Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Focus Group Discussion Tindak Pidana Destructive Fishing dan Dampaknya terhadap Keberlanjutan Pariwisata Bahari Kabupaten Pesawaran Maya Shafira; Eddy Rifai; Diah Gustiniati; Mashuril Anwar
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 3, No 1: Februari (2022)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v3i1.259

Abstract

Kegiatan ini bertujuan mengedukasi mitra dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran, mengenai regulasi dan dampak tindak pidana destructive fishing terhadap pengelolaan pariwisata bahari yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan tersebut yakni penyampaian materi melalui ceramah, diskusi terarah dan tanya jawab. Setelah pelaksanaan kegiatan, diketahui bahwa Kabupaten Pesawaran memiliki beberapa kawasan wisata yang berbasis pantai, kuliner, kerajinan, kawasan wisata berbasis bahari dan warisan budaya, serta kawasan wisata berbasis air terjun. Tindak pidana destructive fishing berdampak terhadap keberlanjutan sektor pariwisata di Kabupaten Pesawaran, karena menyebabkan kerusakan ekosistem dan berbagai biodata laut yang mengurangi daya tarik pariwisata. Kegiatan ini telah memberikan berbagai masukan terkait penanggulangan tindak pidana destructive fishing, guna keberlanjutan pengelolaan pariwisata bahari di Kabupaten Pesawaran.
Harmonizing the Authority of Fishery Resources Management in the Era of Regional Autonomy Based on Pancasila Mashuril Anwar; Maya Shafira; Sunarto Sunarto
Pancasila and Law Review Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.762 KB) | DOI: 10.25041/plr.v1i1.1984

Abstract

The configuration of fisheries policy before regional autonomy shows the hegemony of the country which adheres to the legal doctrines of collective ownership, centralism, and anti-pluralism. Since the era of regional autonomy, the provincial and district / city governments have had more coherent authority in managing their regional potential, including fishery resources. With the shift in authority in managing fishery resources, it is hoped that the regions can play a role in optimizing the utilization of fisheries potential. But on the other hand, optimal management of fishery resources is difficult to achieve without harmonious policies. Therefore, to prevent conflicts of interest in the fisheries sector, Pancasila values need to be revived in fisheries resource management policies. The problems studied in this study are the authority of local governments in managing fishery resources in the era of regional autonomy, problems of harmonizing local government authority in managing fisheries resources, and harmonizing local government authority in managing fisheries resources based on Pancasila values. By using a normative juridical approach, the results of the research show that the authority of the regional government in managing fishery resources in the era of regional autonomy includes authority in the capture fisheries sector, authority in the field of cultivation, authority in the field of supervision of marine and fishery resources, and authority in the field of processing and processing. fishery marketing. However, so far there have been various disharmony problems with local government authorities in managing fishery resources. In addition, although regional autonomy is believed to have various advantages in optimizing the potential of natural resources, the management of fishery resources carried out in the era of regional autonomy has not fully animated the values of Pancasila as the philosophy of the Indonesian nation.
Illegal Fishing: Optimalisasi Kebijakan Penegakan Hukum Pidana sebagai Primum Remedium Maya Shafira; Firganefi Firganefi; Diah Gustiniati; Mashuril Anwar
Jurnal Wawasan Yuridika Vol 5, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Hukum Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.197 KB) | DOI: 10.25072/jwy.v5i1.391

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis urgensi dan implikasi fungsi hukum pidana sebagai primum remedium dalam penanggulangan illegal fishing. Penelitian ini merupakan penelitian hukum doktrinal yang menggunakan pendekatan kebijakan hukum, dengan data sekunder sebagai data utama yang dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi hukum pidana sebagai primum remedium menjadi urgen sifatnya karena illegal fishing tidak hanya merugikan negara, namun juga mengancam kepentingan nelayan lokal, iklim industri, usaha perikanan, dan ketersediaan ikan. Implikasi yuridis fungsi hukum pidana sebagai primum remedium, yaitu hakim cenderung menjadikan sanksi pidana sebagai dasar memutus perkara illegal fishing. Selain itu, implikasi non-yuridis, yaitu tidak memberikan rasa keadilan bagi nelayan lokal, khususnya nelayan kecil.