Pusparida Syahdan
Department of International Relations, Hasanuddin University

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Gerakan Sosial Transnasioal dalam Kampanye Perdamaian Internasional (Studi Kasus: Food Not Bombs) Ahmad Tarikhul Haq; Pusparida Syahdan; Husein Abdullah
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12721

Abstract

This study focused on transnational social movement strategies in international peace campaign with Food Not Bombs as study case. This study used analytical descriptive method with library research as data collection method. The data type is secondary one which obtained from literatures, books, journals, and information accessed via internet that related with the issues. Analytical techniques used by the author in this paper are qualitative data analysis and quantitative data analysis which used to complement the first one. The result of this study are food distribution as antiwar and poverty symbol and message to public, transnational coalition building, and nonviolence method usage. Transnational coalition used to bring more people to their collective claim. Food Not Bombs dedication towards nonviolence shown in its nonviolence protest act such as blockade, marches, and camps. Penelitian ini membahas tentang strategi transnational social movement – gerakan sosial transnasional dalam kampanye perdamaian internasional dengan menggunakan studi kasus Food Not Bombs. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan tehnik pengumpulan data yakni dengan studi kepustakaan, kemudian jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari literatur-literatur, buku-buku, dokumen, jurnal, dan informasi yang diakses melalui internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, dan tehnik analisis yang digunakan penulis dalam penulisan ini adalah tehnik analisis data kualitatif, adapun data kuantitatif merupakan data pelengkap untuk menjelaskan data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Food Not Bombs berupa membagikan makanan sebagai pesan anti perang dan kelaparan kepada publik, membangun koalisi transnasional, dan menggunakan metode nonkekerasan. Koalisi transnasional digunakan untuk membawa pesan kolektif dengan massa yang lebih besar. Begitu pula dengan dedikasi Food Not Bombs terhadap nonkekerasan ditandai dengan aksi protes nonkekerasan seperti blokade, kemah, dan pawai.
Pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar Sebagai Upaya Mempererat Hubungan Kerjasama Australia dengan Indonesia Bagian Timur Sevy Annesa Putri; Darwis; Pusparida Syahdan
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12736

Abstract

This research aims to describe the prospect of billateral relationship between Australia and Eastern Indonesia through the existence of Australian Consulate- General in Makassar. Specifically, this research aims to know (1) the background of the opening of Australian Consulate-General in Makassar and (2) the role of Australian Consulate-General in Makassar to establish relationship with Eastern Indonesia. The method of this research is qualitative descriptive which describes the prospect of the opening of Australian Consulate-General in Makassar to strengthen its relationship with Eastern Indonesia. The data collection method used by the author is library research sourced from many literatures such as books, journals, documents, articles, and other medias such as internet, newspapers, and magazines, also use interview method to the Consul-General of Australian Consulate-General in Makassar. The result of this research shows that as a neighbour-state, Australia in its commitment to strengthen good relations with Indonesia should increase and escalate their performance of improving its cooperation between both countries to be more intense and tight by not only touch the center of Indonesia itself but also have to reach other parts of Indonesia as well as Eastern Indonesia. A lot of promotion that related to culture, education, and tourism of the Australian itself and also many programs have been planned and done by the Australian Consulate-General in Makassar with provincial government in Eastern Indonesia in order to reinforce its relationship between both countries. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prospek hubungan kerja sama bilateral Australia dengan Indonesia bagian timur melalui keberadaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dan (2) peranan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dalam menjalin hubungan kerja sama dengan Indonesia bagian timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah kualitatif deskriptif yang akan menjelaskan bagaimana prospek pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dalam rangka kerjasama dengan Indonesia bagian timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah telaah pustaka yang bersumber dari buku, jurnal, dokumen, artikel, serta dari berbagai media lainnya seperti internet, majalah ataupun surat kabar harian, dan juga metode wawancara yang dilakukan kepada Perwakilan Konsuler Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai negara tetangga, Australia dalam komitmennya untuk menjalin hubungan baik dengan Indonesia perlu meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih intens dan tidak hanya berpusat di kawasan ibukota saja, akan tetapi juga di Kawasan Timur Indonesia yang masih perlu pengembangan. Berbagai promosi budaya, pendidikan, pariwisata, serta program-program telah dicanangkan dan dilakukan oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar bersama dengan pemerintah provinsi di Kawasan Timur Indonesia untuk semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara tersebut.
Peranan United Nations Joint Program On HIV/AIDS (UNAIDS) Terhadap Penurunan Tingkat Penderita HIV/AIDS Di Zimbabwe Nurul Anisa Asri; Muhammad Nasir Badu; Pusparida Syahdan
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12738

Abstract

This study aims to examine the role of UNAIDS in efforts to reduce the rate of HIV / AIDS sufferers in Zimbabwe. The research method used is qualitative with secondary data techniques in the form of books, journals, documents, and various valid sources. All data were analyzed qualitatively. The results of this study indicate that UNAIDS as an international organization has become an aid and channel of foreign aid to Zimbabwe in collaboration with the Zimbabwean government to reduce the level of sufferers in the country. The existence of UNAIDS in Zimbabwe has affected the reduction of HIV / AIDS sufferers. However, this collaborative effort has constraints on Zimbabwe's unfavorable economic and human resource conditions. Apart from that, the cultural factor of society which is quite difficult to accept changes in something is also an obstacle. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran UNAIDS dalam upaya penurunan tingkat penderita HIV/AIDS di Zimbabwe. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data-data sekunder berupa buku, jurnal, dokumen, dan berbagai sumber valid. Seluruh data dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UNAIDS sebagai sebuah organisasi internasional menjadi bantuan dan penyalur bantuan luar negeri kepada Zimbabwe bekerja sama dengan pemerintah Zimbabwe untuk mengurangi tingkat penderita di negara tersebut. Keberadaan UNAIDS di Zimbabwe telah mempengaruhi penurunan tingkat penderita HIV/AIDS. Namun, upaya kerjasama ini memiliki hambatan yakni kondisi perekonomian dan sumber daya manusia di Zimbabwe yang kurang baik. Selain itu faktor kebudayaan masyarakat yang cukup sulit menerima perubahan akan suatu hal juga menjadi salah satu hambatan.