Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Elective Surgery Service of Oncology Surgery Division Before and During Early Pandemic Era of Corona Virus Disease 19 (COVID-19) in Dr. M. Djamil Hospital Padang Fitra, Maisa; Wirsma Arif Harahap; Yevri Zulfiqar
Biomedical Journal of Indonesia Vol. 7 No. 1 (2021): Biomedical Journal of Indonesia
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Faculty of Medicine, Universitas Sriwijaya) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bji.v7i1.276

Abstract

A B S T R A C TIntroduction Corona Virus Disease 19 (COVID-19) infection was first reported inWuhan, China, in December 2019. The author wants to know how the OncologySurgery Division elective surgery patient services before and during early pandemicera of COVID-19 at Dr. M Djamil Padang Hospital. Method: This research is acomparative study with a quantitative approach to elective surgery patients in theOncology Surgery Division before and during early pandemic era of COVID-19 at Dr.M Djamil Padang Hospital. The sampling technique in this study was total sampling.Data analysis will be carried out using statistical analysis in accordance with theexisting data scale and using SPSS software. Results: In this study, 137 sampleswere obtained consisting of 80 samples before the COVID-19 pandemic and 57samples during early pandemic era of COVID-19. Of the 57 patients who underwentelective surgery from the Surgical Oncology Division during early pandemic era ofCOVID-19, all patients were not suspicious / confirmed. The time for oncologyservice assessment was 14.26 days before COVID-19 pandemic and 8.93 days duringearly pandemic era of COVID-19. Conclusion: More patients who underwent electivesurgery in the surgical oncology division were female, both before and during earlypandemic era of COVID-19. The mean age of patients before COVID-19 pandemicwas 48.72 years and 49.53 years during early pandemic era of COVID-19. There isa disparity between the length of time the assessment of elective surgery patients inthe surgical oncology division before and during early pandemic era of COVID-19pandemic.
Metilasi Promoter Gen BRCA1 dan Pengaruhnya terhadap Karakteristik Kanker Payudara Premenopausal Sporadik Etnis Minang Harahap, Wirsma Arif; Khambri, Daan; Arisanty, Dessy; -, Yanwirasti; Mubarika, Sofia
Cermin Dunia Kedokteran Vol 42, No 3 (2015): Nyeri
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.314 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v42i3.1031

Abstract

Karsinoma payudara sporadik merupakan kanker yang paling sering pada wanita premenopause etnis Minang. Terdapat perbedaan faktor risiko dan karakteristik tumor jika dibandingkan dengan pasien Kaukasian. Diduga faktor metilasi pada promoter BRCA1 berperan dalam kejadian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian metilasi promoter gen BRCA1 pada pasien kanker payudara premenopause sporadik etnis Minang. Penelitian menggunakan metoda deskriptif analitik pemeriksaan metilasi dengan teknik Bisulfit PCR pada promoter gen BRCA1 pada 43 jaringan kanker payudara sporadik usia premenopause etnis Minang yang diobati di RS M Jamil Padang. Faktor prognosis yang diperiksa adalah stadium, gradasi tumor, indeks mitosis, dan pemeriksaan imunohistokimia (Er,Pr,HER2,Ki67). Didapatkan 35 pasien kanker payudara yang memenuhi syarat, dengan perincian: 17,2% stadium II, 71,4% stadium III, dan 11,4% stadium IV. Subtipe adalah Luminal A 16 orang (17,1%), Luminal B 9 orang (25,7 %), HER2 3 orang (8,6%) dan TNBC 17 orang (48,6%). Metilasi pada jaringan kanker didapatkan pada 21 pasien (60 %). Metilasi berhubungan dengan derajat proliferasi tinggi (Ki67 >14%), stadium lanjut, dan subtipe jenis TNBC. Kanker payudara dengan metilasi pada promoter gen BRCA1 memiliki prognosis lebih buruk. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat dampak klinis obat anti-metilasi pada penderita KPD dengan metilasi pada promoter BRCA1. Sporadic breast carcinoma is the most common cancer among premenopausal Minang ethnic women. There are differences of risk factors and tumor characteristics compared with Caucasian patients. It was assumed that promoter methylation in BRCA1 plays a role in this differences. This descriptive analytic study aimed to describe the incidence of promoter methylation in the BRCA1 gene in sporadic premenopausal ethnic Minang breast cancer patients. This research used methylation with bisulfate PCR technique method in the BRCA1 promoter in 43 sporadic premenopausal ethnic Minang breast cancer patients at M Djamil Hospital Padang. Stage, tumor grading, mitotic index, and immunohistochemical examination (Er, Pr, HER2, Ki67) are examined prognostic factor. Among eligible 35 breast cancer patients, 17.2% are stage II, 71.4% are stage III and 11.4% are stage IV. Cancer subtypes were Luminal A in 16 patients (17.1%), Luminal B in 9 patients (25.7%), HER2 in 3 patients (8.6%), and TNBCin 17 patients (48.6%). Methylation in cancer tissue was found in 21 patients (60%). Methylation associated with a high degree of proliferation (Ki67>14%), advanced stage and type of TNBC subtypes. Breast cancer with promoter methylation in the BRCA1 gene have a worse prognosis. Further research is needed to study the clinical impact of antimethylation in breast cancer patients with BRCA1 promoter methylation.
Hasil Pengobatan Adjuvan Tamoksifen pada Pasien Kanker Payudara di RSUP Dr. M. Djamil Padang Fadhil, Muhammad; Harahap, Wirsma Arif; Rusnita, Dewi
Cermin Dunia Kedokteran Vol 46, No 12 (2019): Kardiovaskular
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.672 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v46i12.395

Abstract

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak pada perempuan di dunia. Pada beberapa dekade terakhir, pengobatan adjuvan tamoksifen banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi disease-free survival, survival rate dan efek samping pengobatan tamoksifen. Penelitian deskriptif retrospektif pada bulan September hingga Desember 2016 di RSUP Dr. M. Djamil Padang menggunakan data sekunder 100 sampel dari rekam medik bagian Bedah Onkologi RSUP Dr. M. Djamil Padang dan data primer melalui wawancara. Analisis secara univariat dan metode Kaplan-Meier. Hasil penelitian ini didapatkan kelompok usia terbanyak adalah 50-59 tahun dengan rerata 52,3 tahun. Disease-free survival 5 tahun adalah 0,727 dan survival rate 5 tahun adalah 0,777. Efek samping paling banyak adalah hot-flashes 65%. Terdapat hubungan antara efek samping pengobatan tamoksifen dengan disease free survival dengan nilai p=0,001 (p < 0,05) kekuatan hubungan sedang (r=0,376).Breast cancer is the most commonly diagnosed cancer among women worldwide. For the last few decades, adjuvant tamoxifen is the most preferred therapy. This research aims to evaluate the disease-free survival, survival rate, and side effects of tamoxifen therapy. This retrospective descriptive research was conducted in September until December 2016 at Dr. M. Djamil Padang Hospital using 100 secondary data samples from medical records of Surgical Oncology Dept., Dr. M. Djamil Padang Hospital and primary data through interviews. Univariate analysis and Kaplan-Meier method are used. The result shows that the largest age group is 50-59 years old with average 52,3 years old. The 5-year disease-free survival is 0,727 and 5-year survival rate is 0,777, the most frequent side effect is hot flashes 65%. There is medium strength of the relationship (r = 0,376) between side effects of tamoxifen treatment with disease free survival (p = 0,001 <0,05). 
Rekonstruksi Pectoralis Major Myocutaneuos Flap untuk Defek Operasi Kanker Tiroid ., Oktahermoniza; Suyuthie, Heldrian Dwinanda; Oktavenra, Ari; Nora, Sondang; Khambri, Daan; Harahap, Wirsma Arif; Rustam, Rony; ., Azamris
Cermin Dunia Kedokteran Vol 49, No 1 (2022): Bedah
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.487 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v49i1.1645

Abstract

Latar Belakang: Pembedahan kanker daerah kepala dan leher umumnya menimbulkan defek luas dan biasanya memerlukan flap. Meskipun free flap saat ini merupakan gold standard untuk rekonstruksi daerah kepala leher, pectoralis major myocutaneous flap (PMMC) masih digunakan. Kasus: Perempuan usia 47 tahun, dengan kanker tiroid papiler T4aN0M0 dengan ulserasi di kulit leher, menjalani tiroidektomi total dan defek operasi direkonstruksi dengan pectoralis major myocutaneous flap. Hasil rekonstruksi dapat diterima secara fungsional dan estetik. Tidak ada komplikasi hematom ataupun abses post operasi. Simpulan: Pectoralis major myocutaneous flap masih merupakan salah satu metode utama untuk rekonstruksi operasi kepala leher dan dapat diterima secara fungsional dan estetik jika free flap tidak dapat dilakukan. Background: Surgery for head and neck cancer generally leaves a wide defect that usually needed a flap. Although free flap is currently the gold standard for reconstruction of the head and neck, the pectoralis major myocutaneous flap is still popularly used. Case: A 47-year old female with thyroid carcinoma, underwent total thyroidectomy and the surgical defect was reconstructed with pectoralis major myocutaneous flap. The results were viable, functional, and aesthetically acceptable. No postoperative complications such as hematoma or abscess observed. Conclusion: Pectoralis major myocutaneous flap was still one of the main methods for head and neck reconstruction surgery. 
Relations of Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2) Expression and E-Cadherin (CDH1) Expression in Breast Cancer Patients Martga Bella Rahimi; Wirsma Arif Harahap; Yanwirasti Yanwirasti
Biomedika Vol 14 No 1 (2021): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/biomedika.v14i1.1111

Abstract

The aim of this study is to analyze the relations of Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2) expression and E-Cadherin (CDH1) expression in breast cancer patients. To date, the synergistic effect of this CDH1/HER2 complex is not well clarified. The design of this study was cross-sectional with a total sample of 56 formalin-fixed paraffin tissue blocks that had been examined for HER2. Furthermore, CDHI expression was examined using the Immunohistochemistry staining technique with the Labeled Streptavidin Biotin Complex (LSAB) method. Bivariate analysis was performed using the Spearman correlation test with abnormally distributed data (p>0.05). Of the 56 data on breast cancer patients, most of the patients (87.5%) were diagnosed at the age of ≥40 years. The majority of cancer staging was IIIB, which was 42.9% of the total 56 patients. The study results shows that 80.0% of HER2-positive patients were in the strong CDH1 group. From these data, there is evidence of correlation between HER2 expression and CDH1 expression in breast cancer patients, however this correlation was not significant (p>0.05).
Pengukuran Dosis Radiasi Pada Organ Tiroid dan Mata Saat Pemeriksaan Fluroskopi Cicilia Artitin; Wirsma Arif Harahap; Aisyah Ellyanti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 4
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.943

Abstract

Fluoroskopi intervensional adalah alat untuk diagnosis dan pengobatan, Seorang radiografer maupun dokter radiologi dapat mengamati gambaran struktur organ secara dinamik (real time imaging) mengikuti kebutuhan pencitraan yang diinginkan, fluroakopi menggunakan waktu yang lama. Sehingga dosis radiasi yang diterima juga akan semakin besar yang mengakibatkan kemunculan efek juga akan semakin besar. Organ-organ sensitif seperti gonad, payudara, paru –paru, lambung, hati, kerongkongan, tiroid dan mata perlu mendapat perhatian serius agar pada saat penyinaran radiasi tidak menimbulkan kekhawatiran.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dosis radiasi yang diterima organ tiroid dan mata pekerja saat melakukan pemeriksaan fluoroskopi.Jenis penelitian ini menggunakan cross-sectional study, dilakukan diRumah Sakit Islam Siti RahmahPadangdenganmenggunakan alat Thermoluminecense Dosimeter.Penelitian ini mendapatkan hasil Rerata dosis ekuivalen pada organ tiroid sebesar 0.6 ± 0.1 mSv dan pada organ mata sebesar 0.4 ± 0.09 mSv yang menyatakan dosis pada organ tiroid lebih tinggi dibandingkan organ mata hal ini dikarenakan jarak antara berkas radiasi dari organ tiroid lebih dekat dibandingkan organ mata yang sesuai dengan prinsip dasar proteksi radiasi, dimana jarak mempengaruhi dosis radiasi yang akan diperoleh dan menyatakan semakin jauh jarak paparan radiasi maka dosis yang diterimapun semakin rendah dan sebaliknya. Hasil dosis efektif organ tiroid rerata 0.02 ± 0.0 mSv, dari hasil dosis ekuivalen dan dosis efektif menyatakan bahwa dosis yang diterima tidak melebihi nilai batas dosis yaitu ≤20 mSv.
PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP EKSPRESI RESEPTOR ESTROGEN PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI KOTA PADANG Suci Estetika Sari; Wirsma Arif Harahap; Deddy Saputra
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i4.902

Abstract

Kejadian kanker payudara menduduki peringkat kedua tertinggi yang diderita oleh wanita di Indonesia. Kejadian kanker payudara dipengaruhi beberapa faktor risiko. Estrogen reseptor merupakan marker biologi pada pemeriksaan imunohistokimia dan dapat memberikan prognosis dan jenis terapi terhadap kanker payudara. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh faktor risiko terhadap ekspresi reseptor estrogen pada penderita kanker payudara. Studi ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder pada Registrasi Bagian Bedah Divisi Bedah Onkologi RS Dr. M. Djamil Padang dan Registrasi Kanker Payudara PERABOI Cabang Padang. Hasil analisis multivariat didapatkan tiga faktor risiko yang memiliki pengaruh terhadap ekspresi reseptor estrogen adalah: status menopause dengan p=0,04; paritas dengan p=0,01 dan indeks massa tubuh dengan p=0,08. Simpulan penelitian ini adalah faktor risiko yang memiliki pengaruh terhadap ekspresi reseptor estrogen yaitu status menopause, paritas dan indeks massa tubuh.
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Disease Free Survival dan Overall Survival pada Pasien Kanker Payudara Usia Muda di Kota Padang Tahun 2008 - 2018 Magdi Ayuza; Wirsma Arif Harahap; Rony Rustam; Richvan Dana Nindrea
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1157

Abstract

Kanker Payudara (KPD) pada usia muda memiliki keistimewaan karakteristik. Rekurensi KPD dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor klinis, regimen terapi dan biomolekuler dari tumor itu sendiri. Berbagai macam modalitas terapi KPD, namun masih terdapat risiko terjadinya rekurensi terutama pada pasien dewasa muda. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Disease Free Survival (DFS) dan Overall Survival (OS) pada pasien KPD usia muda di Kota Padang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cohort study retrospectif pada pasien KPD usia muda yang telah mendapatkan pengobatan KPD yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 103 sample yang terdapat pada data register KPD PERABOI Padang. Analisis survival menggunakan Kaplan Meier dengan Log Rank Test. Apabila diperoleh nilai p < 0,05, maka terdapat hubungan bermakna. Hasil: Terdapat perbedaan antara setiap faktor klinis, faktor biomolekuler dan faktor terapi dalam hal rata-rata DFS maupun rata-rata OS, namun tidak terdapat pengaruh yang bermakna secara analisis statistik antara faktor terapi (terapi hormon, radioterapi dan terapi target) terhadap DFS dan OS pada pasien kanker payudara usia muda di Kota Padang (p>0,05). Terdapat pengaruh dari pemberian kemoterapi terhadap DFS pada pasien kanker payudara usia muda di Kota Padang (p<0,05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor klinis dan faktor biomolekuler dengan DFS dan OS, namun terdapat hubungan bermakna antara pemberian kemoterapi dengan DFS dan OS pada penderita KPD usia muda di kota Padang tahun 2008 – 2018.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati Desti Wahyuni; Edison Edison; Wirsma Arif Harahap
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.205

Abstract

AbstrakKanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh kanker pada kaum wanita. Upaya deteksi dini kanker payudara sangat penting dilakukan, karena apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat sehingga dapat menurunkan angka kematian. Salah satu cara deteksi dini kanker payudara adalah dengan cara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang merupakan teknik paling mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan biaya. Pelaksanaan SADARI pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu pengetahuan tentang SADARI, dan sikap serta dukungan dari lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan SADARI. Penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di kelurahan Jati dengan sampel sebanyak 48 orang. Cara pengambilan sampel adalah dengan multistage random sampling. Data mengenai tingkat pengetahuan, sikap, data pelaksanaan SADARI didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang selanjutnya dianalisis. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pelaksanaan SADARI cendrung dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap terhadap SADARI.Kata kunci: pengetahuan, sikap, pelaksanaan SADARI.AbstractBreast cancer is one of the leading causes of cancer -related deaths in women. Early detection of breast cancer is very important, because if breast cancer can be detected at an early stage and treated appropriately so as to reduce mortality. One method of early detection of breast cancer is by Breast Self Examination (BSE). It is a technique that is most easily implemented and does not require a fee. Implementation of BSE in a person affected by the knowledge about BSE, and attituded as well as support of the social environment.The objective of this study was to determine correlation between knowledge and attitudes to implementation of BSE This research was an analytic survey with cross-sectional design. The population in this study was a housewife in Keluraha Jati with a sample of 48 people.The sampling is with multistage random sampling. Data on the level of knowledge, attitudes, and implementation of BSE obtained through interviews using questionnaires were then analyzed. Based on this research it was found that the level of implementation of the BSE tend to be influenced by the level of knowledge and attitudes toward BSE.Keywords: knowledge, attitude, implementation, BSE.
Analisis Ketahanan Hidup Lima Tahun Kanker Tiroid yang Dikelola di RSUP Dr. M. Djamil Padang Oktahermoniza Oktahermoniza; Wirsma Arif Harahap; Tofriza Tofriza; Rosfita Rasyid
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i3.155

Abstract

AbstrakKanker tiroid merupakan kanker yang jarang terjadi, namun kanker tersering pada organ endokrin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketahanan hidup lima tahun kanker tiroid yang di tatalaksana di RS Dr. M. Djamil Padang dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Metode: Subjek penelitian adalah 117 penderita kanker tiroid yang ditatalaksana di RS Dr. M. Djamil Padang dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Data dianalisis dengan pendekatan survival time menggunakan Kaplan-Meier survival curve dan Log rank test. Hasil: Median umur 39 tahun (range, 11 sampai 77 tahun), median waktu follow up 32 bulan (range, 1 sampai 70 bulan), median ukuran tumor 6 cm (range, 1 sampai 16 cm). Didapatkan 100 (85,5%) %) penderita sehat bebas tumor, 7 (6%) penderita kambuh lokal, 1 (0,9%) metastasis jauh serta 9 (7,7%) penderita meninggal. Overall five survival rate pada penelitian ini 92,3%. Faktor umur, ukuran tumor, dan jenis histopatologi berhubungan secara bermakna dengan survival (p 0,000), (p= 0,046) dan (p= 0,000). Sedangkan faktor-faktor jenis kelamin, jenis operasi, dan terapi adjuvan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan survival. Pembahasan: Umur, ukuran tumor, dan jenis histopatologi memiliki hubungan bermakna dengan survival. Jenis kelamin, jenis operasi, dan terapi adjuvan tidak tidak berhubungan bermakna dengan survival.Kata kunci: Umur, Ukuran Tumor, Jenis Histopatologi, Survival, Kanker TiroidAbstractThyroid cancer is a rare cancer, but most common in endocrine organ. The purpose of this research is to determine about at five year survival of thyroid cancer which recorded at RS M. Djamil Padang Hospital from January 2007 until December 2011. Methods: Subjects were 117 patients with thyroid cancer be recorded in hospital Dr. M. Djamil Padang from January 2007 to December 2011. Data were analyzed with the survival time using Kaplan-Meier survival curve and log rank test. Result: Median age 39 years (range, 11 to 77 years), median follow-up time of 32 months (range, 1 to 70 months), median tumor size was 6 cm (range, 1 to 16 cm). Obtained 100 (85.5%)%) patients with tumor-free healthy, 7 (6%) patients with local recurrence, 1 (0.9%) distant metastases, and 9 (7.7%) patients died. Five overall survival rate in this study was 92.3%. Factors of age, tumor size and histopathological type was significantly associated with survival (p 0.000), (p = 0.046) and (p = 0.000). While the factors gender, type of surgery, and adjuvant therapy had no significant association with survival. Discussion: Discussion: Age, tumor size and histopathological type has a significant relationship with survival. Gender, type of surgery, and adjuvant therapy did not significantly associated with survival.Keywords: Age, Tumor Size, Type of Histopathology, Survival, Thyroid Cancer