Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Mathematics anxiety maneuver in the process of creative thinking: A review of students in explaining the proving in front of the class Kristianus Viktor Pantaleon; Marselus Ruben Payong; Fransiskus Nendi; Emilianus Jehadus; Valeria Suryani Kurnila
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v6i1.918

Abstract

This qualitative research aims to reveal in depth the intervention of mathematical anxiety in creative thinking when the subject explains the questions of proof in front of the class. The research subjects were two prospective mathematics teacher students, one was a student with a high level of mathematics anxiety (CT) while the other was a student with a low level of mathematics anxiety (CR), but both subjects had equal mathematical abilities. Data were analyzed qualitatively through five stages: data analysis, data validity checking, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that both subjects can produce unique (original) ways of solving problems, but CR is more smooth, detailed, and flexible in thinking. In addition, this study also found that CR is not careful in thinking so that she makes small mistakes that are not intentional.
PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERMUATAN KEARIFAN LOKAL DALAM APLIKASI ZOOM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIS MAHASISWA Ferdinandus Ardian Ali; Emilianus Jehadus; Kristianus Viktor Pantaleon; Bedilius Gunur
JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif) Vol 4, No 4 (2021): JPMI
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/jpmi.v4i4.p%p

Abstract

This research was conducted to measure the effectiveness of using mathematics learning videos containing local wisdom during lectures through the Zoom application, and was conducted in the odd semester of the 2020/2021 academic year at the campus of the Santu Paulus Ruteng Catholic University of Indonesia. The instrument used was a test, and data collection was done by giving a test description. Hypothesis I was tested using paried sample test, while hypothesis II was tested using independent sample test. The results showed that in the experimental group the pre-test average was 76,32 and the post-test average was 85,63, while in the control group the pre-test average was 76,95 and the post-test average was 79,00. Homogeneity and normality test results obtained data homogeneous and normally distributed. Hypothesis I test results obtained sig value. = 0,000 <0,05 so that H0 is rejected H1 is accepted, meaning that there is a difference in the mean pre-test and post-test mean in the experimental group, where there is an increase in the average student's mathematical learning achievement of 9,31. Hypothesis II test results obtained sig value = 0,000 <0,05 so that H0 is rejected H1 is accepted, meaning that there is a difference in the average mathematical learning achievement in the experimental group with the control group, where the experimental group is higher than the control group. Thus it is concluded that the use of mathematics learning videos that contain local wisdom during lectures through the Zoom application is effective.
THE INFLUENCE OF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) LEARNING MODELS CONCEPT OF UNDERSTANDING OF CONCEPT STUDENT MATH Emilianus Jehadus; Maximus Tamur; Silfanus Jelatu; Kristianus Viktor Pantaleon; Fransiskus Nendi; Stanislaus Sepi Defrino
Journal Of Educational Experts (JEE) Vol 3, No 2 (2020): Journal of Educational Experts (JEE)
Publisher : Kopertis Region IV Jabar and Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30740/jee.v3i2p53-59

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan memahami konsep matematika yang diajarkan siswa menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dengan kemampuan memahami konsep matematika yang diajarkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siswa kelas VIII di SMPN 2 Langke Rembong. NTT, Indonesia. Quasi Experimental Research dengan desain Posttest-Only Control Group Design melibatkan siswa kelas 358 di SMP 2 Langke Rembong, yang berjumlah 355 orang. 65 anggota sampel dipilih menggunakan random sampling. Analisis data menggunakan statistik parametrik melalui uji-t yang didahului dengan melakukan uji prasyarat analisis. Perhitungan ukuran efek dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh model pembelajaran CUP terhadap pemahaman siswa tentang konsep matematika menggunakan persamaan Hedges. Sebagai hasil analisis disimpulkan bahwa kemampuan untuk memahami konsep matematika siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran CUP lebih baik daripada kemampuan untuk memahami konsep matematika siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran langsung, pada tingkat signifikansi 0,05. Analisis lebih lanjut memperoleh ukuran efek 0, 53 yang menunjukkan bahwa efek CUPs pada kemampuan siswa untuk memahami konsep matematika berada dalam kategori sedang. Ini berarti bahwa penerapan model CUP tidak memiliki pengaruh besar pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Fakta ini memberikan pertimbangan bagi pendidik dan peneliti untuk mempertimbangkan variabilitas yang mungkin memediasi efek CUP pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. 53 menunjukkan bahwa pengaruh CUPs pada kemampuan siswa untuk memahami konsep matematika berada dalam kategori sedang. Ini berarti bahwa penerapan model CUP tidak memiliki pengaruh besar pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Fakta ini memberikan pertimbangan bagi pendidik dan peneliti untuk mempertimbangkan variabilitas yang mungkin memediasi efek CUP pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. 53 menunjukkan bahwa pengaruh CUPs pada kemampuan siswa untuk memahami konsep matematika berada dalam kategori sedang. Ini berarti bahwa penerapan model CUP tidak memiliki pengaruh besar pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Fakta ini memberikan pertimbangan bagi pendidik dan peneliti untuk mempertimbangkan variabilitas yang mungkin memediasi efek CUP pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
SPEKTRUM RESPONS MAHASISWA PADA MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Fransiskus Nendi; Maximus Tamur; Emilianus Jehadus; Kristianus Viktor Pantaleon; Viviana Murni
Jurnal Silogisme : Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Vol 6, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/silogisme.v6i1.3688

Abstract

Mahasiswa pada umumnya memiliki respons bervariasi terhadap masalah persamaan diferensial (PD) koefisien konstan non homogen. Spektrum respons diperlukan untuk mengetahui level pemahaman mahasiswa pada suatu masalah PD non homogen. Dalam literatur telah dijelaskan bahwa spektrum respon siswa dapat dipahami dengan berbagai cara. Meski demikian, penggunaan Taksonomi SOLO untuk memahami spektrum respon mahasiswa belum banyak dijelajahi. Sebagai upaya mengisi kesenjangan ini maka kami melakukan penelitian deskriptif kualitatif ini untuk mendeskripsikan spektrum respons mahasiswa terhadap masalah persamaan diferensial (PD) koefisien kontan non homogen berbasis taksonomi SOLO. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika yang memprogramkan mata kuliah persamaan diferensial (PD) tahun akademik 2020/2021. Seluruh subjek penelitian ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan yang setara pada mata kuliah ini. Masalah PD yang diberikan kepada subyek penelitian tentang PD non homogeny yang diselesaikan menggunakan metode koefisien tak tentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektrum respons mahasiswa terhadap masalah persamaan diferensial (PD) koefisien kontan non homogen berbasis taksonomi SOLO, antara lain: mahasiswa menjelaskan masalah menggunakan kalimat sendiri tanpa mengubah arti, menggunakan beberapa informasi yang didapat melalui pembentuk solusi partikular, kemudian informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah, memadukan penggalan-penggalan informasi yang terpisah untuk menghasilkan penyelesaian dari suatu masalah, memecahkan masalah secara bertahap, dan memberikan solusi masalah dengan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respons mahasiswa  terhadap masalah PD koefisien kontan non homogen berada pada tingkat relational
Komunikasi Matematis Dalam Terang Literasi Matematika Kristianus Viktor Pantaleon; Fransiskus Nendi; Emilianus Jehadus
JOURNAL OF SONGKE MATH Vol. 2 No. 1 (2019): June Edition
Publisher : UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.752 KB)

Abstract

This descriptive theoretical study aims to explain in detail and complete aspects of mathematical communication in mathematical literacy. Communication in mathematical literacy has two important components, namely receptive and constructive. In each process of solving a problem, the two components of communication will always be contained. Professional teachers must properly understand the two components in order to measure students' mathematical communication skills correctly. To be easy to understand, the two components must be conveyed or stated correctly, coherently, and clearly. Emphasis on these three components then distinguishes mathematical communication from other mathematical abilities, such as problem solving, reasoning and proof, connection and representation
Pelatihan Penyusunan Instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Di Smk Bina Kusuma Ruteng Viviana Murni; Fransiskus Nendi; Ricardus Jundu; Fulgensius Efrem Men; Kristianus Viktor Pantaleon; Emilianus Jehadus; Eufrasia Jeramat
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6031

Abstract

ABSTRAK Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kemampuan minimum yang dilakukan kepada peserta didik. Kemampuan minimum yang dimaksud adalah kemampuan paling dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang tertentu, yaitu literasi membaca dan numerasi. AKM mengukur kompetensi berpikir atau bernalar peserta didik ketika membaca teks (literasi) dan menghadapi persoalan yang membutuhkan pengetahuan matematika (numerasi). Tidak semua guru memiliki pengetahuan dan keterampilan menyusun instrumen, contohnya para guru di SMK Bina Kusuma Ruteng. Oleh karena itu, tim pengabdian kepada masyarakat melaksanakan kegiatan pelatihan penyusunan instrumen Asesmen Kompetensi Minimum untuk para guru SMK Bina Kusuma Ruteng. Pelatihan dilakukan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam menyusun instrumen AKM sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kegiatan pelatihan diikuti oleh 30 guru SMK Bina Kusuma Ruteng. Kegiatan ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu wawancara, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan ini dapat berpengaruh positif terhadap kemampuan dan keterampilan para guru dalam menyusun instrumen  Asesmen Kompetensi Minimum. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa pelatihan memiliki kualitas dengan kategori baik sekali (4.75) dan memberikan dampak dalam kategori kategori baik sekali (4.92). Terbukti bahwa para guru bisa menyusun instrumen AKM dengan baik. Sedangkan, dampak pelaksanaan pelatihan masuk dalam kategori baik sekali (4.82). Mitra mampu menyusun instrumen PKM dengan benar, hal ini dapat dilihat pada tugas yang dipresentasikan oleh mitra. Instrumen yang dihasilkan ini diharapkan dapat menjadi penduan bagai para guru dan calon guru untuk mengembangkan dan menggunakan instrumen AKM pada proses pembelajaran dan penilaian di kelas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan ini dapat mengembangkan kompetensi guru dalam menyusun instrumen AKM, sehingga guru mampu menyelenggarakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kata Kunci: Pelatihan, Penyusunan, Instrumen, AKM  ABSTRACT Minimum Competency Assessment is a minimum ability assessment carried out on students. The minimum ability in question is the most basic ability that must be possessed by students at a certain level, namely reading literacy and numeracy. AKM measures the thinking or reasoning competence of students when reading texts (literacy) and dealing with problems that require mathematical knowledge (numbering). Not all teachers have the knowledge and skills to compose instruments, for example, teachers at SMK Bina Kusuma Ruteng. Therefore, the community service team carried out training activities for the preparation of Minimum Competency Assessment instruments for teachers of SMK Bina Kusuma Ruteng. The training was conducted to develop teacher competence in compiling the AKM instrument to support the achievement of the expected learning objectives. The training activity was attended by 30 teachers of SMK Bina Kusuma Ruteng. This activity was carried out through several stages, namely interviews, planning, implementation, and evaluation. This activity can have a positive effect on the ability and skills of teachers in preparing the Minimum Competency Assessment instrument. Based on the results of data analysis, it was found that the quality of the training was in the very good category (4.75) and had an impact in the very good category (4.92). It is proven that the teachers can arrange the AKM instrument well. Meanwhile, the impact of the implementation of the training is in the very good category (4.82). It is proven that the teachers can arrange the AKM instrument well. Meanwhile, the impact of the implementation of the training is in the very good category (4.82). Teachers can develop PKM instruments correctly, this can seen in the tasks presented by teachers. The result of instrument is expected to be a guide for teachers and prospective teachers to develop and use the AKM instrument in the learning and assessment process in the classroom. So, it can concluded that this training activity can develop teacher competence in preparing AKM instruments, so that teachers are able to organize learning effectively and efficiently. Keywords: Training, Preparation, Instruments, AKM
Student response to teacher performance: A review based on teacher's mathematics anxiety level Kristianus Viktor Pantaleon; Marselus Ruben Payong; Apolonia Hendrice Ramda; Gabariela Purnama Ningsi
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/math.v8i2.1645

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hubungan teoretis antara kecemasan matematika guru dan respon siswa terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran. Penelitian mix-method ini melibatkan dua orang calon guru matematika, yaitu HA dan LA. HA mempunyai tingkat kecemasan matematika tinggi, sedangkan LA mempunyai tingkat kecemasan matematika rendah. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan 64 orang siswa yang ditugaskan untuk menilai kinerja HA dan LA. Instrumen yang digunakan adalah angket, tes, penugasan, pengamatan, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan uji chi-square. Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa 97% siswa memberikan respon positif terhadap kinerja LA, dan hanya 76% siswa yang memberikan respon positif terhadap kinerja HA. Selain itu, hasil analisis memperlihatkan bahwa nilai = 45,86 > nilai kritis =3,84, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan respon siswa terhadap kinerja kedua orang guru. Berdasarkan hasil analisis ini disimpulkan bahwa siswa memberikan respon yang lebih baik terhadap guru dengan tingkat kecemasan matematika lebih rendah.
PENDAMPINGAN GURU MATEMATIKA PADA KELOMPOK SINAR HARAPAN DALAM MENGGUNAKAN GEOGEBRA TERINTEGRASI KEARIFAN LOKAL Maximus Tamur; Kristianus Viktor Pantaleon; Maria Suci Apriani; Emilianus Jehadus; Meryani Lakapu; Antonius Gahung; Dominikus Arif Budi Prasetyo
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 6 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i6.11291

Abstract

Abstrak: Perhatian untuk mengintegrasikan etnomatematika dan teknologi software matematika dalam pembelajaran telah memberikan transformasi besar dalam lanskap pendidikan matematika. Integrasi tersebut terbukti memberikan dampak yang besar terhadap kemampuan matematis siswa. Namun kenyataannya para guru matematika di Kecamatan Langke Rembong Manggarai NTT Indonesia belum memiliki ketrampilan yang memadai dalam mengitegrasikan etnomatematika dan teknologi software matematika seperti geogebra dalam pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan dilaksanakannya kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan softskill dan hardskill para guru matematika terkait pengembangan bahan ajar terintegrasi etnomatematika berbantu geogebra, serta memberikan pelatihan dalam mengembangkan lembar kerja siswa berbasis geobera. Metode pelaksanaan kegiatan adalah dalam bentuk workshop dengan mengunakan pendekatan synchronous dan asynchronous. Evaluasi dan monitoring melalui Learning Management System (LMS) selama enam pertemuan. Hasil kegiatan ini memberikan peluang kepada para guru untuk mengintegrasikan etnomatematika dan teknologi ke dalam kelas sehingga berkontribusi pada peningkatan kemampuan matematis siswa.Abstract: The attention to integrating ethnomathematics and mathematics software technology in learning has provided a major transformation in the landscape of mathematics education. This integration is proven to have a big impact on students' mathematical abilities. However, the reality is that mathematics teachers in Langke Rembong Manggarai District, NTT Indonesia, do not yet have adequate skills in integrating ethnomathematics and mathematics software technology such as GeoGebra in learning. Therefore, the purpose of this service activity is to improve the soft skills and hard skills of mathematics teachers related to the development of GeoGebra-assisted integrated teaching materials, as well as to provide training in developing GeoGebra-based student worksheets. The method of implementing the activities is a workshop using a synchronous and asynchronous approach. Evaluation and monitoring through the Learning Management System (LMS) for six meetings. The results of this activity provide opportunities for teachers to integrate ethnomathematics and technology into the classroom so as to contribute to improving students' mathematical abilities.
Dampak Self-regulation dan Self-efficacy Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Bedilius Gunur; Apolonia Hendrice Ramda; Gabariela Purnama Ningsi; Kristianus Viktor Pantaleon; Lana Sugiarti
RANGE: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 5 No 1 (2023): RANGE Juli 2023
Publisher : Pendidikan Matematika UNIMOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpm.v5i1.4763

Abstract

Kemampuan komunikasi matematis sangat penting bagi siswa untuk dapat mengungkapkan ide atau pemikirannya terhadap masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP dengan self-regulation dan self-efficacy siswa tersebut. Populasinya adalah 120 siswa kelas VIII. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 60 siswa di SMP Fransiskus Xaverius Ruteng. Instrumen yang digunakan adalah tes untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis dan angket untuk mengukur self-regulation dan self-efficacy siswa. Ketiga instrumen tersebut sebelumnya telah dibuktikan validitas dengan uji Pearson Product Moment dan reliabilitasnya dengan uji Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self-regulation dan self-efficacy secara simultan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Analisis menunjukkan bahwa secara simultan kontribusi self-regulation dan self-efficacy terhadap kemampuan komunikasi matematis sebesar 24,6016% sedangkan sisanya sebesar 75,3984% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Nilai signifikansi antara self-regulation dan self-efficacy secara simultan pada kemampuan komunikasi matematis adalah 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara self-regulation dan self-efficacy secara simultan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki self-regulation dan/atau self-efficacy yang baik akan berdampak positif pada kemampuan komunikasi matematisnya.