Muhammad Nasir Badu
Department of International Relations, Hasanuddin University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peranan United Nations Joint Program On HIV/AIDS (UNAIDS) Terhadap Penurunan Tingkat Penderita HIV/AIDS Di Zimbabwe Nurul Anisa Asri; Muhammad Nasir Badu; Pusparida Syahdan
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v1i1.12738

Abstract

This study aims to examine the role of UNAIDS in efforts to reduce the rate of HIV / AIDS sufferers in Zimbabwe. The research method used is qualitative with secondary data techniques in the form of books, journals, documents, and various valid sources. All data were analyzed qualitatively. The results of this study indicate that UNAIDS as an international organization has become an aid and channel of foreign aid to Zimbabwe in collaboration with the Zimbabwean government to reduce the level of sufferers in the country. The existence of UNAIDS in Zimbabwe has affected the reduction of HIV / AIDS sufferers. However, this collaborative effort has constraints on Zimbabwe's unfavorable economic and human resource conditions. Apart from that, the cultural factor of society which is quite difficult to accept changes in something is also an obstacle. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran UNAIDS dalam upaya penurunan tingkat penderita HIV/AIDS di Zimbabwe. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data-data sekunder berupa buku, jurnal, dokumen, dan berbagai sumber valid. Seluruh data dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UNAIDS sebagai sebuah organisasi internasional menjadi bantuan dan penyalur bantuan luar negeri kepada Zimbabwe bekerja sama dengan pemerintah Zimbabwe untuk mengurangi tingkat penderita di negara tersebut. Keberadaan UNAIDS di Zimbabwe telah mempengaruhi penurunan tingkat penderita HIV/AIDS. Namun, upaya kerjasama ini memiliki hambatan yakni kondisi perekonomian dan sumber daya manusia di Zimbabwe yang kurang baik. Selain itu faktor kebudayaan masyarakat yang cukup sulit menerima perubahan akan suatu hal juga menjadi salah satu hambatan.
Pengaruh Sanksi Uni Eropa Terhadap Rusia Atas Krisis Ukraina Mahfud Massaguni; Muhammad Nasir Badu; Muhammad Ashry Sallatu
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v2i1.21011

Abstract

The crisis of Ukraine is one of the hot topics in the international world talks. The cancellation of the signing of the Association Agreement, which is a stage of integration of Ukraine into the EU, resulted in a wave of massive protests from citizens of Ukraine. Representatives of the EU mediating between the Ukrainian government and the protesting parties ultimately resulted in an agreement to oust President Viktor Yanukovych. The deposition of President Viktor Yanukovych, called pro-Russian, resulted in anger on the part of Russia, on the grounds that the elected president of Viktor Yanukovych's successor was a pro-European party. After the election, unarmed armed forces took over the Crimea territory and held a referendum for the territory to join Russia. Russian involvement in this conflict led to the EU sanctioning Russia. This prolonged sanction not only affects Russia, but also against Europe, because basically each side is one of the largest trading partners. Krisis Ukraina merupakan salah satu topik hangat dalam perbincangan dunia internasional. Pembatalan penandatanganan Association Agreement, yaitu sebuah tahapan integrasi Ukraina kedalam Uni Eropa, mengakibatkan gelombang protes besar-besaran dari warga Ukraina. Perwakilan Uni Eropa yang menjadi penengah antara pemerintah Ukraina dan para pihak yang melakukan protes, akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk melengserkan presiden Viktor Yanukovych. Dilengserkannya Presiden Viktor Yanukovych yang disebut sebagai pro-Rusia, mengakibatkan kemarahan dari pihak Rusia, dengan alasan presiden terpilih pengganti Viktor Yanukovych merupakan pihak yang pro-Eropa. Setelah pemilihan, pasukan bersenjata tanpa identitas mengambil alih wilayah Krimea dan mengadakan referendum agar wilayah tersebut bergabung dengan Rusia. Keterlibatan Rusia dalam konflik ini menyebabkan Uni Eropa memberi sanksi terhadap Rusia. Sanksi berkepanjangan ini tidak hanya berdampak pada Rusia, namun juga terhadap Eropa, karena pada dasarnya masing-masing pihak merupakan salah satu mitra dagang paling besar.