Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Warka Condense Tower Sebagai Teknologi Alternatif Penghasil Air Yunita Aprilina; Gempita Mahardika Lalu
JURNAL AVESINA Vol 14 No 2 (2020): Jurnal Avesina
Publisher : Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya seperti pertanian dan industri. Sehingga,keberadaan air perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan kehidupan. Warka Condense Tower merupakan suatu teknologi kondensasi berupa tower sederhana dan ramah lingkungan karena menggunakan 80% material alami. Teknologi ini berfungsi untuk menangkap embun dari udara dan menampung air hujan ke dalam tandon air (Ground Water Tank). Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Universitas Islam Al-Azhar Mataram. Adapun data-data yang dibutuhkan antara lain adalah data profil ukuran Warka, data curah hujan, dan data kebutuhan air. Untuk mengetahui jumlah air yang dihasilkan dilakukan pengamatan selama 30 hari berturut-turut dan dilakukan analisis dengan menggunakan metode kuantitatif. Untuk mengetahui kualitas air yang dihasilkan adalah dengan melakukan uji kualitas air berdasarkan permenkes RI No.32 tahun 2017 tentang baku mutu kesehatan lingkungan persyaratan kesehatan air. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa debit air yang dihasilkan oleh Warka Condense Tower selama pengamatan 30 hari adalah sebesar 187.2 liter. Kualitas air yang dihasilkan berdasarkan parameter fisik (bau, suhu, rasa, warna, kekeruhan dan kejernihan) dan berdasarkan parameter kimia (DO, Ph, TDS) menunjukkan skala normal, tidak ditemukan adanya bakteri Coliform dan E.coli sehingga memenuhi baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air.
Identifikasi Kawasan Kumuh Desa Sigar Penjalin Dan Desa Sokong Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara Yunita Aprilina; Sri Maulin Noviyanthi
AVESINA: MEDIA INFORMASI ILMIAH UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR Vol 15 No 2 (2021): Jurnal Avesina
Publisher : Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan wilayah sangat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan penduduknya. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk ini maka semakin tinggi pula kebutuhan lahan di wilayah tersebut, sehingga tingkat kepadatan di suatu wilayah cenderung lebih tinggi. Kabupaten Lombok Utara merupakan kabupaten yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Barat dengan luas wilayah 80.953 ha, terletak diantara laut dan deretan pegunungan. Sebagai kabupaten yang sedang berkembang, kabupaten Lombok Utara akan menghadapi permasalahan yang umum dijumpai oleh wilayah, yaitu munculnya kawasan permukiman- permukiman kumuh. Desa Sigar Penjalin (1&2),dan desa Sokong merupakan desa yang terletak di kecamatan Tanjung. Desa-desa tersebut termasuk dalam kawasan strategis kabupaten dalam pertumbuhan ekonomi. Desa Sigar Penjalin merupakan kawasan strategis dalam bidang pariwisata, karena lokasinya yang berada di jalur Sira-Medana dan desa Sokong yang termasuk dalam kawasan strategis dalam bidang perdagangan dan jasa. Hal tersebut menyebabkan desa-desa tersebut cukup berkembang sehingga dapat menimbulkan permasalahan dalam perkembangan kawasan pemukiman. Kategori penilaian dalam tingkat kekumuhan dalam penelitian ini didasarkan atas 6 kategori yaitu vitabilitas non ekonomi, vitabilitas ekonomi kawasan,status kepemilikan tanah, keadaan prasarana dan sarana, komitmen pemerintah kabupaten/kota, dan kedekatan dengan wilayah strategis. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode SPSS. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa Desa Sigar penjalin (1&2), dan desa Sokong tergolong dalam kawasang kumuh sedang dengan nilai indikator berturut-turut 46,48 dan 47. Permasalahan yang dihadapi adalah masalah sanitasi yang tidak memadai, drainase tidak berfungsi sebagaimana mestinya, serta permasalahan limbah dan sampah.
Evaluasi Kinerja Sistem Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Bertais Yunita Aprilina; Muhammad Faisal Karo-karo
JURNAL AVESINA Vol 13 No 2 (2019): Jurnal Avesina
Publisher : Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.142 KB)

Abstract

ABSTRAK Kata kunci : evaluasi kinerja, jaringan irigasi, daerah irigasi Bertais. ABSTRACT Bertais Irrigation Area is an irrigation area located in Sandubaya Subdistrict of Mataram City with an area of 354.74 ha of raw land, consisting of residential land with an area of 269.17 ha, potential land of 14.70 ha and functional land with an area of 70, 87 ha. The area of agricultural land in the Bertais Irrigation Area is declining due to land conversion without prioritizing geographical conditions which are physical factors with their carrying capacity over a long period of time that will affect the quality and quantity of the environment. This study used observational methods on each indicator and assessment to evaluate the performance of irrigation networks. The indicators assessed were physical infrastructure, planting productivity, supporting facilities, personnel organization, documentation, and P3A institutions. This is based on the Minister of Public Works and Public Housing Regulation No. 12/PRT/M/2015 concerning Exploitation and Maintenance of Irrigation Networks. The results showed that the performance of irrigation networks for physical infrastructure reached a percentage value of 19.14% still below the specified minimum value of 25%, plant productivity was 1.61%, Supporting facilities with a percentage value of 1.21% below a minimum value of 5%, personnel organizations with a percentage value of 3.90% under a minimum value of 7.5%, documentation with a percentage value of 2% under a minimum value of 5%, and P3A with a percentage value of 2.15% below a minimum value of 5%. The total of the six indicators is 27.12%. The results of this assessment indicate that the performance of the Bertais irrigation network is poor so the recommendation for handling it is to rehabilitate the Bertais irrigation network. Keywords: performance evaluation, irrigation network, Bertais irrigation area.
PENELITIAN KUALITAS AIR SUNGAI SOKONG DI KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA Yunita Aprilina
JURNAL AVESINA Vol 15 No 1 (2021): Jurnal Avesina
Publisher : Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan bagian penting dalam kehidupan mahluk hidup. Salah satu sumber air permukaan yang sering dijumpai adalah sungai. Sungai sendiri merupakan salah satu sumber air yang hingga saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencukupi kebutuhan air. Masyarakat di kabupaten Lombok Utara pun sebagian besar memanfaatkan sungai dalam kegiatan sehari-hari. Sebagian besar lahan yang ada di Kabupaten Lombok Utara merupakan lahan bukan sawah terutama untuk lahan kebun dan hutan. Lahan yang digunakan sebagai lahan sawah berkisar 9.654 ha sedangkan lainnya lahan yang digunakan sebagai pemukiman dan sarana prasarana berkisar 15.124 ha. Berbagai aktivitas yang dilakukan diatas sungai tersebut lama kelamaan mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan masalah baru. Akibat dari pencemaran tersebut adalah terjadi penurunan kualitas air sungai sebagai akibat dari kegiatan yang ditimbulkan oleh manusia seperti kegiatan pertanian, peternakan bahkan dari aktivitas rumah tangga. Sungai Sokong yang terletak di kecamatan Tanjung kabupaten Lombok Utara merupakan bagian dari wilayah sungai Daerah Aliran Sungai (DAS) Sokong yang merupakan bagian dari Wilayah Sungai Pulau Lombok yang merupakan salah satu dari 37 Wilayah Sungai Strategis Nasional yang ada di Indonesia. Sungai Sokong dan anak-anak sungainya melintasi Kecamatan Tanjung, memisahkan Desa Tanjung dengan desa Sokong, Desa Tegal Maja dengan Desa Sokong Kabupaten Lombok Utara. Pengambilan sampel air dilakukan pada 3 titik yaitu pada hulu jembatan Mengkudu, ruas jalan nasional Tanjung Bayan dan pada bagian muara sungai untuk kemudian diuji berdasarkan parameter pengujian kualitas air. Parameter tersebut antara lain; Daya hantar listrik (DHL), TSS, PH, DO, Sulfat, amonia, Nitrit, Nitrat, Fosfat total, BOD, COD, minyak & lemak, besi, dan total coliform.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa untuk sungai Sokong secara umum dari 14 indikator terdapat 3 indikator yang berada diatas ambang batas baku mutu yaitu jumlah oksigen terlarut (DO) untuk kelas 2, 3 dan 4, BOD untuk kelas 1 dan 2, Sedangkan total coliform berada diatas ambang batas untuk semua kelas air.
Penilaian Kinerja Daerah Irigasi Batujai di Kabupaten Lombok Tengah Yunita Aprilina
REMIK: Riset dan E-Jurnal Manajemen Informatika Komputer Vol. 6 No. 2 (2022): Call for Paper Volume 6 Nomor 2 April 2022
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/remik.v6i2.11532

Abstract

Perkembangan pariwisata yang terjadi secara pesat di Kabupaten Lombok Tengah mengakibatkan alih fungsi lahan secara besar-besaran. Hal ini berpengaruh pada kerusakan DAS sehingga menyebabkan kebutuhan air irigasi lebih tinggi dibandingkan dengan ketersediaan air. Bendungan Batujai yang terdapat di daerah irigasi Batujai, merupakan salah satu bendungan di pulau Lombok yang diperuntukkan sebagai pendukung pembangunan dan peningkatan swasembada pangan nasional. Bendungan Batujai sendiri bermuara pada 5 sungai yaitu sungai Leneng, Surabaya, Kali Sade, sungai Mangkung dan DAS Dodokan WS Lombok yang berada pada 11647’-11648’ dan 816’-818 LS dengan luas genangan sekitar 900 ha dan kapasitas tampungan sekitar 25 juta m3. Pada tahun 2011, luas areal irigasi adalah 3500 ha sedangkan data terakhir tahun 2019 menyebutkan bahwa luas areal irigasi menjadi 2880,98 ha. Terjadi penurunan luas lahan sebagai akibat dari pembangunan jalan, perumahan dan fasilitas lainnya. Penilaian kinerja jaringan irigasi pada daerah irigasi Batujai, menggunakan software PDSDA-PAI versi 2.0. Adapun parameter yang menjadi acuan dalam penilaian antara lain : Prasarana fisik, ketersediaan air, Indeks pertanaman, Sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan P3A. Berdasarkan hasil analisis menggunakan software tersebut, diperoleh nilai untuk setiap parameter sebagai berikut: Prasarana fisik 38,14%, ketersediaan air 7,50%, indeks pertanaman 5,84%, Sarana penunjang 6,99%, organisasi personalia 10,19%, dokumentasi 3,83%, dan P3A 7,11%. Nilai indeks kinerja secara keseluruhan daerah irigasi Batujai adalah 79,6%. Berdasarkan permen PUPR No.12/PRT/M/2015,nilai kinerja tersebut masuk dalam kategori baik, yang berarti bahwa kinerja daerah irigasi Batujai masih tergolong baik.Adapun penanganannya adalah berupa perawatan secara rutin dan berkala.
Yunita Aprilina IDENTIFIKASI KAWASAN TIGA GILI DI KECAMATAN PEMENANG, KABUPATEN LOMBOK UTARA yunita aprilina
JURNAL HANDASAH Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Handasah, Maret 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.002 KB)

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang menjadi andalan di kabupaten Lombok Utara. Bukan hanya kaya akan aneka hasil alam, kabupaten ini juga sangat kaya akan objek wisata alam yang selalu memukau pengunjung. Kawasan Tiga gili yang terdiri dari gili Terawangan, gili Air, dan gili Meno merupakan kawasan yang memiliki daya tarik dan dikenal hingga ke mancanegara. Kawasan tiga gili memiliki luas lahan 678 ha dengan jumlah penduduk 6.534 jiwa dengan rasio kepadatan 963,72 jiwa/km2. Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno yang termasuk dalam kawasan tiga gili tergabung menjadi satu desa yaitu desa Gili Indah. Sebagai kawasan pariwisata, Gili indah diharapkan mampu menjadi kawasan yang bukan hanya memberikan kenyamanan bagi masyarakat lokal sekitar tetapi juga bagi para pendatang khususnya wisatawan. Permasalahan dalam pengembangan kawasan menjadi hal yang sering ditemukan. Sehingga diperlukan identifikasi kawasan untuk menentukan fasilitas yang diperlukan dalam pengembangan kawasan selanjutnya. Adapun variabel yang termasuk kedalam identifikasi anatara lain Fisik bangunan perumahan permukiman serta intensitas bangunan yang terdapat didalamnya, status Kepemilikan Tanah, Kondisi Jalan, Kondisi drainase, Ketersediaan air bersih, Pengolahan air limbah, Pengelolaan persampahan, Proteksi terhadap kebakaran, Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat dan Pertimbangan lainnya. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh bahwa permasalahan kawasan tiga gili yakni Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Indah, adalah permasalahan sanitasi, drainase, pengelolaan sampah serta kondisi bangunan pemukiman masyarakat yang masih kurang memadai. Dengan nilai kualitas kawasan adalah Gili Trawangan 30, Gili Air 31 dan Gili Meno 33. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa kawasan tiga gili tergolong kedalam kawasan pesisir pantai kumuh ringan.
Yunita Aprilina OPTIMASI POLA TANAM DI DAERAH IRIGASI EMBUNG DANASARI yunita aprilina
JURNAL HANDASAH Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Handasah, Maret 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.002 KB)

Abstract

Air merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang seperti pertanian. Kebutuhan air bagi tanaman dapat diperoleh melalui sungai, waduk, dan dapat juga melalui tanah. Embung Danasari yang terletak di Desa Kerembong, kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah awalnya bertujuan untuk mengatasi masalah ketersediaan air dalam memenuhi kebutuhan air untuk irigasi, sehingga mampu mengairi daerah irigasi yang berada di bawah elevasi embung tersebut. Embung Danasari memiliki luas Catchment Area seluas 3.5 km² dengan kapasitas maksimum Embung sebesar 145.000 m3, dengan daerah layanan seluas 210 ha. Areal irigasi optimal yang mampu diairi Embung Danasari setiap tahunnya adalah 180 ha sawah dengan intensitas tanam sebesar 80,19 %. Setiap musim kemarau air yang tersedia tidak optimal untuk mengairi lahan pertanian disekitarnya. Pola tanam yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat yaitu : Padi - Palawija – Bero. Optimasi pola tanam di daerah irigasi embung Danasari dilakukan dengan metode solver, dengan pola tanam alternatif yaitu : Padi – padi – tembakau, Padi – padi – jagung, dan padi – jagung – tembakau. Berdasarkan optimasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa potensi air yang ada pada Embung Danasari memberikan intensitas tanam maksimum pada sistem pola tanam padi – jagung – tembakau pada awal tanam November I sebesar 204,14%, dengan rincian luas tanam I sebesar 34,06 ha dengan intensitas tanamnya 16,22%, luas tanam II sebesar 210 ha dengan intensitas tanamnya 100%, luas tanam III sebesar 184,63 ha dengan intensitas tanamnya 204,14%.
Evaluasi Kolam Retensi Mandalika Terhadap Pengendali Banjir di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Siti Nurul Hijah; Yunita Aprilina; Novi Aulia Rahmah
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 7 No 4 (2023): G-Tech, Vol. 7 No. 4 Oktober 2023
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33379/gtech.v7i4.3255

Abstract

In order to reduce the risk of flood in the area of Mandalika Circuit drainage was built but it still not capable to reduce the flood and interfering with activity in Special Economic Zone (KEK) of Mandalika. Thus retention pool was built in Mandalka in order to reduce flood and reduce the probability of flood on the main channel. The research uses descriptive quantitative method with field calculation result data processing. The result of research of retention pool efficiency in reducing flood on the design discharge in the Ngolang watershed in the existing channel was 15,513 m3/det, the capacity of existing channel was 15,152 m3/det, runoff occurred at 0,361 m3/det. After the retention pool was built, the discharge to the inlet channel was 4,660 m3/det, indicating that no runoff occurred. The discharge from outlet channel I & II is 4,659 m3/det. The flow discharge that entering the inlet channel, outlet I & II is less than the capacity discharge of the inlet channel, outlet I & II. Effectivity after the Mandalika’s retention pool was built to the existing channel was 99.98% indicating that retention pool was effective in overcoming flooding problems