Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT Nurma Wahyusi, Kindriari
Jurnal Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2008): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v2i2.87

Abstract

Banana a tropical and subtropical tree with good prospect found anywhere in Indonesia which easy to cultivateand rapidly. Concerning the chemical composition, the hump banana tree contain phosphorous large enoughe.Using special treatment and adding sulfuric acid alkali, the phosphorous content at the hump banana tree couldbe processed to produce phosphoric acid.The objective of research is to produce phosphoric acid from the hump banana tree waste as the syntheticfertilizer as follows : TSP, NPK etc. it also can be used as sugar cane substance to remove the impurities. Hopethe research will be worthwhile and value for hump banana tree waste.There are two process steps i.e. : The process which contain calcium and phosphorous to compound calciumphosphate. Then the phosphoric acid compound process. It also produces gypsum at the reaction. This research’sresult showed that 3 hours and sulfuric acid concentration of 60 % could reduce phosphorous convertionoptimum i.e. : 0,79 was obtained at ambon banana.Key words : hump banana tree, phosphoric acid.
BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI Retno Dewati, Rezy Putri Ragilia, Tieka Kharisma 2), Kindriari Nurma Wahyusi 1)
Jurnal Teknik Kimia Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v6i2.389

Abstract

 The Peanuts peel can be converted to charcoal through  the carbonization process with tapioca moulded as adhesive. Making  briquettes from peanut peel is usefull as an alternative fuel. Peanut peel were cutted in two parts and dried in open air.  Next, it were carbonized in 200 0C, 225 0C, 250 0C, 275 0C and 300 0C and 300 0C for 90 minutes. Then the charcoal ware pounded and sieved to make it in uniform size (40 mesh). Then it was weighed in 25 grams, 50 grams, 75 grams, 100 grams and 125 grams. And then mixed with adhesive moulded. The moulded briquettes were dried through the air for 24 hours and then it were heated in the oven with 100 0C for 1 hour. Then the briquettes were analyzed calorific value, ash content, water content and color of flame. Finally, the highest calorific value of charcoal briquettes was on the composition of peanut peel 75 grams and 250 0C, it give 6536.98 kcal / kg. The lowest water content in the composition of 125 grams and 300 0C, it give 2,014%.  And the lowest ash content generated in the composition of 75 grams and 200 0C, it give 7,39%. Key words : Carbonization, Charcoal Briquette, moulded, peanut skin,
BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI Retno Dewati, Rezy Putri Ragilia, Tieka Kharisma, Kindriari Nurma Wahyusi,
Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2012): BERKALA ILMIAH TEKNIK KIMIA
Publisher : jurusan teknik kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit kacang tanah melalui proses karbonisasi dapat diubah menjadi bentuk arang, kemudian dilakukan penambahan bahan perekat tepung tapioka dan dicetak menjadi briket yang berguna sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar. Tujuan Penelitian adalah pembuatan briket dari limbah kulit kacang tanah dengan perekat tepung tapioka melalui proses..Kulit kacang tanah dipotong dua bagian kemudian dijemur, setelah itu dilakukan proses karbonisasi selama 90 menit dengan suhu 200 0C, 225 0C, 250 0C, 275 0C dan 300 0C. Arang yang terbentuk ditumbuk dan diayak untuk menyeragamkan ukuran (40 mesh) setelah itu arang ditimbang masing-masing: 25 gram, 50 gram, 75 gram, 100 gram dan 125 gram, lalu dicampurkan perekat dan dicetak. Briket yang terbentuk diangin anginkan selama 24 jam, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 100 0C selama 1 jam, selanjutnya dianalisis nilai kalor, kadar abu, kadar air dan warna nyala. Nilai kalor tertinggi yang dihasilkan dari briket arang kulit kacang tanah pada berat arang 75 gram pada suhu karbonisasi 250 0C : 6536,98 kcal/kg. Kadar air terendah dihasilkan pada berat arang 125 gram pada suhu karbonisasi 300 0C sebesar: 2,014%, sedangkan kadar abu terendah dihasilkan pada berat arang 75 gram pada suhu karbonisasi 200 0C sebesar: 7,39 %. Kata kunci: Briket Arang, Karbonisasi, Kulit kacang tanah, tepung tapioka
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MINYAK BUMI SECARA BIOLOGI AEROB PROSES BATCH Utami, Lucky Intrati; Wihandhita, Wigig; Marsela, Syafitri; Wahyusi, Kindriari Nurma
Jurnal Teknik Kimia Vol 11, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v11i2.828

Abstract

Proses aerasi biologi digunakan pada pengolahan limbah cair minyak bumi dengan memanfaatkan bakteri aerob. Hal ini bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam limbah cair. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam limbah cair serta untuk menghilangkan bau. Proses aerasi dilakukan secara biologi dapat menurunkan COD sampai 90%. Dalam penelitian ini dicari waktu terbaik pada perlakuan aerasi biologi terhadap penurunan COD dan BOD Limbah Cair Minyak Bumi dan pengaruh  konsentrasi  mikroorganisme terhadap persentase penurunan kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Minyak Bumi. Hasil terbaik yang diperoleh  terhadap penurunan COD dan BOD adalah pada waktu aerasi 2 jam dengan konsentrasi mikroorganisme 1600 mg/l,  COD yang diperoleh = 172,52 ml/l, dan persentase hasil penurunan adalah 86,35 %,, BOD adalah 86,26 mg/l , persentase hasil penurunan adalah 83,99 % .
KAJIAN PROSES ASETILASI TERHADAP KADAR ASETIL SELULOSA ASETAT DARI AMPAS TEBU Wahyusi, Kindriari Nurma; Moenandar, Siswanto; Utami, Lucky Indrati
Jurnal Teknik Kimia Vol 12, No 1 (2017): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v12i1.844

Abstract

Komponen utama ampas tebu adalah serat (fiber) yang termasuk dalam syarat bahan baku yang dapat dijadikan pulp untuk pembuatan selulosa khususnya selulosa asetat. Asetilasi selulosa dari ampas tebu dalam pelarut asam phospat merupakan salah satu metode untuk menghasilkan selulosa asetat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh proses asetilasi terhadap kadar asetil selulosa asetat dengan variabel jumlah asam asetat glacial dan kecepatan pengadukan . Proses asetilasi dilakukan dengan mereaksikan selulosa yang terbuat dari ampas tebu dan asam asetat glacial dalam sebuah reactor dengan menggunakan motor pengaduk. Prosesnya terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah pembuatan selulosa yang kemudian dimurnikan. Tahap kedua adalah melarutkan selulosa ke dalam asam phospat dan mengasetilasi selulosa dengan asam asetat glacial dan tahap pemulihan produk dengan cara penyaringan dan pengeringan. Dalam penelitian akan dipelajari pengaruh pemberian volume asam asetat glacial 98% sebanyak 20, 40, 60, 80 dan 100 ml dengan kecepatan pengadukan sebesar 100, 200, 300, 400 dan 500 rpm terhadap kadar asetil dari selulosa. Dari hasil penelitian ini didapat kadar asetil terbesar adalah 45,16% pada pemberian volume asam asetat glacial 60 ml dengan kecepatan pengadukan 300 rpm. DOI : https://doi.org/10.33005/tekkim.v12i1.844
PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI SABUT SIWALAN DENGAN PROSES PELEBURAN ALKALI Utami, Lucky Indrati; Hidayatullah, Muhammad Rezky; Cestyadinda, Ken Ratri; Wahyusi, Kindriari Nurma
Jurnal Teknik Kimia Vol 12, No 2 (2018): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v12i2.1086

Abstract

Metode pembuatan Asam oksalat ini secara umum adalah dengan proses Peleburan Alkali. Pada awal proses, Sabut Siwalan dikeringkan dan diayak sesuai ukuran. Ambil 20 gram Sabut Siwalan dan campurkan NaOH sesuai variabel (15, 20, 25, dan 30 %). Kemudian campuran kedua bahan tersebut dipanaskan pada suhu ±150oC dalam waktu sesuai variabel (50 ; 75 ; 100; 125  menit). Selanjutnya di filtrasi menjadi Natrium Oksalat (Na2C2O4), lalu ditambahkan CaCl2 dan diperoleh filtrat NaCl dan endapan CaC2O4. Untuk melarutkan endapan kalsium oksalat ditambahkan H2SO4, sehingga diperoleh filtrat asam oksalat (C2H2O4) dan endapan kalsium sulfate (Ca SO4). Filtrat asam oksalat sebagai produk. Pada penelitian yang telah dilakukan selulosa yang terdapat dalam Sabut Siwalan dapat diolah menjadi asam oksalat. Pada pembuatan asam oksalat ini dipengaruhi oleh waktu peleburan serta konsentrasi pelarut. Hasil asam oksalat terbaik diperoleh pada konsentrasi 20% dan waktu peleburan 100 menit dnegan kadar asam oksalat sebesar 63,311%.DOI : https://doi.org/10.33005/tekkim.v12i2.1086
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMPUT LAUT SECARA BIOLOGI AEROB PROSES BATCH Utami, Lucky Indrati; Wahyusi, Kindriari Nurma; Utari, Yulanda Kartika; Wafiyah, Kholilah
Jurnal Teknik Kimia Vol 13, No 2 (2019): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v13i2.1407

Abstract

Pengolahan air limbah secara biologi merupakan pengolahan air limbah denganmemanfaatkan mikroorganisme, dimana mikroorganisme ini dimanfaatkan untuk menguraikan bahanbahanorganik yang terkandung dalam air limbah menjadi bahan yang lebih sederhana dan tidakberbahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aerasi dan volumelimbah rumput laut terhadap penurunan COD dan BOD. Hasil penelitian menunjukkan bahwapengolahan limbah cair secara biologi aerob sangat efisien dalam menurunkan kadar COD danBOD. Semakin lama waktu aerasi hasil penurunan COD dan BOD yang di dapatkan juga semakinbesar. Rasio dan waktu aerasi terbaik didapatkan terjadi pada rasio 1:2 dengan waktu aerasi 10jam,dengan hasil akhir COD sebesar 245,15mg/l dan BOD sebesar 90,08mg/l dengan efisiensipenurunannya 90,45%, kualitas limbah hasil pengolahan sudah memenuhi baku mutu limbah cairrumput laut yang telah ditetapkan. DOI : https://doi.org/10.33005/tekkim.v13i2.1407
KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA EKSTRAKSI FLAVONOID DARI BUAH PARE DENGAN PELARUT ETANOL Wahyusi, Kindriari Nurma; Astari, Rifky Zulindah; Irmawati, Novia Dwi
Jurnal Teknik Kimia Vol 14, No 2 (2020): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.2024

Abstract

Pare merupakan sejenis tumbuhan merambat yang dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan. Kandungan kimia buah pare adalah flavonoid, saponin, steroid, vitamin A, B, dan C. Kandungan flavonoid inilah yang dapat digunakan sebagai senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan koefisien perpindahan massa (KLa) dari proses ekstraksi flavonoid buah pare. Pengambilan flavonoid dilakukan dengan ekstraksi menggunakan  labu leher tiga yang dilengkapi pengaduk, termometer, pendingin balik, dan penangas air. Ekstraksi 20 gram bubuk pare dengan etanol 70% dilakukan pada suhu 60oC, 65oC, 70oC, 75oC, dan 80oC dengan kecepatan pengadukan 300rpm dan waktu 1, 1.5, 2, 2.5, 3jam. Proses ekstraksi ini menghasilkan flavonoid terekstrak sebesar 0,2501gr/ml, 0,2616gr/ml, 0,2773gr/ml, 0,2798gr/ml, dan 0,2791gr/ml. Suhu optimum dalam pengambilan flavonoid adalah pada suhu 75oC dengan koefisien perpindahan massa (KLa) yang diperoleh sebesar 0,2879 jam-1.Kata Kunci : ekstraksi ; flavonoid ; koefisien perpindahan massa ; pare. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.2024
Making Virgin Coconut Oil (VCO) with Fermentation Process Using Fermipan and Addition of Pineapple Extract Nurma W, Kindriari; Wilya VP, Robet; Perdana, Dean
Nusantara Science and Technology Proceedings 1st International Conference Eco-Innovation in Science, Engineering, and Technology
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2020.0538

Abstract

Virgin coconut oil (VCO) is a form of processed coconut meat that has recently been produced for commercial use. Virgin coconut oil or pure coconut oil is the result of processed coconut that is free of trans-fatty acid (TFA) or trans-fatty acids that are easily digested and oxidized by the body to prevent accumulation in the body. Trans fatty acids can occur due to the hydrogenation process, so as not to undergo the hydrogenation process, the extraction of coconut oil is carried out by the fermentation process. This research was conducted by the Fermentation method using Fermipan as a microbe and the addition of the bromelin enzyme from pineapple extracts. The variables in this study were 100 ml of coconut milk volume, pH 4, and fermipan weight 0.2 gr. The variables implemented were pineapple extract volume (20, 25, 30, 35, 40) ml, fermentation time (18, 24, 30, 36, 42) hours. Analysis of VCO results compared with VCO SNI, namely the content of water content, free fatty acid numbers, saponification numbers, and iodine numbers. Optimum VCO results were obtained at 30 hours fermentation time and 30 ml pineapple extract which produced 35 ml rendamen, water content 0.08, free fatty acid numbers 0.1, saponification number 72.9, and Iodine number 26.65.
KARAKTERISASI EDIBLE FILM DARI BERBAGAI MACAM PATI BIJI BERAS DENGAN PENAMBAHAN KITOSAN Pitaloka, Nidya; Wibisono, Dimas Aryo Bramantyo; Wahyusi, Kindriari Nurma
Jurnal Teknik Kimia Vol 16, No 1 (2021): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v16i1.2840

Abstract

Penggunaan plastik untuk pengemas makanan yang tidak sesuai dapat memicu rusaknya jaringan tubuh manusia bahkan memicu kanker. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan plastik berbahan dasar gas alam dan minyak bumi. Hingga saat ini, bahan tersebut masih digunakan namun mulai dikurangi kuantitasnya karena tidak ramah lingkungan serta berpotensi mengganggu kesehatan. Salah satu inovasi plastik yang dapat diterapkan yaitu plastik dari bahan organik yang dapat dimakan (Edible Film). Pengembangan bahan edible film diantaranya adalah senyawa polimer dari tumbuhan seperti pati. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi terbaik dalam pembuatan edible film menggunakan berbagai macam biji beras dengan rasio pemberian kasein dan kitosan cangkang udang. Pati yang digunakan berasal dari biji beras putih, biji beras merah, biji beras hitam, biji beras ketan putih dan biji beras ketan hitam. Biji beras yang telah dihaluskan disaring dengan 100 mesh dan dilakukan pengadukan bersama kasein, kitosan dan gliserol untuk menjadi edible film. Studi pembuatan edible film dilakukan dengan variasi jenis biji beras dan variasi penambahan kitosan : kasein dengan rasio = 20:4, 25:4, 30:4, 35:4, 40:4 dalam gram. Pengujian menunjukkan semakin tinggi kandungan kitosan dan amilosa pada pati, akan meningkatkan nilai Tensile Strength (TS) edible film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edible film terbaik didapatkan dari pati beras ketan putih dengan variasi kitosan 1,25 gram. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v16i1.2840
Co-Authors A.R Yelvia Sunarti Abdul Rachman Wirayudha Abdullah Tsani M.N.K Abdullah Tsani M.N.K Adiyani Parahita Lestari Anggraini, Garin Rifdah Annisa Bella Ardika Nurmawati Ardika Nurmawati Ardika Nurmawati Astari, Rifky Zulindah Aziz Hafizh Tauhid Aziz Hafizh Tauhid Cestyadinda, Ken Ratri Cintaka Natanaelli Cintaka Natanaelli Dian Nofita Disty Nur Rohmah Dwi Hery Astuti Dyah Suci Perwitasari Ellen Oktavia Ellen Oktavia Hanim Najakha Erwan Adi Saputro Euis Nurul Hidayah Euis Nurul Hidayah Faisal Amri Sholahuddin Hadi Munarko Hadi Munarko Hanim Najakha Hidayatullah, Muhammad Rezky Ian Yusuf Syaputra Ian Yusuf Syaputra Ika Nawang Puspitawati Ika Nawang Puspitawati Ika Nawang Puspitawati Ika Nawang Puspitawati Imroatul Mufidah Indah Fitriana Solichah ISNI UTAMI Jamhari Jamhari Jariyah Jariyah Jariyah Jariyah Jauhar Hilmy Jauhar Hilmy Juhariyah Juhariyah Ketut Sumada Caecillia Pujiastuti Kusuma Wardhani Mas’udah Lucky Indrati Utami Lucky Indrati Utami Lucky Indrati Utami Marisa Kusuma Wardani Marsela, Syafitri Mei Syella Kurnia Putri Cahyo Moenandar, Siswanto Mohammad Iqbal Muhammad Hakam Mu’tassim Billah Nailul Hasan Nandini , Atika Nikmah, Shokhibatul Novel Karaman Nugraha, Reva Edra Nur Aini Fauziyah Nur Aini Fauziyah Nurul Mardhiyah Okik Hendriyanto Cahyonugroho Pardi Sampe Tola Perdana, Dean Pitaloka, Nidya Primasari Cahya Wardhani Purwadi MP. Ir Renova Panjaitan Renova Panjaitan Renova Panjaitan Retno dewati Retno Dewati Retno Dewati Retno Dewati Reva Edra Nugraha Sintha Soraya Santi Sintha Soraya Santi Siswanto Siswanto Siswanto Sri Winarti Sri Winarti SRIE MULJANI Suprihatin Susilowati Syadzadhiya Q. Z. Nisa Tabitha Intana Tandepadang Tahan Simamora Rizaldi Tahan Simamora Rizaldi Ummi Muashomah Utami, Lucky Intrati Utari, Yulanda Kartika Wafiyah, Kholilah Wibisono, Dimas Aryo Bramantyo Wihandhita, Wigig Wilya VP, Robet