was a difficulty in the form of contradiction and disparity in personal construct management. According to the subjects, compromise and synchronization of thoughts and attitudes were effective in settling the self-denial and gap; (2) The tendency of the change of subjects’ key personal construct was intentional accompanied by discursive awareness versus withdrawal and stagnant. There was a change of key personal construct to the more productive and non-productive orientation; (3) The function of “good news” versus “bad news” was very strong in the internalization of subjects’ learning culture. Providing “good news” (positive feedback) gave rise to more non-formal and affective internalization of learning culture with the purpose stated consciously and obviously, as well as concrete, clear, decisive, and straightforward plans.Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menemukan: (1) kemungkinan kesulitan yang dihadapi oleh subjek dalam kelola konstruk pribadi ketika mengisi format ABC Tschudi; (2) konstruk pribadi kunci yang dikenali oleh para subjek dalam posisi sekarang dan posisi yang dituju; (3) hasil internalisasi budaya belajar subjek atas penerapan Model ABC Tschudi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe penelitian tindakan kelas, varian fenomenologi empirik. Subjek terteliti ditetapkan melalui teknik “purposive sampling”, para peserta kuliah dalam kelas Konseling Multibudaya. Informan penelitian ditetapkan secara snowballing. Pengumpulan data melalui observasi berpartisipasi medium dan wawancara mendalam. Digunakan unit analisis individual yaitu analisis dinamika konstruk pribadi perseorangan dari subjek penelitian. Temuan penelitian ini adalah: (1) ada kesulitan berupa pertentangan dan kesenjangan dalam kelola konstruk pribadi. Kompromi dan sinkronisasi pemikiran serta sikap merupakan cara efektif yang dinyatakan oleh subjek untuk mengatasi pertentangan dan kesenjangan dalam diri; (2) kecenderungan perubahan konstruksi pribadi kunci subjek adalah intensional disertai kesadaran diskursif versus withdrawal dan stagnan. Ada perubahan konstruk pribadi kunci ke arah yang lebih produktif dan ada yang ke arah non-produktif; (3) sangat kuat fungsi “kabar gembira” versus “bukan kabar gembira” dalam internalisasi budaya belajar subjek. Pemberian “kabar gembira” (balikan positif) menimbulkan internalisasi budaya belajar secara lebih non-formal afektif dengan tujuan yang dinyatakan secara sadar dan jelas, dan rencana tindakan yang konkret, jelas, tegas, dan lugas.
Teknik Berbagi Kegembiraan Ala Konseling Model Kipas pada Perantau Akademik dan Guru BK Kota Malang Andi Mappiare-AT; Lutfi Fauzan; Diniy Hidayatur Rahman
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 2 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i2.6812

Abstract

Para mitra terutama guru BK masih perlu meningkatkan keterampilan menerapkan teknik “Berbagi Kegembiraan” ala Konseling Model KIPAS. Para konselor dan guru BK sering pula dihadapkan dengan masalah konflik sosial dan di antara kolega, dengan siswa, dan siswa dan siswa selain konflik pribadi. Karena itu, ada tiga bagian target kegiatan ini yaitu: (1). Diperoleh deskripsi minat (“animo”) peserta pendidikan dan pelatihan teknik Berbagi Kegembiraan dan teknik Penyelesaian Konflik; (2). Diperoleh keterangan deskriptif mengenai kepuasan peserta pendidikan dan pelatihan; (3). Diperoleh masukan dari perantau akademik dan guru BK bagi perbaikan proses dan panduan pelatihan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam situs lembaga pendidikan, konteks kelas hiterogen, metode pendidikan ekspositori dan diskusi, strategi pelatihan gathering, workshops dilengkapi Focused Group Discussion (FGD), modeling dan simulasi. Pengumpulan data dilakukan dengan daftar pertanyaan berupa “User Satisfaction Scale” beserta daftar isian. Dilakukan analisis deskriptif persentase. Kesimpulan: (1). Minat (“animo”) peserta pelatihan secara umum adalah sangat tinggi pada semua jenis kegiatan. (2). Deskripsi kepuasan para peserta tergolong sebagai memuaskan baik bagi para perantau akademik maupun bagi para guru BK/Konselor se-Malang Raya. (3). Masukan-masukan, baik berupa kritik, saran, pengharapan ke depan terhadap pelatihan semuanya dapat diserap dan dipertimbangkan untuk merevisi panduan pelatihan dan perbaikan prosedur pelatihan pada masa datang.
Cangkrukan Activities As Confirmation of Javanese Identity Through KIPAS Counseling Model Ilham Akbar Wahyudi; Andi Mappiare-AT; Lutfi Fauzan; Mariah Binti Kamaruddin
Buletin Konseling Inovatif Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um059v2i12022p1-7

Abstract

Abstract: Cangkrukan is an activity that feels right to be held in order to develop a Javanese label so that it can be realized according to the steps of the KIPAS model counseling. This study aims to provide a design for the implementation of cangkrukan activities as an affirmation of Javanese identity through KIPAS counseling model. This study reveals the labels of Javanese people with the method of symbolic interactionism. The subjects studied were customers of the Upa Jiwo coffee shop in the Merjosari area, Malang City. Data analysis uses three stages of data analysis from symbolic interactionism, namely description, categorization, and connection. The results show that there are several labels that characterize Javanese humans, namely trimo ing pandhum, unggah-ungguh, andhap asor, tepa selira, aja adigang adigung adiguna, and guyub rukun. These labels will be used as the theme of discussion in cangkrukan activities organized by the school counselor with the counselee.Abstrak: Cangkrukan merupakan aktivitas yang dirasa tepat sekali untuk diselenggarakan guna mengembangkan label jawa sehingga dapat direalisasikan sesuai langkah-langkah dari konseling model KIPAS. Penelitian ini bertujuan memberi ancangan pelaksanaan aktivitas cangkrukan sebagai penegasan identitas jawa melalui konseling model KIPAS. Penelitian ini mengungkap label-label dari manusia jawa dengan metode interaksionisme simbolik. Subjek yang diteliti adalah pelanggan warung kopi Upa Jiwo di daerah Merjosari Kota Malang. Data analisis menggunakan tiga tahap analisis data dari interaksionisme simbolik yaitu deskripsi, kategorisasi dan konekting. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa label-label yang menjadikan ciri khas dari manusia jawa yaitu trimo ing pandhum, unggah-ungguh, andhap asor, tepa selira, aja adigang adigung adiguna, dan guyub rukun. Label-label tersebut akan dijadikan tema bahasan dalam aktivitas cangkrukan yang diselenggarakan oleh konselor dengan konseli.
User rating on the eligibility of the KIPAS model counseling steps Andi Mappiare-AT; Lutfi Fauzan; Hasti Hastiani
Konselor Vol 9, No 3 (2020): KONSELOR
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.454 KB) | DOI: 10.24036/0202093109915-0-00

Abstract

This research examines the Konseling Intensif dan Progresif yang Adaptif terhadap Struktur counseling model (KIPAS) based on Indonesia's archipelago. In English, this means Intensive and Progressive Counseling Adaptive to Structure. The model constitutes good news (Kabar gembira), data integration and Internalization (Integrasi dan internalisasi data), action planning (Perencanaan tindakan), plan actualization (Aktualisasi rencana), and celebration or certification (Selebrasi/Sertifikasi). Together, these steps form an acronym of KIPAS, a counseling model whose steps should be tested empirically to describe the users’ expectations or ratings. Data were collected using a satisfaction scale and analyzed in a descriptive percentage. The results show that the KIPAS steps are applicable, with user ratings ranging from very feasible to quite feasible.