Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Analisis Laju Korosi pada Lingkungan Sungai Terhadap Material Pipa Stainless Steel 304 dan Pipa Galvanis di Kota Semarang Iskandar, Norman; Nugroho, Sri; Wahyu Krisna, I Putu Gde
ROTASI Vol 22, No 4 (2020): VOLUME 22, NOMOR 4, OKTOBER 2020
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/rotasi.22.4.266-271

Abstract

Instalasi pompa banjir di lingkungan sungai di Kota Semarang sering mengalami kegagalan atau kerusakan karena permasalahan korosi. Hal ini dikarenakan Kota Semarang berbatasan langsung dengan laut dan sebagian wilayah telah mengalami infiltrasi air laut. Penelitian ini akan mengkaji tentang laju korosi yang terjadi pada material pipa stainless steel 304 dan pipa galvanis pada instalasi pompa banjir di Kota Semarang. Preparasi material diawali dengan proses pemotongan pipa dengan panjang  50 mm. Untuk material Galvanis dibagi menjadi dua perlakuan dimana kondisi pertama (non- treatment) yaitu tidak terdapatnya pelapisan bagian cincin potongan dan kondisi  kedua (treatment) yaitu diberikannya pelapisan pada bagian potongan untuk melindungi base metal dari korosi. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan merendam langsung spesimen langsung di sungai dan weight loss analysis digunakan untuk menghitung laju korosi pada material. Parameter uji yang dipertimbangkan adalah kandungan unsur-unsur korosif lingkungan seperti derajat keasaman (pH), tingkat keasinan (salinitas), total dissolve solids (TDS), dissolve oxygen (DO), ion klorida dan sulfat hingga tingkat kesadahan air sungai. Terdapat tiga lokasi pengujian yaitu di sungai Progo, sungai Gudang Senjata dan sungai Banger. Hasil penelitian menunjukkan nilai laju korosi pipa SS-304 dan pipa Galvanis non-treatment tertinggi terjadi pada sungai Gudang Senjata yaitu masing- masing 0,1796 mpy (outstanding) dan 1,5104 mpy (excellent) akibat adanya konten korosif yang lebih tinggi dibandingkan sungai lainnya. Sedangkan untuk material pipa Galvanis yang ditreatment, laju korosi tertinggi terjadi pada lokasi sungai Banger yaitu sebesar 1,2047 mpy (excellent) hal ini dikarenakan sungai Banger memiliki kesadahan yang rendah dibandingkan sungai lain.
PENGARUH PERSENTASE BERAT SiC TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al-Si- Mg-TiB YANG DIPERKUAT SERBUK SiC -, Mujiono; -, Sulardjaka; Nugroho, Sri
Prosiding SNATIF 2014: Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Informatika
Publisher : Prosiding SNATIF

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawap permasalahan pada pembuatan MMC dengan proses pengecoran, yaitu sulitnya percampuran matriks Al cair dan partikel SiC, dispersi SiC yang tidak homogen, serta permukaan SiC yang tidak terbasahi oleh matriks cair. Proses pengecoran dilakukan dengan mengunakan stir casting, Al7Si digunakan sebagai bahan matriks, dan partikel SiC digunakan sebagai penguat dengan persentase 2,5%, 5 % dan 7,5 %. Mg 1 % ditambahkan untuk meningkatkan wettability dan penambahan 1 % TiB sebagai grain refinance atau penghalus butir untuk meningkatkan kekuatan. Semi solid stir casting dilakukan untuk mempermudah percampuran antara matriks dengan partikel penguat. Dengan metode tersebut, partikel SiC berhasil terdispersi secara merata dalam matrik Al7Si. Butiran menjadi lebih kecil dan halus akibat penambahan 1 % TiB sehingga mampu meningkatkan kekuatan MMC dan penambahan Mg 1 % dapat meningkatkan wettability serta kekerasan MMC. Kekerasan juga meningkat seiring dengan penambahan persentase SiC. Kekerasan tertinggi sebesar 82 HRB dicapai dengan penambahan Mg 1 % dan penambahan 1 % TiB serta SiC 7,5 %. Kekerasan meningkat sangat signifikan yaitu 41 % dibandingkan dengan kekerasan awal matriks Al7Si sebesar 55,1 HRB. Kata kunci: kekerasan, MMC, SiC, stir casting
The effect of geometric structure on stiffness and damping factor of wood applicable to machine tool structure Susilo Adi Widyanto; Achmad Widodo; Sri Nugroho; David Siahaan
International Journal of Science and Engineering Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Chemical Engineering Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.337 KB) | DOI: 10.12777/ijse.4.2.57-60

Abstract

Stiffness and vibration damping capability are important criteria in design of machine tool structure. In other sides, the weight of machine tool structure must be reduced to increase  the handling capability. This paper presents  an analysis of the effect of geometric structure on stiffness and vibration damping of wood structure.  The stiffness was analysed  using numerical method, so called finite element method (FEM), while the vibration damping capability was experimentally tested. Vibration testing was also performed to wood structures with sand powder filled  into  its rectangular hole to observe the its effect on damping factor. Simulation results show  that the cross ribs structure yielded minimum mass reduction ratio compared to the three square holes as well as the single rectangular hole structures. While the vibration test results explained that the damping factor of Shorea laevis wood was higher than that Hevea braziiensis wood. The use of sand powder as vibrating  mass in closed-box structure effectively increased the damping capability, for single rectangular hole structure the damping factor was increased from 0.048 to 0.079doi: http://dx.doi.org/10.12777/ijse.4.2.2013.57-60[How to cite the article: Widyanto, S. A., Widodo, A., Nugroho, S., & Siahaan, D. (2013). The effect of geometric structure on stiffness and damping factor of wood applicable to machine tool structure. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENCE AND ENGINEERING, 4(2), 57-60. doi: http://dx.doi.org/10.12777/ijse.4.2.2013.57-60]
PENGARUH VARIASI KECEPATAN PENGELASAN GMAW BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 316L TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK Harlian Kadir; Gunawan Dwi Haryadi; Sri Nugroho; Kim Jeon
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2014): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 5 2014
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jenis Pengelasan baja tahan karat austenitik AISI 316L banyak di aplikasikan pada bidang konstruksi dan pembuatan komponen. Permasalahan pengelasan baja tahan karat austenitik AISI 316L adalah menurunnya kualitas hasil las akibat masalah penggetasan oleh endapan halus karbida krom diantara batas butir dan juga ketahanan korosi menjadi berkurang. Pada sisi lain baja tahan karat austenitik AISI 316L akan mengalami kekurangan krom pada daerah fusi karena terbentuknya krom karbida. Metoda penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan kecepatan pengelasan  gas metal arc welding (GMAW) secara semiotomatis pada pelat baja tahan karat austenitik AISI 316L dengan tebal 3 mm,menggunakan kawat elektroda pejal ER 308L dengan diameter 0.8 mm,pada kecepatan pengelasan bervariasi 175 mm/menit,190 mm/menit,205 mm/menit,dengan arus las 140A, pada polaritas arus direct current electrode positive (DCEP). Dilakukan beberapa pengujian kekerasan,dan pemeriksaan struktur mikro pada daerah terpengaruh panas (HAZ) dan daerah fusi las. Kata kunci: AISI 316L, DCEP, ER308L, HAZ, krom karbida, krom oksida, kecepatan pengelasan.
KARAKTERISTIK AISI 304 SEBAGAI MATERIAL FRICTION WELDING Moh Fawaid; Rifky Ismail; . Jamari; Sri Nugroho
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stainless steel tipe austenitic dipilih sebagai material untuk sebuah produk   karena sifat tahan korosi,  non magnetic dan weldability yang baik.  Beberapa peneliti menggunakan AISI 304 sebagai material riset yang disambung dengan material lain seperti alumunium dan copper dengan metode friction welding. Pengelasan gesek menggunakan parameter seperti friction time, friction pressure, upset time, upset pressure dan putaran spindle.  Untuk memudahkan analisa struktur mikro, Sathiya membagi spesimen menjadi 3 region, sedangkan Ozdemir membagi zona  menjadi fully plastic deformed zone (FPDZ), partial deformed zone (PDZ) dan deformed zone (DZ). Nilai kekerasan daerah sekitar sambungan AISI 304 menurut Paventhan adalah 490HV, Mumin Sahin nilai Hardness 225-250HV. Nilai kekerasan AISI 304-AISI 202 yang disambung dengan  friction time 30 dan 40 detik mempunya nilai kekerasan pada AISI 304 kekerasan HAZ sebesar  686 HV dan 567 HV. Nilai kekerasan yang berbeda didipengaruhi oleh friction time serta prosentase Cr didalam komposisi kimia material Kata kunci: friction welding, austenitic, hardness
PENGARUH GAYA TEKAN, KECEPATAN PUTAR, DAN WAKTU KONTAK PADA PENGELASAN GESEK BAJA ST60 TERHADAP KUALITAS SAMBUNGAN LAS Poedji Haryanto; Rifky Ismail; . Jamari; Sri Nugroho
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2011): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2 2011
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur. Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan, dan dengan atau tanpa logam tambahan menghasilkan sambungan yang kontinu. Pengelasan gesek (friction welding) merupakan teknik pengelasan dengan memanfaatkan panas yang ditimbulkan akibat gesekan. Permukaan dari dua bahan yang akan disambung, salah satu berputar sedang lainnya diam, dikontakkan oleh gaya tekan. Gesekan pada kedua permukaan kontak dilakukan secara kontinu sehingga panas yang ditimbulkan oleh gesekan yang kontinu akan terus meningkat. Dengan gaya tekan dan panas pada kedua permukaan hingga pertemuan kedua bahan mencapai suhu leleh (melting temperature) maka terjadilah proses las.  Paper ini meneliti pengaruh gaya tekan, kecepatan putar dan waktu kontak pada pengelasan gesek baja ST60 terhadap kualitas sambungan las. Proses pengelasan gesek dilakukan pada mesin bubut yang dilengkapi mekanisme pembebanan. Parameter yang digunakan adalah gaya tekan, kecepatan putar dan waktu kontak. Penentuan kualitas las dilakukan dengan cara pengujian kekuatan tarik, kekerasan, dan foto mikro pada daerah sambungan las. Hasil yang  diperoleh menunjukkan bahwa kualitas pengelasan gesek sangat baik, hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian kekuatan tarik dimana patahan terjadi diluar sambungan las dan kekerasan pada sambungan las meningkat. Pada hasil potongan daerah las secara visual tidak ditemukan adanya porositas sehingga dapat disimpulkan bahwa logam yang saling kontak telah meleleh sempurna dan menghasilkan sambungan dengan kualitas yang baik. Kata kunci: las gesek, gaya tekan, kecepatan putar, waktu kontak, kualitas las.
KARAKTERISASI SIFAT KEAUSAN DAN KETAHANAN KOROSI MATERIAL DISC REFINER WHITE CAST IRON DAN STAINLESS STEEL Novi Andrianto; Sri Nugroho
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 2, No 4 (2014): VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2014
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.039 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi sifat keausan dan ketahanan korosi material disc refiner. Material yang digunakan dalam penelitian hanya pada material stainless steel dan white cast iron yang diperoleh dari PT. Pura Barutama PM.8. Material disc refiner dilakukan pengujian laju korosi dengan metode weight lost test dan melakukan uji keausan dengan metode reiken ogoshi. Kemudian untuk pengujian dengan metode weight lost test diberikan variasi fluida berupa HCl dengan kadar molaritasnya dari 1M, 2M, dan 3M selama 120 jam. Dan pengujian keausan yang dilakukan dengan metode ogoshi diberikan pembebanan sebesar 2,12 kg sejauh 100 m untuk kemudian dilakukan variasi pengukuran lebar keausan material. Untuk mengetahui sifat mekanis dari disc refiner dilakukan pengujian densitas, pengujian kekerasan, pengujian metalografi. Hasil dari pengujian didapat data dari kedua material yaitu stainless steel dan white cast iron sebagai berikut, nilai densitas stainless steel lebih tinggi sebsesar 1,15 % dari nilai densitas white cast iron. Nilai kekerasan sampel material stainless steel lebih rendah 28,96 % dari nilai kekerasan white cast iron. Pada pengujian laju korosi dengan metode weight lost test diketahui material stainless steel terlihat mengalami peningkatan sebesar 2,46 % dan laju korosi material white cast iron mngalami penurunan laju korosi terhadap larutan HCl dengan kadar molaritas HCl 1M, 2M, dan 3M. Selanjutnya untuk ketahanan aus spesifik untuk material stainless steel didapatkan data sebsesar 1.9946 x 10-7 mm2/kg dan untuk ketahanan aus spesifik material white cast iron sebesar 2.4754 x 10-7 mm2/kg.
ANALISIS KEGAGALAN CLAMP U PADA SEPEDA MOTOR 200 CC M. Aziz Fauzi; Sri Nugroho
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 3, No 4 (2015): VOLUME 3, NOMOR 4, OKTOBER 2015
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.447 KB)

Abstract

Analisis kegagalan merupakan metode investigasi secara sistematis untuk mencari penyebab dan mekanisme kegagalan suatu komponen atau peralatan. Penelitian ini menjelaskan tentang analisis kegagalan Clamp U pada sepeda motor 200 CC di sebuah pabrikan sepeda motor (PT. X). Dari data tahun 2014, PT. X membeli Clamp U sebanyak 9228 buah. Dari jumlah tersebut yang reject 451 buah (4,9%) di mana 292 buah (3,2%) dapat direpair dan 159 buah (1,7%) mengalami patah. Perpatahan tersebut saat proses pemasangan Nut Hex M10 ke Clamp U. Clamp U memiliki dimensi panjang 150 mm, diameter luar (d) 9,000 mm, diameter efektif (d2) 8,188 mm, jarak bagi (p) 1,25 mm dan jumlah ulir 35. Torsi pengencangan mur ke Clamp U sebesar 55 Nm. Pengujian yang dilakukan antara lain pengamatan visual bentuk patahan, analisis tegangan, uji komposisi, uji metalografi, uji kekerasan dan uji tarik. Pengamatan menunjukkan Clamp U mengalami patah ulet. Bidang patah terjadi pada bidang dimana tegangan gesernya maksimum. Permukaan patah menunjukkan ciri deformasi plastis. Hasil perhitungan torsi pengencangan maksimum yang diperkenankan adalah 53 Nm. Hasil pengujian komposisi kimia, kekerasan, dan metalografi menunjukkan Clamp U terbuat dari baja AISI 1060 yang mana sesuai standar material Clamp U. Hasil metalografi menunjukkan adanya retakan di kaki ulir  yang kemungkinan terjadi saat pembuatan ulir menggunakan metode thread rolling. Dapat disimpulkan patahan disebabkan oleh adanya retakan saat proses pembuatan ulir pada Clamp U dan torsi pengencangan yang terlalu besar
ANALISIS KEGAGALAN BAUT PENGIKAT GEARBOX PADA LOKOMOTIF KERETA REL DIESEL ELEKTRIK (KRDE) Wahyu Setia Aji; Sri Nugroho
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 2, No 4 (2014): VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2014
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.789 KB)

Abstract

Analisa kegagalan merupakan metode investigasi secara sistematis untuk mencari penyebab mekanisme kegagalan suatu komponen atau peralatan. Penelitian ini menjelaskan tentang analisa kegagalan baut pengikat gearbox pada lokomotif kereta rel diesel elektrik (KRDE). Baut mengalami patah pada pengoperasian selama 8 bulan. Baut berstandar SAE J429 Medium Carbon Grade 5 dengan dimensi panjang 6 inch, diameter luar (d) 25,4 mm, diameter efektif (d2) 23,34 mm, jarak bagi (p) 3,175 mm dan jumlah ulir 8/inch. Metode yang digunakan antara lain studi literatur, pengamatan visual dan pengumpulan data, analisa tegangan, uji komposisi, uji metalografi, uji kekerasan serta pengolahan data dan analisa hasil pengujian. Dari hasil pengamatan visual terlihat adanya tanda beachmark yang sering dijumpai di kasus patah lelah dan kehadirannya pertanda positif bahwa material uji mengalami patah lelah. Tegangan geser yang terjadi sebesar 96,71 MPa dan safety factor (Sf) sebesar 3,5. Dari uji komposisi terlihat bahwa baut sesuai dengan standar SAE J429. Namun uji kekerasan menunjukkan nilai kekerasan yang tidak sesuai yaitu antara 23,5 – 28,88 HRC. Diperkuat dengan uji metalografi yang memperlihatkan ukuran butir tidak merata dan fasa yang  berupa ferrite dan perlite. Disimpulkan bahwa baut mengalami kegagalan akibat patah lelah yang dipercepat dengan proses quench and temper yang tidak sempurna pada saat baut diproduksi.
PHYSICAL CHARACTERIZATION OF ALUMINA (Al2O3) BASED REFRACTORY APPLIED ON INDUCTION FURNACE LINING Ronald Sabtendra; Sri Nugroho; Yusuf Umardani
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 1, No 4 (2013): VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2013
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (991.568 KB)

Abstract

The broad variety of pyro-processing applications across industry demands great diversity in the supply of refractory materials. In fact, many of these materials have been developed specifically to meet the service conditions of a particular process. The characteristic properties of each refractory class are a function of both their raw materials base and the methods used to manufacture the refractory products. This study aims to characterize alumina (Al2O3) based refractory materials applied on induction furnace lining based on its physical properties such as: the shape and grain size; chemical composition; and density of the specimens which sintered at various temperature. From the X-ray Diffraction Test compared with specification data from the manufacturer, the main composition of the base refractory material used in this study is alumina (Al2O3) with a low amount (less than 10%) of magnesia (MgO) and silica (SiO2). Alumina refractory material consists of coarse grains (with its size larger than 0,85mm) and fine grains (size is equal to 0,15mm or smaller). Grains shape of the  aggregates are mostly angular with its sharp edges. Values of density at temperature 1100C, 10000C, 13000C, 15000C in sequence are 2,92 g/cm3; 2,66 g/cm3;  2,80 g/cm3; 2,98 g/cm3. Density of the refractory will increase as the increase of sintering temperature.