Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

SULUAH DALAM NAGARI; PENCIPTAAN KRIYA EKSPRESI DENGAN INSPIRASI BUNDO KANDUANG Fera wati; Lisa Dewi
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 1, No 2 (2020): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v1i2.1630

Abstract

Bundo Kanduang, in essence, is personally values of a mother with a very noble position in Minangkabaunese society which are embraced by showing good character and being role model, representative, and light for the family and society. In this circumstance, Bundo Kanduang becomes an inspiration for the creation of leather crafts in the form of decorative lights which has a called Suluah. The concept of personal expression underlies this creation that is presented through three components such as the theme, visual and meaninng associated with the work. The process is done through methods and stages in the form of exploration, source, idea, design, and embodiment which is done by craftmanship as a basis for working on the art of crafts. ABSTRAKBundo Kanduang pada hakikatnya merupakan nilai-nilai kepribadian seorang ibu dengan kedudukan sangat mulia dalam masyarakat Minangkabau dengan budi, serta kemampuan menjadi contoh, teladan serta penerang bagi kaum, dan masyarakat. Dalam hal ini Bundo Kanduang menjadi inspirasi penciptaan karya kriya kulit berupa lampu hias yang diwujudkan dengan tema suluah. Konsep ekspresi personal melandasi penciptaan karya yang dihadirkan melalui tiga komponen berupa tema, wujud visual, serta makna yang terkandung dalam karya. Prosesnya dilakukan melalui metode dan tahapan berupa eksplorasi sumber ide, perancangan, dan perwujudan yang dilakukan dengan craftmanships sebagai landasan garap dalam seni kriya.Kata Kunci: Suluah, Bundo Kanduang, kriya kulit.
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN KERAJINAN COR KUNINGAN SUNGAI PUAR DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Riswel Zam; Ferawati Ferawati
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 1, No 1 (2020): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v1i1.1561

Abstract

 Brass cast craft in Sungai Puar has existed since ancient times with its ebb and  flow of existence caused by various internal and external factors. This paper discusses the potential and opportunities for development of this brass cast craft in the 4.0 Industrial Revolution Era, an era that focuses on the use of the latest technology which covering all aspects of its production and marketing activities. The lack of interest of younger generation as the successors of this activity is a concern for the existence of this brass cast craft.  On the other hand, the long duration of time in the production system, the availability of raw materials, as well as the marketing of product are problems faced by craftsmen and business owners. The application of the concepts contained in this revolution and the support of stakeholders are expected to overcome these problems.  Thus the brass cast craft of Sungai Puar is able to develop again with all its associated elements that become its supporters such as design, nature, and culture of Sungai Puar through various activities.  ABSTRAK Kerajinan cor kuningan di Sungai Puar sudah ada sejak zaman dahulu dengan pasang surut keberadaannya yang disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal.  Tulisan ini membahas potensi dan peluang pengembangan kerajinan cor kuningan ini dalam era Revolusi Industri 4.0, sebuah era yang berfokus pada penggunaan teknologi terkini mencakup seluruh aspek dalam kegiatan produksi maupun pemasarannya.  Kurangnya minat generasi muda sebagai penerus kegiatan ini menjadi kecemasan terhadap keberadaan kerajinan cor kuningan ini.  Di samping itu panjangnya durasi waktu dalam sistem produksi, ketersediaan bahan baku, serta pemasaran produk menjadi persoalan yang dihadapi perajin dan pemilik usaha.  Penerapan konsep yang terkandung dalam revolusi industri ini, serta dukungan dari stakeholders diharapkan permasalahan tersebut dapat diatasi.  Dengan demikian kerajinan cor kuningan Sungai Puar kembali berkembang dengan segala unsur yang terkait dan menjadi pendukungnya seperti desain, serta alam dan budaya Sungai Puar melalui berbagai kegiatan.  
Pelatihan Keterampilan Pemanfaatan Cangkang Telur untuk Produk Seni Kerajinan bagi Kelompok Ibu Rumah Tangga Kota Padang Panjang Taufik Akbar; Ferawati Ferawati; Idun Ariastuti
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 2 (2021): April, Pages 161-458
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i2.251

Abstract

Permasalahan sampah sudah menjadi isu lingkungan yang penting saat ini. Berbagai upaya untuk menanggulangi sampah terus dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebuah pelatihan keterampilan mendaur ulang sampah organik, berupa cangkang telur menjadi produk seni kerajinan kepada kelompok ibu rumah tangga di Kelurahan Silaing Bawah, Kota Padang Panjang. Metode yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, demonstrasi dan pelatihan. Keterampilan yang diajarkan adalah membuat mozaik dari cangkang telur pada tempat tisu. Hasil kegiatan menunjukkan antusias mitra (kelompok ibu rumah tangga) yang tinggi berkreasi membuat mozaik dengan memanfaatkan cangkang telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh sehingga menjadi kerajinan tangan yang menarik.
DIVERSIFIKASI GERABAH TRADISIONAL ANDALEH KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DENGAN TEKNIK BATIK Hendra Hendra; Ahmad Akmal; Ferawati Ferawati; Sumadi Sumadi; Miswar Miswar
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 7, No 1 (2022): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v7i1.2231

Abstract

Diversifikasi produk gerabah tradisional Andaleh dari produk fungsional menjadi produk estetik merupakan upaya memajukan kerajinan gerabah tradisional Andaleh. Kerajinan yang sudah berumur puluhan tahun tersebut  masih eksis walaupun adanya penurunan omzet pengrajin.  Gerabah yang biasanya digunakan sebagai periuk tersebut dibeli dengan harga yang murah ke pengrajin. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk meningkatkan nilai guna dari gerabah tersebut agar nilai jualnya juga meningkat. Gerabah didekorasi dengan menarik dengan motif batik khas Minangkabau menggunakan canting batik sehingga menjadi hiasan. Hal ini bertujuan untuk menonjolkan karakter batik dari motif yang dihasilkan. Produk gerabah tersebut menjadi lebih menarik setelah dilakukan proses finishing. Proses mencanting dilakukan langsung di permukaan gerabah untuk kemudian dilakukan finishing produk. Kegiatan ini melibatkan pengrajin gerabah tradisional Andaleh. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas pengrajin guna meningkatkan taraf hidupnya. Produk gerabah ini nantinya menjadi produk unggulan daerah dan dapat dijual di objek wisata yang ada.Kata Kunci: Diversifikasi; gerabah; teknik batik
PENGOLAHAN PLASTIK KEMASAN MAKANAN MENJADI PRODUK KRIYA Ferawati Ferawati; Aufa Imra; Hady Mardiansyah
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3, No 2 (2018): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v3i2.526

Abstract

Anyaman merupakan salah satu bentuk kerajinan tangan yang dikerjakan dengan pola tindih menindih, silang menyilang, lipat melipat dan sebagainya sehingga menghasilkan motif-motif yang bervariasi. Berbagai produk dapat dibuat dengan teknik ini anyam seperti tas, dompet tempat tisu, keranjang buah, kipas dan lain sebagainya. Begitupun dengan bahan yang dapat digunakan berasal dari alam seperti bambu, rotan, pelepah pisang, enceng gondok, daun pandan, akar kayu dan lain sebagainya. Selain itu juga pabrikan yang merupakan limbah rumah tangga seperti kertas dan plastik kemasan makanan, saat ini produk seni kriya yang dibuat dengan teknik anyam banyak diminati oleh kalangan masyarakat, karena bentuknya yang bervariasi dan unik, serta pengunaan bahan yang merupakan pengolahan dan pemanfaatan bahan ramah lingkungan. Salah satu usaha pemanfaatan limbah ini dilakukan di bank sampah Sarunai Ekor Lubuk Padangpanjang. Saat ini lembaga ini telah memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomis. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pengetahuan dan skill pengelola dalam berkreasi menciptakan produk dengan bahan plastik kemasan makanan. Oleh karena itu dilakukan pelatihan dan pengembangan desain produk fungsional bernilai ekonomis dengan pemanfaatan limbah plastik kemasan makanan. Pelatihan dilakukan melalui dua metode yaitu penyampaian materi tentang potensi pemanfaatan limbah, teknik anyam dengan cara persentasi dan diskusi, menampilkan contoh produk anyam dengan bahan plastik kemasan makanan. Metode lainnya yaitu praktek membuat produk berupa tas, sandal, dan tempat tisu.Selama kegiatan pelatihan berlansung peserta dilatih dan didampingi oleh tim pengabdian yang terdiri dari empat orang.
PELATIHAN RAJUT UNTUK SOUVENIR DI DESA WISATA KUBU GADANG Ferawati Ferawati; Hendra Hendra; Ahmad Akmal
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6, No 2 (2021): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v6i2.2061

Abstract

Pelatihan pembuatan masker dan aksesoris lain dengan teknik rajut di Desa Wisata Kubu Gadang adalah untuk memaksimalkan potensi desa wisata Kubu Gadang. Sebagai desa wisata, Kubu Gadang belum memiliki produk souvenir yang unik dank has. Padahal semenjak menjadi desa wisata, Kubu Gadang selalu ramai dikunjungi wisatawan baik dalam negeri ataupun manca negara. Ketika pandemi Covid-19 melanda, jumlah wisatawan yang datang mengalami kemerosotan. Namun setelah masa adaptasi kebiasaan baru yang dicanangkan oleh pemerintah dengan program 3M nya, maka secara berangsur-angsur Kubu Gadang mulai kembali ramai dikunjungi. Untuk itu perlu diadakan kegiatan pelatihan membuat masker dan beragam aksesoris dengan teknik rajut guna  meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Teknik rajut dipilih karena memiliki kelebihan antara lain bisa dikerjakan dimana saja dan kapan saja, serta tidak memerlukan peralatan yang mahal. Produk yang dihasilkan nantinya akan ditawarkan ke wisatawan yang datang guna mendukung program pemerintah memakai masker. Kegiatan pelatihan ini sangat menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Pelatihan yang ditujukan ke Pokdarwis Kubu Gadang, diharapkan memotivasi anggotanya untuk berkreasi menghasilkan souvenir khas Kubu Gadang. Teknik rajut juga bisa dikembangkan untuk menghasilkan beragam produk lainnya sesuai dengan kreativitas dari pembuatnya.
MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA ADAT PENGANTIN DI ACEH TENGAH Ferawati Ferawati
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 15, No 1 (2013): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2000.399 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v15i1.167

Abstract

Kerawang Gayo adalah nama motif hias dan nama pakaian adat Gayo di Aceh Tengah. Berbagai jenis motif diukirkan ke banyak media dalam kehidupan masyarakat, diantaranya pada busana adat pengantin Gayo. Motif-motif tersebut mencerminkan sistem pola pikir masyarakat. Sebagai warisan seni budaya, ia cermin kehidupan yang memiliki kedudukan strategis dalam sistem adat-budaya Gayo. Pesan budaya yang terkandung diekspresikan melalui simbol berupa motif hias [khas] disebut “kerawang Gayo”. 
KERAJINAN KERAWANG GAYO KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH Jusnimalita Jusnimalita; Ferawati Ferawati; Ahmad Bahrudin
Relief : Journal of Craft Vol 1, No 2 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.183 KB) | DOI: 10.26887/relief.v2i1.2595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerajinan kerawang Gayo di kampung kerawang Bebesen, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, Propinsi Aceh, meliputi bentuk, fungsi, dan pemasarannya.  Kampung Bebesen memiliki perajin kerawang terbanyak di Aceh.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data deskriptif yang bersumber dari perajin dan pemilik usaha, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.  Pembahasan dan pemecahan data penelitian dilakukan dengan dukungan teori yang relevan yaitu teori bentuk, dan fungsi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tinjauan pustaka, wawancara, dan dokumentasi.  Perajin kerawang Gayo di kampung Bebesen menghasilkan produk untuk kebutuhan sehari-hari seperti baju kerawang, tas, rok, jilbab, upuh ulen-ulen, pawak, sarung bantal kursi, serta untuk kebutuhan acara-acara adat, bantal didong yang digunakan dalam kesenian didong, payung, dan beragam bentuk cinderamata.  Adapun motif hias yang banyak dijahitkan dalam produk kerajinan di sini yaitu motif emun berangkat, emun beriring, emun mutumpuk, emun mupesir, tapak seleman, bunge ni kapas, puter tali, dan pucuk rebung. 
BAWANG MERAH SEBAGAI MOTIF PADA KEBAYA MELAYU Lisa Dewi; Widdiyanti Widdiyanti; Ferawati Ferawati
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 2 (2023): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3751

Abstract

The plant of onion bulbs frequently utilizes as spices for food. Visually the shape is circular,This fascination with the form of onion bulbs and their function served as the basis for works as an original motif on Malay kebaya utilizing the batik writing technique. The three steps of the creative process are exploration, design, and embodiment. The exploration stage begins with collecting information from sources relevant to the work that will develop.  The design stage carries out by producing alternate sketches, creating designs with the onion bulb motif, and settling on a chosen design. The use of the batik writing technique combined with the embroidery technique is to carry out the process of achieving the design of the work. The work uses a silk cotton fabric as a material that is dyed with remazol. Umbi bawang merah merupakan tanaman yang biasa digunakan dalam bumbu masakan. Secara visual bentuknya bulat cenderung oval, Ketertarikan terhadap bentuk umbi bawang merah dan kegunaannya menjadi dasar penciptaan karya sebagai kreasi bentuk motif pada kebaya melayu Riau menggunakan teknik batik tulis. Proses penciptaan terdiri dari tiga tahap yang meliputi eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Tahapan eksplorasi dimulai dengan mengumpulkan data dari sumber-sumber yang berkaitan dengan penciptaan karya yang akan dibuat. Tahap perancangan dilakukan melalui pembuatan sketsa alternatif, membuat kreasi bentuk motif umbi bawang merah, dan menetapkan desain terpilih. Proses perwujudan rancangan karya dilakukan dengan teknik batik tulis yang dipadukan dengan sulam. Media yang digunakan berupa kain katun sutera dengan pewarnaan remazol.