Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Biobutanol Production Using High Cell Density Fermentation in a Large Extractant Volume Darmayanti, Rizki Fitria; Tashiro, Yukihiro; Sakai, Kenji; Sanomoto, Kenji; Susanti, Ari; Palupi, Bekti; Rizkiana, Meta Fitri
International Journal of Renewable Energy Development Vol 9, No 3 (2020): October 2020
Publisher : Center of Biomass & Renewable Energy, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijred.2020.29986

Abstract

Biobutanol is well known as a suitable substitute for gasoline, which can be applied without engine modification. Butanol toxicity to the producer strain causes difficulties to grow strain of higher than 4 g/L dry cell weight and to produce butanol higher than 20 g/L. Fermentation using high initial cell density has been reported to enhance butanol productivity. In addition, oleyl alcohol has been recognized for effective extraction of butanol because of its selectivity and biocompatibility with reduced the effect of toxicity. Butanol fermentation with high cell density and large extractant volume has not been reported and is expected to improve butanol production in a minimum medium volume setting. Clostridium saccharoperbutylacetonicum N1-4, C. beijerinckii NCIMB 8052 (8052), and C. acetobutylicum ATCC 824 (824) were used in this study. Three kinds of media, TYA, TY, and TY-CaCO3, were used in this conventional extractive fermentation. Then, in situ extractive fermentation with Ve/Vb ratios at 0.1, 0.5, 1.0, and 10 were used. Total butanol concentration was defined as the broth-based total butanol, which is the total amount of butanol produced in broth and extractant per the volume of broth. TYA medium yielded the highest total butanol concentrations at N1-4 (12 g/L), 8052 (11 g/L), and 824 (15 g/L), and the highest partition coefficient (3.7) among the three media with similar Ve/Vb ratio at 0.5. N1-4 yielded the highest increment of total butanol production (22 g/L) in the extractive fermentation with high cell density. Low butanol concentration of 0.8 g/L in the broth was maintained using the extractant at a broth volume ratio (Ve/Vb) much lower than 4.4 g/L with a ratio of 0.5. Ve/Vb ratio of 10 which provided 2-fold higher total butanol concentration (28 g/L) than that of 11 g/L obtained using a Ve/Vb ratio of 0.5. These results indicated that a larger volume of extractant to broth improved total butanol concentration by reducing butanol toxicity and led to high medium based butanol yield in fermentation using high cell density. 
Optimization of Microwave-Assisted Alkali Pretreatment for Enhancement of Delignification Process of Cocoa Pod Husk Maktum Muharja; Rizki Fitria Darmayanti; Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Boy Arief Fachri; Felix Arie Setiawan; Helda Wika Amini; Meta Fitri Rizkiana; Atiqa Rahmawati; Ari Susanti; Ditta Kharisma Yolanda Putri
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2021: BCREC Volume 16 Issue 1 Year 2021 (March 2021)
Publisher : Department of Chemical Engineering - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9767/bcrec.16.1.8872.31-43

Abstract

In this study, the optimization of microwave-assisted alkaline (MAA) pretreatment is performed to attain the optimal operating parameters for the delignification of cocoa pod husk (CPH). The MAA performance was examined by heating the CPH solid with different particle sizes (60–120 mesh) and NaOH solution with a different sample to a solvent (SS) ratio (0.02–0.05 g/L), for short irradiation time (1–4 min). Box-Behnken Design (BBD) was utilized to optimize the percentage of lignocellulose composition changes. The results show that by enlarging particle size, the content of lignin and cellulose decreased while hemicellulose increased. By prolong irradiation time, the content of lignin and hemicellulose decreased while cellulose elevated. On the other hand, increasing the SS ratio was not significant for hemicellulose content changes. From FTIR and SEM characterization, the MAA drove the removal of lignin and hemicellulose of CPH and increased cellulose slightly. Supported by kinetic study which conducted in this work, it was exhibited that MAA pretreatment technology is an effective delignification method of CPH which can tackle the bottleneck of its commercial biofuel production. Copyright © 2021 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0). 
Pengembangan Potensi Ekonomi Desa Sidomekar Melalui Pembuatan Produk Unggulan Berupa Hand Sanitizer Berbasiskan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Boy Arief Fachri; Istiqomah Rahmawati; Bekti Palupi; Meta Fitri Rizkiana; Nurtsulutsiyah Nurtsulutsiyah; Habibatul Inayah Harti Arini
Dedikasi:Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/dedikasi.v2i1.130

Abstract

Penurunan daya beli konsumen pada masa pandemi Covid19 berdampak pada penurunan penjualan bahan pangan. Hal tersebut juga termasuk buah jeruk. Kelompok Tani Desa Sidomekar Kecamatan Semboro Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Jember yang menghasilkan buah jeruk atau lebih dikenal dengan Jeruk Semboro. Program pengolahan dan pemanfaatan kulit jeruk dilatar belakangi oleh permasalahan penjualan dan potensi besar kulit jeruk yang belum dimanfaatkan dengan baik sebagai produk unggulan desa. Solusi yang ditawarkan adalah peningkatan nilai jual kulit jeruk melalui pengolahan dan pemanfaatan kulit jeruk menjadi hand sanitizer. Namun Kelompok Tani Desa Sidomekar tidak dapat mengolah kulit jeruk menjadi minyak atsiri dikarenakan beberapa permasalahan yaitu belum memiliki alat ekstraksi dan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan alat ekstraksi. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Sidomekar dalam mengolah kulit jeruk menjadi minyak atsiri agar terciptanya pengelolaan produk unggulan desa dengan sistem manajemen yang baik dan berkelanjutan serta meningkatkan perekonomian. Metode yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan adalah dengan mengembangkan alat ekstraksi kulit jeruk, sosialisasi program, pelatihan penggunaan alat ekstraksi, serta pendampingan mitra dalam produksi hand sanitizer. Program dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 di Desa Sidomekar. Perubahan penting terhadap masyarakat yakni merubah paradigma masyarakat dari menjual buah jeruk secara langsung menuju pengolahan kulit jeruk menjadi produk unggulan hand sanitizer.Kata kunci: Desa Sidomekar, hand sanitizer, kulit jeruk, minyak atsiri
Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Berbasis Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Limbah Batang Tembakau sebagai Pewarna Alami Batik di Desa Tamansari Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Meta Fitri Rizkiana
Warta Pengabdian Vol 12 No 4 (2018): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v12i4.9293

Abstract

Jember memiliki komoditas tembakau yang cukup melimpah, salah satu daerah penghasil tembakau adalah di kawasan Wuluhan. Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik, Universitas Jember dengan mitra yaitu Kelompok Tani Karunia Tembakau yang terletak di Desa Tamansari, bertujuan untuk mengatasi permasalahan mitra. Bagian tembakau yang laku dijual para petani adalah daun tembakau, sedangkan batang tembakau tidak dimanfaatkan dan menumpuk menjadi limbah. Upaya mengurangi limbah batang tembakau dan menambah nilai guna dapat dilakukan dengan memanfaatkan batang tembakau menjadi pewarna alami batik. Penggunaan pewarna alami pada kain batik juga berkontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan pewarna sintetis pada industri batik. Pewarna alami dari batang tembakau dapat dimanfaatkan oleh pengrajin batik yang ada di wilayah Jember dan sekitarnya. Pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan batang tembakau menjadi pewarna alami batik diharapkan mampu meningkatkan ekonomi Kelompok Tani Karunia Tembakau di Desa Tamansari. Penyelesaian masalah dari mitra dilakukan dalam skema pengabdian masyarakat dengan tahapan pemberian sosialisasi tentang pengelolaan dan pengolahan limbah batang tembakau menjadi pewarna alami batik, menginisiasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat contoh satu set alat produksi pewarna alami dalam skala rumah tangga, pemberian sosialisasi terkait proses pengemasan dan pemasaran produk, serta menginisiasi proses pemasaran produk dengan mengundang distributor dan konsumen potensial. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini adalah diharapkan Kelompok Tani Karunia Tembakau Desa Tamansari mampu mengolah limbah batang tembakau menjadi pewarna alami batik secara mandiri dan kontinyu. Kata kunci: Batang tembakau, Pewarna alami batik, Desa Tamansari
Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Desa Pujer Baru Dengan Pemanfaatan Tanaman Beluntas Sebagai Bahan Baku Essential Oil dan Turunannya Bekti Palupi; Boy Arief Fachri; Istiqomah Rahmawati; Meta Fitri Rizkiana
Warta Pengabdian Vol 15 No 1 (2021): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v15i1.14874

Abstract

Permasalahan yang teridentifikasi dari Desa Pujer Baru adalah tingkat kesejahteraan ekonomi yang masih rendah. Masyarakat setempat di daerah Desa Pujer Baru masih belum memanfaatkan pekarangan warga secara optimal, pengetahuan warga yang rendah, terbatasnya infrastruktur, dana pengembangan desa yang belum optimal, dan kurangnya akses masyarakat terhadap informasi dan teknologi. Solusi yang ditawarkan adalah pengoptimalan pekarangan warga dengan penanaman tanaman beluntas. Beluntas dapat digunakan sebagai bahan baku minyak atsiri dan turunannya. Penanaman tanaman beluntas dapat berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dimana tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku produk unggulan daerah. Penyelesaian masalah dari mitra dilakukan dalam skema pengabdian masyarakat dengan tahapan pemberian sosialisasi tentang kandungan, manfaat dan nilai ekonomi beluntas, pemberian sosialisasi terkait proses pengemasan produk, menginisiasi produksi essential oil dan turunannya, serta memberikan Teknologi Tepat Guna kepada masyarakat berupa alat ekstraksi beluntas. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini adalah Penduduk Desa Pujer Baru, Maesan, Bondowoso mampu menghasilkan essential oil dari beluntas secara mandiri dan kontinu.
EXTRACTION OF ROBUSTA COFFEE HUSK WASTE FROM TANAH WULAN VILLAGE MAESAN DISTRICT BONDOWOSO DISTRICT WITH ETHYL ACETATE AND ITS ANTIOXIDANT ACTIVITIES Helda Wika Amini; Wiwik Pratiwi; Gregah Pangayoman Hartanto P; Bekti Palupi; Boy Arief Fachri; Meta Fitri Rizkiana; Istiqomah Rahmawati
UNEJ e-Proceeding 2022: E-Prosiding Kolokium Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is the 4th largest coffee-producing country in the world. One of the coffee producers in the Bondowoso area of ​​East Java is Tanah Wulan Village. This village is located in the Argopuro Mountains Cluster, which produces coffee, especially Robusta coffee. In processing coffee cherries into coffee beans, the husk of the coffee cherries becomes the most significant waste from this process, reaching 40%-45%. However, the use of coffee husk waste is still limited as fertilizer and animal feed. So that there is a need for research to explore the potential of abundant coffee husk waste, one of which is about the antioxidant potential of robusta coffee husk produced in Tanah Wulan village. This study aimed to determine the percentage yield of robusta coffee husk extraction with ethyl acetate solvent and analyze its antioxidant activity. The robusta coffee husk extraction with ethyl acetate produces a dark green solid with a yield of 1.09%. From the analysis of antioxidants using DPPH, the IC50 was obtained at 96.5 mg/L with a strong category of antioxidants. However, the antioxidant activity of coffee husk extract is still much lower than the comparison compound for vitamin C, with an IC50 value of 3.68 mg/L (powerful category). So that, further research needs to be done to increase the antioxidant activity of coffee husk waste.
The EFFECT OF MICROORGANISM NUTRITION ON THE FERMENTATION PROCESS ON BIOETHANOL CONCENTRATION FROM TOBACCO STALKS Bekti Palupi; Boy Arief Fachri; Istiqomah Rahmawati; Meta Fitri Rizkiana; Helda Wika Amini; Nikita Meidi; Dini Rahmawaty
UNEJ e-Proceeding 2022: E-Prosiding Kolokium Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tobacco is one of the abundant biomass resources, especially in Jember Regency. Tobacco stalk has potential as a raw material for bioethanol and has more economic value than just being used as firewood. One of the new renewable energy that comes from biomass is biofuel. The currently developed biofuels are biodiesel and bioethanol. Compared to fuel oil, bioethanol's advantages include having a high octane number (106-110), increasing combustion efficiency, and reducing pollutant emissions. Besides being used to fulfill energy needs, bioethanol can also be used as a raw material in the pharmaceutical, cosmetic, and various alcohol derivatives industries. The Covid-19 pandemic has also made the need for ethanol increase. The scarcity of hand sanitizer products has made the price soar. The raw material for the hand sanitizer is ethanol, so the need for ethanol also increases. Bioethanol production, in general, has a 4-step process. The processes are pretreatment, hydrolysis, fermentation, and distillation. This study focused on the fermentation process with the aim of knowing the effect of microorganism nutrition on the concentration of bioethanol from tobacco stalks. Fermentation is done with the yeast Saccharomyces Cerevisiae. The addition of nutrients in the fermentation process greatly affects the concentration of ethanol that will be produced. The addition of optimal nutrients in this study was shown in the addition of 1.3% of the total initial volume of the sample or 0.325gram with a concentration result of 23.9%. Keywords: bioethanol, microorganism nutrition, fermentation, tobacco stalks
Pemberdayaan UKM Industri Tempe Melalui Pengolahan Limbah Kulit Ari Kedelai Menjadi Tepung Kaya Serat di Desa Jambesari Kab. Bondowoso Bekti Palupi; Istiqomah Rahmawati; Meta Fitri Rizkiana; Mohammad Nor; Muhammad Ilham
Dedikasi:Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/dedikasi.v2i2.157

Abstract

Industri tempe Fatimah merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Desa Jambersari, Kecamatan Jambersari, Kabupaten Bondowoso yang bergerak di bidang produksi tempe. Industri tempe Fatimah menghasilkan 65-70 bungkus tempe setiap hari. Industri ini mulai berkembang pesat pada tahun 2017 seiring dengan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk tempe. Program pengolahan dan pemanfaatan limbah kulit ari kedelai dilatarbelakangi oleh permasalahan pengelolaan limbah industri tempe yang belum dimanfaatkan dengan baik. Solusi yang ditawarkan adalah peningkatan nilai jual kulit ari kedelai melalui pengolahan dan pemanfaatan menjadi tepung kaya serat. Namun industri tempe Fatimah tidak dapat mengolah kulit ari kedelai selain menjadi pakan ternak dikarenakan beberapa permasalahan yaitu belum memiliki alat penepung dan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan alat penepung. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mitra industri tempe Fatimah dalam mengolah kulit ari kedelai menjadi tepung kaya serat agar terciptanya pengelolaan produk tepung dengan sistem manajemen yang baik dan berkelanjutan serta meningkatkan pendapatan. Metode yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan adalah dengan mengembangkan alat penepung, sosialisasi program, pelatihan penggunaan alat penepung, serta pendampingan mitra dalam produksi tepung kaya serat. Program telah dilaksanakan pada akhir tahun 2021 di industri tempe Fatimah sebagai mitra. Perubahan penting terhadap mitra yakni merubah paradigma mitra dari hanya mamanfaatkan limbah sebagai pakan ternak menuju pengolahan kulit ari kedelai menjadi tepung kaya serat sehingga meningkatkan daya jualnya.
Produk Unggulan Sabun Cair Berbasis Ekstrak Kulit Jeruk dari Desa Sidomekar Kabupaten Jember dengan Penerapan Teknologi Tepat Guna Alat Ekstraksi Minyak Atsiri Boy Arief Fachri; Istiqomah Rahmawati; Bekti Palupi; Meta Fitri Rizkiana; Nurtsulutsiyah Nurtsulutsiyah; Habibatul Inayah Harti Arini
Dedikasi:Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/dedikasi.v2i2.156

Abstract

Program Pengabdian “Produk Unggulan Sabun Cair Berbasis Ekstrak Kulit Jeruk dari Desa Sidomekar, Kabupaten Jember dengan Penerapan Teknologi Tepat Guna Alat Ekstraksi Minyak Atsiri” bermitrakan Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember. Pembuatan Produk Unggulan Desa Sidomekar dilakukan dengan lima tahap kegiatan yang melibatkan mitra utama. Tahap pertama adalah analisis masalah untuk memetakan kondisi mitra serta potensi yang ada di Desa Sidomekar. Tahap kedua adalah sosialisasi terkait kondisi dan potensi desa serta penyelesaian permasalahan berupa pemanfaatan kulit jeruk sebagai bahan produk unggulan desa. Tahap selanjutnya adalah sosialisasi proses ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dan cara pembuatan produk. Tahap keempat adalah praktik ekstraksi dan pembuatan produk. Tahap terakhir adalah evaluasi program pengabdian dan kontrol proses. Proses ekstraksi yang diterapkan ke masyarakat Desa Sidomekar merupakan kombinasi metode ekstraksi maserasi dengan destilasi. Hasil ekstrak minyak atsiri diproses dan diperoleh produk turunan minyak atsiri kulit jeruk Produk sabun cair dari ekstrak minyak atsiri kulit jeruk dapat dijadikan sebagai produk unggulan Desa Sidomekar.
Penerapan Response Surface Methodology dalam Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Antosianin pada Limbah Kulit Kakao dengan Metode Maserasi Menggunakan Pelarut Etanol Istiqomah Rahmawati; Boy Arief Fachri; Nurtsulutsiyah Nurtsulutsiyah; Yakub Hendrikson Manurung; Muhammad Reza; Meta Fitri Rizkiana; Helda Wika Amini
JC-T (Journal Cis-Trans): Jurnal Kimia dan Terapannya Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : State University of Malang or Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.063 KB) | DOI: 10.17977/um0260v6i12022p024

Abstract

Antosianin dengan konsentrasi tinggi terdapat dalam kulit kakao. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel input dan mengembangkan model prediksi yang digunakan dalam optimasi kondisi proses ekstraksi antosianin. Ekstraksi antosianin dalam kulit kakao dilakukan menggunakan metode maserasi. Variable proses ekstraksi yang dioptimasi meliputi ukuran partikel (0,105; 0,125; 0,149; 0,177; 0,25 mm), rasio bahan/pelarut (0,0045; 0,0125; 0,0375; 0,0625; 0,0795 g/mL), dan waktu (7,5; 24;  48; 72; 79 jam). Program Design Expert vs11 dengan Response Surface Methodology (RSM) Box-Behnken Design digunakan dalam penelitian dan dilakukan pemilihan kondisi proses dari kombinasi faktor-faktor yang menghasilkan respon yang optimal. Hubungan antar variabel terhadap respon konsentrasi antosianin yang dimodelkan :Y=0,2129-0,0483A+0,0816B+0,0069C-0,0219AB-0,0271AC+0,0174BC+0,0298A2-0,0349B2 +0,0504C2(A adalah ukuran partikel; B adalah rasio kulit kakao:pelarut; dan C adalah waktu).Nilai respon optimal konsentrasi antosianin adalah 0,479 M dengan kondisi ukuran partikel pada proses ekstraksi 0,105 mm, rasio kulit kakao/etanol adalah 0,0625 g/mL, dan waktu ekstraksi adalah 72 jam