Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

TIME RISK ANALYSIS OF IMPLEMENTATION SELF-MANAGED COMMUNITY PROJECT IN BANGIL – KALIANYAR VILLAGE Luqman Cahyono; Mirna Apriani; Anggara Trisna Nugraha; Agung Prasetyo Utomo
Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.633 KB) | DOI: 10.21009/jpensil.v11i2.25078

Abstract

Self-managed project through of KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) program managed by Lembaga Keswadayaan Masyarakat Abdi Karya Amanah Kalianyar - Bangil Village received around 1 billion funds from Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. The implementation of self-managed projects is carried out entirely by the community with less knowledge regarding building construction. The research objective is to identify and analyze time risks in implementing community self-managed projects. The data analysis method used is literature study, observation, average analysis, risk analysis and risk matrix preparation. The results of the analysis show that there are 20 risk variables with the highest ranking being low labor productivity where the measurement scale is likely to occur >60–80% and the risk impact on time is >7-30 days from the duration of the project, then the risk response decision "Avoidance" risk must be avoided.
Pelatihan Manufaktur Komposit sebagai Produk Kerajinan Tangan pada Industri Rumahan Anggara Trisna Nugraha; Widya Emilia Primaningtyas; Kharis Abdullah; Kiki Dwi Wulandari; Benedicta Dian Alfanda; Lely Pramesti; Luqman Cahyono; Dwi Sasmita Aji Pambudi; Sumardiono Sumardiono
Educivilia: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020): Educivilia: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.25 KB) | DOI: 10.30997/ejpm.v1i2.2943

Abstract

Berbagai kerajinan tangan dapat dikembangkan di masyarakat, salah satunya kerajinan tangan berbahan komposit yaitu menggunakan resin sebagai bahan utamanya. Metode pengecoran atau manufaktur bahan komposit ini memiliki variasi sesuai dengan resin yang digunakan atau peruntukkan komposit itu sendiri. Metode manufaktur ini dapat diaplikasikan oleh masyarakat dengan mudah, sehingga komposit yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan yang memiliki nilai tambah. Pelatihan metode manufaktur material komposit sebagai kerajinan tangan ini diberikan kepada Komunitas Riverside, Desa Suko, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Pada prinsipnya pelatihan ini mengaplikasikan metode pengecoran sebagai dasar teknis aplikasi kerajinan tangan berbahan komposit. Pelatihan dilakukan dengan memberikan pengetahuan dasar tentang bahan resin dalam bentuk ceramah atau presentasi, kemudian dilakukan praktek metode manufaktur material komposit tersebut sehingga menghasilkan kerajinan tangan yang bernilai tinggi. Hasil kerajinan tangan berbahan komposit yang dihasilkan antara lain adalah gantungan kunci, bros, dan magnet hiasan kulkas.
Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah Sebagai Sarana Peduli Lingkungan Perairan dan Implementasi Konsep Ekonomi Sirkular Warga Bumi Suko Indah Luqman Cahyono; Mirna Apriani; Agung Prasetyo Utomo; Anggara Trisna Nugraha; Adhi Setiawan; Achmad Fatoni; Vira Fadilah Qurani; Ananda Augista Firtsanti; Rizki Medy Prasetyo; Inayatul Wulandari
DHARMA RAFLESIA Vol 20, No 1 (2022): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v20i1.19271

Abstract

Minyak jelantah berpotensi menjadi bahan dasar untuk dijadikan benda yang bermanfaat dan bernilai ekonomi seperti lilin aromaterapi. Berdasarkan wawancara dengan ibu-ibu warga Bumi Suko Indah RT 56 Sidoarjo dan pengamatan di lokasi, warga membuang minyak bekas penggorengan setelah terjadi perubahan warnanya menjadi hitam. Pembuangan minyak jelantah juga dilakukan di badan air seperti selokan dan sungai di sekitar perumahan, hal ini berpotensi mengganggu ekosistem perairan. Diperlukan pemberian informasi, pemberdayaan kepada masyarakat agar dapat memberikan kesempatan berwirausaha sekaligus mengolah limbah rumah tangga melalui paradigma recovery. Upaya menumbuhkan ekonomi kreatif bagi ibu-ibu rumah tangga dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dengan mengelola limbah menjadi produk layak jual dan bermanfaat seperti produk lilin aroma terapi berbahan dasar minyak jelantah. Kegiatan pelatihan di laksanakan di Bumi Suko RT 56 Sidoarjo. Kegiatan diawali dengan pemberian materi kepada 10 orang warga yang akan menjadi peserta pelatihan, kemudian dilanjut dengan diskusi interaktif dan praktik langsung membuat lilin aroma terapi. Hasil praktik langsung di lapangan, minyak jelantah sebanyak 600 gram dapat menghasilkan 25 lilin aromaterapi dalam gelas kaca setinggi 5 cm dan diameter 1.5 cm. Lilin yang dihasilkan telah diuji melalui pembakaran menggunakan pemantik api gas mekanik.
PELATIHAN PEMBUATAN TERUMBU BUATAN BERBASIS ECO-FRIENDLY SEBAGAI SARANA REHABILITASI TERUMBU KARANG DI DAERAH PANTAI WISATA PASIR PUTIH, SITUBONDO Agung Prasetyo Utomo; Mirna Apriani; Ruddianto Ruddianto; Luqman Cahyono; Anggara Trisna Nugraha; Mochammad Ilham Nugroho
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 5 No 2 (2021): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v5i2.1340

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, hal ini disebabkan karena adanya keunikan topografi dasar laut Indonesia. Salah satu keanekaragaman spesies yang ada adalah 950 biota terumbu karang sebagai habitat dan ekosistem laut. Terumbu karang berfungsi sebagai tempat memijah biota laut, pelindung gempuran ombak bagi pantai dan bernilai estetika. Pantai wisata Pasir Putih Situbondo termasuk andalan tempat wisata di Jawa Timur. Pantai ini memiliki terumbu karang yang berada pada nilai 23-49% yang termasuk ke dalam kategori rendah. Pantai di Situbondo ini memiliki dua site dalam kondisi baik dan dua site dalam kondisi cukup. Agar kondisi terumbu karang meningkat menjadi kategori sangat baik dan mencegah adanya kerusakan, diperlukan upaya untuk melakukan rehabilitasi. Salah satu upaya dapat dilakukan menggunakan terumbu karang buatan dari cangkang kerang dan beton yang dihasilkan dari masyarakat sekitar pantai. Pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan untuk mendukung pelestarian terumbu karang yang dapat mempengaruhi keberadaan ikan dan biota laut lainnya. Pemberdayaan masyarakat ini difokuskan pada aktivis lingkungan, kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas), serta masyarakat di daerah lingkungan wisata Pasir Putih diawali dengan pembekalan pengalaman dan ketrampilan dalam pembuatan terumbu karang berbasis eco-friendly. Kegiatan meliputi penyampaian materi secara hybrid (luring dan daring), praktik pembuatan terumbu buatan, penenggelaman hasil terumbu buatan dan monitoring.
POTENSI RISIKO WAKTU PELAKSANAAN PROYEK SWAKELOLA DI KABUPATEN PASURUAN MELALUI PROGRAM KOTAKU KEMENTERIAN PUPR Luqman Cahyono; Mirna Apriani; Anggara Trisna Nugraha; Agung Prasetyo Utomo
JURNAL SPEKTRAN Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/SPEKTRAN.2022.v10.i02.p08

Abstract

Pelaksanaan proyek swakelola dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Masyarakat pengelola proyek mempunyai latar belakang pendidikan maupun pekerjaan yang kurang sesuai dengan bidangnya. Berbeda dengan kontraktual yang dikerjakan pihak ketiga yakni kontraktor atau konsultan yang memang sesuai bidangnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko waktu dalam melaksanakan proyek swakelola masyarakat. Metode analisis data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi, analisis mean, analisis risiko dan penyusunan matriks risiko. Hasil analisis menunjukkan terdapat 20 variabel risiko dengan rangking tertinggi produktivitas tenaga kerja rendah dimana skala pengukuran kemungkinan terjadi >60–80% dan dampak risiko terhadap waktu >7-30 hari dari durasi kerja. proyek, maka keputusan respons risiko "Avoidance" risiko harus dihindari.
EFFECT OF CANDLENUT SHELL ASH AS A SAND SUBSTITUTION ON COMPRESSIVE STRENGH OF PAVING BLOCK Luqman Cahyono; Yulia Riska Dwi Sinta; Nabillah Rodhifatul Jannah; Inas Aidah Fikriyah; Putri Nabiilah Anwar; Desita Romadona Syah Putri; Agung Prasetyo Utomo
Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil Vol 12 No 2 (2023): Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jpensil.v12i2.34382

Abstract

Candlenut is a superior commodity with great opportunities. Processing of candlenut seeds produces candlenut shells which are hard with a calorific value of 4164 cal/g so can be used as fuel. Processing candlenut shells as fuel produces waste of ash and not been utilized optimally. In this research, candlenut shell ash was used as a new alternative in making paving blocks, namely to substitute sand by 13%, 18% and 25% by weight of sand. The method used to analyze the chemical content of candlenut shell ash through XRF testing and compressive strength testing with a Compression Testing Machine after 28 days of curing time. Based on the results of the XRF test, hazelnut shell ash has a CaO content of 93.3%, where CaO is the main ingredient for making cement. In addition, the results of the average compressive strength of paving blocks at 13% substitution of candlenut shell ash produced a compressive strength of 5.89 Mpa, 18% substitution of candlenut shell ash of 8.72 Mpa, and 25% substitution of candlenut shell ash of 11.07 Mpa. The results of the compressive strength of paving blocks with the substitution of hazelnut shell ash produced standard standard paving block strength of D quality.
PEMANFAATAN LIMBAH ABU CANGKANG KEMIRI INDUSTRI MAKANAN SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT HALUS PAVING BLOCK Luqman Cahyono Cahyono; Yulia Riska Dwi Sinta; Nabillah Rodhifatul Jannah; Inas Aidah Fikriyah; Putri Nabiilah Anwar; Desita Ramadona Syah Putri; Agung Prasetyo Utomo
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 3, Agustus 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i3.23155

Abstract

Paving block is a road pavement consisting of a mixture of water, aggregate and cement. Paving blocks have different quality classifications according to their use. Hazelnut shell has a good calorific value so it can be used as fuel by one of the food industries. Processing hazelnut shells as fuel produces  3 tons of ash waste per day. So far, ash waste has not been used optimally and is just thrown away. In this study, hazelnut shell ash was used as a new alternative in making paving blocks, namely to substitute sand by 13%, 18% and 25% by weight of sand. This research is experimental. The paving block experiment was carried out at the age of 28 days and a compressive strength test was carried out to influence the addition of candlenut shell ash to compressive strength. Based on the test, it was found that the average paving block at 13% substitution of hazelnut shell ash produced a compressive strength of 5.89 MPa, 18% substitution of hazelnut shell ash of 8.72 MPa, and 25% substitution of hazelnut shell ash of 11.07 MPa. Maximum compressive strength is obtained by adding 25% of hazelnut shell ash and can be used for garden pavements. Abstrak Paving block merupakan perkerasan jalan terdiri dari campuran air, agregat, dan semen. Paving block memiliki klasifikasi mutu yang berbeda sesuai kegunaannya. Cangkang kemiri memiliki nilai kalor yang baik sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh salah satu industri makanan. Pengolahan cangkang kemiri sebagai bahan bakar mengasilkan limbah berupa abu sebesar ± 3 ton perhari. Sejauh ini limbah abu belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang begitu saja. Pada penelitian ini, abu cangkang kemiri digunakan sebagai alternatif baru dalam pembuatan paving block yaitu untuk substitusi pasir sebesar 13%, 18%, dan 25% dari berat pasir. Penelitian ini bersifat eksperimental. Eksperimen paving block dilakukan pada umur 28 hari dan dilakukan pengujian kuat tekan untuk pengaruh penambahan abu cangkang kemiri terhadap kuat tekan. Berdasarkan pengujian didapatkan rata – rata paving block pada substitusi 13% abu cangkang kemiri menghasilkan kuat tekan sebesar 5,89 MPa, substitusi 18% abu cangkang kemiri sebesar 8,72 MPa, dan substitusi 25% abu cangkang kemiri sebesar 11,07 Mpa. Kuat tekan maksimal didapat dengan penambahan 25% abu cangkang kemiri dan dapat digunakan untuk perkerasan taman.
Pelatihan Pembuatan Miniatur Kapal Berdasar Standar Desain Berbahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) untuk Kelompok Pengrajin di Wilayah Pantai Situbondo Agung Prasetyo Utomo; Mirna Apriani; Ruddianto Ruddianto; Gaguk Suhardjito; I Putu Arta Wibawa; Anggara Trisna Nugraha; Luqman Cahyono
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 7 No 2 (2023): AGUSTUS - DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v7i2.3808

Abstract

Pergerakan ekonomi masyarakat wilayah pesisir Situbondo didominasi oleh pemanfaatan budidaya hasil laut dan sektor pariwisata. Pemanfaatan budidaya hasil laut sangat dipengaruhi oleh kondisi alam namun lain halnya dengan masyarakat yang bergerak dalam sektor pariwisata, Masyarakat dari sektor wisata tetap memiliki penghasilan harian dari produk produk yang mereka kerjakan, seperti para pengerajin souvenir. Namun produk yang mereka jual memiliki nilai jual yang tidak sebanding dengan proses pengerjaan yang mereka lakukkan. Contohnya adalah pembuatan miniatur kapal, dimana proses pengerjaannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran serta masih dilakukan secara otodidak yang lama untuk mendapatakan produk yang baik. Proses yang panjang dan rumit ini tidak sebanding dengan harga jual miniatur kapal yang murah di pasaran. Beberapa penyebab dari permasalahan tersebut adalah meningkatnya harga dan sulitnya material kayu yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada masyarakat di kawasan pesisir, agar dapat mendukung keanekaragaman produk dari sektor pariwisata dengan cara memberikan informasi terkait proses pembuatan miniatur kapal dengan standard desain dan material alternatif. Kegiatan dimulai dengan scale down dilakukan dengan perbandingan 1:25 dari ukuran kapal sebenarnya. Metode yang digunakan berupa ceramah tatap muka, pemutaran video, diskusi tanya jawab dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan mould (cetakan) lambung kapal hingga finishing kapal secara utuh. Setelah kegiatan penyampaian materi dilanjutkan dengan peragaan oleh trainer dan praktik oleh masyarakat sebagai peserta pelatihan. Proses evaluasi kegiatan menggunakan metode kualitatif dengan membandingkan hasil praktik masyarakat dengan cetakan yang telah dibuat sebagai contoh. Melalui kegiatan ini telah dihasilkan dua cetakan dari masing-masing kelompok peserta serta satu buah miniatur kapal utuh.