Silvia Nurhayati
Japanese Language Education Study Program, Universitas Negeri Semarang

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

ANALISIS GAYA BAHASA WACANA DI ASAHI.COM Nurhayati, Silvia
Lingua Vol 9, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa wacana dalam surat kabar online asahi.com. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis data kalimat dan kata berbentuk tulisan dari asahi shinbun online. Penelitian ini menemukan bahwa bahasa yang digunakan oleh surat kabar online asahi.com lebih mengutamakan efesiensi penulisan yang tertuang dalam penggunaan gaya bahasa elipsis. Pelesapan terjadi pada unsur partikel no、unsur kata kerjasuru、dan kopula da. Meskipun terjadi pelesapan, hal itu tidak mempengaruhi atau mengaburkan makna informasi dan opini yang disampaikan kepada pembaca. Selain itu munculnya gaya bahasa eufemisme lewat media huruf katakana dan kata yang mengandung arti idiom, untuk melukiskan opini atau informasi yang dianggap kurang baik. Meskipun demikian tidak ada standar yang jelas mengenai penggunaan kedua gaya bahasa ini sehingga berakibat pada penggunaan bahasa Jepang yang midare (tidak teratur). This research aimed to find out the use of figurative language of discourse on the online newspaper asahi.com. It used qualitative method for analysing data. The data were sentences and words in a form of writings from asahi shinbun online. The result of the research was the language used by the online newspaper, asahi.com, prioritize more on writing efficiency filled on elliptical style. A vanishing language occured on no、particle, suru、verb element, and da copula. However, it did not influence and blur out significances of information and opinion uttered to the reader. Besides that, euphemism appeared through media of katakana letters and idiomatic words in order to illustrate less good opinion and information. As a result, there was no clear standard about the use of those two figures of speech, and it caused the use of midare (irregular) Japanese language. 
EFEKTIFITAS MODELPEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG TINGKAT DASAR SISWA SMAN 1 TENGARAN Wardhana, Chevy Kususmah; Nurhayati, Silvia; Mahardianti, Disti Ayu
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v4i1.8461

Abstract

Guru dansiswa merupakan faktor penting dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapaitujuan pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran juga mempunyai perananpenting dalam kegiatan belajar dan mengajar, karena penggunaan modelpembelajaran yang tepat dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.  Dalam pembelajaran bahasa asing khususnyabahasa Jepang berbicara merupakan tujuan utama yang harus bisa dicapai olehpembelajar, namun kemampuan berbicara siswa di SMA N 1 Tengaran masih kurangketika kegiatan berbicara berlangsung. Untuk meningkatkan kemampuan berbicarabahasa Jepang diantaranya menggunakan model pembelajaran Time Token Arends.Oleh karena itu, peneliti memilih model pembelajaran Time Token Arends untukmeningkatkan kemampuan berbicara bahasa karena model pembelajaran tersebut dapat melibatkan seluruh siswa yangaktif maupun pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas TimeToken Arends untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang. Penelitianini merupakan penelitian eksperimen yaitu menguji efektifitas modelpembelajaran Time Token Arends pada kemampuan berbicara siswa menggunakanbahasa Jepang. Pengambilan sampel dalam populasi menggunakan teknik purposif.Metode tes digunakan dengan memberikan tes sebelum memberikan perlakuan ataupre test dan sesudah pemberian perlakuan atau post-tes. Tes tersebut digunakanuntuk memperoleh data nilai siswa. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakanrumus T-tes diperoleh                         adalah 3,27 > dari l 2,12 untuk signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwapembelajaran bahasa Jepang menggunakan model pembelajaranTime TokenArendsefektifuntuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang.
ANALISIS PENGGUNAAN AIZUCHI MAHASISWA BAHASA JEPANG DALAM KOMUNIKASI BERBAHASA JEPANG rahayu, meta gesti; Supriatnaningsih, Rina; nurhayati, silvia
Chie: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aizuchi merupakan suatu isyarat balik secara verbal maupun non verbal dalam bahasa Jepang yang seringkali diucapkan dan dilakukan oleh lawan bicara dalam komunikasi berbahasa Jepang. Kemunculan aizuchi juga seringkali digunakan sebagai indikator bahwa seseorang sedang mendengarkan pembicara dengan baik, terutama respon verbal, misalnya respon berupa ucapan “ はい“ atau “hai” yang berarti “ya”. Sementara, orang Indonesia memiliki cara respon berbeda dalam berkomunikasi. Pada penelitian ini, peneliti meneliti tentang penggunaan aizuchi dan kesalahan-kesalahan penggunaannya. Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif untuk mengetahui penggunaan aizuchi dan kesalahan-kesalahan penggunaannya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video rekaman pemaparan mata kuliah interview dalam rangkaian kegiatan Teacher Training di Japanese Language Institute, Japan Foundation, Kansai, Osaka, pada 2014. Penelitian ini menggunakan teknik rekam, simak dan catat untuk pengumpulan data dan teknik unsur pilah penenetu untuk analisis dan pengolahan data. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 100% aizuchi yang dilakukan, 21% diantaranya adalah aizuchi verbal dan 79% sisanya adalah aizuchi non verbal, dan dalam 100% aizuchi verbal yang diucapkan, 11% diantaranya merupakan penggunaan aizuchi verbal yang salah. Aizuchi is verbal or non verbal backchannel in Japanese that is said very often by the partner of the speaker in a conversation in Japanese. The existence of aizuchi also being the indicator if thr listener is listening attentively and understand so far, especially verbal response like “ はい“ or “hai” which represent the meaning of “yes”. However, Indonesian has the different way to response the speaker in communication. In this research, the researcher analyze about the usage of aizuchi and the mistakes of it. This research using cualitative descriptive technique to know about the usage of aizuchi ang the mistakes of it. The source of data that are used in this research is some recorded videos of Presentation activity in Interview class of Teacher Training Programme that is held in Japanese Language Institute, Japan Foundation, Kansai, Osaka, in 2014. This research using record, watch and notes technique to collect the datas and determinant element selection technique to analyze the datas. The result of the analysis shows that in 100% of aizuchi done by Japanese students, 21% of it was verbal aizuchi, and the 79% is non verbal aizuchi, and in 100% of verbal aizuchi, 11% of it was mistaken aizuchi.
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN FUTSUKEI DALAM KLAUSA PENJELAS MEISHI SHUUSHOKU PADA SAKUBUN MAHASISWA SEMESTER IV PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNNES Setiawati, Ai Sumirah; Nurhayati, Silvia; Wahyuni, Septyani Tri
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v4i1.8463

Abstract

Kesalahan yang terjadi dalam sakubun dapat disebabkan oleh adanyaperbedaan antara bahasa ibu pembelajar dan bahasa Jepang sehingga menyebabkankurang memadainya kemampuan tata bahasa, penguasaan kosa kata dan sebagainya.Perbedaan tersebut salah satunya adalah kata kerja, kata sifat, dan kata kerjabantu dalam bahasa Jepang yang dapat mengalami perubahan bentuk. Dari hasilstudi pendahuluan, mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan bentuk futsukei. Bentuk futsukei memiliki beberapa fungsi. Berdasarkan hasil pengamatan,kesalahan yang sering muncul adalah penggunaan futsukei pada klausa penjelas meishishuushoku. Oleh karena itu, perlu penelitian tentang kesalahan penggunaan futsukei pada klausa penjelas meishi shuushoku agar kesalahan tersebutnantinya tidak terjadi lagi.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatankualitatif. Penelitian ini menggambarkan secara rinci mengenai kesalahan yangterjadi dan penyebab terjadinya kesalahan. Data yang digunakan adalah kesalahanpenggunaan futsukei pada klausapenjelas meishi shuushoku di sakubun. Sumber data pada penelitian iniadalah 48 buah karangan atau sakubun mahasiswa UNNES semester IV dengantema “anke-to” (angket). Teknik pengumpulan data yangdigunakan pada penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Tekniksimak digunakan karena data penelitian ini adalah data tertulis berupa karanganatau sakubun. Penyimakan dilakukandengan membaca sakubun mahasiswa yangmerupakan sumber data pada penelitian ini. Adapun teknik catat digunakan  untuk mencatat potongan kalimat yangmengalami kesalahan.Berdasarkan hasilanalisis data, didapatkan kesalahan penggunaan futsukei bentuk lampau pada klausa penjelas meishi shuushoku sebanyak 66 kalimat dan  kesalahan penggunaan futsukei bentuk nonlampau pada klausa penjelas meishi shuushoku sebanyak 14 kalimat. Kesalahan terjadi dikarenakanmahasiswa kurang memahami konsep penggunaan kala baik pada tingkat kalimatmaupun pada klausa penjelas meishishuushoku (penggunaan kala pada tingkat klausa). Selain itu, mahasiswa tidakpaham apa yang dijelaskan grafik dan kurang memahami tentang struktur meishi shuushoku serta kurang hati-hati dalammenggunakan kata keterangan amaripada klausa penjelas meishi shuushokudan modalitas yang menyatakan keinginan pada orang ketiga.Errorsthat occur in sakubun can be caused by the differences between languagelearners and a Japanese mother, causing the insufficient ability of grammar,vocabulary mastery etc. The oneof the difference is verb, adjective, andverb in Japanese aids that can change shape. From the results of preliminarystudies, the students have difficulty in using futsukeiform (casual or called basic form in Japanese Grammar).  Futsukei form hasseveral functions. Based on observations, errors that often arises is the using futsukei on meishishuushoku explanatory clause. Therefore, theneed to research on the use futsukeierror on meishishuushoku explanatory clause that suchmistakes will not happen again.Thisresearch use a descriptive study witha qualitative approach. This study describes  details of  the errors that occurred and the cause of theerror. The used data are the errorsof  futsukeion meishi shuushoku explanatory clausesin sakubun. Source of data in this study were 48 pieces of student essays orsakubun UNNES with theme "anke-to"(questionnaire). Thestudents are second grade of UNNES Japanese Education Program. Data collectiontechniques in this research is the monitoring technique and writing notetechnique. Monitoring technique used for this research data because the datawritten in the form of essay or sakubun.Monitoring done by reading student’s sakubun, who is the source of the data in this research. As noted technique used torecord an error fragment.Basedon the analysis of data, there are 66 sentensces error in using past tense futsukei on meishi shuushoku explanatory clauses and there are 14 sentences error in usingnon-past form futsukei on meishi shuushoku explanatory clauses. The error occurs because the students do not understandthe concept of using tense in Japanase, especially tenses in meishi shuushoku’s clause (clause leveltenses). In addition, students can not looking the describing graph clearly andless-understanding of the structure of meishishuushoku, less-cautious in using adverbs ‘amari’ on meishi shuushokuclause and modalities expressed a desire in the third person (there aredeffirences both of Indonesian and Japanese to express that expression).
ANALISIS GAYA BAHASA WACANA DI ASAHI.COM Nurhayati, Silvia
Lingua Vol 9, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa wacana dalam surat kabar online asahi.com. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis data kalimat dan kata berbentuk tulisan dari asahi shinbun online. Penelitian ini menemukan bahwa bahasa yang digunakan oleh surat kabar online asahi.com lebih mengutamakan efesiensi penulisan yang tertuang dalam penggunaan gaya bahasa elipsis. Pelesapan terjadi pada unsur partikel no、unsur kata kerjasuru、dan kopula da. Meskipun terjadi pelesapan, hal itu tidak mempengaruhi atau mengaburkan makna informasi dan opini yang disampaikan kepada pembaca. Selain itu munculnya gaya bahasa eufemisme lewat media huruf katakana dan kata yang mengandung arti idiom, untuk melukiskan opini atau informasi yang dianggap kurang baik. Meskipun demikian tidak ada standar yang jelas mengenai penggunaan kedua gaya bahasa ini sehingga berakibat pada penggunaan bahasa Jepang yang midare (tidak teratur). This research aimed to find out the use of figurative language of discourse on the online newspaper asahi.com. It used qualitative method for analysing data. The data were sentences and words in a form of writings from asahi shinbun online. The result of the research was the language used by the online newspaper, asahi.com, prioritize more on writing efficiency filled on elliptical style. A vanishing language occured on no、particle, suru、verb element, and da copula. However, it did not influence and blur out significances of information and opinion uttered to the reader. Besides that, euphemism appeared through media of katakana letters and idiomatic words in order to illustrate less good opinion and information. As a result, there was no clear standard about the use of those two figures of speech, and it caused the use of midare (irregular) Japanese language. 
EFEKTIVITAS WORD MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KOSAKATA BAHASA JEPANG SISWA KELAS XI SMA N 7 SEMARANG Nurhayati, Silvia; Yuliani, Siti; Diner, Lispridona
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 1 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i1.22581

Abstract

Kosakata memiliki peranan yang sangat penting ketika mempelajari bahasa Jepang. Namun, faktanya masih banyak pembelajar khususnya di SMA N 7 Semarang yang mengalami kesulitan ketika mempelajari kosakata bahasa Jepang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan word mapping sebagai media pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Penerapan word mapping dilakukan melalui pendekatan bahasa Jepang yang diformulasikan ke dalam bentuk strategi pembelajaran untuk menyebutkan kosakata turunan dari sebuah kata yang menjadi tema utama dalam bahasa Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan word mapping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengingat kosakata bahasa Jepang siswa kelas XI SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan jenis penelitian ini menggunakan true experimental design, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan komparasi (perbandingan) yang dihitung dengan menggunakan rumus t-test. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus t-test, diperoleh data t hitung = 6, 04. Sedangkan untuk t-tabel untuk N = 58 dan derajat kebebasan (db) N-1 = 57 adalah 2, 01 dengan tingkat kepercayaan 5%. Data tersebut menunjukan bahwa word mapping terbukti efektif sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengingat kosakata bahasa jepang siswa kelas XI SMA.   Abstrack ___________________________________________________________________ Japanese vocabulary have important role when learning Japanese. Meanwhile, at the fact, yet there are still many students especially in SMA Negeri 7 Semarang who have trouble in learning the Japanese vocabulary. One of the ways that can be done to overcome the problems is word mapping as a media in learning the Japanese vocabulary. The application of word mapping that was performed in this study by the Japanese approach who formulated in the form of learning strategy to mention the derivative words that become main theme in Japanese. The purpose of this research is to find out the effectiveness of word mapping as a media learning to improve the Japanese vocabulary in memorizing ability of eleventh students. The Research methodology used in this research was descriptive quantitative and the kind of research was true experimental design, while, technique analyzing used comparative which is calculated by using formulas t-test. Based on the t-test calculation, the data tvalue = 6. 04. While for ttable for n = 58 and the degree of freedom ( df ) n-1 = 57 was 2.01 in ????= 5 percent (0.05). The data showed that word mapping was proven effective as a media learning to improve the ability of memorizing in Japanese vocabulary of eleventh students. Not mentioned, word mapping also has some weaknesses that still needs to be repaired and highly expected be more efficient in the next study.
Neny; ANALISIS VERBA DERU SEBAGAI POLISEMI DALAM NOVEL BOTCHAN Nurhayati, Silvia; Handayani, Neny; Prasetiani, Dyah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 5 No 2 (2017): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v5i2.19498

Abstract

ABSTRAK Polisemi (多義語) adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu dan setiap makna tersebut satu sama lainnya memiliki keterkaitan yang dapat dideskripsikan. Bahasa Jepang mempunyai kata yang berpolisemi. Misalnya verba deru yang memiliki makna dasar keluar. Karena  verba deru ini merupakan verba polisemi maka verba deru tidak bermakna keluar saja, tetapi akan mengalami perluasan makna. Perluasan makna ini sering menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang dalam mengartikan dan memahami kalimat berverba polisemi. Hal tersebut akan menghambat proses pembelajaran bahasa Jepang. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan makna yang terdapat pada kalimat berverba deru berserta hubungan antar makna dasar dan makna perluasan verba deru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan teknik catat. Data yang dijadikan objek penelitian adalah kalimat berverba deru dalam novel Botchan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pilah unsur penentu sebagai teknik dasar dan teknik hubung banding sebagai teknik lanjutan. Untuk menganalisis data, yang pertama dilakukan adalah menentukan objek yang akan diteliti dari sumber data. Setelah itu mencari dan mengumpulkan kalimat berverba deru serta menentukan makna dasar dan makna perluasannya. Terakhir, mendeskripsikan hubungan antar makna dasar dan perluasan yang dimiliki verba deru dengan majas yang mempengaruhi perluasan makna. Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber data yang digunakan dapat disimpulkan bahwa terdapat kemunculan verba deru 22 kalimat. Makna dasar (keluar) terdapat 5 kalimat dan 9 makna perluasan verba deru. Makna perluasan verba deru yaitu bergabung muncul satu kali, berangkat satu kali, pergi 6 kali, muncul 2 kali, terjadi satu kali, timbul satu kali, tiba/sampai 3 kali, hadir satu kali, dan kambuh satu kali. Perluasan makna yang terjadi pada verba deru dipengaruhi oleh majas metafora.   ABSTRACT   Polysemic 「多義語」is a word that has more than one meaning and each of these meanings are relate to each other and can be described. In Japanese language there are many words that have more than one meaning. As example is verb deru (out), verb deru in another sense has been undergone and got extension meaning. Japanese language leaner usually found out that there was hard to interpret and understand about polysemic’s sentences. This situation hamper the process of Japanese language learning. This study was conducted to describe the meaning which include in verb deru and also the relation between the basic meaning and the expansion meaning of verb deru. in this research, bibliography method and note method was being used. The object of this research is sentences that in Botchan’s novel which has polysemic verbs. The analytical method that has been used in this research is a determining method which is used as a basic technique and as a equivalent relate technique. To analyze, the first thing to do is to decide the object which will be investigated from the data resource. Then, search and collect the sentences that has verb deru and decide the basic meaning, after that figure out the expansion meaning of verb deru. Finally, describe the relation between basic meaning and expansion meaning which has verb deru as a figure of speech that leverage the expansion meaning. Based from the data which has been got from data resource, the conclusion is resource come out 22 sentences. The basic meaning of deru is out 5 sentences, and as the expansion meaning has 9 meanings, there are join 1 sentence , go 1 sentence , leave 6 sentences, appear 2 sentences, happen 1 sentence, arise 1 sentence, arrive 3 sentences, attend 1 sentence, relapse 1 sentence. The expansion meaning is leveraged by metaphorical figure of speech.
ANALISIS KESALAHAN PEMILIHAN KATA PADA KARANGAN MAHASISWA SEMESTER IV PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Nurhayati, Silvia; Indrasari, Yayuk; Supriatnaningsih, Rina
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 2 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i2.22600

Abstract

From the results of preliminary studies, the students have difficulty selecting words in composition course. The difficulty causes errors of selecting vocabulary. This research is qualitative descriptive research which aims to describe the error of selecting words on students’ composition of Unnes Japanese Education. Data source in this research is taken from the composition of 50 students in semester IV in 2015 academic year Semarang University. Data collection technique in this research is the monitoring technique and writing notetechnique. Monitoring done by reading student’s compotitions, who is the  source of data in this research.  As noted technique used notes errors fragment. Basedon the analysis of data, there are 288 sentences error in diction selection: 51 dooshi selection errors, 46 meishi selection errors, 2 keiyooshi selection errors, 8 rentaishi selection errors, 4 fukushi selection errors, 2 setsuzokushi selection errors, 92 jooshi selection errors, and 23 jodooshi errors selection.   Dari hasil studi pendahuluan, mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilih kata ketika menulis karangan. Kesulitan tersebut menyebabkan kesalahan- kesalahan dalam penggunaan kosakata. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan utuk mendeskripsikan kesalahan pemilihan kata pada karangan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes. Data yang digunakan adalah kesalahan pemilihan kata pada karangan (sakubun). Sumber data dalam penelitian ini berupa hasil karangan mahasiswa semester IV angkatan 2015 Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang berjumlah 50 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan teknik catat. Teknik simak dilakukan dengan membaca karangan mahasiswa yang merupakan sumber penelitian. Teknik catat digunakan untuk mencatat potongan kalimat yang terdapat kesalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesalahan dalam pemilihan kata sebanyak 228 kesalahan, meliputi 51 kesalahan pemilihan dooshi, 46 kesalahan pemilihan meishi, 2 kesalahan pemilihan keiyooshi, 8 kesalahan pemilihan rentaishi, 4 kesalahan pemilihan fukushi, 2 kesalahan pemilihan setsuzokushi, 92 kesalahan pemilihan jooshi, dan 23 kesalahan pemilihan jodooshi.
Analisis Sinonim Kata “Kanji”, “Kibun”, dan “Kimochi” dalam Novel Kicchin karya Yoshimoto Banana Noviana, Nana; Nurhayati, Silvia; Wardhana, Chevy Kusumah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 2 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i2.22598

Abstract

In Japanese language, synonym is ruigigo. There is ruigigo in many kinds of word class, one of them is noun (meishi), such as: kanji, kibun, and kimochi. If these vocabulary are meant to Indonesian language, they have the same meaning with “feeling”. The words kanji, kibun, and kimochi have been studied by students of Japanese Education Program in Unnes, but in the implementation, they still do not understand yet about the similarity and differences of the words. Because of the reason, it is necessary to analyse words kanji, kibun, and kimochi so that this study result can be useful for the learners of japanese language who are still confused about the similarity and differences of the three words. This research explains about the analysis of a novel Kicchin written by Yoshimoto Banana, because there are many words of kanji, kibun, and kimochi in this novel, thus it is possible find out the similarity and differences of these words. The objective of the research is to describe the similarity and differences of kanji, kibun, and kimochi in the Yoshimoto Banana’s novel Kicchin. This study used equal related technique as the data analysis technique to find out the similarity and differences of kanji, kibun, and kimochi. The result of this research about the similarity are : both of kanji and kimochi can be used to indicate feeling of something, the words kanji and kibun can show surrounding atmosphere as a whole, the words of kibun and kimochi can indicate abstract condition, and heart feeling. The differences of kanji, kibun, and kimochi are : kanji has the meaning of impression to someone or something and can be used as intransitive verb named kanjiru, whereas the meanings kimochi are concrete thought, feeling for someone, and nature feeling.   Sinonim dalam Bahasa Jepang disebut ruigigo. Ruigigo terdapat dalam berbagai kelas kata, salah satunya kelas kata benda (meishi) yaitu kanji, kibun, dan kimochi. Ketiga kosakata tersebut apabila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti  “perasaan”. Kata kanji, kibun, dan kimochi sudah dipelajari oleh mahasiswa prodi pendidikan Bahasa Jepang Unnes, tetapi dalam pelaksanaannya mereka masih belum memahami persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis kata kanji, kibun, dan kimochi agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembelajar Bahasa Jepang yang belum memahami persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Analisis dilakukan dalam novel Kicchin karya Yoshimoto Banana, karena novel ini terdapat banyak kosakata kanji, kibun, dan kimochi sehingga memungkinkan untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochi dalam novel Kicchin karya Yoshimoto Banana. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik hubung banding untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochi. Hasil penelitian ini, persamaan kata kanji, kibun, dan kimochi dalam novel Kicchin yaitu, kata kanji dan kimochi sama-sama digunakan untuk menunjukkan perasaan terhadap suatu hal. Kata kanji dan kibun sama-sama dapat menunjukkan suasana sekitar secara keseluruhan. Kata kibun dan kimochi sama-sama menunjukkan keadaan abstrak dan kondisi hati. Perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochiyaitu kata kanji mempunyai makna kesan yang muncul terhadap seseorang atau suatu hal dan dapat berfungsi sebagai kata kerja intransitif menjadi “kanjiru”. Kata kimochimempunyai makna pemikiran secara konkrit, perasaan terhadap seseorang, dan pembawaan perasaan.
ANALISIS KESULITAN MAHASISWA PBJ UNNES DALAM MENGERJAKAN SOAL CHOUKAI N3 Primawida, Wulan Nusanita; Wardhaningtyas, Setiani; Nurhayati, Silvia
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 4 No 1 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v4i1.8440

Abstract

UniversitasNegeri Semarang memiliki program studi Pendidikan Bahasa Jepang dan menyediakanmata kuliah menyimak, salah satunya yaitu choukai.Salah satu target yang diharapkan dapat dicapai dari mata kuliah ini adalahdapat lulus ujian kemampuan bahasa Jepang (NihongoNouryokushiken). Untuk dapat mencapai kelulusan pada Nihongo Nouryokushiken tersebut, materi yang  disampaikan di kelas disediakan berjenjangsesuai dengan tingkatan mahasiswa. Untuk angkatan 2012 yaitu mahasiswa semester6, latihan soal yang diberikan di kelas setara dengan soal-soal dalam NihongoNouryokushiken N3 maupun N2.Karenapenelitian ini menitikberatkan kesulitan NihongoNouryokushiken pada choukai, makasebelumnya peneliti melakukan 3 studi pendahuluan untuk menguatkan penelitianperlu dilakukan. Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan, sebagian besarresponden yaitu 58 mahasiswa PBJ UNNES angkatan 2012 yang mengikuti N3 diJogjakarta pada tanggal 7 Desember 2014 merasa kesulitan pada materi dokkai. Meskipun begitu setelah dilihatdari hasil tes keseluruhan responden diketahui hampir setengahnya memperolehskor choukai dibawah 30. Dan dari latihan soal choukai N3 diketahui masih adaresponden yang skornya dibawah 50%. Hal ini dapat dijadikan indikasi bahwamahasiswa masih mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal choukai N3.Pendekatanyang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dalampenelitian ini sampel yang diteliti adalah mahasiswa PBJ UNNES angkatan 2012yang mengikuti N3 di Jogjakarta pada tanggal 7 Desember 2014. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Teknik analisis datadalam penelitian ini menggunakan deskriptif persentase.Berdasarkanpembahasan dan interpretasi data diketahui faktor-faktor yang mempengaruhikegiatan menyimak yang pertama yaitu faktor psikologis, pengalaman, motivasi,lingkungan fisik. Sedangkan kesulitan mahasiswa PBJ UNNES angkatan 2012 dalammengerjakan choukai N3 dari kelima jenis soal choukai Nihongo Nouryokushiken, kesulitan yang paling banyakdialami responden adalah jenis soal kadairikai(課題理解), dan gaiyou rikai(概要理解).