Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MINYAK SUMBAWA PADA KARANG TARUNA DESA REMPE SETELUK SUMBAWA BARAT Ibrahim Ibrahim; Mas’ad Mas’ad; Junaidi A.M; Kamaluddin Kamaluddin; Siti Hasanah; Sri Rejeki; Muhammad Ali; Anwar Efendy; Mintasrihardi Mintasrihardi; Asma Azizah; Burhanuddin Burhanuddin; Muhammad Saleh; M. Sobry; Akhmad Syafruddin; Muhammad Salahuddin
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6501

Abstract

ABSTRAK                                                               Tujuan dilakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya Pembuatan Minyak Sumbawa (Melala) dalam rangka siar budaya dan pengenalan pada Karang Taruna Desa Rempe Seteluk Sumbawa Barat.  Pengenalan pembuatan minyak Sumbawa pada generasi muda saat ini sebagai langkah memperkenalkan minyak Sumbawa sebagai  Obat tradisional sebagai obat-obatan yang diolah secara tadisional, turun-temurun berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan dan kebiasaan setempat, sehingga merupakan pengetahuan tradisional. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan di Desa Rempe Kecamatan Seteluk Kabuapten Sumbawa Barat. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan praktek langsung. Hasil Pengabdian kepada masyarakat ini diketahui bahwa antusias dari karang taruna dalam ikut terlibat dalam pembutan minyak Sumbawa cukup tinggi karena memberikan pengetahuan baru dalam mengembangkan budaya local di masa akan datang. Kata Kunci: pendampingan; minyak sumbawa dan karang taruna. ABSTRACTThe purpose of doing community service, especially Sumbawa Oil Production (Malala) in the context of cultural broadcasting and introduction to the Youth Organization of Rempe Seteluk Village, West Sumbawa. The introduction of Sumbawa oil manufacture to the younger generation today is a step to introduce Sumbawa oil as traditional medicine as medicines that are processed traditionally, from generation to generation. from generation to generation based on ancestral recipes, customs, beliefs and local customs, so that it is traditional knowledge. Community service is carried out in Rempe Village, Seteluk District, West Sumbawa Regency. The method used is socialization and direct practice. The results of this community service show that the enthusiasm of youth organizations in being involved in the production of Sumbawa oil is quite high because it provides new knowledge in developing local culture in the future. Keywords: mentoring; sumbawa oil and youth organizations.
PENGENALAN KEARIFAN LOKAL RATOP PADA GENERASI MELENIAL DESA REMPE SETELUK SUMBAWA BARAT Ibrahim Ibrahim; Mas’ad Mas’ad; Mintasrihardi Mintasrihardi; Junaidi AM; Agus Herianto; Sintayana Muhardini; Mahsup Mahsup; Asma Azizah; Burhanuddin Burhanuddin; M. Saleh; M. Sobry; Akhmad Syafruddin; Muhammad Salahuddin
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i1.7851

Abstract

ABSTRAKKearifan local semakin melemah dikalangan generasi melenial saat ini dalam kehidupan bermasyarakat. Program pengabdian kepada masyarakat menjadi penting sebagai salah satu bagian dari Tridharma perguruan tinggi dalam meperkenalkan kearifal lokal ditengah masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah  untuk Pengenalan Kearifan Lokal Ratop Pada Generasi Melenial Desa Rempe Seteluk Sumbawa Barat. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui pendampingan berbentuk teori dan praktek. Sasaran kegiatan yaitu para generasi melenial yang mau belajar tentang kearifal local ratop. Tempat kegiatan di Desa Rempe Kecamatan seteluk Kabupaten Sumbawa Barat. Hasil dari kegiatan pendampingan dalam pengenalan kearifan local ini adalah adanya motivasi dari generasi milenial untuk mau belajar tentang kearifan local terutama tentang Ratop. Kegiatan pengenalan melalui pendampingan kearifan local pada generasi milenial diberikan teori penggunaan Ratop dengan melibatkan orang tua yang sudah ahli dibidang tersebut. Keberhasilan kegiatan pengenalan kearifan local pada generasi milenial ini sebagai bentuk melestarikan budaya local di masa kini dan masa akan datang. Kata Kunci : pendampingan; kearifan local dan generasi Milenial  ABSTRACTLocal wisdom is getting weaker among the current millennial generation in social life. Community service programs are important as part of the Tridharma of higher education in introducing local wisdom in the community. The purpose of this service activity is to introduce Ratop Local Wisdom to the Millennial Generation of Rempe Seteluk Village, West Sumbawa. The method of implementing this community service activity is through mentoring in the form of theory and practice. The target of the activity is the millennial generation who wants to learn about the local wisdom of ratop. The place of activity is in Rempe Village, Seteluk District, West Sumbawa Regency. The result of this mentoring activity in the introduction of local wisdom is the motivation of the millennial generation to want to learn about local wisdom, especially about Ratop. Introduction activities through mentoring local wisdom in the millennial generation are given the theory of using Ratop by involving parents who are experts in the field. The success of the introduction of local wisdom to the millennial generation is a form of preserving local culture in the present and in the future. Keywords: mentoring; local wisdom and Millennial generation
PENGUATAN LITERASI DIGITAL DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GURU BAHASA ASING DI WILAYAH SUKABUMI GUNA MENGHADAPI SITUASI PEMBELAJARAN PASCA-PANDEMI Velayeti Nurfitriana Ansas; Asma Azizah; Ashanti Widyana
Dimasatra Vol 3, No 1 (2022): OKTOBER
Publisher : Dimasatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.792 KB) | DOI: 10.17509/dm.v3i1.55266

Abstract

Pembelajaran saat pandemi menjadi titik balik guru mulai memanfaatkan teknologi secara intens dalam kegiatan pembelajaran, Khususnya dalam pengembangan media pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran pascapandemi, siswa belum bisa secara maksimal hadir di kelas. hal tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru dalam memaksimalkan kegiatan pembelajaran. penerapan model flipped learning dapat menjadi solusi yang baik bagi guru dan siswa. Oleh karena itu, para guru harus memiliki literasi digital yang mumpuni agar dapat beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang baru ini. Tujuan dari pelaksanaan PkM ini difokuskan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan teknologi berbasis ICT dalam mengembangkan media pembelajaran serta mengimplementasikannya di kelas. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pelatihan ini, guru mampu mengembangkan beberapa jenis media yang belum pernah digunakan seperti membuat infografis dengan menggunakan Canva, membuat video animasi dengan menggunakan animaker dan membuat tes menggunakan Wordwall. Melalui pelatihan ini, kesiapan dan kapasitas guru SMK dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT di dalam flipped learning dapat meningkat.
STUDENTS' METACOGNITIVE SKILLS AND CRITICAL READING SKILLS OF KOREAN TEXTS: HOW DO THEY CORRELATE? Velayeti Nurfitriana Ansas; Asma Azizah; Dwi Bhakti Oktavianto; Siti Balqis Nasihin
International Journal of Education Vol 16, No 1 (2023): Volume 16, Issue 1
Publisher : Kantor Jurnal dan Publikasi Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ije.v16i1.40862

Abstract

Metacognitive skills are considered a pivotal modal for students to develop critical literacy, especially in reading activities, as part of the main goals of 21st-century language education. These skills also help the students succeed in their learning process because they involve the ability to evaluate one's capacity and achievement in learning. Although much research has been initiated, Korean as a foreign language (KFL) student is little known. To fill the void, this ongoing study investigates the level of metacognitive skills in reading among Indonesian undergraduate students majoring in Korean language education. Employing a descriptive quantitative approach, the researchers distributed a questionnaire and interview on students’ metacognitive skills in critical reading.  What about items about critical reading skills? It also turned out you have interview data. please include here in the abstract. The data were analyzed, focusing on the mean scores and percentages to get the main points of the student's responses and how students apply their metacognitive skills in critical reading. The results showed that as many as 75% of students had a moderate level of metacognitive skills, and only 5.5% had a high level of metacognitive skills. This shows that students' metacognitive abilities still need to be improved.  Of the eight indicators measured, the ability in time management shows a low value. Meanwhile, the ability to implement strategies shows a high value. It can be concluded that students still have to improve their metacognitive skills in critical reading, especially in time management.
PELATIHAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA BERBASIS WISATA BUDAYA PADA DESA MANTAR Ibrahim Ibrahim; Mas’ad Mas’ad; Mintasrihardi Mintasrihardi; Agus Herianto; Sintayana Muhardini; Mahsup Mahsup; Sri Rejeki; Siti Hasanah; Abdul Wahab; Zainuddin Zainuddin; Mardiyah Hayati; Asma Azizah; Burhanuddin Burhanuddin; M. Saleh; M. Sobry; Akhmad Syafruddin; Muhammad Salahuddin; Erwansyah Erwansyah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.17404

Abstract

ABSTRAKKeberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Mantar sudah terbentuk, namun masih memiliki kendala dalam pelaksanaan program. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memotivasi melalui pelatihan pembentukan dan pengembangan badan usaha milik desa berbasis wisata budaya pada Desa Mantar.  Metode yang digunakan adalah sosialisasi berupa penyampaian materi dan tanya jawab. Hasil  Pengabdian kepada Masyarakat ini diketahui bahwa melalui pelatihan pembentukan dan pengembangan BUMDes sudah berjalan lancar dan memiliki dampak positif terutama peningkatan SDM dan sarana pengembangan dalam mengembangkan potensi desa. hasil Kedepan diperlukan program lanjutan yang bersifar aksi nyata dan sumber pendanaan yang mampu membantu BUMDes dapat berjalan dan mengembangkan program secara berkelanjutan.  Kata kunci: pelatihan; pembentukan; pengembangan; dan BUMDes ABSTRACTThe existence of Village-Owned Enterprises (BUMDes) in Mantar Village has been formed, but still has problems in implementing the program. The purpose of this activity is to motivate through training the formation and development of cultural tourism-based village-owned enterprises in Mantar Village. The method used is socialization in the form of delivery of material and questions and answers. The results of this Community Service show that through training the formation and development of BUMDes has been running smoothly and has a positive impact, especially increasing human resources and development facilities in developing village potential. In the future, a follow-up program is needed that is real action and a source of funding that is able to help BUMDes run and develop programs in a sustainable manner. Keywords: training; formation; development; and BUMDes
A contrastive analysis of Korean-Indonesian phonological structures Asma Azizah
Journal of Korean Applied Linguistics Vol 1, No 2 (2021): Journal of Korean Applied Linguistics
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jokal.v1i2.36277

Abstract

This paper discusses the contrastive analysis of Korean-Indonesian phonological structure. The contrastive analysis here covers phonological correspondence and phonotactic structure between Korean and Indonesian. It also provides implications to pronunciation learning, especially Korean language learners in Indonesia. This paper is a descriptive qualitative research, using literature study from books, journals, and other related resources. This study revealed that Korean had more monophthongs and diphthongs than Indonesian, with Correspondence between Indonesian’s ‘ə’ and Korean’s ‘ɨ’, Korean’s ‘ə (ㅓ), o (ㅗ)’ and Indonesian’s ‘o’, and Korean’s ‘e (ㅔ), ɜ (ㅐ)’ and Indonesian’s ‘e’. However, Korean and Indonesian had different classification of consonant’s manner of articulation, especially on correspondence between voicing and affricative markedness. On syllable structure, Korean was considered to have stricter syllable structure than Indonesian, as seen on constraint applied on syllable.  These findings will help instructor create more effective pronunciation learning, with a comprehensive syllabus in using phonological theory and language skills. However, the suprasegmental aspect and phonological process are excluded from this research.
PEMBERDAYAAN PEDAGANG DUREN MELALUI STRATEGI PROMOSI INOVATIF PADA DESA KEKAIT LOMBOK BARAT Ibrahim Ibrahim; Agus Kurniawan; Mas'ad Mas'ad; Mintasrihardi Mintasrihardi; Abdul Wahab; Siti Hasanah; Vera Mendalina; Syaharuddin Syaharuddin; Agus Herianto; Mahsup Mahsup; Sintayana Muhardini; Mardiyah Hayati; Febrita Susanti; Muslimin Muslimin; Ilham Ilham; Muhammad Khalis Ilmi; Asma Azizah; Burhanuddin Burhanuddin; Muhammad Saleh; M. Sobry; Akhmad Syafruddin; Muhammad Salahuddin; Syaifuddin Iskandar; Syarifuddin Syarifuddin
Jurnal Pengabdian Publik (JP-Publik) Vol 3, No 2 (2023): Volume 3, Nomor 2 (2023) DESEMBER
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jp-publik.v3i2.20952

Abstract

Masih rendah ketrampilan pedagang dalam mempromosikan hasil bumi duren. Tujuan dilakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya pemberdayaan pedagang duren melalui strategi inovatif pada desa kekait Lombok Barat. Metode yang digunakan adalah sosialisasi  pada pedagang.  Hasil Pengabdian kepada masyarakat ini diketahui bahwa antusias dari pedagang dalam memperkenalkan media social sebagai media promosi dagangan kepada umum. Keberadaan program ini memberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil penjualan duren dari waktu ke waktu. Kedepan diperlukan event skala nasional dan internasional dengan membuat duren sebagai icon kekait sebagai hasil bumi di tanah Lombok khususnya Desa Kekait Gunung Sari.