Claim Missing Document
Check
Articles

Decreased osteoblasts and increased osteoclasts in rats after coal dust exposure Akbar, Izaak Zoelkarnain; Kania, Nia; Setiawan, Bambang; Nurdiana, Nurdiana; Widodo, M. Aris
Universa Medicina Vol 30, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Medicine, Trisakti University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2011.v30.73-79

Abstract

Bone remodeling is a physiological process of cortical and trabecular bone reconstruction, with initial bone resorption, by osteoclasts and concurrent bone formation by osteoblasts. Oxidative stress due to coal dust exposure is not only found in the lungs, but also in the circulation or systemically. The aim of this study was to determine the effect of oxidative stress from coal dust exposure on the number of osteoblasts and osteoclasts in rats. In this experimental study, four groups were evaluated: control; coal dust exposure at 6.25 mg/m3 for 28 days; coal dust exposure at 12.5 mg/m3 for 28 days; coal dust exposure at 25 mg/m3 for 28 days (all exposures were given daily for one hour). Circulatory oxidative stress was measured by malondialdehyde level. Osteoblast and osteoclast numbers were counted by light microscopic examination of distal femoral cross-sections stained with hematoxylin eosin. This study showed that malondialdehyde levels were significantly increased in coal dust exposure groups, in comparison with the control group (p<0.05). There were also significantly decreased numbers of osteoblasts (p<0.05) and significantly increased numbers of osteoclasts (p<0.05) numbers in coal dust exposure groups, as compared with the control group. No correlations were found between malondialdehyde levels (oxidative stress) and respective numbers of osteoblasts and osteoclasts in all coal dust exposure groups (p>0.05). Coal dust exposure increased malondialdehyde level and osteoclast numbers, and decreased osteoblast numbers, but no correlation was found between oxidative stress (caused by coal dust exposure) and osteoblast and osteoclast numbers.
Efek Gastroprotektif Bawang Prei (Allium fistulosum) terhadap Gastropati pada Lambung Tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Indometasin Masbuchin, Ainun Nizar; Nurdiana, Nurdiana; Suryana, Bagus Putu
Majalah Kesehatan FKUB Vol 1, No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.759 KB)

Abstract

OAINS adalah obat yang digunakan secara luas sebagai antipiretik, antiinflamasi, dan analgesik. Namun demikian, OAINS dapat menyebabkan gastropati dan bahkan tukak lambung jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Quercetin, kaempferol, dan luteolin telah diketahui memiliki efek gastroprotektif. Zat tersebut  terkandung di dalam bawang prei  (Allium fistulosum). Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui efek gastroprotektif bawang prei. Tikus dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (K1), kontrol positif (K2), dan kelompok perlakuan (K3, K4, K5). K1 dan K2 diberi normal salin, sedangkan  K3, K4, dan K5 diberi ekstrak bawang prei dengan dosis 6 mg/kgBB, 12 mg/kgBB, dan 24 mg/kgBB. Tiga puluh menit kemudian K2, K3, K4, dan K5 diberi indometasin 30 mg/kgBB. Tikus kemudian dianestesi menggunakan eter dan dibedah. Gastropati dinilai berdasarkan skor makroskopik dan skor mikroskopik. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada semua kelompok (p < 0,05).  Skor makroskopik menunjukkan bahwa K5 memiliki perbedaan yang bermakna dengan K2, K3, dan K4, namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara K2, K3, dan K4. Skor mikroskopik menunjukkan bahwa K2 memiliki perbedaan yang bermakna dengan K3, K4, dan K5. Pada uji korelasi Pearson didapatkan nilai p = 0,000 (R = -0,917 untuk skor makroskopik, R = -0,862 untuk skor mikroskopik). Dapat disimpulkan bahwa bawang prei dapat menurunkan skor makroskopik dan mikroskopik gastropati pada tikus yang diinduksi indometasin. Kata kunci: Bawang prei (Allium fistulosum), Gastroprotektif, Kaempferol, Luteolin, OAINS, Quercetin.
Efektifitas Hidrogel Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Penurunan Jumlah Makrofag pada Penyembuhan Luka Fase Proliferasi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar Kondisi Hiperglikemia PI, Gadis Mutiara; Nurdiana, Nurdiana; Utami, Yulian Wiji
Majalah Kesehatan FKUB Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.642 KB)

Abstract

Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah ≥ 126 mg/dl yang menyulitkan penyembuhan luka. Kandungan daun binahong berupa saponin, flavonoid, polifenol, triterpenoid, antosianin, asam ursolat dan karbonat diduga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Makrofag sebagai sel yang memfagosit daerah luka dan membersihkan debris akan meningkat pada fase inflamasi dan akan menurun jumlahnya pada fase proliferasi ketika luka mulai menutup.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perawatan luka kondisi hiperglikemia menggunakan hidrogel binahong terhadap jumlah makrofag. Desain penelitian adalah true experiment dengan metode randomized posttest only controlled group design dilakukan terhadap hewan coba tikus putih jantan galur Wistar. Jumlah sampel adalah 30 tikus (n = 5) dan dibagi dalam 6 kelompok yaitu 4 kelompok perlakuan yaitu menggunakan basis hidrogel, hidrogel binahong konsentrasi 2,5 %, 5 %, 7,5 %, dan 2 kelompok kontrol normal saline (NS) pada tikus kondisi sehat dan kondisi hiperglikemia. Data yang diukur adalah jumlah makrofag pasca perawatan luka selama 12 hari. Analisis uji one-way ANOVA didapatkan  p = 0,000 (p < 0,05). Melalui uji post hoc test hidrogel binahong 5 % memiliki perbedaan signifikan (p < 0,05) dengan K (-) NS (p = 0,004), K (+) NS (p = 0,000), basis hidrogel (p = 0,001), hidrogel binahong 2,5 % (p = 0,018). Dapat disimpulkan bahwa perawatan luka menggunakan hidrogel binahong dapat menurunkan jumlah makrofag pada penyembuhan luka fase proliferasi di jaringan kulit luka tikus dengan kondisi hiperglikemia. Kata kunci: Hiperglikemia, Hidrogel binahong, Jumlah makrofag.
Pengaruh Pemberian Tablet Effervescent Mawar Merah (Rosa damascena Mill.) terhadap Kadar Ureum Darah Tikus Putih) Rattus norvegicus) Galur Wistar yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4) Nurdiana, Nurdiana; Kusuma, Aulia Chaya
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 4 (2016): MAJALAH KESEHATAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.815 KB)

Abstract

Karbontetraklorida adalah senyawa kimia organik volatil, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan, terutama pada hati dan ginjal.Telah diketahui pula bahwa antosianin pada bunga mawar merah memiliki sifat antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tablet effervescent mawar merah (Rosa damascenaMill.) terhadap kadar ureum darah tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi oleh CCl4 sebagai penyebab stres oksidatif. Penelitian ini merupakan studi eksperimental laboratorium in vivo pada hewan coba tikus Wistar denganpost test only control group design. Hewan coba yang digunakan adalah tikus jantan galur Wistar (n=25), dan kerusakan ginjal pada tikus diinduksi dengan pemberian CCl4 secara intraperitoneal dengan dosis  0,36 ml/136 gBB/3hari. Tablet effervescent sebagai antioksidan (1,25 mg, 2,5mg, 5mg) diberikan melalui oral selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CCl4 dapat menyebabkan peningkatan kadar ureum secara signifikan pada kelompok kontrol positif. Peningkatan ureum  mengindikasikan adanya kerusakan pada ginjal tikus. Pemberian tablet effervescent dapat menurunkan kadar ureum darah tikus secara signifikan (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian tablet effervescent mawar merah dapat melindungi ginjal dari stres oksidatif yang diakibatkan oleh CCl4. Kata kunci: antosianin, CCl4, ureum darah, tablet effervescent, mawar merah.
Identifikasi Kesempurnaan Proses Pasteurisasi Ditinjau dari Total Bakteri serta Kandungan Protein dan Laktosa pada Susu Pasteurisasi Kemasan Produksi Pabrik dan Rumah Tangga di Kota Batu Wulandari, Dewi Chrisna; Nurdiana, Nurdiana; Rahmi, Yosfi
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3 (2016): MAJALAH KESEHATAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.707 KB)

Abstract

Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar mengandung berbagai zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Nilai gizi susu yang tinggi menyebabkan susu menjadi medium yang sangat disukai oleh mikrooganisme. Hal tersebut mendorong pertumbuhan dan perkembangan mikroba, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak ditangani secara tepat dan benar. Salah satu cara pengolahan susu agar tetap bertahan lama dalam waktu tertentu adalah dengan pasteurisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  kesempurnaan proses susu pasteurisasi kemasan produksi pabrik dan rumah tangga yang ditinjau dari total mikroba serta kadar protein dan laktosa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Sampel yang digunakan sebanyak 5, dengan pengulangan sebanyak 2 kali. Variabel bebas adalah susu kemasan yang sudah dipasteurisasi, sedangkan variabel terikatnya adalah total mikroba, kadar protein serta kadar laktosa. Analisis data total mikroba, kadar protein serta kadar laktosa menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pasteurisasi pada susu kemasan produksi rumah tangga terbukti belum sempurna dengan total mikroba yang terkandung melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh SNI yaitu 30x104 ± 3,0x105 cfu/mL. Kadar protein yang terkandung dalam susu pasteurisasi kemasan produksi pabrik lebih tinggi dibandingkan dengan produksi rumah tangga yaitu 3,95% serta kadar laktosa yang terkandung dalam susu pasteurisasi kemasan produksi pabrik lebih rendah daripada produksi rumah tangga yaitu 0,5192 g per 100g susu. Kata kunci: Susu pasteurisasi, Kadar protein, Kadar laktosa, Total mikroba
PENGARUH TEPUNG ILES-ILES KUNING (Amorphophallus oncophyllus PRAIN) UNTUK MENCEGAH PENINGKATAN KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DENGAN DIET ATEROGENIK Nurdiana, Nurdiana; Tanuwijaya, Laksmi Karunia; Arvita, Andina Devi
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 3 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.017 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.03.3

Abstract

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada penderita penyakit jantung kadar trigliserida darah cenderung lebih tinggi dari normal. Tepung iles-iles kuning  merupakan terapi alternatif yang diduga dapat mengatasi penyakit degeneratif ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tepung iles-iles kuning untuk mencegah peningkatan kadar trigliserida tikus yang diberi diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan true experimental randomized post-test only design. Penelitian dilakukan selama 8 minggu dengan 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor yaitu kelompok P0 (diet normal), P1 (diet aterogenik), P2 (diet aterogenik + tepung iles-iles kuning 0,13 g/ekor/hari), P3 (diet aterogenik + tepung iles-iles kuning 0,30 g/ekor/hari), P4 (diet aterogenik + tepung iles-iles kuning 0,60 g/ekor/hari). Variabel yang diukur adalah kadar trigliserida darah dengan menggunakan metode semi automatic (end point) kelor 1440epung daun kelor non protein),iberi diet non protein.. Analisis data menggunakan oneway ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan pemberian tepung iles-iles kuning dosis 0,13 g/ekor/hari tidak efektif dalam mencegah peningkatan kadar trigliserida tikus, sedangkan pemberian tepung iles-iles kuning dengan dosis 0,30 dan 0,60 g/ekor/hari merupakan dosis yang efektif dalam mencegah peningkatan kadar trigliserida tikus. Kelompok P1 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dengan kelompok perlakuan yang diberikan tepung iles-iles kuning. Analisis kadar trigliserida menunjukkan bahwa perbedaan kadar trigliserida pada masing-masing kelompok berbeda signifikan (p = 0,017). Jadi dapat disimpulkan bahwa pada kelompok P2 pemberian tepung iles-iles kuning sebesar 0,13 g tidak berpengaruh, sedangkan pada kelompok P3 dan P4 pemberian tepung iles-iles kuning sebesar  0,30 g dan 0,60 g berpengaruh terhadap pencegahan peningkatan kadar trigliserida tikus yang diberi diet aterogenik. Kata kunci:  diet aterogenik, kadar trigliserida, penyakit jantung, tepung iles-iles kuning
IRON CONTENT, HARDNESS AND ACCEPTABILITY OF BISCUITS FROM COMPOSITE CASSAVA AND WHEAT FLOURS SUBSTITUTED WITH GREEN SPINACH FLOUR Rauf, Rusdin; Nurdiana, Nurdiana; Sarbini, Dwi
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jurnal kesehatan.v11i1.6067

Abstract

The main cause of the high prevalence of iron deficiency anemia of children in Indonesia is the low intake of iron. Green spinach flour as a source of iron can be used as a substitution material in the manufacture of biscuits. The purpose of the study was to evaluate the effect of green spinach flour substitution on iron, hardness and acceptance levels of biscuits from composite cassava flour and wheat flour. The research was conducted by substituting the green spinach flour with various levels of 0%, 2.5%, 5% and 7.5%. The biscuits were then tested for the iron using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), hardness using texture analyzer and acceptability. The results indicated that there was a substitution effect of green spinach flour to iron and acceptability of biscuits, whereas, there was no effect on the hardness. The higher the substitution of green spinach flour, the higher the iron level of the biscuit. The highest iron level was displayed by biscuit with the substitution of 7.5%, which was 89.82mg/kg. The hardness of biscuits was not affected by the substitution of green spinach flour. The range of biscuit hardness levels was between 2592.16g - 3985.83g. Biscuit with 5% substitution of green spinach flour gave the highest acceptability. The iron requirement of Indonesian school-age children (7-9 years) can be fulfilled by consuming biscuits (5% green spinach flour) as much as 14 grams or equivalent to 3 pieces of biscuit for a day.
Bryophyllum pinnatum leaves ethanol extract inhibit maturation and promote apoptosis of systemic lupus erythematosus BALB/c mice B cells Handono, Kusworini; Dantara, Tri W.I.; Dewi, Elvira S.; Pratama, Mirza Z.; Nurdiana, Nurdiana
Medical Journal of Indonesia Vol 26, No 4 (2017): December
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.21 KB) | DOI: 10.13181/mji.v26i4.1899

Abstract

Background: B cells play a key role in systemic lupus erythematosus (SLE). Targeting B cells as SLE therapy is a plausible approach. This study investigated the potential effects of Bryophyllum pinnatum leaves with ethanol extract in decreasing percentages of maturation, increasing percentages of apoptosis, and decreasing NF-κB p65 expressions of SLE BALB/c mice B cells.Methods: Culturing B cells from pristane induced SLE BALB/c mice’s spleen will resulted in this in vitro study. B cells were activated by BAFF, LPS, IL-4, and anti-CD40 yielding CD19+ &gt;80%. B cells were cultured by adding those stimulants with and without B. pinnatum leaves (0, 0.02, 0.1, or 0.5 µg/ml) for 72 hours at 37°C. Flow cytometry was performed to determine The Percentages of maturation (CD19+CD38+) and apoptosis (Annexin V+PI+) of B cells.  Further analysis to determine the expressions of transcription factor of maturation and apoptosis of B cells, NF-ĸB p65, were performed using immunocytochemistry. Data were analyzed using SPSS version 22.Results: Flow cytometry assay showed significant decrease in percentages of maturation of B cells in all doses and significant increase in percentage of apoptosis of B cells in dose 0.5 µg/ml. Immunocytochemistry results showed significant decrease expressions of NF-ĸB p65 in all doses. Percentages of maturation, apoptosis, and expressions of NF-ĸB p65 of B cells were significantly correlated.Conclusion: This in vitro study revealed that B. pinnatum leaves with ethanol extract decreased the percentages of maturation, increased the percentage of apoptosis, and decreased NF-κB p65 expressions of SLE BALB/c mice B cells significantly.
Pengetahuan Ibu, Dukungan Sosial, dan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Keputusan Memberikan ASI Eksklusif Mawaddah, Shohipatul; Barlianto, Wisnu; Nurdiana, Nurdiana
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.869 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2018.005.02.3

Abstract

Abstrak Praktek di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Wilayah Gangga memiliki cakupan terendah di NTB yaitu 30,4%. Penelitian ini mencoba menggali secara bersamaan prediktor munculnya masalah yang ada di wilayah Gangga yaitu berupa pengetahuan ibu, dukungan sosial baik dari suami, keluarga dan teman serta dukungan dari tenaga kesehatan. Desain penelitian observasional analitik cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan memberikan kuesioner pada 165 responden yang memiliki bayi usia lebih dari 6-12 bulan. Hasil penelitian menunjukkan hanya 38,2% responden memutuskan memberikan ASI eksklusif di Gangga. Hasil uji regresi logistik bineri pada model terbaik menunjukkan variabel yang paling kuat berpengaruh berturut-turut adalah dukungan sosial suami (p=0,001), dukungan tenaga kesehatan (p=0,016), dukungan sosial keluarga (p=0,020) dan dukungan sosial teman (p=0,049). Sedangkan pengetahuan ibu (p=0,171) memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Tingginya pengetahuan, besarnya dukungan sosial suami, keluarga, dan teman serta dukungan tenaga kesehatan secara simultan memiliki pengaruh terhadap keputusan ibu dalam memberikan ASI eksklusif.Kata Kunci : Pengetahuan, dukungan sosial, dukungan tenaga kesehatan, ASI eksklusif Abstract The real practices show that there are still many mothers who do not give exclusive breastfeeding. West Nusa Tenggara (NTB) Province is an area that shows successful exclusive breastfeeding. Gangga area has the lowest coverage in NTB, as much as 30.4%. This research tried to simultaneously explore the predictors of the emergence of problems that exist in Gangga region in the form of mother’s knowledge, social supports from husband, family, and friends, and also support from health workers. A cross-sectional observational analytic design was used in this study by providing questionnaires to 165 respondents who had babies older than 6-12 months. The results show only 38.2% of respondents in Gangga decide to give exclusive breastfeeding. From binary logistic regression test result in the best model, the strongest influential variables consecutively are husband’s social support (p=0.001), health personnel support (p=0.016, family’s social support (p=0.020) and friend’s social support (p=0.049). While mother’s knowledge (p=0.171) shows insignificant influence. The high level of knowledge, the amount of social support of husband, family, and friends, and support of health workers simultaneously have an influence on the mother's decision in giving exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding, health personnel support, knowledge, social support
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONGGALA KECAMATAN BANAWA KABUPATEN DONGGALA Hermiyanty, Hermiyanty; Nurdiana, Nurdiana
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cadres is a volunteers recruited from , by and for the community , which is assigned to assist the smooth running of health services. Cadres are active in several posyandu there is only one person cadre course , there is even one that does not have a posyandu cadre's . Basically within one (1) posyandu shall have five (5 ) cadres that Posyandu activities run smoothly . This study aimed to identify factors associated with the participation on cadres in Posyandu activities in Clinic Donggala the sub district of Banawa, Donggala. This type of research is survey cross sectional analytic approach. The population in this study were all cadres Posyandu in Clinic Donggala, account of to 161 people with a total sample of 115 people who are determined by random sampling. Data were analyzed using Chi Square test, with a confidence level of 95% (ρ < 0.05). Results showed that was a significant relationship between knowledge, needs cadres, respect, the role of community leaders, and the role of health workers where ρ-value of the these five variable are 0.000 cadres participation Clinic Donggala the subdistrict of Banawa, Donggala. The clinic and the health centers Donggala can develop policies that can increase the participation od cadres in Posyandu activities such as maximizing refreshing cadres, providing the latest infoemation on heath and nutrition additional health workers ini Posyandu activities.Keywords: Award,  Cadres  Needs,  Knowledge  Cadres,  The  Role  of Community Leaders, The Role of Health Personnal Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Kader yang aktif di beberapa posyandu ada hanya memiliki satu orang kader saja, bahkan ada salah satu posyandu yang tidak memiliki kader posyandu. Pada dasarnya dalam 1 (satu) posyandu harus mempunyai 5 (lima) orang kader agar kegiatan posyandu berjalan dengan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala yang berjumlah 161 orang dengan jumlah sampel sebanyak 115 orang yang ditentukan dengan random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square, dengan derajat kepercayaan 95% (ρ < 0,05). Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, kebutuhan kader, penghargaan, peran tokoh masyarakat, dan peran petugas kesehatan dimana ρ-value dari kelima variabel tersebut adalah 0,000 dengan partisipasi kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Pihak puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala dapat menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu seperti memaksimalkan refreshing kader, memberikan informasi-informasi terkini mengenai kesehatan dan penambahan tenaga kesehatan gizi dalam kegiatan posyandu.Kata Kunci: Kebutuhan Kader,  Pengetahuan Kader,  Penghargaan,  Peran Tokoh   Masyarakat, Peran Petugas Kesehatan
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abd. Rasyid Syamsuri Agustina Tri Endharti Ahmad, Muhammad Ihsan Said Ainun Nizar Masbuchin, Ainun Nizar Alimina, Naslina Andina Devi Arvita, Andina Devi Annisa' Wigati Rozifa Asmi Asmi Astari, Pocut Aulia Chaya Kusuma, Aulia Chaya Avia, Imelda Bagus Putu Suryana, Bagus Putu Bambang Setiawan Chusyairi, Onnitia Dwi Putri Dantara, Tri W.I. desy wulandari Dewi Chrisna Wulandari, Dewi Chrisna Dewi Purnama Sari Dewi, Elvira S. Dian Hasanah Didiek Darmadi Ts Dwi Sarbini Elvira Sari Dewi Erliera . erwanto, Agus esso, andi sawe ri Eviana Norahmawati Gadis Mutiara PI, Gadis Mutiara Ginting, Regunanta Handono Kalim Hani Susianti Hanny Handiyani Hastuti, Nur Aini Retno Hermiyanty Hermiyanty, Hermiyanty Hikmah, Mamluatul HMS Chandra Kusuma Indahsari, Yustika Irawan, Dwi Dianita isnain, Fahmi Izaak Zoelkarnain Akbar, Izaak Zoelkarnain Izza, Syarifatul Kenty Wantri Anita, Kenty Wantri Krisna Yetti KUDADIRI, RAPSANJANI Kusworini Handono Laksmi Karunia Tanuwijaya Loeki Enggar Fitri M. Aris Widodo M. Ihwan Narwanto Maman Rachman Manggabarani, Andi Maghfira Mansur Mansur Maryata, Maryata Masruroh Rahayu, Masruroh Mastuti, Ni Luh Putu Herli Mawaddah, Shohipatul Muhammad Anshory, Muhammad Muhammad Hasan Muhammad Imam Ma'ruf Mulyono, Didik Mustari Mustari Ningrum Paramita Sari Nopitasari, Hayu Sukowati Nur, Putri Bella Aulia Nuraisyiah, Nuraisyiah Nurhayati Nurhayati Palupi, Novi Dwi Perdana Aditya Rahman PILLY, NASRI Pradipta, Dea Pratama, Mirza Z. Purwitasari, Alief Ayu Retty Ratnawati Rinik Eko Kapti, Rinik Eko Rusdin Rauf Rusiyati Rusiyati Sari, Tita Luthfia Sarini Yusuf Setyawati Soeharto, Setyawati Suharlan, Didy Sumriah, Sumriah Sutrisno, Franky Suwito Eko Pramono Thamrin Tahir Triastuti, Maya Indah Wahab, M. Fiqriansyah Wahono, Cesarius Singgih Wisnu Barlianto Yosfi Rahmi Yulian Wiji Utami Yundari, Yundari