Carolina Etnasari Anjaya
Sekolah Tinggi Teologi Ekumene Jakarta

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO

Kehambaan Kristus sebagai Model Spirtulitas Kepemimpinan Gereja: Kajian Teologis Filipi 2:5-8 Ari Suksmono Hertanto; Carolina Etnasari Anjaya; Yonatan Alex Arifianto
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 3, No 2 (2021): Januari 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v3i2.66

Abstract

The modern church needs a leader who can reflect the characteristics of Christ. It is realized that there is no leadership that can fully represent the figure of a biblical leader, not even reflecting Jesus' characters. This article offers a model of servant leadership spirituality that can be applied in church leadership, both in congregational and synod leadership. The method used is an interpretive study of the text of Philippians 2:5-8, concerning the servanthood of Christ. In conclusion, the servanthood of Christ as narrated by Paul in the Philippians letter can be a kind of model for the spirituality of servant leadership in today's postmodern era. AbstrakGereja di masa modern ini membutuhkan sosok pemimpin yang dapat mencerminkan karakteristik Kristus. Memang disadari bahwa tidak ada kepemimpinan yang dapat mewakili secara utuh sosok pemimpin Alkitab, termasuk merefleksikan karakter Yesus. Artikel ini menawarkan sebuah model spiritualitas kepemimpinan hamba yang dapat diterapkan dalam kepemimpinan gereja, baik dalam kepemimpinan jemaat maupun sinode. Metode yang digunakan adalah kajian interpretatif atas teks Filipi 2:5-8, tentang kehambaan Kristus. Kesimpulannya, kehambaan Kristus yang dinarasikan Paulus dalam surat Filipi tersebut dapat menjadi semacam model spiritualitas kepemimpinan hamba di era posmodern sekarang ini.
Awarenesss Triangle: Konsep Pengembangan Pendidikan Kristen bagi Generasi Tekno di Era Virtual Carolina Etnasari Anjaya; Yonatan Alex Arifianto
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 4, No 1: Juli 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v4i1.109

Abstract

The virtual era is now pushing for a style or life formation that corresponds to the world. This is contrary to the Christian faith which requires humans to let go of all the bonds of the world and focus on the Kingdom of Heaven. Because of this, the development of Christian education is very much needed as a means to change the way or formation of the life of the techno generation and all believers today to a lifestyle that is in accordance with the truth of God's word. This research method uses descriptive qualitative. The purpose of the research is to provide ideas for the development of Christian education in accordance with the current virtual era. The results of the research found that the development of Christian education Awareness Triangle or the triangle of awareness can be a development solution that suits the needs which include: first, the concept of self-awareness. Second, is the concept of visual awareness. Third, is the concept of mission awareness. The result of learning the Awareness Triangle is a style or life formation that is in accordance with Bible truth.  AbstrakEra virtual saat ini mendorong kepada gaya atau formasi hidup yang berpadanan dengan dunia. Hal ini bertentangan dengan iman Kristen yang menuntut manusia untuk melepaskan segala ikatan dunia dan fokus kepada Kerajaan Surga. Oleh karena hal tersebut pengembangan pendidikan Kristen sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk mengubahkan cara atau formasi hidup  generasi tekno dan semua umat percaya saat ini kepada gaya hidup yang sesuai  kebenaran firman Tuhan. Metode riset ini mempergunakan deskriptif kualitatif. Tujuan dari riset memberikan ide pengembangan pendidikan Kristen yang sesuai dengan era virtual saat ini. Hasil riset mene-mukan bahwa pengembangan pendidikan Kristen Awarenesss Triangleatau segitiga kesadaran dapat menjadi solusi pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan yang meliputi: pertama, konsep kesadaran diri. Kedua, konsep kesadaran visi. Ketiga, konsep kesadaran misi. Hasil dari pembelajaran Awarenesss Triangle adalah gaya atau formasi hidup yang sesuai dengan kebenaran Alkitab.  
Memaknai Penyembuhan Bartimeus dalam bingkai Pertumbuhan Iman: Sebuah Kajian Reflektif Markus 10:46-52 Yonathan Salmon Efrayim Ngesthi; Carolina Etnasari Anjaya
Jurnal Teologi Gracia Deo Vol 5, No 2: Januari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v5i2.192

Abstract

The healing miracles that the Lord Jesus performed during the New Testament period have theological significance for the faith life of today's believers. The process of the miraculous healing of blindness experienced by Bartimaeus is an illustration of how the Christian faith growth pattern should occur. This study aims to provide an overview of the theological meaning of the healing miracle found in Mark 10:46-52 and its relevance to the growth of faith so that believers can have confidence that continues to grow stronger in this era. The method chosen to present this study is descriptive qualitative through a literature study approach. This study found that the process of Christian faith growth will occur through three main stages: acknowledging the Lord Jesus as a savior, repentance, and commitment to live according to His pattern of life in simplicity and work hard for others. The main key to its application is the willingness to divert the vision from worldly matters to heavenly matters and the courage to let go of the stability of life.  AbstrakMukjizat penyembuhan yang Tuhan Yesus lakukan pada masa Perjanjian Baru memiliki makna teologis bagi kehidupan iman umat percaya masa kini. Proses mukjizat penyembuhan kebutaan yang dialami Bartimeus sebagai gambaran bagaimana seharusnya pola pertumbuhan iman umat Kristen terjadi. Kajian ini memiliki tujuan memberikan gambaran makna teologis mukjizat penyembuhan yang terdapat pada Markus 10:46-52 dan relevansinya terhadap pertumbuhan iman sehingga umat percaya dapat memiliki iman yang terus bertumbuh semakin kokoh di zaman ini. Metode yang dipilih untuk menyajikan kajian ini adalah deskriptif kualitatif melalui pendekatan studi literatur. Hasil dari kajian ini menemukan bahwa proses pertumbuhan iman umat Kristen akan terjadi dengan melalui tiga tahap utama yaitu: pengakuan tentang Tuhan Yesus sebagai juru selamat, melakukan pertobatan dan  komitmen untuk hidup mengikuti pola kehidupan-Nya dalam kesederhanan dan giat bekerja bagi sesama. Kunci utama dari penerapannya adalah kesediaan mengalihkan visi dari perkara dunia kepada perkara surgawi dan berani melepaskan kemapanan hidup.