Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI ERA COVID-19 Ratna Indriawati; Idiani Darmawati
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.728 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i2.4069

Abstract

Abstrak: Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. PHBS sangat diperlukan di era pandemi COVID-19. Pengetahuan PHBS masih kurang sehingga perlu usaha peningkatan pengetahuan PHBS. Pengabdian masyarakat  bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan PHBS di era pandemic COVID-19. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran PHBS merupakan salag satu usaha mencegah dan mengendalikan penularan COVID-19.  Metode yang digunakan pada pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah promosi kesehatan dengan cara penyuluhan PHBS dan diskusi PHBS. Media yang digunakan adalah leaflet. Sasaran program pengabdian masyarakat ini adalah pengrajin gerabah Kasongan di Yogyakarta. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 22 orang. Respon sasaran pengabdian masyarakat bagus serta antusias. Hasil evaluasi (pretest dan postest) kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan PHBS sebesar 20%. Promosi kesehatan PHBS di era COVID-19 dengan media leaflet dapat meningkatkan pengetahuan PHBS dengan baik. Abstract: Clean and healthy living behavior (PHBS) is important to maintain and improve health. PHBS is very much needed in the era of the COVID-19 pandemic. PHBS knowledge is still lacking, so it is necessary to increase PHBS knowledge. Community service aims to increase knowledge of PHBS in the era of the COVID-19 pandemic. Increasing knowledge and awareness of PHBS is one of the efforts to prevent and control the transmission of COVID-19. The method used in the implementation of this community service is health promotion by way of PHBS counseling and PHBS discussions. The media used were leaflets. The target of this community service program is Kasongan pottery craftsmen in Yogyakarta. The implementation of this community service was attended by 22 people. The target response of community service is good and enthusiastic. The results of the evaluation (pretest and posttest) of the activity showed an increase in PHBS knowledge by 20%.PHBS health promotion using leaflet media can increase PHBS knowledge.
PROMOSI KESEHATAN KERJA PADA PENGRAJIN TENUN Ratna Indriawati; Idiani Darmawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.787 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4100

Abstract

ABSTRAKMasalah kesehatan kerja mempengaruhi individu, keluarga dan masyarakat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan kesehatan kerja, dampak kerja terhadap kesehatan serta pencegahannya. Disamping itu juga untuk menambah wawasan para pekerja mengenai pentingnya penerapan budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di tempat kerja serta menciptakan kondisi tempat kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerja. Metode pengabdian masyarakat menggunakan promosi dan edukasi kesehatan kerja. Sasaran program pengabdian masyarakat ini adalah 15 orang pengrajin  tenun Sejati Desa. Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi : pembuatan media promosi kesehatan (leaflet); Edukasi dan promosi  kesehatan kerja; evaluasi kegiatan dengan tanya jawabHasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan adanya tambahan pengetahuan pekerja tenun terkait kesehatan kerja. Promosi kesehatan kerja masih diperlukan untuk menambah pengetahuan kesehatan kerja. Kata kunci: kesehatan; kerja; pengetahuan; tenun ABSTRACTOccupational health problems affect individuals, families and communities. This community service aims to increase knowledge of occupational health, the impact of work on health and its prevention. Besides that, it is also to increase the knowledge of workers about the importance of implementing a culture of occupational health and safety (K3) in the workplace and creating safe and comfortable workplace conditions for workers. Community service methods use promotion and occupational health education. The target of this community service program is 15 Sejati Desa weaving craftsmen. These community service activities include: making health promotion media (leaflets); Occupational health education and promotion; evaluation of activities with discussion. The results of this community service show that weaving workers have additional knowledge regarding occupational health. Occupational health promotion is still needed to increase occupational health knowledge. Keywords: health; work; knowledge; weaving
PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI PANTI ASUHAN BINASIWI, BANTUL Idiani Darmawati; Ratna Indriawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 9. Manajemen Rumah Sakit Era Pandemi Covid-19
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.326 KB) | DOI: 10.18196/ppm.39.112

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penguatan pendidikan karakter mandiri anak berkebutuhan khusus. Tujuan Kegiatan ini untuk mengidentifikasi bentuk hambatan dan upaya pendidik/ pengasuh panti dalam meningkatkan kemandirian anak berkebutuhan khusus (ABK). Kegiatan ini dilakukan dengan metode deskriptif yang mengambil lokasi di Panti Asuhan Binasiwi, Bantul, DIY. Informan penelitian berjumlah sepuluh orang yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Mereka adalah pengasuh dan ABK tunagrahita. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Keabsahan data ditentukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data yang diperoleh dianalisis dengan tahap-tahap mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa bentuk kemandirian pada anak seperti kemandirian bina diri, emosi, dan kemandirian sosial ditemukan pada saat proses belajar dan kegiatan di panti. Hambatan yang dialami adalah kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak dan pemahaman sikap mandiri pada anak. Usaha untuk mengatasi hambatan tersebut dengan memberi pengertian, kasih saying, dan nasihat yang nantinya akan dipahami oleh anak. Proses ini dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Oleh karena itu, penguatan pendidikan karakter mandiri bagi ABK tunagrahita diperlukan agar anak bisa mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Sehat Di Masa Tua Bebas Dari Penyakit Hipertensi Dengan Program Sabati Untuk Pelajar Sekolah Menengah Umum Titiek Hidayati; Ratna Indriawati; Fahmy Abdul Haq; Fadil Abdillah; Shiko Indrawan
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.487 KB) | DOI: 10.18196/ppm.22.495

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat prioritas di Indonesia yang dapatdicegah, terutama sejak dini. Salah satu bentuk pencegahan hipertensi dengan pendidikan kesehatanmetode SABATI yang menekankan pada tumbuhnya kewaspadaan dini pada remaja terhadap penyakithipertensi, dengan tujuan mengenalkan penyakit hipertensi berikut dengan faktor risikonya pada setiapsiswa sejak dini. Program SABATI terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, skrining faktor risiko hipertensi, edukasi dan bermain peran, serta pengembangan pola kemitraan dengan sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah dilakukan kepada 68 siswa di dua SMA di Yogyakarta. Edukasi berhasil dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan durasi 30 menit setiap pertemuan. Program SABATI berhasildilakukan untuk mengenalkan kepada remaja mengenai penyakit hipertensi, berikut dengan bahaya dancara pencegahannya. Program in diharapkan menjadi dasar pembuatan kebijakan kantin sehat danhimbauan membawa bekal.
PENINGKATAN PEMBERDAYAAN UMKM PEMBUAT KUE Idiani Darmawati; Ratna Indriawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa( BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.281 KB) | DOI: 10.18196/ppm.44.598

Abstract

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil. Tetapi UKM yang ada di Indonesia masih menghadapi berbagai masalah antara lain masalah promosi, pemasaran dan penjualan produk yang dihasilkan. Kegiatan ini bertujuan menemukan strategi untuk meningkatkan pemasaran hasil produk Ibu Suraini . Dari hasil observasi menunjukkan bahwa strategi pemasaran makanan tradisional menerapkan lima strategi yaitu: produk, harga, kebersihan, promosi dan pengantaran. Dari kelima strategi tersebut belum mampu meningkatkan pendapatan kelompok umkm pembuat makanan tradisional. Dengan adanya strategi pemasaran maka permintaan produk akan lebih banyak, pemasaran produk yang baik pula akan menghasilkan konsumen baru. Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka ia juga telah dimanfaatkan untuk pemasaran dan penjualan produk- produk melalui dunia maya. Penjualan dan pemasaran produk melalui dunia maya mempunyai banyak keuntungan, yaitu cakupan yang luas, tidak mengenal ruang dan waktu, dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Metode yang digunakan berupa pelatihan. Strategi pemasaran secara online sangat membantu meningkatkan omset penjualan kelompok UMKM pembuat makanan tradisional Ibu Suratini di dusun Diro Bantul. Ada beda nyata antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program pengabdian ini, yaitu peningkatan omset penjualan sebesar 40 persen dibandingkan sebelum adanya pelaksanaan program pengabdian ini. Kegiatan pengabdian ini dapat meningkatkan omset penjualan produk kelompok UMKM pembuat makanan di dusun Diro Bantul D.I Yogyakarta, sebesar 40 persen.
UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN HASIL PRODUKSI KELOMPOK UMKM PENGRAJIN KIPAS BAMBU Idiani Darmawati; Ratna Indriawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa( BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.87 KB) | DOI: 10.18196/ppm.44.600

Abstract

Dusun Diro Bantul ini adalah terkenal sebagai pusat produksi kerajinan bambu. UMKM kerajinan bambu di dusun ini seperti, UMKM kerajinan topeng dan kipas bambu. Salah satu pengrajin di dusun Diro adalah bapak Bahaudin dan bapak Yusuf. Bapak Yusuf sebagai ketua kelompok UMKM pengrajin kipas bambu dan sablon souvenir untuk pernikahan. Usaha yang telah beroperasi sekitar sepuluh tahun ini biasa menerima pesanan mulai dari lingkungan lokal sampai luar daerah Yogyakarta seperti Bali dan Kalimantan. Produk kerajinan kipas bambu dan souvenir pernikahan biasanya dipesan sebagai cinderamata pernikahan dan juga oleh-oleh dari tempat wisata. Pada saat masa pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia dan kebijakan pemerintah seperti PSBB serta larangan untuk mengundang banyak orang di acara pernikahan diterapkan, usaha beliau mulai sepi pembeli. bahkan, ada beberapa pesanan yang dibatalkan karena pemesan menunda pernikahan dan tempat-tempat wisata di tutup. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini semakin pesat dan menimbulkan revolusi informasi di era digital. Pemberlakuan sistem ekonomi terbuka serta perilaku konsumen yang berubah di era ekonomi digital semakin menuntut pelaku usaha untuk mampu beradaptasi ditataran lingkungan global. Dampak positif pemanfaatan TIK bagi pelaku UMKM adalah :1) mempermudah proses bisnis dan komunikasi, 2) memperluas pangsa pasar, 3) mengurangi biaya produksi dan 4) akses terhadap komunikasi digital serta meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran. Alasan tersebut mendorong pelaku UMKM, agar memiliki kesadaran akan pentingnya manfaat kemampuan penguasaan teknologi bagi usaha mereka, guna meningkatkan daya saing yang berkelanjutan. Peningkatan kesadaran menimbulkan minat bagi kalangan pelaku usaha UMKM terhadap kemampuan penguasaan TIK, yang bertujuan mencapai kompetensi TIK yang optimal. TIK dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk membantu usaha mitra ditengah pandemi covid-19. Dengan adanya TIK, pelaku UMKM khususnya bapak Bahaudin dan Bapak Yusuf dapat semakin mudah menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan ini dapat meningkatkan penjualan.
EDUKASI ADAPTASI KEBIASAAN BARU PADA MASYARAKAT Idiani Darmawati; Ratna Indriawati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.914 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.641

Abstract

Adanya pandemi COVID-19 yang telah ditetapkan oleh WHO menjadi ancaman global dan membuat masyarakat di seluruh dunia harus meningkatkan kewaspadaannya untuk menekan penyebaran virus ini melalui promosi pemerintah dalam PPHBS dengan melakukan PHBS secara praktis, mandiri ataupun bersama-sama dilingkungan masyarakat. Secara umum pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat desa di wilayah kerja Puskesmas Jetis 1 Bantul. agar bisa menerapkan PHBS dengan baik dan benar, sebagai salah satu upaya menjaga akselerasi perubahan perilaku kesehatan yang terjadi akibat pandemi COVID-19. mic covid 19. Metode yang digunakan adalah: ceramah, penayangan Vidio, dan demonstrasi, Edukasi protokol kesehatan perlu dilakukan mengingat pandemi yang telah lama berlangsung, edukasi dilakukan menggunakan media video, lefleat, zoom, dan promosi kesehatan di masjid. Metode kegiatan berupa Public Health Nurse (PHN) atau kunjungan langsung ke masyarakat. Luaran yang ingin dicapai dalam pengabdian ini adalah: (1) tersedianya tempat sampah yang terpisah antara sampah organik dan non organik, tempat mencuci tangan pada setiap rumah tangga bekerja sama dengan dana desa. Sebelum diadakan kegiatan Pengabdian, masih banyak masyarakat yang abai protokol kesehatan, setelah diadakan pengabdian ini Seluruh masyarakat mematuhi protokol kesehatan covid 19. Pelaksanaan Pengabdian selama tiga bulan berjalan lancar dan sukses, masyarakat sangat senang dan berharap program seperti ini diadakan secara rutin dan berkesinambungan. Kegiatan Program Pengabdan ini dapat membantu mencegah kasus kovid 19 di desa wilayah kerja Puskesmas Jetis 1 Bantul.
Simple Nutrition Screening Tool (SNST) in Nutritional Assessment as a Risk Factor for Cardiovascular Disease in the Elderly Ratna Indriawati; Muhammad Rivai Aziz
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 15, No 2 (2021): Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Kerja Sama KNPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jpm.v15i2.3564

Abstract

The elderly with nutritional disorders requires healing complications in their disease. Nutrient intake for the elderly with illness is needed for the healing process and to prevent further complications. One of the biggest factors of mortality in old age is non-communicable diseases, namely cardiovascular disease. This study aims to determine the relationship between the Simple Nutritional Screening Tool (SNST) in nutritional assessment and risk factors for cardiovascular disease in the elderly. This study used a cross-sectional method which was conducted for three months with a total of 51 respondents. Primary data collection was done by an interview with a questionnaire guide. Anthropometric and biochemical data from medical records. The results showed that SNST data showed that 92.20% were not at risk of malnutrition, and 7.80% were at risk of malnutrition. Chi-Square test between body mass index (BMI), blood pressure, LDL, HDL, blood sugar, smoking behavior, food intake, diet, and eating frequency as cardiovascular risk factors with SNST was not significant (p>0.05). The research concludes that there is no relationship between SNST and body mass index (BMI), blood pressure, LDL, HDL, blood sugar, smoking behavior, food intake, eating patterns, and eating frequency as cardiovascular risk factors in the elderly.
Pemberdayaan Masyarakat sebagai Upaya Deteksi Dini Faktor Risiko Hipertensi Ratna Indriawati; Sherly Usman
Jurnal Surya Masyarakat Vol 1, No 1 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.1.1.2018.59-63

Abstract

Hipertensi masih merupakan masalah kesehatan yang penting. Prevalensi hipertensi nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 35,8% dengan proporsi kasus hipertensi yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 24%. Hal ini berarti bahwa masih ada 76,0% kasus hipertensi di masyarakat yang belum terdiagnosis. Tingginya angka insidensi hipertensi di propinsi DIY tersebut turut mempengaruhi insidensi penyakit ini di kabupaten Bantul. Pola makan yang tidak sehat dan kurang terjaga, perilaku merokok, stress psikososial karena faktor ekonomi, dan minimnya sarana & prasarana kesehatan merupakan faktor pemicu tingginya insidensi penyakit hipertensi di wilayah ini. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan faktor risiko, menanggulangi penyakit hipertensi dan komplikasi hipertensi serta pelatihan kader kesehatan terkait penyakit hipertensi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi: melakukan pemeriksaan kesehatan dan faktor risiko hipertensi (berat badan, tinggi badan, dan body mass index/BMI) untuk skrining hipertensi, promosi kesehatan berupa penyuluhan hipertensi, pelatihan pengukuran tekanan darah yang baik dan benar, dan pembuatan dan pembagian leaflet hipertensi. Sebanyak 105 orang yang diperiksa tekanan darahnya, didapatkan 31 orang menderita hipertensi. Rentang umur kurang dari 40 tahun didapatkan 8 orang penderita hipertensi. Sedangkan kelompok umur 45-55 tahun juga didapatkan 8 orang dengan hipertensi. Terdapat 15 orang dengan hipertensi pada kelompok usia lebih dari 75 tahun.Kata kunci: hipertensi, faktor risiko, tekanan darah, berat badanAbstractHypertension is still the important health problem. The prevalence of national hypertension in the Special Region of Yogyakarta (DIY) was 35.8% with the proportion of cases of hypertension diagnosed by health personnel at 24%. This means that there are still 76.0% cases of hypertension in the community that have not been diagnosed. The high incidence of hypertension in the province of DIY also affects the incidence of this disease in the Bantul district. Unhealthy and poorly maintained eating patterns, smoking behavior, psychosocial stress due to economic factors, and the lack of health facilities & infrastructure are factors that trigger the high incidence of hypertension in this region. This community service aims to provide additional knowledge of risk factors, overcome hypertension and complications of hypertension and health cadres training related to hypertension. These community service activities included: conducting health checks and risk factors for hypertension (body weight, height, and body mass index/BMI) for hypertension screening, health promotion in the form of hypertension counseling, excellent and correct blood pressure measurement training, and making hypertension leaflets. A total of 105 people who were tested for blood pressure were 31 people suffering from hypertension. The age range of fewer than 40 years found eight people with hypertension. Whereas the age group of 45-55 years also found eight people with hypertension. There are 15 people with hypertension in the age group over 75 years.
Nilai Ankle Branchial Index (ABI), Tekanan Darah dan Frekuensi Denyut Jantung Pengguna Rokok Elektronik Ratna Indriawati; Naili Nurul Izzati
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12119

Abstract

E-cigarettes are growing rapidly and are becoming a trend in the world, including in Indonesia. E-cigarette users are increasing because there are claims to have a minimal effect compared to tobacco cigarettes, and as a medium in reducing tobacco cigarette consumption. This study aims to determine the relationship between ABI values with blood pressure and heart rate in e-cigarette users. This study was an observational study with a cross-sectional approach. The number of respondents was 30 users of e-cigarettes and dual-users in the Special Region of Yogyakarta. Data were collected by measuring blood pressure, pulse frequency, and ABI values. The data were then analyzed using the Spearman correlation test. The results of the analysis showed as many as 20 (66.7%) respondents were users of e-cigarettes and 10 (33.3%) respondents were dual users. The results of the hypothesis test showed that there was no relationship between the use of e-cigarettes with blood pressure (p = 0.163), pulse rate (p = 0.716), and ABI values (p = 0.163); and there was no relationship between the ABI value with blood pressure (p = 0.596) and pulse rate (p = 0.354). Furthermore, it was concluded that the use of e-cigarettes was not significantly correlated with blood pressure, pulse rate, and ABI values; meanwhile, blood pressure and pulse rate were not significantly correlated with the ABI value.Keywords: electric cigarette; blood pressure; pulse; Ankle Branchial Index (ABI)  ABSTRAK Rokok elektronik sedang tumbuh pesat dan menjadi trend di dunia, termasuk di Indonesia. Pengguna rokok elektronik semakin meningkat dikarenakan ada klaim memiliki efek minimal dibanding rokok tembakau, dan sebagai media dalam mengurangi konsumsi rokok tembakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai ABI dengan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung pada pengguna rokok elektronik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden adalah 30 pengguna rokok elektronik maupun dual-user di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran tekanan darah, frekuensi denyut nadi, serta nilai ABI. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan sebanyak  20 (66,7%) responden adalah pengguna rokok elektronik dan 10 (33,3%) responden adalah dual user. Hasil uji hipotesis menunjukkan tidak ada hubungan antara penggunaan rokok elektronik dengan tekanan darah (p = 0,163), denyut nadi (p = 0,716), dan nilai ABI (p = 0,163); serta tidak ada hubungan antara nilai ABI dengan tekanan darah (p = 0,596) dan denyut nadi (p = 0,354). Selanjutnya disimpulkan bahwa penggunaan rokok elektronik tidak berkorelasi secara signifikan dengan tekanan darah, denyut nadi, dan nilai ABI; sementara itu, tekanan darah dan denyut nadi tidak berkorelasi secara signifikan dengan nilai ABI.Kata kunci: rokok elektronik; tekanan darah; denyut nadi; Ankle Branchial Index (ABI)