Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

RENEWAL OF CRIMINAL LAW AGAINST ABUSE OF CREDIT CARDS Nugraha, Eka; Akub, Sykri; Rifai, Badriyah; Arie, Martehen
Journal of Humanity Vol 3, No 2 (2015): July 2015
Publisher : Journal of Humanity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14724/jh.v3i2.44

Abstract

The use of credit cards for payment in lieu of cash since the introduction of the first credit card ever more widely known and used by people.   On the early introduction of this credit card, the wearer is limited to certain circles. However, a few decades later the credit card industry primarily enter the end of the Decade of the 1970s, has penetrated almost throughout all parts of the world, including Indonesia.   A credit card is issued by most commonly used by the public and apply the current International consists of a range of brands, among others, a very popular one is Visa and Master Card are each issued by the credit card company international and Master Card International.In practice many found the works in banking that may be subject to sanctions as set forth in the book of the law of criminal law (Criminal Code).
Fundamental Movement Skills and Moods as Predictors of Games Performance in Primary School Students Wibowo, Ricky; Nugraha, Eka; Sultoni, Kuston
ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation Vol 7 No 1 (2018): February 2018
Publisher : Department of Physical Education, Sport, Health and Recreation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.618 KB) | DOI: 10.15294/active.v7i1.21416

Abstract

The purpose of this study was to determine how far FMS and mood contribute toward games performance on elementray school student through invasion games activities (modified soccer and handball games). This research uses a correlational explanatory and regression . Third grade elementary school students (n=40) were enrolled in this study consisting of 21 male students and 19 female students. To determine the games perfromance using The Games Performance Assessment Instrument (GPAI) and Brief Mood Introspection Scale (BMIS) to measure the mood of the students. The result showed that FMS and positive moods contributed toward games performance on both games.
The Influence of Outdoor Education and Gender on the Development of Social Values Ma'mun, Amung; Nugraha, Eka; Hakama, Adli; J, Jahidin
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 3, No 1 (2018): Empowering all student to active live and healthy through physical education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.088 KB) | DOI: 10.17509/jpjo.v3i1.10461

Abstract

This article reveals the differences in the development of social values through outdoor educational activities (OE) equipped with structured and unstructured games by looking at gender factors. OE activities were conducted in Parongpong and Gunung Artapela, West Bandung West Java Indonesia, followed by 32 students divided into two groups. With a simple 2 x 2 factorial design, the first group was given an OE activity equipped with a structured game and a second group of unstructured games, amounting to 16 people per group. Before and after following OE each sample filled out a questionnaire about the development of social values (environmental care, self-control, communication, and cohesiveness). Gain scores are used to test the hypotheses of the questionnaire after and before following the OE through ANOVA and Tukey. The results are: firstly, there is no overall difference in the effect of OE equipped with structured games with unstructured development of social values; Secondly, there is an interplay between the game model in OE with gender so as to give different effects on the development of social values; Thirdly, there is a difference of influence between OE and structured game with unstructured development of social values in the male gender group, OE equipped with better structured game than unstructured game; Fourth, there is a difference in the effect of OE with unstructured game structured to the development of social values in women's gender groups, OE activities with unstructured games better than structured. OE activities require the right type of game according to their gender. Equips OE with structured games suitable for men and unstructured for women.ABSTRAKArtikel ini mengungkapkan perbedaan perkembangan nilai-nilai sosial melalui kegiatan outdoor education (OE) yang dilengkapi dengan permainan yang terstruktur dan tidak terstruktur dengan melihat faktor jenis kelamin. Aktivitas OE dilakukan di Parongpong dan Gunung Artapela, Bandung Barat, Jawa Barat Indonesia, diikuti oleh 32 siswa dibagi menjadi dua kelompok. Dengan desain faktorial 2 x 2, kelompok pertama diberi kegiatan OE yang dilengkapi dengan permainan terstruktur dan kelompok kedua dari permainan yang tidak terstruktur, yang berjumlah 16 orang per kelompok. Sebelum dan sesudah mengikuti OE setiap sampel mengisi kuesioner tentang pengembangan nilai sosial (perawatan lingkungan, pengendalian diri, komunikasi, dan integitas). Skor gain digunakan untuk menguji hipotesis kuesioner setelah dan sebelum mengikuti OE menggunakan ANOVA dan Tukey. Hasilnya adalah: pertama, tidak ada perbedaan menyeluruh  pengaruh OE yang dilengkapi dengan permainan terstruktur dengan pengembangan nilai-nilai sosial yang tidak terstruktur; Kedua, ada interaksi antara model permainan di OE dengan gender sehingga memberikan efek yang berbeda pada pengembangan nilai-nilai sosial; Ketiga, ada perbedaan pengaruh antara OE dan permainan terstruktur dengan pengembangan nilai-nilai sosial yang tidak terstruktur dalam kelompok gender laki-laki, OE dengan permainan terstruktur  lebih baik daripada permainan yang tidak terstruktur; Keempat, ada perbedaan dalam efek OE dengan permainan terstruktur tidak terstruktur untuk pengembangan nilai-nilai sosial dalam kelompok-kelompok gender perempuan, kegiatan OE dengan permainan yang tidak terstruktur lebih baik daripada yang terstruktur. Kegiatan OE membutuhkan jenis permainan yang tepat sesuai dengan gender mereka. OE dengan permainan terstruktur lebih cocok untuk pria dan tidak terstruktur untuk wanita.
Pengaruh Latihan Kapha Yoga terhadap Penurunan Tekanan Darah dan Peningkatan Kebugaran Lansia Romadlon, Moch. Arif; Nugraha, Eka; Daniel, Hamidie Ronald
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 19, No 1 (2019): STRATEGI PROSES BELAJAR MENGAJAR
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v19i1.17142

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan kapha yoga terhadap penurunan tekanan darah dan peningkatan kebugaran lansia. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian kausal komparatif atau ex-postfacto yang membandingkan dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampling yaitu sampling purposive. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang sudah didiagnosa oleh dokter positif menderita hipertensi adalah kelompok eksperimen 15 orang lansia dengan rentan usia 60-74 tahun di Apotek Izzatul Komplek Puri Cipageran Indah 1 Blok B 42 Cimahi dan kelompok kontrol 15 orang lansia dengan rentang usia 60-74 tahun di Lapangan Primarobic Jatihandap gg.3 Rt: 04 / Rw: 04 Cicaheum, Kota Bandung. Instrument penelitian ini adalah mengadopsi dari journal C. Jessie Jones dan Roberta E. Rikli pada tahun 2002 yang menggunakan The Seniors Fitness Test. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan tekanan darah dan peningkatan kebugaran lansia yang signifikan oleh kelompok eksperimen selama 24 kali pertemuan.
Kajian Pengaruh Aspek Mitologi Pada Pola Tatanan Tapak Di Kampung Naga Utami, Utami; Nugraha, Dian; Nugraha, Eka; Mardia, Amalia; Supriatna, Eddy
REKA KARSA Vol 2, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.646 KB) | DOI: 10.26760/rekakarsa.v2i3.599

Abstract

Abstrak Saat ini isu vernakular sedang menjadi bahan perbincangan diseluruh dunia. Vernakular terbentuk karena adanya komunitas yang mempunyai latar belakang budaya dan kepercayaan yang sama. Bangunan vernakular dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor ekologi, budaya, sosial, politik. Kajian ini akan membahas perkampungan adat di Garut yaitu Kampung Naga. Aspek yang diutamakan adalah aspek mitologi setempat yang mempengaruhi terhadap pola tatanan tapak di Kampung Naga. Kajian ini diharapkan kita mendapatkan manfaat, prinsip atau dasar-dasar yang menjadi rujukan saat mendesain pola massa. Secara khususnya dapat digunakan sebagai rujukan untuk mendesain pola tatanan massa yang dilihat dari aspek mitologi. Metoda penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metoda penelitian survey, literature, dan wawancara. Faktor budaya dan kepercayaan yang ada di Kampung Naga sangat kuat hingga adanya mitos-mitos setempat yang mepengaruhi dan mengatur kehidupan sosial masyarakat yang ada didalamnya. Pengaruh aspek mitologi yang ada di Kampung Naga sangat erat dan kental disamping kehidupan sosial yang dipengaruhi bahkan pengaruh aspek mitologi ini masuk dalam pembentukan pola tatanan tapak yang ada di Kampung Naga. Kata kunci: Vernakualar, Mitologi, Pola Tatanan Tapak. ABSTRACT Nowadays the issue about vernacular is being talked all around the world. Vernacular formed because of the community exixtence that has culture background and the same belief. Vernacular building reviewed by various factors like economic factor, culture, social, and politic. This study will discuss about adat village in Garut named Kampung Naga. Aspect that is prefered is local mythology aspect that is affecting to the pattern of mass order at Kampung Naga. This study is ecpected to be benefit, principle or fundamentals as the reference when designing the pattern of mass order. Particularry it can be used as a reference ro design patterns masses order viewed from the aspect of mythology. The reaserch method that used in this study are survey reasearch method, literature, and interview. Culture factor and belief in Kampung Naga is really strong so the existence of local myths affecting and controling the social life of the people inside. The impact of mithology aspect in Kampung Naga is really close and viscous besides the social life that is effected, even the influence of this mithology aspect is affecting the pattern of mass order at Kampung Naga.   Keywords : Vernacular, Mythology, Mass Order Patterns
KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV POSITIF, PENGGUNA NAPZA, DAN MASYARAKAT MISKIN KOTA YANG MENGIKUTI AKTIVITAS STREET SOCCER DI RUMAH CEMARA BANDUNG Hanwar, Ramdhani; Nugraha, Eka; Wijayanti, Kurnia Eka
JURNAL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Vol 1, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Vol 1 No 2 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.65 KB) | DOI: 10.17509/jpjo.v1i2.5661

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup orang dengan HIV Positif, pengguna napza, dan masyarakat miskin kota yang mengikuti aktivitas street soccer di Rumah Cemara Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan adalah pemain Timnas Homeless World Cup 2015 di Rumah Cemara Bandung terdiri dari 8 orang dengan kriteria 2 orang dengan HIV Positif, 2 orang mantan pengguna napza dan 4 orang masyarakat miskin kota, dengan teknik pengambilan sampling jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner WHOQOL-BREF. Hasil penelitian : adanya peningkatan domain kesehatan fisik besarnya 6% untuk orang dengan HIV positif ; 18.5% untuk pengguna napza ; 9.25% untuk masyarakat miskin kota. Domain kesejahteraan psikologis pada orang dengan HIV positif tidak mengalami peningkatan ; peningkatan untuk pengguna napza besarnya 11% ; 9.25% untuk masyarakat miskin kota. Domain hubungan sosial besarnya 12.5% untuk orang dengan HIV positif ; 12.5% untuk pengguna napza ; 10.75% untuk masyarakat miskin kota. domain hubungan dengan lingkungan besarnya 6.5% untuk orang dengan HIV positif ; 13.5% untuk pengguna napza ; 14% untuk masyarakat miskin kota. Simpulan penelitian menggambarkan telah terjadi peningkatan kualitas hidup pada orang dengan HIV positif, pengguna napza, dan masyarakat miskin kota yang mengikuti aktivitas street soccer di Rumah Cemara Bandung.
Kajian Pengaruh Aspek Mitologi Pada Pola Tatanan Tapak Di Kampung Naga Utami Utami; Dian Nugraha; Eka Nugraha; Amalia Mardia; Eddy Supriatna
REKA KARSA Vol 2, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v2i3.599

Abstract

Abstrak Saat ini isu vernakular sedang menjadi bahan perbincangan diseluruh dunia. Vernakular terbentuk karena adanya komunitas yang mempunyai latar belakang budaya dan kepercayaan yang sama. Bangunan vernakular dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor ekologi, budaya, sosial, politik. Kajian ini akan membahas perkampungan adat di Garut yaitu Kampung Naga. Aspek yang diutamakan adalah aspek mitologi setempat yang mempengaruhi terhadap pola tatanan tapak di Kampung Naga. Kajian ini diharapkan kita mendapatkan manfaat, prinsip atau dasar-dasar yang menjadi rujukan saat mendesain pola massa. Secara khususnya dapat digunakan sebagai rujukan untuk mendesain pola tatanan massa yang dilihat dari aspek mitologi. Metoda penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metoda penelitian survey, literature, dan wawancara. Faktor budaya dan kepercayaan yang ada di Kampung Naga sangat kuat hingga adanya mitos-mitos setempat yang mepengaruhi dan mengatur kehidupan sosial masyarakat yang ada didalamnya. Pengaruh aspek mitologi yang ada di Kampung Naga sangat erat dan kental disamping kehidupan sosial yang dipengaruhi bahkan pengaruh aspek mitologi ini masuk dalam pembentukan pola tatanan tapak yang ada di Kampung Naga. Kata kunci: Vernakualar, Mitologi, Pola Tatanan Tapak. ABSTRACT Nowadays the issue about vernacular is being talked all around the world. Vernacular formed because of the community exixtence that has culture background and the same belief. Vernacular building reviewed by various factors like economic factor, culture, social, and politic. This study will discuss about adat village in Garut named Kampung Naga. Aspect that is prefered is local mythology aspect that is affecting to the pattern of mass order at Kampung Naga. This study is ecpected to be benefit, principle or fundamentals as the reference when designing the pattern of mass order. Particularry it can be used as a reference ro design patterns masses order viewed from the aspect of mythology. The reaserch method that used in this study are survey reasearch method, literature, and interview. Culture factor and belief in Kampung Naga is really strong so the existence of local myths affecting and controling the social life of the people inside. The impact of mithology aspect in Kampung Naga is really close and viscous besides the social life that is effected, even the influence of this mithology aspect is affecting the pattern of mass order at Kampung Naga.   Keywords : Vernacular, Mythology, Mass Order Patterns
PENGARUH FAST INTERVAL TRAINING DAN SLOW INTERVAL TRAINING PADA LACTATE THRESHOLD DAN PERFORMA LARI 1500 METER Iki Afrianda; Eka Nugraha; Hamidie Ronald D.R.
Edusentris VOL 4, NO 1 (2017): MARET
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edusentris.v4i1.367

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari dua bentuk latihan interval terhadap lactate threshold (LT) dan waktu tempuh lari 1500 m. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. yang dilakukan melalui teknik sampling jenuh. 12 pelari remaja (6 putra dan 6 putri) dikelompokkan secara matching. Kelompok latihan interval melakukan fast interval training (FIT) dengan durasi 30 detik, dengan 4-5 pengulangan dan 4 menit istirahat. Intensitas Average 1500m running velocity sebesar 120% AV. Sedangkan kelompok latihan interval melakukan slow interval training (SIT) dengan durasi ≥ 2 menit. Pengulangan dilakukan sebanyak 6-10, dan 3 menit istirahat pada intensitas 110% dari LT. Data penelitian diperoleh melalui the modified conconi test dan tes lari 1500 m. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara SIT dan FIT terhadap LT (p=0.029) dan waktu tempuh lari 1500 m (p=0.004). LT berkorelasi dengan waktu tempuh lari 1500 m pada kedua kelompok latihan, yaitu SIT (r =-0.942) dan FIT (r = -0.942). Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa SIT memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap LT dan waktu tempuh lari 1500m dibandingkan dengan FIT. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa SIT merupakan strategi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan LT dan memperbaiki waktu tempuh lari 1500 m untuk periode latihan selama 4 minggu.