Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Kenaikan Berat Badan Balita Usia 12-24 Bulan Setelah Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Kearifan Lokal di Jorong Pahambatan Kenagarian Balingka Kabupaten Agam Tahun 2023 Riri Rahmadani Fitriah; Yuliza Anggraini; Erpidawati Erpidawati
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.6690

Abstract

Masalah gizi menjadi salah satu masalah terpenting yang harus ditangani pemerintah di dunia maupun di Indonesia untuk memperoleh generasi yang baik.Gizi pada masa 5 tahun pertama kehidupan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita di masa depan.Dampak yang dapat timbul akibat kekurangan gizi pada lima tahun pertama adalah perkembangan otak dan pertumbuhan,Untuk mengatasi hal tersebut,salah satunya melalui program pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis kearifan lokal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kenaikan Berat Badan balita Usia 12-24 Bulan Setelah Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Kearifan Lokal Di Jorong Pahambatan Kenagarian Balingka Kabupaten Agam Tahun 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quassy experimentalTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam laporan penelitian ini adalahprobability sampling; simple random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota pupulasi untuk dipilih menjadi sampel yang dilakukan secara dirandom.Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 13 sampel, terdapat 11 balita mengalami kenaikan berat badan 10g-100g,1 balita tidak mengalami kenaikan berat badan, dan 1 balita masuk kategori ekslusi.Kesimpulan terdapat kenaikan berat badan balita 10g-100g setelah pemberian PMT selama 14 hari.Saranlebih memaksimalkan pemanfaatan bahan pangan lokal untuk dijadikan sebagai bahan makanan tambahan bagi balita sehingga meningkatkan status gizi pada balita di Kenagarian Balingka.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Kearifan Lokal pada Balita Usia 12-24 Bulan Di Kenagarian Balingka Tahun 2023 Aze Renata Fenzelina Zalukhu; Yuliza Anggraini; Rantih Fadhlya Adri
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8534

Abstract

Masalah gizi juga merupakan masalah kesehatan yang masih hangat dan selalu menjadi topik utama nasional maupun dunia, terutama negara berkembang seperti Indonesia. Berat badan kurang adalah masalah gizi utama penyebab kematian pada Balita. Balita adalah golongan usia yang cukup rentan terhadap berbagai penyakit, terutama penyakit kekurangan gizi. Rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentunya akan berpengaruh terhadap status gizi Balita. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2016, sekitar 45% kematian anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia terkait dengan kekurangan gizi, sekitar 17 juta anak di bawah usia lima tahun sangat kurus, dan 52 juta anak di bawah usia dari lima. Asupan anak yang tidak mencukupi merupakan salah satu penyebab gizi buruk (Refni, 2021). Upaya Sustainable Developmentian Goals (SDGs) pada tahun 2030 adalah untuk memutus rantai segala bentuk malnutrisi dan di tahun 2025 menurunkan prevalensi gizi buruk (22,2%), kurus (7,5%), sangat kurus (2,4%) dan berat badan lebih (5,7%) pada balita (Miranty, 2020).  WHO mencatat rata rata atau lebih dari setengah balita dengan gizi buruk berasal dari Asia (55%), sepertiganya berasal dari Afrika (39%) (Wahyuni, 2022). Adapun hasil survey yang dilakukan di Sumatera Barat Tahun 2022 tentang angka gizi buruk Balita dimana angka tertinggi mencapai 35,5% dan Kabupaten Agam berada pada angka 24,6%. Dimana terjadi peningkatan dari 19,1% tahun 2021 menjadi 24,6% tahun 2022 (Databoks, 2023). Praktik pemberian Makanan Pendamping Air susu Ibu (MP-ASI) merupakan faktor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak karna mulai usia enam bulan terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi. Hal ini berhubungan dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan yang merupakan pertumbuhan emas bagi anak dan status gizi anak Balita.