Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Laju Pertumbuhan Karang Porites lutea Insafitri Insafitri; Wahyu Andy Nugraha
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 11, No 1 (2006): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.01 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.11.1.50-53

Abstract

Karang merupakan hewan benthos sesil, maka ekspresi hidupnya seperti laju pertumbuhan merupakan cerminan kondisi lingkungan dimana karang tersebut hidup. Untuk mengamati laju pertumbuhan karang digunakan metode yang berkenaan dengan tinjauan ke belakang (restropektif). Laju pertumbuhan masing-masing dari karang  Porites dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa: di Pulau Cemara Kecil berkisar 5,38 – 17 mm/th. Pada kedalaman 3 m di Pulau Cemara Kecil bagian Barat adalah 14,88 mm/th dan 11,77 mm/th di Pulau Cemara Kecil bagian Timur. Pada kedalaman 10 m di Pulau Cemara Kecil laju pertumbuhan P. lutea adalah 12,38 mm/th di bagian barat dan 6,45 mm/th di bagian timur. Laju pertumbuhan pada kedalaman 3 m cenderung lebih tinggi daripada kedalaman 10 m. Laju pertumbuhan Pulau Cemara Kecil bagian barat mempunyai laju pertumbuhan yang cenderung lebih tinggi daripada bagian timur.   Kata kunci : Laju Pertumbuhan, Porites lutea, Pulau Cemara Kecil  Corals are sessile benthic animals, so their life expression, such on their growth rate was indicate of environmental condition where corals life. The study is a survey research, while coral growth rate was examined with restropective method, and descriptive analysis use table and graph. The growth rates each of Porites rom the result of observation in Cemara Kecil Island are beetwen 5,38-17 mm/year. At 3 metres depth west side of Cemara Kecil Island are 14,88 mm/year and 11,77 mm/year at east side of Cemara Kecil Island. At 10 metres depth in Cemara Kecil Island, growth rates of Porites lutea  are 12,38 mm/year at west side and 6,45 mm/year at east side. Growth rate at 3 metres depth is higher than 10 metres depth. The west side of Cemara Kecil Island have growth rate higher than east side.Key words : Growth rate, Porites lutea, Cemara Kecil Island
PRODUKSI SERASAH (GUGURAN DAUN) PADA BERBAGAI JENIS MANGROVE DI BANGKALAN Wahyu Andy Nugraha
Jurnal Kelautan Vol 3, No 1: April (2010)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v3i1.848

Abstract

This research was conducted on July to September 2009. Mangrove litterfall were trapped with 30 litter traps which were plotted under mangrove canopy 1.5 m above the ground, hence the traps were avoided from tide. In this research, we use Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata and Bruguera sp. 10 litter traps were used on each species. Litter traps were made from polyetilen with size of 1x1x0,5 m3. Mangrove litterfall were collected every two weeks for 3 months. The production rate of mangrove litterfall in Bangkalan were 4.08-18.38 g/tree/day. The fastest production rate of mangrove litterfall was found on Rhizopora mucronata with 64.56%, followed by Rhizopora apiculata and  Brugueira sp with 24.32% and 11.12%, respectively. Key Words : mangrove litterfall, Bangkalan, Rhizopora 
HUBUNGAN PERSEN PENUTUPAN LAMUN DAN STRUKTUR KOMUNITAS ECHINODERMATA DI PULAU RA’AS Alex Purnomo; Wahyu Andy Nugraha
Jurnal Kelautan Vol 13, No 1: April (2020)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.962 KB) | DOI: 10.21107/jk.v13i1.7251

Abstract

ABSTRACTSeagrass beds are one of the ecosystems that support a variety of life in the sea. Various types of biota live around seagrass beds, one of which is Echinodermata. Echinodermata has a role as a detritus eater in seagrass plants. The association of Echinodermata and seagrass species can be used to see the suitability of a habitat for the existence of species that live in seagrass ecosystems. The purpose of this study was to determine the associations of Echinoderms and Seagrasses on Ra'as Island, Brakas Village, Telangoh Tengah Hamlet, Sumenep Regency, East Java. This research was conducted in November-December 2018. The method used is the quadratic method placed on the transect line with the size of each quadrant of 1x1 m. The association of Echinodermata and Seagrass relationships between Echinoderms and Seagrasses was analyzed by simple linear regression. The results showed that there were 4 species of Echinoderms and 3 species of seagrass. Diversity, uniformity and dominance of Echinoderms at each is low. The association of Echinoderms and Seagrasses showed that seagrass results and Echinodermata did not have a significant relationship. The influencing factor is that most Echinoderms found are Echinoderms, which occupy coral reef ecosystems such as Diadema sitosum, which is most often found at each station.Keywords: Seagrass, Community Structure, Relationship to Seagrasses and Echinoderms, Ra'as IslandABSTRAKPadang lamun adalah salah satu ekosistem yang menyangga berbagai kehidupan di laut. Berbagai macam biota hidup disekitar padang lamun salah satunya adalah Echinodermata. Echinodermata memiliki peranan sebagai pemakan detritus pada tumbuhan lamun. Asosiasi spesies Echinodermata dan lamun dapat digunakan untuk melihat tingkat kesesuaian suatu habitat bagi keberadaan spesies yang hidup pada ekosistem padang lamun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui asosiasi Echinodermata dan lamun di Pulau Ra’as, Desa Brakas, Dusun Telangoh Tengah, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2018.  Metode yang digunakan metode kuadrat yang diletakkan pada garis transek dengan ukuran tiap kuadran 1x1 m. Asosiasi Echinodermata dan lamun hubungan Echinodermata dan lamun dianalisis dengan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 spesies Echinodermata dan 3 spesies lamun. Keanekaragaman, keseragaman, dan dominasi Echinodermata pada setiap stasiun adalah rendah. Asosiasi Echinodermata dan lamun menunjukkan hasil tidak memiliki hubungan yang signifikan. Faktor yang mempengaruhi adalah kebanyakan Echinodermata yang di temukan adalah Echinodermata yang menempati ekosistem terumbu karang seperti Diadema sitosum yang paling sering ditemukan pada setiap stasiun.Kata Kunci: Lamun, Struktur Komunitas, Hubungan Lamun dan Echinodermata, Pulau Ra’as
APLIKASI TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENENTUAN KONDISI DAN POTENSI KONSERVASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN Wahyu A'idin Hidayat; Zainul Hidayah; Wahyu Andy Nugraha
Jurnal Kelautan Vol 2, No 1: April (2009)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.899 KB) | DOI: 10.21107/jk.v2i1.896

Abstract

Ekosistem mangrove adalah ekosistem khas pantai tropis yang memiliki fungsi ekologis tinggi namun rentan terhadap pengrusakan. Penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan untuk mengetahui kondisi ekosistem mangrove sekaligus mengkaji potensi upaya pelestarian mangrove di wilayah tersebut. Penelitian ini mengkombinasikan data pengamatan lapang dan citra satelit Landsat ETM/7 akuisisi 2002, yang kemudian diolah menggunakan Sistem Informasi Geografis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penentuan tingkat kekritisan lahan yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ekosisyem mangrove di 6 lokasi pengamatan berada pada kondisi rusak.  Kata kunci : Mangrove, Kwanyar, Sistem Informasi Geografis
Mikroplastik pada Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Tebul Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Madura Wahyu Andy Nugraha; Atiqotul Fitriyah; Insafitri Insafitri
Samakia : Jurnal Ilmu Perikanan Vol 13 No 1 (2022): Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan
Publisher : Faculty of Science and Technology University Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.931 KB) | DOI: 10.35316/jsapi.v13i1.1218

Abstract

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran kecil (<5mm-330μm). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, jumlah dan berat mikroplastik yang terdapat pada rajungan, sedimen dan air laut di perairan Desa Tebul Kwanyar. Pengambilan sampel menggunakan alat tangkap berupa jaring nelayan. Pengambilan sampel dilakukan 2 kali pengamatan dalam 1 bulan dengan jumlah sampel sebanyak 30 sampel. Identifikasi bentuk, jumlah dan berat mikroplastik pada rajungan, sedimen dan air laut dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura. Indentifikasi mikroplastik pada rajungan menggunakan larutan basa KOH 10%, sedimen menggunakan larutan NaCl pekat sebanyak 150ml, dan air laut disaring 100ml menggunakan kertas saring. Pengamatan mikroplastik menggunaan mikroskop stereo. Hasil mikroplastik pada rajungan, sedimen dan air laut ditemukan 3 bentuk mikroplastik yaitu fiber, film dan fragmen. Rata-rata jumlah mikroplastik paling tinggi terdapat pada sedimen yaitu sebesar 58,7 partikel. Rata-rata jumlah mikroplastik pada air yaitu 41,2 partikel. Rata-rata jumlah mikroplastik pada rajungan yaitu 34,7 partikel. Bentuk mikroplastik yang paling tinggi ditemukan yaitu bentuk fiber.
Laju Pertumbuhan dan Pertumbuhan Mutlak Karang Lunak Cladiella sp. pada Substrat yang Berbeda Diah Putri Fitriani; Muhammad Zainuri; Wahyu Andy Nugraha
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 1 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i1.5383

Abstract

Soft corals have a soft textured skeletal like tiny spikes made of calcium carbonate present in their tissues. In general, soft corals are attached to hard substrates in the bottom of the waters. This study aims to determine the survival rate, relative and absolute growth rate, and comparison of soft coral growth rates on different substrates. The survival rate obtained was 100%, or 20 soft coral fragments lived until the end of the study. The growth rate and absolute growth of soft coral is relatively varied due to environmental and water quality, with the highest growth rate and absolute growth found in rubble substrate. week and 2,875 cm / week. There was no significant difference in growth rate of soft coral Cladiella sp. on the different substrate. In transplantation or soft coral cultivation activities, the selection of substrates becomes very important, and it is recommended to use rubble or dead coral substrates. Karang lunak mempunyai tekstur  kerangka yang lunak berupa duri-duri kecil dari kalsium karbonat yang ada dalam jaringan tubuhnya. Pada umumnya karang lunak melekat pada substrat yang keras di dasar perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan relatif dan mutlak, dan perbandingan laju pertumbuhan karang lunak pada substrat yang berbeda. Tingkat kelangsungan hidup yang didapatkan yaitu 100 % atau 20 fragmen karang lunak dapat hidup sampai akhir penelitian. Laju pertumbuhan karang lunak relatif bervariasi karena pengaruh lingkungan dan kualitas air. Laju pertumbuhan dan pertumbuhan mutlak karang lunak Cladiella sp. relatif bervariasi karena pengaruh perbedaan substrat yang berbeda, dengan laju pertumbuhan dan pertumbuhan mutlak tertinggi ditemukan pada substrat rubble. Tidak ada perbedaan yang nyata pada laju pertumbuhan karang lunak Cladiella sp. pada substrat yang berbeda. Pada kegiatan transplantasi ataupun budidaya karang lunak, pemilihan substrat menjadi sangat penting, dan disarankan untuk menggunakan substrat rubble atau karang mati.
ANALISIS KESESUAIAN EKOWISATA BAHARI KATEGORI DIVING DAN SNORKELING DI PULAU GILI BIDADARI KABUPATEN SUMENEP Agil Gusti Tsanianto Nugroho; Wahyu Andy Nugraha
Juvenil Vol 2, No 4 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i4.12544

Abstract

ABSTRAKTerumbu karang merupakan satu diantara beberapa potensi yang ada di Pulau Gilingan. Pulau Gilingan merupakan pulau yang terletak di Kabupaten Sumenep yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Gili Genting. Pulau Gilingan ini juga di kenal dengan Pulau Bidadari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas perairan di Pulau Gili Bidadari, kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Gili Bidadari dan tingkat kesesuaian ekowisata diving dan snorkling di Pulau Gili Bidadari.Alat yang digunakan berupa terumbu karang, kondisi perairan (salinitas, kecerahan, pH, oksigen terlarut, suhu), dan ikan karang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer yang berupa survey lokasi, penentuan titik lokasi, pengambilan data karang, pengambilan data ikan karang sedangkan data sekunder berupa informasi yang dikumpulkan dari data data pendukung sebelumnya yang bisa mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Untuk kesesuaian ekowisata bahari snorkeling dan diving digunakan perhitungan matriks kesesuaian untuk dilihat nilai bobot dan skornya. Kondisi kualitas perairan pada Pulau Bidadari sesuai telah sesuai dengan standar baku mutu air laut menurut Kep Men LH No.51 Tahun 2004. Kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Bidadari dinilai kurang baik yang terlihat dari persentase tutupan terumbu karang kategori snorkeling pada titik I sebesar 16%, II 22,3%, III 31,2%, dan IV 29,1% sedangkan diving pada titik I 28,3%, II32,5%, III 28,2%, dan IV 31%. Tingkat kesesuaian ekowisata diving dan snorkeling di Pulau Gili Bidadari adalah sesuai bersyarat.Kata kunci : Ekowisata bahari, diving dan snorkeling, Pulau Gili Bidadari, Terumbu karang, MatriksABSTRACTCoral reefs are one of several potentials in Gilingan Island. Gilingan Island is an island located in Sumenep Regency which is included in the Gili Genting District. Gilingan Island is also known as Angel Island. The purpose of this study was to determine the condition of water quality on Gili Bidadari Island, the condition of coral reef ecosystems on Gili Bidadari Island and the level of suitability of diving and snorkeling ecotourism on Gili Bidadari Island. The tools used were coral reefs, water conditions (salinity, brightness, pH). , dissolved oxygen, temperature), and reef fish. The data collection method used in the research is primary data in the form of site surveys, determining location points, collecting coral data, collecting reef fish data, while secondary data in the form of information collected from previous supporting data that can support the research being conducted. For the suitability of marine ecotourism, snorkeling and diving, a suitability matrix calculation is used to see the value of the weight and the score. The condition of the water quality on Bidadari Island is in accordance with the standards of sea water quality according to the Minister of Environment Decree No. 51 of 2004. The condition of the coral reef ecosystem on Bidadari Island is considered unfavorable as seen from the percentage of coral reef cover in the snorkeling category at point I of 16%. , II 22.3%, III 31.2%, and IV 29.1% while diving at points I 28.3%, II32.5%, III 28.2%, and IV 31%. The level of suitability of diving and snorkeling ecotourism on Gili Bidadari Island is conditional.Keywords: Marine ecotourism, diving and snorkeling, Gili Bidadari Island, Coral reefs, Matrix
SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN Kurratul Ainy; Aries Dwi Siswanto; Wahyu Andy Nugraha
Jurnal Kelautan Vol 4, No 2: Oktober (2011)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v4i2.880

Abstract

Pembangunan Jembatan Suramadu di sepanjang Selat Madura diduga menyebabkan adanya perubahan pola arus di sepanjang tiang pancang Jembatan Suramadu. Perubahan pola arus ini diperkirakan akan menyebabkan parameter kualitas perairan di sepanjang Jembatan Suramadu akan berbeda. Salah satu parameter kualitas perairan yang didugaberubah adalahTotal Suspended Solid (TSS). Total Suspended Solid (TSS) merupakan zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikelanorganik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi dan penyebaran Total Suspended Solid (TSS) di sepanjangJembatan Suramadu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan contoh air dan pengambilan sedimen serta pengukuran parameter kualitas perairan pada 5 stasiun di sepanjang jembatan Suramadu sebagai data pendukung. Contoh air dianalisa menggunakan SK SNI 06-6989.3-2004. Hasil penelitian menunjukkan Konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) di sepanjang tiang pancang jembatan Suramadu bervariasi tiap minggunya dengan karakteristik parameter oseanografi yang berbeda. Kata Kunci : Total Suspended Solid, Jembatan Suramadu, Distribusi Sedimen. 
Mikroplastik dalam Kerang Darah (Anadara granosa) pada Ukuran yang Berbeda di Perairan Kwanyar Kabupaten Bangkalan Madura Nesi Wahyu Listiani; Insafitri Insafitri; Wahyu Andy Nugraha
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 5 No 2 (2021): Mei
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.156

Abstract

Microplastic is plastic waste that has a small size of less than 5 mm. Microplastic itself has a dangerous impact due to the nature of plastic which is difficult to decompose. The purpose of this study is to determine the shape, average number and highest weight, total amount, type of microplastic polymer and comparison between sizes of Anadara granosa in locations near mangroves, river estuaries and settlements in the waters of Kwanyar Bangkalan, Madura. Microplastic analysis of Anadara granosa samples was carried out using a 10% KOH solution as much as 3x the weight of the sample. Identification of microplastics in all samples to determine their shape using a stereo microscope, followed by counting the number and weight. The predominant form of microplastic is fiber. The highest average number of microplastics in Anadara granosa was found at location near the mangrove ecosystem, namely 23.9 particles / individual at <3 cm in size and 26.8 particles / individual for shells >3 cm in size. There was a significant difference in the number of microplastics at different sizes of shells. The types of red, black and blue fiber polymers are Poly (Ethylene Terephthalate), blue film is Polypropylene and blue fragment is Poly(Ethylene Terephthalate).
Produksi Serasah (Guguran Daun) Pada BerbagaiJenis Mangrove Nugraha, Wahyu Andy
Rekayasa Vol 2, No 1: April 2009
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1595.382 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v2i1.2192

Abstract

Litter thatfalls from the tree in the capacity to trap litter (litter traps) as many as 30fruit in pairs at random under the canopy of trees at an altitude observations at 1.5 m above the ground, so avoid the reach of high tide. Net installed treefrom Rhizopora type mucronata, Rhizopora and Bruguera apiculata sp. 10fruit nets were installed in each mangrove species are. Net container litter made of box-shaped net with polyetilen size 1x1x0, 5 m3. Litter is deposited in litter traps taken every 2nd Sunday for 3 months. The rate of mangrove lea(litter production in the north coast of Madura between 4.08 g/treej day-18.38 g/tree/ day. the numberoflitterproduction in most types ofRhizopora mucronata 64.56%, 24.32% Rhizopora apiculata and Sp Bruguera of 11.12%.Keywords: Production, litter, Mangrove