Rofik Maftuh
UIN Sunan Kalijaga

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kontestasi Identitas dalam Pengobatan ala Nabi; Kajian Fenomenologi atas Munculnya Jam’iyah Ruqyah Aswaja Rofik Maftuh
Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jkii.v4i1.1078

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang fenomena persaingan antar komunitas ruqyah di Kabupaten Kebumen hususnya, pasca munculnya Jam’iyah Ruqyah Aswaja yang telah menyatakan afiliasi dengan Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Penulis melihat ada motif-motif lain selain dakwah dan pengobatan, seperti motif ekonomi dan persaingan komunitas muslim. Telah diketahui sebelumnya bahwa ruqyah syar’iyah cenderung pada ideologi salafi, sehingga Jam’iyah Ruqyah Aswaja sebagai langkah untuk mengcounter merebaknya ruqyah syar’iyah yang secara ideologi berbeda dengan kebanyakan umat muslim di Indonesia dan hususnya di Kebumen. Terdapat tiga komunitas yang ambil bagian dalam persaingan ini, yaitu Jam’iyah Ruqyah Aswaja (JRA), Komunitas Ruqyah Kebumen (KRK) yang secara ideologi berafiliasi pada salafi dan sempalan dari Komunitas Ruqyah Kebumen. Untuk melihat hal itu, penulis mencoba menggali data dengan cara observasi dan mengumpulkan buku-buku panduan ruqyah. Selain fenomena persaingan, tulisan ini juga melihat pola transformasi ruqyah dari segi hermeneutis dan performatifnya.[This paper examines the phenomenon of competition between ruqyah communities in the Kebumen Regency, particularly after the emergence of Jam'iyah Ruqyah Aswaja, which has declared affiliation with Jam'iyah Nahdlatul Ulama. The author sees other motives besides preaching and healing, such as economic motives and Muslim community competition. It has been known before that ruqyah shariah tends to a Salafi ideology, so Jam'iyah Ruqyah Aswaja is a step to counter the spread of ruqyah Syariah is ideologically different from most Muslims in Indonesia and especially in Kebumen. Three communities took part in this competition: Jam'iyah Ruqyah Aswaja (JRA), Ruqyah Kebumen Community (KRK) which is ideologically affiliated with Salafis and a splinter from the Ruqyah Kebumen Community. To see this, the writer tries to dig up the data through observation and collect ruqyah guidebooks. Apart from the competition phenomenon, this paper also looks at the transformation pattern of the ruqyah from a hermeneutical and performative perspective.]