Harlina Nurtjahjanti
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Published : 70 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. TELKOM, TBK DIVISI REGIONAL IV SEMARANG Desyani, Inggan Dwi Putri; Nurtjahjanti, Harlina
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014 (Januari 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.388 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7483

Abstract

Sumber daya manusia sangat penting dalam mengaplikasikan segala bentuk teknologi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Beberapa hal terkait organisasi yang dapat mempertahankan karyawan adalah dengan memperhatikan persepsi mereka tentang manfaat yang mereka terima secara adil. Karyawan yang memiliki persepsi keadilan yang tinggi dalam organisasi lebih cenderung merasa berkewajiban untuk juga bersikap adil dalam bagaimana mereka melakukan peran mereka dengan memberikan lebih dari diri mereka sendiri melalui tingkat engagement yang lebih besar. Employee engagement adalah usaha karyawan secara fisik seperti memberikan ide terhadap perusahaan, dan dilengkapi dengan keinginan terlibat lebih dalam dengan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keadilan distributif dengan employee engagement pada karyawan PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang.Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang yang berjumlah 670 dengan sampel karakteristik karyawan tetap dan berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 73 karyawan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi yaitu Skala Employee Engagement (32 aitem valid,  α = 0.955) dan Skala Keadilan Distributif (26 aitem valid, α = 0.961).Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0.419 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara keadilan distributif dengan employee engagement. Semakin positif keadilan distributif maka semakin tinggi employee engagement. Keadilan distributif memberikan sumbangan efektif sebesar 17.6% pada employee engagement dan sebesar 82.4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA SELF DISCLOSURE DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA PEGAWAI PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SEMARANG Sasongko, Chanya Paripurastu; Nurtjahjanti, Harlina
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 (Januari 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.739 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.15258

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self disclosure dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah Semarang. Subjek penelitian adalah 75 pegawai yang berusia 51 hingga 55 tahun di PT. PLN (Persero) Wilayah Semarang dengan menggunakan studi populasi. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menggunakan skala psikologi model likert yaitu Skala Self Disclosure (29 aitem valid, α = .89) dan Skala Kecemasan Menghadapi Pensiun (38 aitem valid, α = .92). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi self disclosure dengan kecemasan menghadapi pensiun sebesar rxy = -.51 (p < .001). Nilai korelasi tersebut menunjukkan arah hubungan yang negatif dan signifikan antara variabel self disclosure dengan kecemasan menghadapi pensiun, artinya semakin tinggi self disclosure maka kecemasan pegawai dalam mengadapi pensiun akan semakin rendah. Self disclosure memberikan sumbangan efektif sebesar 26% pada kecemasan menghadapi pensiun, sedangkan sisanya 74% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP EMPLOYEE RELATIONS DENGAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. BANK X CABANG AREA Y Permatasari, Suci; Nurtjahjanti, Harlina
Empati Vol 3, No 3 (2014): Agustus 2014
Publisher : Empati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.936 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap employee relations dengan work engagement pada karyawan PT. Bank X Cabang Area Y. Work engagement dapat membentuk sumber daya manusia yang handal dan memiliki sikap kerja yang positif. Peran Persepsi terhadap Employee Relations dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif sangat penting karena kinerja karyawan dipertaruhkan untuk mencitakan image positif di mata nasabah. Persepsi terhadap employee relations adalah suatu penilaian karyawan secara kognitif dan afektif terhadap pengelolaan dan pemeliharaan hubungan kerja antara karyawan dengan atasan, karyawan dengan manajemen perusahaan serta karyawan dengan rekan sekerjanya. Work engagement merupakan kondisi psikologis positif yang dimiliki oleh karyawan terhadap pekerjaannya yang ditandai dengan curahan energi dan mental dalam bekerja, bertahan dalam kesulitan, perasaan terlibat yang kuat, penuh konsentrasi, merasa bangga dan tertantang dengan pekerjaannya, serta kesulitan untuk memisahkan diri dengan pekerjaanya. Jumlah populasi penelitian ini adalah 164 dengan sampel penelitian 66 karyawan tetap dan masa kerja minimal 1 tahun hingga 10 tahun di PT. Bank X Cabang Area Y yang terdistribusi pada 10 kantor cabang dengan menggunakan propotional sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala psikologi model Likert, yaitu skala work engagement (32 aitem, α = 0,870) dan skala persepsi terhadap employee relations (32 aitem, α = 0,888). Analisis data yang digunakan yaitu analisis regeresi sederhana yang dibantu dengan program komputer SPSS version 21.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap employee relations dengan work engagement pada karyawan PT. Bank X Cabang Area Y dengan koefisien korelasi 0,737 dengan p = 0,000 (p
HUBUNGAN ANTARA PSYCHOSOCIAL SAFETY CLIMATE DENGAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN FRONTLINER PT BANK X TBK CABANG AREA Y Fauzia, Ferina Nissa; Nurtjahjanti, Harlina
Empati Vol 2, No 3 (2013): Empati Fak. Psikologi
Publisher : Empati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.434 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara psychosocial safety climate (PSC) dengan work engagement pada karyawan frontliner PT Bank X Cabang Area Y. Work engagement dibutuhkan dalam membentuk sumber daya manusia yang handal dan memiliki sikap kerja positif. Peran PSC dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif dan nyaman sangat penting karena pada saat inilah kinerja frontliner dipertaruhkan untuk menciptakan image positif di mata nasabah agar sebuah bank dapat terus tumbuh dan berkembang. Jumlah populasi penelitian ini adalah 95 karyawan dengan sampel penelitian 76 karyawan yang terdistribusi pada 18 dari 21 kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas dengan menggunakan cluster sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala Psikologi model Likert, yaitu skala work engagement (28 aitem, α = 0,920) dan skala PSC (28 aitem, α = 0,926).Analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi sederhana yang dibantu dengan program computer SPSS ver.17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara psychosocial safety climate dengan work engagement pada karyawan frontliner PT Bank X Cabang Area Y dengan koefisien korelasi 0,570 dengan  p=0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpukan bahwa semakin positif PSC maka semakin tinggi work engagement. PSC memberikan sumbangan efektif sebesar 32,4% terhadap work engagement.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL PASANGAN DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA APARAT PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN X,Y,Z KABUPATEN BATANG SEPTIANI, NURALINA; Nurtjahjanti, Harlina
Empati Vol 6, No 4 (2017): Oktober 2017
Publisher : Empati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.279 KB)

Abstract

Work engagement is a positive attitude belonged by someone toward his occupation. It can be identified by looking at the high vigor, fully dedication and focus orientation as well as the love toward his job which enable him blended with his work. Social support of spouse is an individual perception of support given by spouse (might be wife or husband) to make someone feels regarded, appreciated, and loved. This research is intended to reveal the correlation between social support given by spouse and work engagement within the village government apparatus in X,Y,Z districts, Batang regency. The populations of this inquiry consist of 237 married village government apparatus in X,Y,Z districts, Batang regency. Furthermore, the data obtained by convenience sampling technique with 101 of total subjects. The research instrument is comprised of two scales that is work engagement scale (36 aitem α ; = 0,926) and the scale of social support of spouse (31 aitem α ; = 0,920), while the data analysis of this inquiry applied the simple regression analysis. The finding of this research indicates the positive correlation between social support given by spouse and work engagement within the village government apparatus in X,Y,Z districts, Batang regency (rxy= 0,665), social support of spouse gives the effective contribution in 44,2%. 
HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DAN KESIAPAN UNTUK BERUBAH PADA KARYAWAN PT.KAI COMMUTER JABODETABEK Dharmawan, Dwi Cheppy; Nurtjahjanti, Harlina
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 (Januari 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.049 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.15154

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived organizational support (POS) dan kesiapan untuk berubah pada karyawan PT.KAI Commuter Jabodetabek (PT. KCJ). POS didefinisikan sebagai keyakinan terhadap dukungan organisasi yang dirasakan karyawan berkaitan dengan kontribusi dan kepedulian organisasi terhadap kesejahteraannya, sementara itu kesiapan untuk berubah adalah hasil dari evaluasi yang dilakukan individu terhadap diri sendiri dan lingkungan secara afektif dan kognitif untuk mau turut serta melakukan perubahan dalam organisasi.Populasi penelitian ini adalah 146 dan sampel penelitian sebanyak 81 orang. Petugas loket dipilih sebagai subjek penelitian karena pada posisi tersebut akan merasakan langsung pengaruh dari perubahan organisasi yang terjadi di PT. KCJ, yaitu penggunaan mesin penjualan tiket otomatis. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan 2 skala sebagai alat ukur, yaitu Skala POS (38 aitem valid dengan α=0,951) dan Skala Kesiapan untuk Berubah (32 aitem valid dengan α=0,923). Berdasarkan metode analisis regresi sederhana didapatkan hasil bahwa rxy=0,612 dengan p=0,000 (p<0,001). Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara POS dan kesiapan untuk berubah.POS memberikan sumbangan efektif sebesar 37,4% terhadap kesiapan untuk berubah.
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIANTHE BIG FIVE PERSONALITY DENGAN INTENSI MENJADI WORKAHOLIC PADA KARYAWAN HALLIBURTON INDONESIA Dewi, Annisaa Tiara; Nurtjahjanti, Harlina
Empati Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Empati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.477 KB)

Abstract

Konsep gaya hidup masyarakat modern yang mengutamakan peningkatan kualitas sosial menyebabkan masyarakat selalu berusaha memenuhi kebutuhannya dengan cara bekerja sehingga bekerja dipandang sebagai suatu kegiatan yang prestige serta menimbulkan perilaku intensi menjadi workaholic. Faktor yang mempengaruhi intensi menjadi workaholic yaitu faktor internal. Kepribadian merupakan salah satu faktor internal dari perilaku karyawan. Salah satu kepribadian yang memiliki validitas untuk mengukur perilaku yaitu kepribadian the big five personality. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian the big five personality dengan intensi menjadi workaholicserta hubungan kelima dimensi kepribadian the big five personality yaitu concientiousness, neuroticsm, extraversion, openness, dan agreeablenes dengan intensi menjadi workaholic pada karyawan Halliburton Indonesia. Sampel penelitian merupakan karyawan Halliburton Indonesia sebanyak 150 karyawan yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi yaitu Skala Kepribadian The Big Five Personality (40 aitem valid, α = 0,905) dan Skala Intensi Menjadi Workaholic (38 aitem valid, α = 0,921) yang telah diuji coba pada 80 karyawan Halliburton Indonesia. Data yang diperoleh berdasarkan analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,319 dengan p= 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian the big five personality dengan intensi menjadi workaholic. Agreeableness dengan intensi menjadi workaholic didapat angka koefisien sebesar 0,140 dengan signifikansi 0,453 pada p
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN CYBERLOAFING PADA KARYAWAN BIRO ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Ramadhan, Hafidz Ibnu; Nurtjahjanti, Harlina
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 (Januari 2017)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.982 KB) | DOI: 10.14710/empati.2017.15222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan cyberloafing pada karyawan biro administrasi umum dan keuangan Universitas Diponegoro. Cyberloafing merupakan perilaku menggunakan berbagai jenis gadget, baik milik instansi ataupun milik pribadi dengan tujuan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan secara sadar oleh karyawan ditempat dan saat jam kerja. Penelitian ini memiliki sampel sebanyak 45 karyawan untuk uji coba skala dan 60 karyawan untuk penelitian. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian ini menggunakan 2 skala sebagai alat ukur, yaitu Skala Persepsi terhadap Beban Kerja (33 aitem valid dengan α=0,893) dan Skala Cyberloafing (36 aitem valid dengan α=0,897). Berdasarkan metode analisis regresi sederhana didapatkan hasil rxy= -0,274 dengan p=0,000 (p<0,001). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan cyberloafing. Persepsi terhadap beban kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 7,5% terhadap cyberloafing.
HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PABRIK GARMENT PT. SRI REJEKI ISMAN SUKOHARJO Syaifullah, Akram Shiddiq; Nurtjahjanti, Harlina
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 (Oktober 2018)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.771 KB) | DOI: 10.14710/empati.2018.23478

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dengan stres kerja pada karyawan pabrik garment PT. Sri Rejeki Isman. Stres kerja adalah kondisi ketegangan yang dialami seseorang akibat ketidakmampuan mengatasi tekanan dan tuntutan dalam pekerjaannya sehingga mempengaruhi kondisi emosi, kemampuan berpikir, serta kondisi fisiknya. Sampel penelitian ini adalah 107 karyawan pabrik garment PT. Sri Rejeki Isman yang diperoleh dengan menggunakan teknik incidental quota sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Locus of Control (17 item; α= 0,843) dan Skala Stres Kerja (39 item; α= 0,923). Analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara internal locus of control dengan stres kerja (rxy= -0,294 dengan p = 0,002) yang berarti bahwa semakin tinggi internal locus of control maka semakin rendah stres kerja serta adanya hubungan positif yang signifikan antara external locus of control dengan stres kerja (rxy= 0,405 dengan p = 0,000) yang berarti bahwa semakin tinggi external locus of control maka semakin tinggi stres kerja. Locus of control memberikan sumbangan efektif sebesar 21,3% terhadap stres kerja.
HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DENGAN KOMITMEN KONTINUAN PADA KARYAWAN PELAKSANA PRODUKSI PT SARI WARNA ASLI UNIT V KUDUS Setianingrum, Anindhita; Nurtjahjanti, Harlina; Masykur, Achmad Mujab
Jurnal Psikologi Vol 5, No 2 (2009): Desember 2009
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.5.2.111-120

Abstract

Komitmen kontinuan merupakan variabel yang tidak banyak diteliti dibandingkan komponen komitrnen organisasi lain, seperti komitnen afektif pada karyawan, akan tetapi banyaknya industri padat karya serta kondisi perekonomian yang tidak stabil menyebabkan komitmen kontinuan rnenjadi menarik untuk dikaji. Adanya ketidakpastian kerja akan menimbulkan konsekuensi pada dimensi psikologis pekerja ymg dapat mernpongaruhi kualitas kerjanya- Menurut Green (2003, hal. 6-7), elemen utama dari kualitas kerja adalah rasa percaya diri terhadap kontinuitas dan progresivitas dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Secara umum, karyawan menganggap pekerjaan bukan hanya semata komoditas yang bisa dijual-belikan atau kontrak kerja sernata, narrun lebih pada adanya hubungan timbal balik berdasar variabel dan jangka waktu yang telah ditentukm Job insecurity tirnbul karena adanya rasa curiga, tidak berdaya, dan stress sebagai reaksi potensial akibat pemberhentian kerja (Jacobsen dalam Porter, 1980, hal.90). Job insecurity merupakan suatu gejala psikologis yang berkaitan dengan psrsepsi para pekerja terhadap masa depan mereka di tempat kerja yang penuh ketidapastian. Job insecurity merupakan satu permasalahan utama dari sudut pandang pekerja.
Co-Authors Amanda Intan Puspitasari Anggun Resdasari Prasetyo Anindya Dewi Hapsari Anjasmara Adiel Saputra Annisa Aulia Rahmah Annisa Irti Annisaa Tiara Dewi Arini Izzati Fatimah Arviana Fitri Kusumastuti Athiyyah Nanda Gumai Atina Kamila Pratiwi Avy Tiasa Febrina Azkia Fadhilah Bagas Ramadhiansyah Briananta Winda Kurniawan Candra Rakhma Alima Catur Wahyu Wijayanti Chanya Paripurastu Sasongko, Chanya Paripurastu Costrie Ganes Widayanti Danastri Cintantya Diah Ratna Sari Diana Rusmawati Dinda Karin Shaina Dwi Cheppy Dharmawan, Dwi Cheppy Dyra Sri Amini Egy Yolanda Putra EKI DWI PUTRA Erin Ratna Kustanti Erna Dyah Krisnaningrum Fardia Astiarini Ilyas Febrie Sani Ferina Nissa Fauzia Francisca Aully Adestyani Gadhia Aufari Hafidz Ibnu Ramadhan, Hafidz Ibnu Hasna Pratiwi Kuswardani Hilmun Zahrina I Gusti Ayu Agung Yesika Yuniar Ika Zenita Ratnaningsih Indri Murti Astuti Inggan Dwi Putri Desyani Intan Nurliawati Irfan Abdurrahman Jati Ariati Kafhaya Maryama Suraya Lusi Nur Ardhiani Mia Novitaloka Mohamad Rizal Rifai Mollinda Aginza Hawa Mukhammad Rangga Perdana Nailul Fauziah Nofiar Aldriandy Putra Nora Rizky Maulidina Pratidya Cantika Maharani Negara Putri Zahrah Adelia Rahadyan Sekar Gupita Negara Ratna Intifada Richa Bonita Rini Sulistyawati Rizka Augusta Rizky Meutia Ramadita Satri Purwito SEPTIANI, NURALINA Setianingrum, Anindhita Setyowati Wulandari Siti Maesaroh Suci Permatasari Syahrina Nurul Hidayah SYAIFULLAH, AKRAM SHIDDIQ Syarifuddin Syarifuddin Unika Prihatsanti Valentina Karina Dwiayuningtyas Pratiwi Yuli Agustiani Yusi Fitri Novianti