Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP JENIS IKAN PENEBARAN DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO, PROVINSI JAWA TENGAH Aisyah Aisyah; Retno Widihastuti
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol. 2, No. 2, Tahun 2016
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.19 KB) | DOI: 10.15578/marina.v2i2.5925

Abstract

Waduk Kedung Ombo terletak di Propinsi Jawa Tengah memiliki daerah genangan air yang meliputi tiga wilayah administrasi yaitu Kabupaten Grobogan, Boyolali dan Sragen. Introduksi ikan patin siam atau striped catfish (Pangasionodon hypophthalmus, Sauvage, 1878) sejumlah 7470 ekor di  Waduk Kedung Ombo dilakukan melalui Iptek Penebaran Berbasis Budidaya (Culture Based Fisheries,  CBF) pada tahun 2013. Penelitian dilakukan pada tahun 2016 bersamaan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Pengumpulan data primer terkait preferensi masyarakat terhadap jenis ikan yang akan dan yang sudah ditebar dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden menggunakan kuisioner terhadap empat komunitas masyarakat yang berkaitan langsung dengan waduk, yaitu nelayan tangkap, pengumpul ikan, penjual ikan olahan dan masyarakat yang mengkonsumsi ikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 36% menyukai jenis patin yang ditebar. Dengan analisis terpisah, jenis lain yang diharapkan ditebar antara lain nila sebanyak 57%, sisanya betutu dan karper. Untukitu, diperlukan beberapa pertimbangan mengenai pemilihan jenis ikan yang akan ditebar. Di samping preferensi masyarakat terhadap jenis ikan tertentu, diperlukan pertimbangan ekologis seperti dampak negatif yang ditimbulkan akibat karakteristik tertentu dari suatu jenis ikan terhadap sumber daya dan habitat di perairan yang akan ditebar Title: Community Preferences Around Ourselves Of Ombo Kedung On Seeding Fish TypesKedung Ombo Reservoir is located in Central Java, covered 3 administrative area include Grobogan District, Boyolali and Sragen. 7470 individu of Striped catfish (Pangasionodon hypophthalmus, Sauvage, 1878) was introduced through culture based fisheries in 2013. Monitoring and evaluation of those introduced activity has done in 2016 by direct observation. Primary data that was collected from this research are community preferences that come from 4 community structure in Kedung Ombo Reservoir, they are fisherman, Pengumpul, Processed fish sellers, people who eat fish (buyer or tourist). The result show that 36% of Striped catfish introduction. Separated analysis between Striped catfish and others fish, Nile, Marble Goby, Common Carp are the other fish choosen by community for stocking in Kedung Ombo Reservoir. 
STUDI DAYA DUKUNG SUMBER DAYA IKAN DI WADUK JATIBARANG SEMARANG Aisyah Aisyah; Setiya Triharyuni; Eko Prianto; Rudy Masuswo Purwoko
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.26.1.2020.1-9

Abstract

Waduk Jatibarang merupakan waduk yang belum lama beroperasi dan masih tergolong waduk baru. Kegiatan perikanan yang berkembang didominasi oleh perikanan pancing. Selain penangkapan, peningkatan produksi juga dilakukan dengan penebaran ikan, namun belum didukung kajian daya dukung yang memadai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai daya dukung sumber daya ikan di waduk Jatibarang. Kegiatan penelitian dilakukan pada Bulan Mei dan Juli 2018 yang meliputi 4 (empat stasiun yang mewakili inlet, tengah dan outlet waduk. Data primer yang dikumpulkan meliputi kualitas air (parameter fisika, kimia dan biologi). Data pendukung penelitian meliputi elevasi muka air, diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana, dan data kedalaman, diperoleh dari akuisisi data GPS Sounder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai daya dukung sumber daya ikan di Waduk Jatibarang berkisar antara 3,57-6,3 ton/tahun. Kedalaman perairan sangat mempengaruhi nilai daya dukung. Nilai daya dukung lebih rendah pada kedalaman perairan lebih dari 20 m dan relatif tinggi pada kedalaman lebih dari 10 m. Selain pengaruh kedalaman juga terdapat pengaruh lain seperti fluktuasi muka air, kelimpahan plankton, kecerahan, dan unsur hara berupa nitrat. Diharapkan kajian terkait potensi produksi dapat dilakukan untuk optimalisasi pemanfaatan perikanan yang berkelanjutan.Jatibarang Reservoir is a new operating reservoir. Existing fishing activities are dominated by handline. Except fishing activities, many fish have been stocked to improve the production, but it has not been supported by adequate carrying capacity studies. The purpose of this research was to determine the value of carrying capacity of fish resources in the Jatibarang Reservoir. The study was conducted in May and July 2018 representing the inlet, center, and outlet of the reservoir. The collected data consisted of physical, chemical, and biological data obtained at 4 (four) research stations representing the inlet, center, and outlet of the reservoir. Supporting data include water level elevation obtained from the Pemali-Juana River Basin Authority and bathymetry data obtained from GPS Sounder data acquisition. The results showed that the value of carrying capacity of fish resources in the Jatibarang Reservoir is 3.57-6.3 tons/year. The depth of the waters greatly affects the value of carrying capacity. The value of smaller carrying capacity occurs at the water depths of more than 20 m, but is relatively high at the depths of more than 10 m. There are also other influences such as water level fluctuations, plankton abundance, water brightness, and nitrates. Furthermore, a study of production potential should be carried out to optimize the sustainable fisheries utilization.
KAJIAN RESIKO KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI ESTUARI MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR Aisyah Aisyah; Setiya Triharyuni; Eko Prianto; Husnah Husnah
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2502.169 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.1.2019.15-26

Abstract

Kawasan estuari merupakan wilayah yang kaya akan unsur hara di daerah pantai. Perubahan ekosistem pantai, seperti terjadinya pendangkalan menyebabkan penurunan luasan mangrove. Dampak yang terjadi merupakan penyumbang bagi kerentanan sumberdaya kepiting bakau di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat resiko potensi kerentanan sumber daya kepiting bakau dan keberlanjutannya di estuari Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Analisis kerentanan menggunakan perangkat lunak PSA (Productivity and Susceptibility Analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi kepiting bakau di Eestuari Mahakam mempunyai kerentanan tingkat rendah (tingkat kerentanan =1,3). Nilai produktivitas (kemampuan pulih sumber daya) menunjukan nilai yang lebih tinggi (2,1) dari pada nilai susceptabilitas (tingkat resiko sumber daya ikan terhadap aktivitas perikanan di perairan tersebut) yaitu 1,9. Dengan kondisi tersebut maka peluang keberlanjutan ketersediaan kepiting bakau di estuari Mahakam berada dalam tingkat sedang.Estuaries constitute an extremely valuable natural resource in the coastal areas. The coastal ecosystem changes such as deforestation of the estuarine caused the decrease of mangrove forestry. These impacts directly contribute to the vulnerability of mud crab resources. The purpose of this research was to determine the risk level of potential vulnerability of mangrove crab resources in the Mahakam estuary. Vulnerability analysis using Productivity and Susceptibility Analysis (PSA) software. The results showed that mangrove crabs in the Mahakam estuary were low vulnerable (vulnerability level of 1.3). Value of productivity (the ability to recover resources) higher than susceptibility (level of risk of fish resources to fisheries activities in those areas). It, means that the chances for sustainability of mangrove crab in Mahakam estuary were medium level.
MODEL PENEBARAN IKAN NILA DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH Setiya Triharyuni; Dipo Aldila; Aisyah Aisyah; Husnah Samhudi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.3 KB) | DOI: 10.15578/jppi.25.3.2019.161-168

Abstract

Waduk Malahayu merupakan salah satu waduk yang dimanfaatkan untuk perikanan. Kegiatan penangkapan di waduk ini telah lama dilakukan baik oleh nelayan sekitar maupun luar daerah. Saat ini telah terjadi indikasi adanya penurunan produksi sebagai akibat adanya degradasi sumber daya ikan dan lingkungan serta intensitas penangkapan yang tinggi. Diperlukan upaya pengelolaan untuk meningkatkan produksi ikan di Waduk Malahayu. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan penebaran ikan secara rutin baik oleh instansi pemerintah maupun nelayan setempat. Salah satu faktor keberhasilan penebaran ikan terhadap peningkatan produksi adalah jumlah padat tebar yang memadai. Akan tetapi, kajian mengenai jumlah padat tebar yang memadai melalui pendekatan model matematis belum banyak dilakukan. Model matematis mampu memperhitungkan aspek lain seperti penebaran kembali dan penangkapan ke dalam satu kajian model holistik dan analitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah benih nila yang sebaiknya ditebar. Kondisi populasi ikan nila digambarkan dengan skenario laju pertumbuhan logistik, dengan pertimbangan adanya penebaran dan penangkapan. Hasil menunjukkan bahwa jumlah benih nila untuk ditebar sehingga dapat meningkatkan produksi adalah sekitar 8 ton/tahun atau setara dengan 533.333 ekor/tahun. Hasil dari kajian ini diharapkan bermanfaat bagi pengelolaan sumber daya ikan di Waduk Malahayu melalui pemulihan sumber daya. Fish stocking has been done as an effort to increase fish stock in Malahayu Reservoir. The need to fish stocking is due to the degradation of environment, fish resources and high exploitation either, lead to the decreasing of fish production on those reservoir. Fish stocking that intensively done by local government and community does not yet give an impact to the increasing of fish production. The amount of stocked seeds by using mathematical model approach has not done yet. Mathematical model approach is able to consider other aspects such as restocking activities and fishing into a holistic and analytical study. The current research aimed to estimate the amount of seed of Tilapia that properly stocked in Malahayu Reservoir. Population condition of Tilapia is described by logistic growth rate scenario, taking into account of stocking and fishing. In effort to increase the production, the amount of Tilapia should be stocked about 8 tonnes/year or 533.333 individuals/year. The results obtained in this research are expected to be beneficial for the management of fish resources in Malahayu Reservoir through stock enhancement. 
Konsep Eco fishing port berbasis Kualitas Air dalam Pengelolaan Pelabuhan : Studi Kasus PPI Barek Motor, Kabupaten Bintan Dini Purbani; Aisyah Aisyah
Jurnal Segara Vol 15, No 3 (2019): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.787 KB) | DOI: 10.15578/segara.v15i3.6934

Abstract

Penerapan konsep eco fishing ports bertujuan untuk menstandarkan pelabuhan perikanan yang sesuai dengan ISO 14001 sehingga produk perikanan secara standar internasional (standar Uni Eropa) dapat diterima. Salah satu indikator penerapan eco fishing port adalah dilakukannya pengukuran parameter kualitas air. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep eco fishing port berbasis kualitas air di salah satu pelabuhan pendaratan ikan (PPI) di Kabupaten Bintan. Penelitian dilaksanakan di PPI Barek Motor, Kabupaten Bintan. Pengamatan kualitas air menggunakan alat multiparameter SONDE EXO-1 dalam kurun waktu 6 bulan dari Desember 2015 - Mei 2016. Parameter kualitas air yang diamati meliputi temperatur, konduktivitas, oksigen terlarut (Dyssolved Oxygen/DO), pH dan turbiditas. Data dianalisis untuk memperoleh indeks pencemaran (IP) dan status mutu perairan melalui analisis Storet. Standar baku data kualitas air mengacu pada Kepmen Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Kualitas air pelabuhan mengacu pada Permen Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang standar baku mutu air laut (terutama dalam hal ini adalah peruntukan bagi pelabuhan dan biota air). Hasil menunjukkan bahwa perairan sekitar PPI Barek Motor tergolong tercemar sedang. Pengelolaan yang berlandaskan pada eco fishing port belum sesuai dengan standar mutu produk perikanan yang didaratkan, namun lebih kepada kondisi fisik perairan. Dalam kasus ini, parameter nitrat dan turbiditas merupakan penyumbang pencemaran tertinggi akibat pengaruh antropogenik yang terbawa oleh sungai di sekitar area penelitian. Dihasilkan pula fungsi fisik pelabuhan sebagai hasil dari penilaian terhadap komponen fisik dan ekologi, yang kemudian dapat dijadikan sebagai komponen pendukung dalam mengkuantifikasi eco fishing port.