Harls Evan R. Siahaan
Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Misi dan Dialog Iman pada Ruang Virtual: Sebuah Model Reflektif Yohanes 3:1-21 Fransiskus Irwan Widjaja; Harls Evan R. Siahaan
THRONOS: Jurnal Teologi Kristen Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.81 KB) | DOI: 10.55884/thron.v2i1.17

Abstract

The church service activities, including missions, experience increasingly complex challenges, especially entering a pandemic era in this digital era. The limited physical space due to the pandemic has forced almost all church activities to be carried out through virtual media, including mission activities. Meanwhile, in virtual space, or the virtual world created by internet media, all limitations can be broken through, so that everyone can visit any place in all parts of the world through digital technology. The effect is that there are no longer barriers between regions and places so that all information can be freely accessed, the excesses are disrupted which often results in a social and political uproar. The church should be able to use this borderless medium to share its faith in a dialogical manner, without having to follow the flow of disruption. This article offers an idea of creating a dialogue space in the context of a virtual space mission. The method used is a descriptive analysis of the narrative of John 3:1-21. As a result, the narration of the text is a model of friendly dialogue between religious leaders. In conclusion, the mission can take the model of the dialogue of Jesus and Nicodemus which is carried out in a virtual space by utilizing digital media.AbstrakKegiatan pelayanan gerejawi, termasuk misi, mengalami tantangan yang semakin kompleks, terlebih memasuki masa pandemi di era digital ini. Terbatasnya ruang gerak secara fisik akibat pandemi telah memaksa hampir semua kegiatan gereja dilakukan melalui media virtual, termasuk kegiatan misi. Sementara di ruang virtual, atau dunia maya yang tercipta oleh media internet, semua keterbatasan dapat diterobos, sehingga semua orang dapat mengunjungi setiap tempat di seluruh belahan bumi melalui teknologi digital. Efeknya, tidak adanya lagi pembatas antarwilayah dan tempat membuat semua informasi pun dapat diakses secara bebas, eksesnya terjadi disrupsi yang kerap mengakibatkan kegaduhan sosial hingga politik. Gereja seharusnya dapat menggunakan media tanpa batas ini untuk membagi imannya secara dialogis, tanpa harus mengikuti arus disrupsi. Artikel ini menawarkan sebuah pemikiran menciptakan sebuah ruang dialog dalam rangka bermisi pada ruang virtual. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis naratif Yohanes 3:1-21. Hasilnya, narasi teks tersebut merupakan model dialog pemimpin agama yang dilakukan secara ramah. Kesimpulannya, misi dapat mengambil model dialog Yesus dan Nikodemus yang dilakukan pada ruang virtual dengan memanfaatkan media digital.
Hospitalitas Pendidikan Kristiani dalam Masyarakat Majemuk Serva Tuju; Harls Evan R. Siahaan; Melkius Ayok; Fereddy Siagian; Donna Sampaleng
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.99

Abstract

The diversity of human identities in the context of pluralism is essential. However, differences are often seen as something "stranger" and unfriendly, especially in socio-religious relations context. In a plurality of society, the church must be able to place itself in social relations, especially in treating "strangers." This article aimed to offer an approach and theme of hospitality in teaching people or members of the congregation, whether in church, family, or school. Using a qualitative literature approach, applying the interpretive descriptive method, and argumentative comparisons, it is concluded that the hospitality of Christian education is the value for carrying out the law of love in social relations amidst diverse identities.AbstrakKeberagaman identitas manusia dalam konteks pluralisme adalah hakikat. Namun, perbedaan tidak jarang dipandang sebagai sesuatu yang “asing” dan tidak bersahabat, terlebih dalam konteks relasi sosial-agama. Gereja di tengah masyarakat yang pluralitas harus mampu menempatkan diri dalam relasi sosial, terlebih dalam memperlakukan “yang asing”. Artikel ini menawarkan sebuah pendekatan dan tema hospitalitas dalam mengajarkan umat, atau anggota jemaat, baik di gereja, keluarga, maupun sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif literatur, dan menerapkan metode deskriptif interpretatif, dan komparasi argumentatif, disimpulkan, bahwa hospitalitas pendidikan Kristiani merupakan value untuk melakukan hukum kasih dalam relasi sosial di tengah keberagaman identitas.
Bahasa Roh dan Spiritualitas Perikoresis dalam Peristiwa Pentakosta: Analisis Reinterpretatif Kisah Para Rasul 2:1-13 Harls Evan R. Siahaan
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i2.60

Abstract

Speaking in tongues has been understood as a sign of the baptism of the Holy Spirit by the Pentecostal churches referring to the narrative of Acts 2:1-13. There is a negative tendency in articulating tongues as a sign of being fulfilled with the Holy Spirit. This is a qualitative study of literature using a descriptive reinterpretative analysis method, which aims to find the essentials in the baptism of the Holy Spirit through rereading the narrative of the Pentecost event. The results of the study found the spirituality of perichoresis in the event followed by the phenomenon of speaking in tongues. In conclusion, speaking in tongues which occurred in the event of Pentecost is a reflection of the spirituality of perichoresis of people being filled with the Holy Spirit.Abstrak Bahasa roh selama ini dipahami sebagai tanda baptisan Roh Kudus oleh kelompok Pentakostal mengacu pada narasi Kisah Para Rasul 2:1-13. Ada tendensi negatif dalam mengartikulasikan bahasa roh sebagai tanda kepenuhan Roh Kudus. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif literatur dengan metode deskripsi analisis reinterpretatif, yang bertujuan untuk menemukan hal esensial dalam baptisan Roh Kudus melalui pembacaan ulang narasi peristiwa Pentakosta. Hasil kajian mendapatkan spirtuallitas perikoresis dalam peristiwa yang diikuti fenomena bahasa roh tersebut. Kesimpulannya, bahasa roh dalam peristiwa Pentakosta merupakan refleksi spiritualitas perikoretik dipenuhi Roh Kudus.
Hospitalitas Pendidikan Kristiani dalam Masyarakat Majemuk Serva Tuju; Harls Evan R. Siahaan; Melkius Ayok; Fereddy Siagian; Donna Sampaleng
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.99

Abstract

The diversity of human identities in the context of pluralism is essential. However, differences are often seen as something "stranger" and unfriendly, especially in socio-religious relations context. In a plurality of society, the church must be able to place itself in social relations, especially in treating "strangers." This article aimed to offer an approach and theme of hospitality in teaching people or members of the congregation, whether in church, family, or school. Using a qualitative literature approach, applying the interpretive descriptive method, and argumentative comparisons, it is concluded that the hospitality of Christian education is the value for carrying out the law of love in social relations amidst diverse identities.AbstrakKeberagaman identitas manusia dalam konteks pluralisme adalah hakikat. Namun, perbedaan tidak jarang dipandang sebagai sesuatu yang “asing” dan tidak bersahabat, terlebih dalam konteks relasi sosial-agama. Gereja di tengah masyarakat yang pluralitas harus mampu menempatkan diri dalam relasi sosial, terlebih dalam memperlakukan “yang asing”. Artikel ini menawarkan sebuah pendekatan dan tema hospitalitas dalam mengajarkan umat, atau anggota jemaat, baik di gereja, keluarga, maupun sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif literatur, dan menerapkan metode deskriptif interpretatif, dan komparasi argumentatif, disimpulkan, bahwa hospitalitas pendidikan Kristiani merupakan value untuk melakukan hukum kasih dalam relasi sosial di tengah keberagaman identitas.
Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Bingkai Teologi Hospitalitas Pentakostal Nunuk Rinukti; Harls Evan R. Siahaan; Agustin Soewitomo Putri
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 6, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v6i2.711

Abstract

Abstract. This manuscript is a study considering to the phenomenon of gender discrimination that still occurs in Christianity. The purpose of this study was to construct the idea of gender equality and justice within the framework of Pentecostal Hospitality Theology. The method used in this research was descriptive analysis and constructive argumentative using literature data related to Hospitality Theology, especially, the Pentecostalism’s response to the issue of gender equality and justice. As a result, Hospitality Theology is a theological construction that expresses openness to all differences equally and fairly. In conclusion, Pentecostal Hospitality Theology cannot be separated from the event of the outpouring of the Holy Spirit. It departs from the narrative virtues of the early church which welcomed different and foreign identities in equality and justice.Abstrak. Naskah ini merupakan sebuah kajian yang memperhatikan fenomena diskriminasi gender yang masih terjadi di kekristenan. Tujuan kajian ini adalah mengonstruksi ide kesetaraan dan keadilan gender dalam bingkai Teologi Hospitalitas Pentakostal. Metode dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan argumentatif konstruktif dengan menggunakan data literatur yang terkait dengan Teologi Hospitalitas, khususnya sikap Pentakostalisme terhadap isu kesetaraan dan keadilan gender. Hasilnya, Teologi Hospitalitas merupakan konstruksi teologis yang mengekspresikan keterbukaan pada segala perbedaan secara setara dan berkeadilan. Sebagai kesimpulan, Teologi Hospitalitas Pentakostal tidak dapat dilepaskan dari peristiwa pencurahan Roh Kudus dan berangkat dari virtue naratif jemaat mula-mula yang menyambut identitas berbeda dan asing dalam kesetaraan dan keadilan.
PEMANFAATAN REPOSITORI PREPRINT DALAM MENINGKATKAN SITASI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN KRISTEN INDONESIA Harls Evan R. Siahaan; Benteng Martua M. Purba
Regula Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Kristen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.56 KB) | DOI: 10.46307/rfidei.v4i2.45

Abstract

Publication activities in the Christian Religious Colleges in Indonesia (PTKKI) have not been carried out optimally, nor has the number of citations related to these publications. Citation is one of the important things that must be considered due to improving the reputation and accreditation value of study programs and institutions. This paper presented finding to improve the citation of lecturers in the PTKKI environment by using a preprint repository that is generally known. By applying descriptive analysis methods in the literature related to the use of repositories, the result of this qualitative study is: Lecturers can apply the usage of media such as Academia Edu, Researchgate, and Open Science Framework (OSF) for students to upload their assignments in order to increase citation towards their scientific work published in online journals. Abstrak: Kegiatan publikasi di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia (PTKKI) belum dilakukan secara maksimal, demikian juga dengan jumlah sitasi terkait publikasi tersebut. Sitasi merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan reputasi dan nilai akreditasi prodi serta institusi. Tulisan ini menyajikan temuan untuk meningkatkan sitasi dosen di lingkungan PTKKI dengan menggunakan repositori preprint yang sudah dikenal secara umum. Dengan menerapkan metode analisis deskriptif pada literatur terkait pemanfaatan repositori, maka hasil dari penelitian kualitatif ini adalah: Para dosen dapat menerapkan penggunaan media seperti Academia Edu, Researchgate, dan Open Science Framework (OSF) sebagai wadah mahasiswa mengunggah tugas-tugas kuliahnya demi meningkatkan sitasi terhadap karya ilmiah mereka yang dipublikasi pada jurnal online.
Hospitalitas Pendidikan Kristiani dalam Masyarakat Majemuk Serva Tuju; Harls Evan R. Siahaan; Melkius Ayok; Fereddy Siagian; Donna Sampaleng
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.99

Abstract

The diversity of human identities in the context of pluralism is essential. However, differences are often seen as something "stranger" and unfriendly, especially in socio-religious relations context. In a plurality of society, the church must be able to place itself in social relations, especially in treating "strangers." This article aimed to offer an approach and theme of hospitality in teaching people or members of the congregation, whether in church, family, or school. Using a qualitative literature approach, applying the interpretive descriptive method, and argumentative comparisons, it is concluded that the hospitality of Christian education is the value for carrying out the law of love in social relations amidst diverse identities.AbstrakKeberagaman identitas manusia dalam konteks pluralisme adalah hakikat. Namun, perbedaan tidak jarang dipandang sebagai sesuatu yang “asing” dan tidak bersahabat, terlebih dalam konteks relasi sosial-agama. Gereja di tengah masyarakat yang pluralitas harus mampu menempatkan diri dalam relasi sosial, terlebih dalam memperlakukan “yang asing”. Artikel ini menawarkan sebuah pendekatan dan tema hospitalitas dalam mengajarkan umat, atau anggota jemaat, baik di gereja, keluarga, maupun sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif literatur, dan menerapkan metode deskriptif interpretatif, dan komparasi argumentatif, disimpulkan, bahwa hospitalitas pendidikan Kristiani merupakan value untuk melakukan hukum kasih dalam relasi sosial di tengah keberagaman identitas.
Kesatuan Perikoretik Pada Frasa Ut Omnes Unum Sint Harls Evan R. Siahaan; Vera Herawati Siahaan; Vitaurus Hendra
Vox Dei: Jurnal Teologi dan Pastoral  Vol. 3 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46408/vxd.v3i1.136

Abstract

Kesatuan gereja telah menjadi proyek ekumenis Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dengan produk Dokumen Keesaan Gereja. Narasi kesatuan tidak hanya sebatas pergumulan PGI, karena kegerakan ekumenis ini memotivasi banyak kelompok gereja terbentuk, berakar pada doa, yang sekaligus harapan Yesus, melalui narasi Yohanes 17:21 pada frasa Ut Omnes Unum Sint. Tesis dalam penelitian ini adalah, narasi Yohanes 17:21 mengadopsi sebuah konsep kesatuan perikoretik, sehingga frasa ut omnes unum sint harus dimaknai dalam bingkai relasi perikoresis trinitaris. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kesatuan yang dinarasikan dalam frasa tersebut merupakan kesatuan yang bersifat perikoretik. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan interpretatif, frasa ut omnes unum sint juga berimplikasi pada narasi kesetaraan, selain diskursus kesatuan gereja. Kesimpulannya, narasi kesatuan gereja dalam frasa ut omnes unum sint haruslah berproyeksi juga pada semangat kesetaraan.
Hospitalitas Pendidikan Kristiani dalam Masyarakat Majemuk Serva Tuju; Harls Evan R. Siahaan; Melkius Ayok; Fereddy Siagian; Donna Sampaleng
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.99

Abstract

The diversity of human identities in the context of pluralism is essential. However, differences are often seen as something "stranger" and unfriendly, especially in socio-religious relations context. In a plurality of society, the church must be able to place itself in social relations, especially in treating "strangers." This article aimed to offer an approach and theme of hospitality in teaching people or members of the congregation, whether in church, family, or school. Using a qualitative literature approach, applying the interpretive descriptive method, and argumentative comparisons, it is concluded that the hospitality of Christian education is the value for carrying out the law of love in social relations amidst diverse identities.AbstrakKeberagaman identitas manusia dalam konteks pluralisme adalah hakikat. Namun, perbedaan tidak jarang dipandang sebagai sesuatu yang “asing” dan tidak bersahabat, terlebih dalam konteks relasi sosial-agama. Gereja di tengah masyarakat yang pluralitas harus mampu menempatkan diri dalam relasi sosial, terlebih dalam memperlakukan “yang asing”. Artikel ini menawarkan sebuah pendekatan dan tema hospitalitas dalam mengajarkan umat, atau anggota jemaat, baik di gereja, keluarga, maupun sekolah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif literatur, dan menerapkan metode deskriptif interpretatif, dan komparasi argumentatif, disimpulkan, bahwa hospitalitas pendidikan Kristiani merupakan value untuk melakukan hukum kasih dalam relasi sosial di tengah keberagaman identitas.