Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

EMPOWERING WOMEN IN CHILD PARENTING PATTERNS THROUGH PAAR "CINTA KASIH" EDUCATION Sri Rejeki; Siti Hasanah; Zedi Muttaqin; Ibrahim Ibrahim; Saddam Saddam
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i3.5680

Abstract

Abstrak: Tujuan kegiatan ini adalah edukasi perempuan dalam pola asuh anak melalui edukasi paar “Cinta Kasih”. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah pengurus PKK Desa Juru Mapin khususnya POKJA 1, Perwakilan Pengurus Organisasi Remaja Desa Juru Mapin. Kegiatan telah melalui 3 tahapan yaitu; persiapan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan kegiatan melalui metode ceramah dan role-playing. Kegiatan berhasil dilaksanakan, terlihat dari semangat peserta mengikuti kegiatan, semangat untuk memahami konsep Paar “Cinta Kasih”, memiliki keinginan yang kuat untuk menerapkan konsep Paar “Cinta Kasih” dengan harapan anak tumbuh kembang sesuai harapan, dan mulai berkomitmen untuk menerapkan konsep Paar “Cinta Kasih” agar terwujud keluarga yang harmonis, antara orangtua dan anak. Dari kegiatan ini juga terbentuk PIKR (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) dan pengembangan kelompok BKR (Kelompok Bina Keluarga Remaja) di Desa Juru Mapin.Abstract: The purpose of this activity is the education of women in the parenting pattern through the education of "Cinta Kasih" paar. The target of this devotional activity is the management of PKK Juru Mapin Village, especially POKJA 1, Representative of the Youth Organization of Juru Mapin Village. The activity has gone through 3 stages, namely; preparation, implementation, and monitoring and evaluation. Implementation of activities through lecture and role-playing methods. The activity was successfully carried out, seen from the spirit of participants following the activity, the spirit to understand the concept of Paar "Cinta Kasih", have a strong desire to apply the concept of Paar "Cinta Kasih" with the hope of the child to grow up as expected, and began to commit to apply the concept of Paar "Cinta Kasih" to realize a harmonious family, between parents and children. From this activity also formed PIKR (Youth Information and Counseling Center) and the development of BKR group (Youth Family Development Group) in Juru Mapin Village.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN MINYAK SUMBAWA PADA KARANG TARUNA DESA REMPE SETELUK SUMBAWA BARAT Ibrahim Ibrahim; Mas’ad Mas’ad; Junaidi A.M; Kamaluddin Kamaluddin; Siti Hasanah; Sri Rejeki; Muhammad Ali; Anwar Efendy; Mintasrihardi Mintasrihardi; Asma Azizah; Burhanuddin Burhanuddin; Muhammad Saleh; M. Sobry; Akhmad Syafruddin; Muhammad Salahuddin
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6501

Abstract

ABSTRAK                                                               Tujuan dilakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya Pembuatan Minyak Sumbawa (Melala) dalam rangka siar budaya dan pengenalan pada Karang Taruna Desa Rempe Seteluk Sumbawa Barat.  Pengenalan pembuatan minyak Sumbawa pada generasi muda saat ini sebagai langkah memperkenalkan minyak Sumbawa sebagai  Obat tradisional sebagai obat-obatan yang diolah secara tadisional, turun-temurun berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan dan kebiasaan setempat, sehingga merupakan pengetahuan tradisional. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Desa Rempe Kecamatan Seteluk Kabuapten Sumbawa Barat. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan praktek langsung. Hasil Pengabdian kepada masyarakat ini diketahui bahwa antusias dari karang taruna dalam ikut terlibat dalam pembutan minyak Sumbawa cukup tinggi karena memberikan pengetahuan baru dalam mengembangkan budaya local di masa akan datang. Kata Kunci: pendampingan; minyak sumbawa dan karang taruna. ABSTRACTThe purpose of doing community service, especially Sumbawa Oil Production (Malala) in the context of cultural broadcasting and introduction to the Youth Organization of Rempe Seteluk Village, West Sumbawa. The introduction of Sumbawa oil manufacture to the younger generation today is a step to introduce Sumbawa oil as traditional medicine as medicines that are processed traditionally, from generation to generation. from generation to generation based on ancestral recipes, customs, beliefs and local customs, so that it is traditional knowledge. Community service is carried out in Rempe Village, Seteluk District, West Sumbawa Regency. The method used is socialization and direct practice. The results of this community service show that the enthusiasm of youth organizations in being involved in the production of Sumbawa oil is quite high because it provides new knowledge in developing local culture in the future. Keywords: mentoring; sumbawa oil and youth organizations.
PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PENANGGULANGAN NARKOBA MELALUI PENYULUHAN HUKUM DI DESA JURU MAPIN KECAMATAN BUER SUMBAWA Siti Hasanah; Ibrahim Ibrahim; Adi Supriyadi; Sri Rejeki
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5390

Abstract

ABSTRAKPenyebaran narkoba di Indonesia sudah masuk dalam zona kritis. Area penyebarannya semakin luas dan menyasar segala kalangan. Fenomena tersebut membutuhkan upaya penanganan dan penanggulangan serius dari seluruh elemen masyarakat. Salah satu strategi efetif penanggulangan narkoba dapat dilakukan melalui peningkatan peran pemerintah desa dalam melaksanakan tugas pembinaan masyarakat sebagaimana dimanatkan dalam Pasal 26 (1) Undang undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Sebagai ujung tombak pelaksana tugas pemerintah dalam struktur pemerintahan terendah, pemerintah desa bertanggungjawab dalam hal  penanggulangan dan penanganan problem sosial seperti masalah narkoba. Strategi penanggulangan narkoba dapat dilakukan melalui program penyuluhan hukum oleh institusi terkait secara kontinu kepada masyarakat di tingkat desa. Program tersebut menjadi sarana  transfer pengetahuan dan pemahaman yang efektif kepada masyarakat desa tentang dampak dan bahaya narkoba terhadap diri pribadi, ketertiban dan ketentraman lingkungan. Kata kunci: penguatan peran; pemerintah desa; penanggulangan narkoba ABSTRACTThe spread of drugs in Indonesia has entered a critical zone. The area of its spread is getting wider and targets all circles. This phenomenon requires serious handling and overcoming efforts from all elements of society. One of the effective strategies for dealing with drugs can be done through increasing the role of the village government in carrying out community development tasks as stipulated in Article 26 (1) of Law No. 6 of 2014 on Villages. As the spearhead of implementing government tasks in the lowest government structure, the village government is responsible for overcoming and handling social problems such as drug problems. A drug control strategy can be carried out through a legal counseling program by related institutions continuously to the community at the village level. The program is a means of effective transfer of knowledge and understanding to the village community about the impact and dangers of drugs on individuals, environmental order and tranquility. Keywords: role strengthening; village government; drug management
Penanaman Karakter Moralitas dan Disiplin Melalui Program Ekstrakurikuler dan Ko-kurikuler di SMA Negeri 2 Donggo Sri Rejeki; Bernadus Ikir Wilhem
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5987

Abstract

Karakter dapat dipengaruhi oleh ekonomi, globalisasi, pergaulan, dan teknologi, namun kondisi karakter peserta didik cenderung menurun pada aspek moral, tutur kata yang sopan berkurang, merokok di depan guru, bolos sekolah, berkelahi dan terlambat masuk sekolah. Tujuan artikel ini untuk mendeskripsikan penanaman karakter moralitas dan disiplin melalui program ekstrakurikuler dan ko-kurikuler di SMA Negeri 2 Donggo. Metode penelitian yang telah digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan studi literature. Subyek penelitian yang terlibat adalah kepala sekolah, guru PPKn, guru BK, pembina kegiatan ekstra kurikuler dan pelajar. Pengumpulan data yang telah digunakan yaitu observasi, interview, studi literature. Analisis data yang telah digunakan untuk menganalisis data model interaktif yakni tahap pengumpulan data, reduksi data, verifikasi  dan penyimpulan data. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman karakter moralitas dan disiplin melalui program kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dengan cara pola pembinaan berupa paskibra, pramuka, OSIS, dan Imtaq. Penanaman ini harus terus dilakukan sesuai dengan kurikulum dan program unggulan sekolah, serta pembinaan moralitas dan disiplin peserta didik sangat penting dilakukan untuk mewujudkan peserta didik berakhlak mulia, bermoral tinggi, kerja keras, disiplin kerja, toleransi  dan  tanggungjawab. Penanaman karakter moralitas dan disiplin melalui program kegiatan ko-kurikuler dapat dilakukan melalui program pembelajaran baik didalam ruangan kelas maupun diluar ruangan kelas dengan mengembangkan mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bimbingan konseling dan pendidikan agama.Character can be influenced by the economy, globalization, association, and technology, but the condition of the character of students tends to decrease in the moral aspect, reduced polite speech, smokes in front of the teacher, skips school, fights and is late for school. The purpose of this article is to describe the cultivation of morality and discipline characters through extracurricular and co-curricular programs at SMA Negeri 2 Donggo. The research method that has been used is qualitative research with a descriptive approach and literature study. The research subjects involved were school principals, PPKn teachers, BK teachers, extra-curricular activities supervisors and students. Data collection that has been used are observation, interviews, literature studies. Data analysis that has been used to analyze the interactive model data is the stages of data collection, data reduction, verification and data inference. Based on the results of the study, it was shown that the cultivation of moral character and discipline through extracurricular activity programs could be carried out by means of a coaching pattern in the form of Paskibra, Scouts, Student Council, and Imtaq. This planting must continue to be carried out in accordance with the curriculum and the school's flagship program, as well as fostering student morality and discipline is very important to realize students with noble character, high morals, hard work, work discipline, tolerance and responsibility. The inculcation of morality and discipline characters through co-curricular activities can be done through learning programs both in the classroom and outside the classroom by developing Pancasila and civic education subjects, counseling guidance and religious education.
Implementasi PDS di Perkuliahan untuk meningkatkan Berpikir Kreatif Mahasiswa Civic Education di Universitas Muhammadiyah Mataram Maemunah Maemunah; Abdul Sakban; Sri Rejeki
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.868 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1676

Abstract

Kemampuan berpikir kreatif akan mendorong seseorang untuk senantiasa berinovasi, sehingga mahasiswa perlu dilatih untuk menumbuhkan ketrampilan. Tujuan penelitian ini menjelaskan implementasi PDS di perkuliahan untuk meningkatkan kreativitas berpikir mahasiswa civic education. Pendekatan kegiatan pelaksanaan PDS  menggunakan deskripsi. Data-data yang dikumpulkan akan dideskripsikan secara mendalam dan terukur terkait dengan pembelajaran. Desain pembelajaran menggunakan desain penugasan dosen sekolah di perkuliahan dengan menerapkan metode pembelajaran presentasi, tanya jawab, The Power of Two, Group to Group Exchange dan penugasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan implementasi PDS di perkuliahan dapat berdampak terhadap adanya pengembangan berpikir kreatif mahasiswa civic education dalam menemukan ide, gagasan, konsep, fakta, berkomunikasi, dan berinteraksi.  Sementara proses  pelaksanaan PDS di perkuliahan dapat dilakukan beberapa tahapan yaitu Pertama, merencanakan pelaksanaan PDS bersama dosen program studi; Kedua, menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPS, RPM, media pembelajaran, evaluasi; Ketiga, melakukan evaluasi; Keempat, merefleksikan hasil pembelajaran PDS di perkuliahan. Creative thinking skills will encourage one always to innovate, so that students need to be trained to cultivate talents. The purpose of this research explains the implementation of PDS in the course to increase the creativity of thinking civic education students. Approach to implementation of PDS using descriptions. The data collected will be genuinely described and measured about learning. The Learning design uses the design of The school lecturer assignments at the lecture by implementing The presentation learning methods; questions answered, The Power of Two, Group to Group Exchange, and duties. The results showed that the implementation of PDS implementation in the lecture could have an impact on the development of creative thinking of civic education students in finding ideas, ideas, concepts, facts, communicating, and interacting.  While the process of implementation of PDS in the lecture can be done several stages, namely first, plan the implementation of PDS with the study program lecturer; Second, set up learning devices in the form of RPS, RPM, learning media, evaluation; Third, evaluate; Fourth, reflecting the results of PDS learning in the lecture.
Pentingnya Pembelajaran College Ball untuk menumbuhkan Sikap Toleransi Sri Rejeki; nurafiah nurafiah
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i2.8080

Abstract

Pergeseran sikap toleransi siswa dipengaruhi oleh kurang optimalnya penguatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, media pembelajaran terbatas sehingga penyampaian materi tidak tersampaikan dengan tuntas. Tujuan tulisan ini untuk menguraikan pentingnya pembelajaran college ball untuk menumbuhkan sikap toleransi siswa. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan studi literature. Pengumpulan data menggunakan data studi pustaka (digunakan untuk mengkaji artikel ilmiah tentang pembelajaran college ball, sikap toleransi), analisis dokumen  (digunakan untuk menganalisis terkait kebijakan pendidikan, makalah, hasil penelitian dan artikel ilmiah terkait pembelajaran college ball dan sikap toleransi). Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting pembelajaran college ball untuk menumbuhkan sikap toleransi siswa dapat menggunakan prinsip pembelajaran terbuka, pembelajaran kelompok, dan pembelajaran bermain game. Untuk menumbuhkan sikap toleransi siswa tidak bisa lepas dari penjelasan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 pasal 4 tahun 2003 memuat pendidikan berbasis toleransi, bahwa pendidikan itu didasarkan pada sikap hormat terhadap martabat manusia, hati nurani dan keyakinan serta keikhlasan sesama tanpa melihat agama, suku, golongan, ideologi, atau pandangan hidup. Dengan adanya pembelajaran ini sikap toleransi siswa menjadi cara alternative untuk meningkatkan pemahaman siswa untuk menghargai kemultikulturan masyarakat Indonesia.The shift in students' tolerance attitude is influenced by the less than optimal strengthening of civic education learning, limited learning media so that the delivery of material is not delivered completely. The purpose of this paper is to describe the importance of learning college ball to foster student tolerance. The research method in this study is a qualitative research using a descriptive approach and literature study. Collecting data using literature study data (used to review scientific articles about college ball learning, tolerance attitude), document analysis (used to analyze education policies, papers, research results and scientific articles related to college ball learning and tolerance). Data analysis used descriptive analysis. The results of the study indicate that it is important to learn college ball to foster student tolerance by using the principles of open learning, group learning, and learning to play games. To foster an attitude of tolerance in students, it cannot be separated from the explanation in the National Education System Law No. 20 article 4 of 2003 which contains tolerance-based education, that education is based on respect for human dignity, conscience and beliefs and sincerity of others regardless of religion. , ethnicity, class, ideology, or way of life. With this learning, students' tolerance attitude becomes an alternative way to increase students' understanding to appreciate the multiculturalism of Indonesian society.
Hubungan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Kecerdasan Intrapersonal Siswa di SDN 2 Jontlak Kabupaten Lombok Tengah Sri Rejeki; Lilis Isharyanti
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.934 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v8i1.1941

Abstract

Kecerdasan intrapersonal merupakan bagian membentuk pola pikir kritis seseorang, namun berpikir kritis mereka belum maksimal karena tidak diketahui alas an peneyebabnya hal kebiasaan tersebut terus berjalan hingga kini, sehingga akhir berdampak menurunya motivasi ataupun prestasi belajar siswa. Tujuan artikel ini mengukur hubungan berpikir kritis dengan kecerdasan intrapersonal siswa. Metode penelitian termasuk penelitian deskriptif, pendekatan korelasional, Sampel penelitian berjumlah 30 orang, metode pengumpulan data yaitu angket dan tes, analisis data menggunakan analisa statistic. Hasil penelitian menemukan ada korelasi yang di temukan sebesar 0,974 termasuk dalam kategori sangat kuat. Jadi terdapat hubungan kecerdasan intrapersonal dengan kemampuan berpikir kritis siswa sangat kuat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak penelitian ini maka nilai r perlu diuji lagi dengan nilai rtabel dimana nilai N = 30 dan taraf signifasi 5%. Nilai rtabel untuk N = 30 adalah 0,361. Hal ini berarti nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel atau 0,974 0,361, sehingga hasil penelitian ini signifikan. Jadi hubungan kedua variabel tersebut hampir sempurna karena mencapai 90,63% sementara 9.37% dipengaruhi eksternal.Intrapersonal intelligence is part of a person's critical mindset. Still, it is crucial that they are not maximized because it is unknown to the reason the habit has continued to run until now so that the end has a reduced impact Motivation or a student learning achievement. The purpose of this article measures the relationship critical thinking with intrapersonal intelligence of students. Research methods include descriptive research, correlational approaches, research samples amounting to 30 people, data collection methods i.e., poll and test, data analysis using statistic analysis. The results of the study found there was a correlation in the find of 0.974 included in powerful categories. So there is an intrapersonal intelligence relationship with the students ' critical thinking ability powerful. To know the sign or not this research, then the value of R needs to be tested again with the value of the r table where the value N = 30 and a signification level of 5%. The r table value for N = 30 is 0.361. This means that the calculated value is greater than the r table or 0.974 0.361 value, so the results of this study are significant. So the second relationship of such variables is almost perfect because it reaches 90.63% while 9.37% is affected externally.
Upaya Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Dalam Mengimplementasi Pendidikan Karakter Pada Siswa SMA Negeri 2 Donggo Sri Rejeki; Bernadus Iker Willem
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 7 No. 1: Maret 2019
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.274 KB) | DOI: 10.31764/civicus.v0i0.858

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya dan kendala-kendala guru pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada siswa SMA Negeri 2 Donggo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subyek informasi adalah guru PPKn, Kepala Sekolah, dan Siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan pursposif sampling. Data penelitian diperoleh melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis data berupa data kualitatif. Sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Analisis data yang dipakai adalah reduksi data, penyajian data, dan verivikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya guru pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada siswa sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari pengintegrasian pendidikan karakter oleh guru dalam setiap kali pertemuan melaui mata pelajaran dan di luar mata pelajaran atau partisipasi nyata. Sedangkan  kendala-kendala guru pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter terhadap siswa yaitu faktor sikap dari siswa, faktor keluarga, dan faktor lingkungan pergaulan. The purpose of this research is to know the effort and constraints civics and Citizenship teachers in implementing character education in students of SMA Negeri 2 Donggo community. This research is qualitative research with a descriptive approach. The subject of the information is PPKn teachers, principals, and students. The technique of sampling using purposive sampling. Research data obtained through the method of observation, interviews, and documentation. The type of data in the form of qualitative data. Data sources, namely primary and secondary data sources. Analysis of the data used is the reduction of the data, the presentation of data, and verify. Based on the results of the study, it was concluded that the efforts of the civics and Citizenship teachers in implementing character education on students have already done well. This appears from the integrating character education by teachers in every time the meeting via the subjects and outside subjects or real participation. While constraints civics and Citizenship teachers in implementing character education towards students, i.e., students of attitude factors, family factors, and environmental factors in socialization.
Prosesi Adat Merarik Masyarakat Bangsawan dengan Masyarakat Biasa di Desa Sengkerang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah Sri Rejeki; Hermawati Hermawati
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v8i2.2900

Abstract

Abstrak: Dalam adat istiadat masyarakat sasak terutama keturunan bangsawan khsususnya kaum perempuan, apabila ingin menikah dia harus mencari orang yang sebangsawannya, jika tidak maka harta warisan akan hangus, dan diberikan sanksi keluar dari golongan bangsawan. Sedangkan kalau laki-laki diperbolehkan menikah dengan masyarakat biasa ataupun masyarakat bangsawan. Tujuan dalam artikel ini menjelaskan prosesi adat merarik masyarakat bangsawan dengan masyarakat biasa di Desa Sengkerang Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini termasuk peneltian kualitatif. Subyek Penelitian yaitu Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Masyarakat. Metode pengumpulan data yang dipakai yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosesi merariq masyarakat bangsawan dan masyarakat biasa meliputi tiga  tahapan yaitu: Pertama, adat sebelum akad berupa Midang, Midang merupakan kunjungan secara langsung dari pihak laki-laki ke pihak perempuan dalam rangka memperdalam hubungan sekaligus mengikat hubungan pertalian yang lebih mendalam dalam bentuk pernikahan. Kedua, adat dalam proses akad meliputi rangakaian kegiatan Merariq, Mesejati/sejati, Pemuput selabar/selabar, dan Nyongkol atau nyodol. Ketiga, adat setelah akad, setelah acara sorong doe atau nyongkol dan bales lampak nae (balas bekas kaki). Abstract:  In the customs of the Sasak people, especially the descendants of the aristocracy, especially women, if they want to get married they have to find someone who is an aristocrat, otherwise their inheritance will be forfeited and will be sanctioned to leave the aristocratic class. Meanwhile, men are allowed to marry into ordinary people or noble societies. The purpose of this article is to explain the traditional procession of drawing aristocratic communities with ordinary people in Sengkerang Village, Praya Timur District, Central Lombok Regency. This research includes qualitative research. Research subjects were village heads, hamlet heads, religious leaders, traditional leaders, youth and community leaders. The data collection methods used were observation, interview and documentation techniques. The data obtained will be analyzed with an interactive model. The results of this study indicate that the merariq procession of the aristocratic society and the common people includes three stages, namely: First, the custom before the contract in the form of Midang, Midang is a direct visit from the male side to the female side in order to deepen the relationship as well as to tie a deeper relationship. form of marriage. Second, customs in the contract process include a series of Merariq activities, true / true, Pemuput patience / patience, and Nyongkol or nyodol. Third, the customs after the contract, after the sorong doe or nagging and bales lampak nae (reply to the foot marks).
Wewenang Badan Pengawas Pemilu Terhadap Pelanggaran Pemilu oleh Aparatur Sipil Negara Dalam Pemilu Kepala Daerah Siti Hasanah; Sri Rejeki
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i2.7795

Abstract

AbstrakProblem pelanggaran pemilu oleh Aparatur Sipil Negara dalam Pemilu Kepala Daerah sulit terbendung. Kontrol regulasi melalui Undang-Undang Pemilu Kepala Daerah, Undang-Undang Penyelenggara Pemilu, Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Peraturan Pemerintah tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil belum berhasil menuntaskan kasus pelanggaran pemilu oleh aparatur sipil negara dalam Pemilu Kepala Daerah. Alasan mendasar yang melatarbelakangi hal tersebut karena keterbatasan intervensi yuridis Bawaslu dalam menindaklanjuti surat rekomendasi pelanggaran pemilu oleh aparatur sipil negara. Melalui penguatan intervensi yuridis Bawaslu dalam menindaklanjuti surat rekomendasi pelanggaran pemilu oleh aparatur sipil negara merupakan solusi efektif penyelesaian permasalahan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (doktriner) yang menggunakan pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan sejarah (historical approach), pendekatan perundang-undangan (statuta approach). AbstractThe problem of election violations by the State Civil Apparatus in regional head elections is difficult to contain. Regulatory control through the Regional Head Election Law, the Election Organizing Law, the State Civil Apparatus Act, the Government Regulation on Civil Servant Discipline has not succeeded in resolving cases of election violations by the state civil apparatus in regional head elections. The fundamental reason behind this is due to the limitations of Bawaslu's juridical intervention in following up on the letter of recommendation of election violations by the state civil apparatus. Through strengthening the juridical intervention of Bawaslu in following up on the letter of recommendation of election violations by the state civil apparatus is an effective solution to the problem. This research is a normative (doctrinaire) legal research that uses a conceptual approach (conceptual approach), historical approach (historical approach), legislative approach (statute approach).