Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Gambaran Kerusakan Dokumen Rekam Medis Di Ruangan Penyimpanan Rumah Sakit Madina Bukitinggi Aditya Allan; Elsi Susanti; Silvia Adi Putri; Erpidawati; Yuliza Anggraini
Jurnal Amanah Kesehatan Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Amanah Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPAK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.652 KB) | DOI: 10.55866/jak.v3i2.117

Abstract

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, di RS Madina Bukittinggi ditemukan adanya fenomena kerusakan pada dokumen rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kerusakan dokumen rekam medis di ruang penyimpanan Rumah Sakit Madina Bukittinggi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional yang meneliti tentang gambaran kerusakan dokumen yang telah dilakukan di ruang penyimpanan dokumen Rumah Sakit Madina Bukittinggi pada bulan Maret 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 21,9% dokumen rekam medis mengalami kerusakan, jenis kerusakan yang ditemukan adalah adanya dokumen rekam medis yang robek, kehilangan beberapa bagian, pudar, luntur dan kotor. Penyebab kerusakan dokumen yang menjadi temuan penelitian adalah kurangnya sarana pengelolaan dokumen seperti rak, dan penyaring debu serta terjadinya kerusakan dokumen akibat kelalaian pemakaian (human error).Dapat disimpulkan bahwa masih adanya kerusakan dokumen di ruang penyimpanan rumah sakit Madina Bukittinggi dan kerusakan terjadi akibat kurangnya sarana penunjang penyimpanan file dan kelalaian dalam penggunaan dokumen. Maka dari itu diharapkan kepada pihak manajemen Rumah Sakit Madina Bukittinggi untuk dapat lebih meningkatkan sarana pengelolaan file dokumen rekam medis dengan penambahan rak dan penyaring udara ser
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU SISWI DENGAN KANKER PAYUDARA DI SMAN 1 MATUR Yuliza Anggraini
Menara Medika Vol 1, No 1 (2018): Vol 1 No 1 September 2018
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v1i1.2058

Abstract

Latar Belakang : Kanker payudara merupakan satu diantara tiga serangkai keganasan yang menyerang perempuan di Indonesia, yakni kanker payudara, kanker serviks dan kanker kulit. Di Sumatera Barat, angka kejadian kanker payudara adalah 5,6% angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka kejadian rata-rata Nasional yang hanya sekitar 4,3% sehingga menempatkan Sumatera Barat urutan keenam dari 33 Propinsi di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan sikap dan perilaku siswi dengan kanker payudara. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain komparatif. Penelitian komparatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk membandingkan nilai antara satu variable dengan variable lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui pertanyaan terstruktur atau kuesioner penelitian. Hasil : penelitian memperoleh ini adalah sebagian repsonden 46 orang (68,7%) memiliki pengetahuan rendah terhadap kanker payudara, 40 responden (59,7%) memiliki sikap yang negatif terhadap kanker payudara, 39 responden ( 58,2%) memiliki perilaku yang kurang baik terhadap kanker payudara. Kesimpulan : penelitian ini rendahnya pengetahuan, sikap dan perilaku siswi terhadap kanker payudara di SMAN 1 Matur.
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL BUKITTINGGI Siska Dwi Handayani; Arya Ramadia; Yuliza Anggraini
Menara Medika Vol 2, No 1 (2019): Vol 2 No 1 September 2019
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v2i1.2175

Abstract

Dukungan sosial adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti oleh individu yang bersangkutan. Konsep diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahan pada seluruh aspek kepribadiannya, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan konsep diri pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Teknik Pengambilan Sampel pada penelitian ini yaitu incidental sampling dengan jumlah 68 sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan rank spearman. Hasil univariat berdasarkan dukungan keluarga pada pasien pasca stroke di dapatkan hasil bahwa responden yang memiliki dukungan baik sebanyak 35 orang (51,5%). Hasil analisa univariat berdasarkan konsep didapatkan hasil konsep diri negatif sebanyak 38 oarang (55,9%). Dengan nilai p=0,011.Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan konsep diri pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi tahun 2017. Untuk itu di sarankan kepada pihak rumah sakit untuk memberikan pengarahan kepada keluarga pasien untuk tetap memberi dukungan dukungan positif untuk lebih giat lagi melakukan pengobatan dalam mencapai kesembuhan mereka.
PERAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH DAN ‘AISYIYAH DALAM MENURUNKAN STUNTING DI KENAGARIAN TANJUNG BUNGO Yuliza Anggraini; Lisa Ernita
JOMIS (Journal of Midwifery Science) Vol 6 No 1 (2022): JOMIS (Journal Of Midwifery Science)
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jomis.v6i1.2146

Abstract

Stunting toddlers in Indonesia reach a prevalence of 30.8%, this figure is 8.9 times higher than the world. Stunting has an impact on the inhibition of the child's height, the child's intelligence level, the decreased role of the immune system, immune function, and metabolic system disorders. It takes cooperation from various parties to deal with stunting, one of which is building partners with various sectors. Muhammadiyah and Aisyiyah are one of the largest organizational partners in Indonesia and are located throughout Indonesia, both cities and villages that can help the government reduce the incidence of stunting. One of them is Kenagarian Tanjung Bungo which has more than 500 charities and members of Muhammadiyah and Aisyiyah. Family and health development is one of the institutional programs of Muhammadiyah and Aisyiyah, with the awareness movement for stunting from the Muhammadiyah and Aisyiyah organizations it is hoped that it can reduce the incidence of stunting in Kenagarian Tanjung Bungo. The research design is a qualitative research with a phenomenological descriptive approach, namely a study that seeks to describe and interpret a phenomenon or concept from the life experiences of several individuals. The purpose of this study was to determine the role of Muhammadiyah and Aisyiyah charities in reducing stunting in Kenagarian Tanjung Bungo. The results showed that the role of Muhammadiyah and Aisyiyah's charitable efforts in Tanjung Bungo Kenagarian was not maximized because there were no policies or appeals from PDM or PDA to participate in helping the government in reducing stunting by making government programs successful. Conclusions PDM or PDA needs to develop policies or rules in order to support government programs so that the participation of Muhammadiyah and Aisyiyah Charities is maximized, especially in order to reduce the incidence of stunting in Indonesia.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Yuliza Anggraini; Haninda Nusantri Rusdy
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 10, No 2 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.342 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v10i2.472

Abstract

Latar Belakang : Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Pasaman Barat adalah kabupaten kedua di Provinsi Sumatera Barat dengan prevalensi stunting adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu Nagari di 100 Kabupaten / Kota di Sumatra Barat yang mendapat prioritas tahap pertama dalam menangani stunting di Indonesia pada tahun 2018.Tujuan : dari penelitian ini adalah untuk mengetahuai factor penyebab terjadinya stunting pada balita di silayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel 200 dipilih secara purposive sampling. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rata-rata balita yang stunting di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis memiliki jenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita yang stunting memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%), dan jumlah anak 3-5 orang (67%). Uji chi-square didapatkan pola asuh ibu berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Bangis dengan nilai p 0,05, sedangkan sanitasi lingkungan dan  pemanfaatan layanan kesehatan tidak ada hubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis dengan nilai p 0,05. Kata kunci : Sanitasi; Pola asuh; pemanfaatan posyandu; Stunting; Balita  Background: Riskesdas data shows the prevalence of stunting in Indonesia increased from 35.6% in 2010 to 37.2% in 2013. West Sumatra Province ranks 17th out of 34 provinces of stunting in Indonesia with the prevalence of children under five (ages 24-59 months ) stunting 36.2% higher than the national prevalence of 35.3%. Pasaman Barat is the second regency in West Sumatra Province with the prevalence of stunting is 51.54% and the number of stunting children is 23,435. Nagari Air Bangis, West Pasaman Regency is one of the Nagari in 100 Regencies / Cities in West Sumatra which received the first stage priority in dealing with stunting in Indonesia in 2018.Objective: from this research is to find out the factors that cause stunting in children under five in the work area of Air Bangis Health Center, West Pasaman Regency.Method: This type of research is cross-sectional with a quantitative approach. Sample 200 was selected by purposive sampling.Results: The results showed that the average stunting toddler in the working area of the Air Bangis Community Health Center was male (57.5%), most of the stunting mothers who had a junior high school education (48.5%) and worked as IRT (95.5%), and the number of children 3-5 people (67%). Chi-square test found that maternal parenting was associated with stunting in infants in the work area of Air Bangis puskesmas with a value of p 0.05, while environmental sanitation and utilization of posyandu had no relationship with the incidence of stunting in infants in the work area of Air Bangis Puskesmas with a value of p 0.05. Keywords: Sanitation; Parenting; Utilization of posyandu; Stunting; Toddler
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI KENAGARIAN BALINGKA KABUPATEN AGAM TAHUN 2021 MARISA AMALIA; YULIZA ANGGRAINI; DEDI SATRIA
Jurnal Ners Vol. 6 No. 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i1.3872

Abstract

Stunting adalah kondisi yaitu pada balita yang memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur.Kondisi ini dapat diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari(WHO) World Health Organization. Banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting pada balita diantaranya yaitu karakteristik ibu, faktor ibu, faktor balita dan faktor lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita usia 12-59 bulan. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan di Kenagarian Balingka Kabupaten Agam. Sampel yang diambil yaitu sebanyak 54 balita dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan pendidikan ibu ( p = 0,001) , Pekerjaan ibu ( p = 0,000), Penghasilan ( p = 0,097), Pemberian ASI ( p = 0,170), Pemberian MPASI ( p = 0,102), Berat badan lahir ( p = 0,304), Tinggi badan ( p = 0,000), Sanitasi ( p = 0,655) Personal hygiene ( p = 0,408). Terdapat hubungan pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan tinggi badan balita dengan stunting. Perlunya program yang terintegrasi dan multisektoral untuk meningkatkan pendidikan ibu , pekerjaan ibu dan tinggi badan balita untuk mengurangi kejadian stunting. Kata kunci :Pendidikan ibu, Pekerjaan ibu , Balita , dan Stunting
Gambaran Tingkat Kepuasan Dan Persepsi Tentang Pelayanan Antenatal pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Komunitas Umbrella Disability Community Project (UDP) Bukittinggi SHINTYA ADELLA; LIZA ANDRIANI; YULIZA ANGGRAINI
Jurnal Ners Vol. 6 No. 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i1.3910

Abstract

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak Penyandang Disabilitas khususnya pasal 25 bahwa mereka berhak memperoleh jaminan kesehatan. Ketidakmampuan perempuan penyandang disabilitas untuk menjadi ibu menyebabkan mereka enggan untuk melakukan kunjungan antenatal. Selain itu faktor komunikasi saat memberikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan membuat pelayanan antenatal tidak berkualitas sehingga memiliki persepsi dan tingkat kepuasan yang kurang terhadap pelayanan kebidanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan dan persepsi tentang Pelayanan Antenatal PUS Disabilitas pada Komunitas Proyek Payung Disabilitas Kota Bukittinggi. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah seluruh PUS di komunitas disabilitas sebanyak 12 responden dan pengambilan sampel secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2021 dengan teknik wawancara menggunakan angket dan lembar observasi. Saat melakukan wawancara, peneliti didampingi oleh pengurus komunitas UDP sebagai penerjemah. Hasil penelitian ini lebih dari separuh (58,3%) responden memiliki tingkat pendidikan SMA, lebih dari separuh (66,7%) menerima pelayanan antenatal care, lebih dari separuh (75,0%) puas dengan pelayanan Antenatal Care dan lebih dari separuh (58,7%) memiliki persepsi baik terhadap pelayanan Antenatal Care. Berdasarkan asumsi peneliti, faktor komunikasi informatif yang paling berpengaruh dalam memberikan kepuasan dan persepsi yang baik terhadap pelayanan kehamilan bagi wanita disabilitas adalah didampingi oleh keluarga atau suaminya. Kata Kunci : pelayanan antenatal, tingkat kepuasan, persepsi dan disabilitas
Faktor sanitasi lingkungan penyebab stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat Yuliza Anggraini; Pagdya Haninda Nusantri Rusdi
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 4, No 1 (2020): Juni
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.257 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v4i1.78

Abstract

Latar belakang: Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Prevalensi stunting di Pasaman Barat adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Tujuan penelitian: Diketahui factor sanitasi lingkungan penyebab stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air BAngis Kabupaten Pasaman Barat. Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah seluruh balita yang datang ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis. Jumlah sampel adalah 200 balita dipilih secara purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode wawancara dan observasi. Instrumen menggunakan lembar checklist. Hasil:  didapatkan sebagian besar balita berjenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%) dengan jumlah anak 3-5 orang (67%), posyandu memiliki balita dengan tinggi badan tidak stunting (36,5%) namun sebagian besar responden memiliki sanitasi lingkungan yang tidak baik (37%) dan memiliki balita stunting (23%). terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.  Simpulan: factor sanitasi lingkungan dapat menyebabkan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.
Faktor yang berhubungan dengan stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis kabupaten Pasaman Barat Yuliza Anggraini; Pagdya Haninda Nusantri Rusdi
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.705 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v3i2.56

Abstract

Latar belakang: Data Riskesdas menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari 35,6% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada 2013. Provinsi Sumatera Barat menempati urutan ke 17 dari 34 provinsi stunting di Indonesia dengan prevalensi anak balita (usia 24-59 bulan) stunting 36,2% lebih tinggi daripada prevalensi nasional 35,3%. Prevalensi stunting di Pasaman Barat adalah 51,54% dan jumlah anak stunting adalah 23.435. Tujuan penelitian: Diketahui faktor penyebab terjadinya stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat. Metode : Jenis penelitian adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah seluruh balita yang datang ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Air Bangis. Jumlah sampel adalah 200 balita dipilih secara purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dengan metode wawancara dan observasi. Instrumen menggunakan lembar checklist. Hasil: Sebagian besar balita berjenis kelamin laki-laki (57,5%), sebagian besar ibu balita memiliki pendidikan sekolah menengah pertama (48,5%) dan bekerja sebagai IRT (95,5%) dengan jumlah anak 3-5 orang (67%), sebagian besar balita memiliki tinggi badan normal (66%) dengan status gizi baik ((55,5%). Sebagian besar responden memiliki pola asuh baik balita dengan tinggi badan tidak stunting (37,5%), sebagian besar responden yang memanfaatkan posyandu memiliki balita dengan tinggi badan tidak stunting (36,5%) namun sebagian besar responden memiliki sanitasi lingkungan dan memiliki balita stunting (23%). Simpulan: Sebagian besar responden memiliki pola asuh yang baik memiliki balita tidak stunting 37,5%, sebagian besar responden yang memanfaatkan Posyandu memiliki balita tidak stunting yaitu 36,5% dan sebagian besar responden dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik dengan balita stunting 23%.
EDUKASI GIZI SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN Kartika Mariyona; Yuliza Anggraini
Jurnal Salingka Abdimas Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Salingka Abdimas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.279 KB)

Abstract

gizi sangat peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama pada tahap golden perioddi lima tahun pertama. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 di Indonesia menujukkan prevalensi stunting balita sebesar27,5 %, balita kurus 8,0%, balita sangat kurus 3,1%, balita risiko kurus 22,8%, dan balita dengan gizi kurang sebanyak 17,8%. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu status gizi balita sehingga dapat menurunkan kejadian balita gizi buruk atau kurang. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam rangka memperingati hari gizi nasional yang di adakan dikantor balai kota lama kota bukittinggi dengan cara memberikan penyuluhan pada orang tua/pengasuh balita, dan pemberian makan tambahan. Kegiatan. Meningkatnya pengetahuan mengenai gizi seimbang dan pengolahan makanan boleh jadi akan diikuti dengan perubahan perilaku.Penyuluhan gizi dengan metode ceramah disertai media poster dan leaflet merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan memberi seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar mampu menentukan pilihan perilaku yangtepat untuk meningkatkan status gizi balitanyaKata kunci: Edukasi, Gizi, sepanjang daur kehidupan