Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PLAKAT PANJANG HINGGA PERANG KAMANG: GERAKAN RAKYAT MINANGKABAU MENENTANG PAJAK KOLONIAL BELANDA Uun Lionar; Agus Mulyana; Leli Yulifar
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 5, No 2 (2020): DECEMBER
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/historis.v5i2.3409

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan mengenai keadaan Minangkabau pasca Perang Paderi dan respon rakyat Minangkabau mengenai praktik perjanjian Plakat Panjang, hingga munculnya gerakan menentang pajak yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial pada awal abad ke-20. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yang terdiri dari 7 (tujuh) tahapan kegiatan, yakni: (1) memilih ide atau topik penelitian; (2) mencari informasi pendukung; (3) memfokuskan topik bahasan dan mengorganisasikan bahan bacaan; (4) mencari dan menemukan bahan-bahan pustaka; (5) mengorganisasikan bahan pustaka; (6) melakukan kajian terhadap bahan pustaka; dan (7) mereorganisasikan catatan pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perjanjian Plakat Panjang yang diberlakukan pada tahun 1833 merupakan strategi Belanda untuk menaklukkan rakyat Minangkabau. Selama rentang waktu paroh kedua abad ke-19 hingga awal abad ke-20 Belanda telah banyak merubah tatanan sosial masyarakat Minangkabau. Pemberlakukan pajak (Belasting) oleh Belanda pada awal abad ke-20 merupakan bentuk pelanggaran atas perjanjian Plakat Panjang. Merespon hal ini rakyat Minangkabau melakukan perlawanan. Daerah Kamang menjadi basis perlawanan menentang pajak tersebut, perlawanan ini dipimpin oleh tokoh agama dan adat salah satunya adalah Haji Abdul Manan.Abstract:  This study aims to explore and describe the state of Minangkabau after the Padri War and the response of the Minangkabau people regarding the practice of the Plakat Panjang agreement, until the emergence of the movement against taxes imposed by the colonial government in the early 20th century. This research uses library research method which consists of 7 (seven) stages of activity, namely: (1) choosing an idea or research topic; (2) seeking supporting information; (3) focusing on topics and organizing reading material; (4) searching and finding library materials; (5) organizing library materials; (6) conducting a study of library materials; and (7) reorganizing bibliography. The results of this study indicate that the Plakat Panjang agreement which was enacted in 1833 was a Dutch strategy to conquer the Minangkabau people. During the span of the second half of the 19th century to the beginning of the 20th century, the Dutch have changed the social order of the Minangkabau community. The imposition of taxes (Belasting) by the Dutch in the early 20th century was a violation of the Plakat Panjang agreement. Responding to this, the Minangkabau people fought back. The Kamang area became the basis of resistance against the tax, this resistance was led by religious and traditional leaders, one of which was Haji Abdul Manan.
Budidaya Kambing Etawa di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Rusdi Rusdi; Wahidul Basri; Aldi Frinaldi; Uun Lionar
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 19, No 3 (2019): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.263 KB) | DOI: 10.24036/sb.090

Abstract

Kebanyakan penduduk desa menjalankan usaha beternak kambing secara rumahan dan tradisional, sehinggga hasilnya kurang maksimal. Sistem yang digunakan adalah usaha sampingan yang tidak dikerjakan secara intensif. Mereka beternak kambing hanya beberapa ekor tanpa target omset apapun. Padahal kalau ditekunni secara modernn serius potensi usaha peternakan kambing di desa sangatlah besar. Supaya usaha ternak kambing cepat berhasil menggunakan cara beternak kambing secara modern dan propfesional seperti fermentasi pakan ternak kambing  termasuk cara beternak kambing yang baik dan benar. Cara berternak kambing di desa mitra yakni di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota, pada umumnya masih menggunakan cara lama yang bersifat tradisional, sehingga keuntungan yang didapatkan kurang maksimal. Permasalahan mitra 1 sebagai pengusaha mikro yang bergerak dalam bidang perternakan kambing etawa masih bersifat tradisional. Untuk itu, perlu pengembangan usaha pertenakannya seperti fermentasi pakan dan menerapkan manajemen pertenakan. Permasalahan mitra 2 adalah, disamping permasalahan manajemen pertenakan kambing  juga perlu pendampingan dan permodalan untuk memulai usaha pertenakan kambing etawa. Melalui penerapan teknologi dan inovasi terkini, cara ternak kambing modern dinyatakan lebih intensif. Berikut beberapa cara ternak kambing modern yang perlu diterapkan sebagai solusi permasalahan mitra, diantaranya manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing. Skema pelaksanaan kegiatan program Ipteks yang dilakukan bersama kedua mitra difokuskan pada dua bidang, yaitu penerapan teknologi tepat guna dan perbaikan manajemen usaha. Skema pelaksanaan penerapan teknologi tepat guna adalah teknik pembuatan pakan alternatif/buatan (fermentasi). Sedangkan kegiatan perbaikan manajemen usaha diwujudkan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing.
Budidaya Kambing Etawa Di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Rusdi Rusdi; Wahidul Basri; Aldi Frinaldi; Uun Lionar
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1396.26 KB) | DOI: 10.24036/sb.0150

Abstract

Kebanyakan penduduk desa menjalankan usaha beternak kambing secara rumahan dan tradisional, sehinggga hasilnya kurang maksimal. Sistem yang digunakan adalah usaha sampingan yang tidak dikerjakan secara intensif. Mereka beternak kambing hanya beberapa ekor tanpa target omset apapun. Padahal kalau ditekunni secara modernn serius potensi usaha peternakan kambing di desa sangatlah besar. Supaya usaha ternak kambing cepat berhasil menggunakan cara beternak kambing secara modern dan propfesional seperti fermentasi pakan ternak kambing  termasuk cara beternak kambing yang baik dan benar. Cara berternak kambing di desa mitra yakni di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota, pada umumnya masih menggunakan cara lama yang bersifat tradisional, sehingga keuntungan yang didapatkan kurang maksimal. Permasalahan mitra 1 sebagai pengusaha mikro yang bergerak dalam bidang perternakan kambing etawa masih bersifat tradisional. Untuk itu, perlu pengembangan usaha pertenakannya seperti fermentasi pakan dan menerapkan manajemen pertenakan. Permasalahan mitra 2 adalah, disamping permasalahan manajemen pertenakan kambing  juga perlu pendampingan dan permodalan untuk memulai usaha pertenakan kambing etawa. Melalui penerapan teknologi dan inovasi terkini, cara ternak kambing modern dinyatakan lebih intensif. Berikut beberapa cara ternak kambing modern yang perlu diterapkan sebagai solusi permasalahan mitra, diantaranya manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing. Skema pelaksanaan kegiatan program Ipteks yang dilakukan bersama kedua mitra difokuskan pada dua bidang, yaitu penerapan teknologi tepat guna dan perbaikan manajemen usaha. Skema pelaksanaan penerapan teknologi tepat guna adalah teknik pembuatan pakan alternatif/buatan (fermentasi). Sedangkan kegiatan perbaikan manajemen usaha diwujudkan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing
Tan Malaka: Dari Gerakan hingga Kontroversi Uun Lionar; Ridho Bayu Yefterson; Hendra Naldi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v10i1.13012

Abstract

Abstrak: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno di tahun 1963, Tan Malaka hingga saat ini masih menjadi pahlawan yang “redup”. Keterlibatannya dalam tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa Hindia Belanda telah menempatkan Tan Malaka pada posisi sulit, mengingat keberadaan PKI yang telah mengukir sejarah kelam di era kemerdekaan. Padahal, jika memperhatikan ide dan gagasan Tan Malaka yang tertuang dalam banyak karyanya, maka selayaknya ia dijuluki sebagai Bapak Republik. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kiprah Tan Malaka dalam pergerakan nasional dah mengekplorasi titik kontroversi Tan Malaka. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa titik kontroversial Tan Malaka terletak pada keterlibatannya di tubuh PKI masa Hindia Belanda, namun demikian Tan Malaka adalah seorang nasionalis yang konsisten memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia melalui ideologi yang diyakininya. Adanya larangan ajaran Marxisme-Komunisme pasca pemberontakan PKI di tahun 1965 membuat Tan Malaka semakin terpinggirkan sebagai pahlawan nasional, selama Orde Baru namanya tidak terdapat dalam buku-buku pelajaran di sekolah maupun dalam Album Pahlawan Nasional, hal ini menjadi kontroversi atas keterlibatnnya di tubuh PKI. Namun, Era Reformasi menunjukkan sebuah kemajuan, buku-buku karangan Tan Malaka kembali dicetak dan banyak ilmuan mulai serius menyelami sosok Tan Malaka, terutama berkenaan dengan pemikiran dan gagasannya.Kata Kunci: Tan Malaka, Kontroversi, RevolusiAbstract: Defined as a National Hero by President Soekarno in 1963, Tan Malaka is still a "dim" hero. His involvement in the Indonesian Communist Party (PKI) during the Dutch East Indies had put Tan Malaka in a difficult position, given the existence of the PKI which had carved a dark history in the era of independence. In fact, if you pay attention to Tan Malaka's ideas and ideas contained in many of his works, then he should be called the Father of the Republic. This research aims to examine Tan Malaka's progress in the national movement and to explore the points of controversy of Tan Malaka. The method in this study uses the historical method which consists of 4 (four) stages, namely hauristics, source criticism, interpretation, and historiography. The findings of this study indicate that Tan Malaka's controversial point lies in his involvement in the PKI during the Dutch East Indies, however, Tan Malaka was a nationalist who consistently fought for the ideals of Indonesian independence through the ideology he believed in. The prohibition against the teachings of Marxism-Communism after the PKI rebellion in 1965 made Tan Malaka even more marginalized as a national hero, during the New Order his name was not included in school textbooks or in the National Hero Album, this became a controversy over his involvement in the PKI. However, the Reformation Era showed progress, Tan Malaka's books were again printed and many scientists began to seriously delve into the figure of Tan Malaka, especially with regard to his thoughts and ideas.Keywords: Tan Malaka, Controversy, Revolution 
THE ROLE OF SURAU AND TAREKAT IN TRADITIONAL ISLAMIC EDUCATION IN 20th CENTURY AD. Rengga Satria; Uun Lionar; Ahmad Rivauzi
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education Vol 9, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/t.v9i1.40252

Abstract

Abstract. This study aims to reveal the contribution of the surau and tarekat to traditional Islamic education in Minangkabau in the 20th century AD. This research is a field research with qualitative methods and with historical and sociological analysis approaches. The results of this study conclude that traditional Islamic education in Minangkabau cannot be separated from the history of Islamization of Minangkabau itself, which is carried out through the Surau institution with the study of the Kitab Kuning (yellow book) and the teachings of its tarekats. However, at the beginning of the 20th century AD, the role of Surau was challenged by the modernization movement of Islamic education brought by young ulama. The existence of public schools established by the Dutch also further eliminates the educational position of the Surau.                    
Gerakan Reformasi 1998 dan Keterlibatan Mahasiswa di Tingkat Lokal: Kasus Sumatera Barat Hendra Naldi; Uun Lionar; Ridho Bayu Yefterson; Yelda Syafrina
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 6, No 2 (2022): Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v6i2.5454

Abstract

The 1998 Reformation Movement, which was led by students, was a social movement that had an impact on social and political changes in Indonesia in the following period. In the midst of the dryness of the study and writing of the history of the 1998 Reformation Movement, this paper will look at how the dynamics of students at the local level welcomed this movement through the eyes of local history. This study aims to describe the roots of the 1998 Reform Movement in Indonesia and then highlight the dynamics of students at the local level in West Sumatra in the 1998 Reform Movement. This study uses a historical research method consisting of four stages of activity in the form of heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that West Sumatran students were highly sensitive to the socio-political problems that engulfed the Indonesian nation at that time. As intellectuals, students respond to this issue by holding meetings, free pulpits, and holding demonstrations to criticize the government's policies and attitudes which are considered slow in solving the nation's problems. To facilitate coordination and consolidation of the movement, students formed the West Sumatera Student Communication Forum (FKMSB), which later became an important forum in gathering the strength of the students movement in West Sumatra during the transition period.Gerakan Reformasi 1998 yang dimotori oleh kalangan mahasiswa merupakan sebuah gerakan sosial yang berdampak terhadap perubahan sosial dan politik Indonesia pada periode berikutnya. Di tengah keringnya kajian dan penulisan sejarah Gerakan Reformasi 1998, maka tulisan ini akan melihat bagaimana dinamika mahasiswa di tingkat lokal menyambut gerakan ini melalui kacamata sejarah lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan akar Gerakan Reformasi 1998 di Indonesia, dan kemudian menyoroti dinamika mahasiswa pada tingkat lokal di Sumatera Barat dalam Gerakan Reformasi 1998 tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan kegiatan berupa heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Sumatera Barat memiliki sensitivitas yang tinggi atas permasalah sosial politik yang sedang melanda bangsa Indonesia ketika itu. Sebagai kalangan intelektual mahasiswa merespon isu tersebut dengan mengadakan pertemuan, mimbar bebas, hingga melakukan demonstrasi dalam rangka mengkritis kebijakan dan sikap pemerintah yang dinilai lamban dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Untuk memudahkan koordinasi dan konsolidasi gerakan, mahasiswa membentuk Forum Komunikasi Mahasiswa Sumatera Barat (FKMSB) yang kemudian menjadi wadah penting dalam menghimpun kekuatan gerakan Mahasiswa di Sumatera Barat selama masa transisi tersebut.
Analisis Nilai Pendidikan Karakter pada Tokoh Sejarah Lokal Sumatera Barat Sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran Sejarah Uun Lionar; Rahmuliani Fithriah
Jurnal Paedagogy Vol 10, No 1: Jurnal Paedagogy (January 2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v10i1.6006

Abstract

This study aims to analyze and find the value of character education in Chatib Sulaiman and Bagindo Aziz Chan figures based on the main character indicators from the Ministry of Education and Culture, namely religious, nationalist, independent, mutual cooperation, and integrity. This study used a historical research methods consisting of: (1) heuristics, primary and secondary data searching and collection through literature review and interviews; (2) source criticism, carried out by analyzing, verifying, and testing the data that has been obtained; (3) interpretation, compiling data into a complete understanding; and (4) historiography, presenting research results in the form of research reports on the analysis of the value of character education in local historical figures of West Sumatra. The results of this study indicated that Chatib Sulaiman and Bagindo Aziz Chan attach religious, nationalist, independent, mutual cooperation, and integrity values which are represented through their life as figures in West Sumatra. The most prominent of these two figures is the nationalist character, both of whom died in the struggle to maintain the existence of the Republic of Indonesia.
Implementasi model PjBL dengan pemanfaatan biografi (autobiografi) tokoh sejarah dalam kelas pergerakan kebangsaan Indonesia Yelda Syafrina; Ridho Bayu Yefterson; Uun Lionar; E Erniwati; Khairul Fahmi
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v13i1.14273

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan potensi biografi atau autobiografi tokoh lokal dalam mata kuliah sejarah Indonesia Baru III, dan menganalisis kemampuan mahasiswa sejarah dalam pendalaman materi organisasi pergerakan kebangsaan 1908-1935 dengan pendekatan tokoh. Penelitian ini bersifat naturalistik inkuiri dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh melalui observasi terhadap aktivitas belajar, wawancara tentang pengalaman belajar, dokumen aktivitas dan tugas-tugas terstuktur yang dikerjakan mahasiswa selama 10 kali pertemuan. Data diperoleh dari mahasiwa yang mengambil mata kuliah sejarah Indonesia baru III di departemen sejarah Universitas Negeri Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pengalaman membaca dan mengolah informasi sejarah dari sumber berupa biografi dan autobiografi, kemudian mereka dapat menjelaskan dengan baik latar belakang serta kiprah organisasi pergerakan dari sudut pandang tokoh yang menjadi kekuatan serta ruh dari organisi seperti sarekat islam, perhimpunan Indonesia, PNI, PNI baru dan muhammadiyah. Sehingga model PjBL membuat proses pembelajaran dalam kelas pergerakan kebangsaan Indonesia lebih terencana, terkontrol dan berbasis luaran, yakni naskah tulisan yang layak dipublikasikan menjadi langkah baru dalam upaya peningkatan jumlah publikasi mahasiswa.