Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

THE EFFECT OF TRANSACTION COST ECONOMICS ON HYBRID CORN FARMING INCOME IN CIHAUR VILLAGE MAJA SUBDISTRICT MAJALENGKA REGENCY Vina Rachmadina; Zumi Saidah; Lucyana Trimo; Eliana Wulandari
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 18 No. 1 (2021): JMA Vol. 18 No. 1, March 2021
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17358/jma.18.1.90

Abstract

Transaction costs on corn farming can affect the income of corn farming. This research aimed to identify the transaction cost economics (TCE) structure and analyze the effect of TCE on the income of hybrid corn farming. The research method used is TCE analysis and multiple linear regression analysis. This research was conducted in Cihaur Village, Maja Subdistrict, Majalengka Regency, West Java, on 64 respondents. The research results showed that the transaction cost economics component on hybrid corn farming consists of (1) information cost; (2) negotiation cost; (3) coordination cost; (4) implementation cost; and (5) risk cost. The amount of the transaction cost that is formed on hybrid corn farming was Rp105,421.16. The percentage of transaction cost to total production cost was 2,78%. Coordination costs consisted of meeting cost, and farmer group fees have the highest transaction costs component, leading to 41,96%. On the other hand, risk cost has the lowest prices, merely 3,09%, in which there are avoiding risk cost and controlling risk cost. The results showed that the seven variables tested had significant effects on the income of corn farming. These variables included land area, fertilizer costs, seed costs, selling price, labor wages, productivity, and transaction cost. Keywords: income, farming, hybrid corn, production cost, transaction cost
Pengaruh Peran Penyuluh Pertanian terhadap Tingkat Produksi Usahatani Jagung Novianda Fawaz Khairunnisa; Zumi Saidah; Hepi Hapsari; Eliana Wulandari
Jurnal Penyuluhan Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25015/17202133656

Abstract

Agricultural extension agent’s have a strategic role in helping to increase maize farming production in Nunuk Baru Village, Maja District, Majalengka Regency. Agricultural extension play a role in guiding farmers in managing their farms effectively and efficiently to improve farmer welfare. Nunuk Baru Village is one of the corn-producing areas that has received more attention in agricultural extension activities. This study aims to identify the role of agricultural extension for maize farmers and to determine the effect of the role of agricultural extension on the level of maize farming production. The research design used is a quantitative approach with a survey method with 80 corn farmers as respondents. The method of data analysis in this study used descriptive analysis using a sematic differential scale and regression analysis. The results of this study indicate that the role of agricultural extension agent’s in Nunuk Baru Village, Maja District, Majalengka Regency is categorized as very good in carrying out their duties as a catalyst, communicator, consultant and organizer while as a motivator, educator and facilitator are categorized as good. The role of agricultural extension agent’s has no effect on corn farming production in Nunuk Baru Village.
Transaction Cost Analysis on Revenues and Profits of Red Chili Farming Zumi Saidah; Harianto Harianto; Sri Hartoyo; Ratna Winandi Asmarantaka
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 16 No. 1 (2019): JMA Vol. 16 No. 1, March 2019
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.513 KB) | DOI: 10.17358/jma.16.1.66

Abstract

This research aimed to analyze the transaction cost structure and the effect of transaction costs on the revenue and profit of red chili farming. The analytical methods used were Transaction Cost Economic (TCE) analysis and multiple regression analysis. This research was conducted in Garut Regency, West Java, on 145 farm households. The research results showed that the highest percentage of transaction cost components was at implementation costs of 25.1 percent, followed by information search costs of 23.1 percent and negotiation costs of 22.3 percent. The number of transaction costs formed in red chili farming was IDR 3,990 727.74 per year. The ratio of transaction costs to total costs was 0.0285. This indicated that farmers had to issue 2.85 percent of the total costs for transaction costs. In addition, the percentages of transaction costs for revenue and profit of red chili farming were 4.65 and 5.27 percent respectively. The results also showed that five variables had significant effects on the benefits of red chili farming. The five variables included the price of chili seeds, manure, insecticides, labor wages, and transaction costs.
Analisis Persediaan Bahan Pangan pada sebuah Rumah Sakit di Kota Depok Nadhifa Zahra Ramadhani; Zumi Saidah; Ronnie Susman Natawidjaja; Agriani Hermita Sadeli
Agrikultura Vol 33, No 1 (2022): April, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i1.38034

Abstract

RS X Depok merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri dan membutuhkan bahan pangan beras, telur ayam, wortel, buncis, labu siam, melon, pepaya, semangka untuk keberhasilan produksi pengolahan makanan rumah sakit. Selama ini manajemen persediaan bahan pangan di RS X Depok dilakukan berdasarkan estimasi pemesanan sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kuantitas pemesanan persediaan dan frekuensi pemesanan yang dibutuhkan RS X Depok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dan teknik penelitian studi kasus dengan memaparkan pengendalian persediaan bahan pangan yang diterapkan perusahaan kemudian data dianalisis menggunakan metode EOQ. Hasil penelitian menunjukkan pengendalian persediaan bahan pangan di RS X Depok belum optimal karena besarnya frekuensi pemesanan dan jumlah pemesanan dilakukan sedikit demi sedikit. Solusi bagi RS X Depok adalah menggunakan perhitungan metode EOQ. Di RS X Depok tidak terjadi kehabisan persediaan dalam memenuhi kebutuhan produksi karena persediaan masih tersedia saat dibutuhkan. Perhitungan menggunakan metode EOQ memperlihatkan hasil bahwa pada masing-masing bahan pangan yang diteliti terjadi kenaikan jumlah pemesanan dalam satu kali pesan dan penurunan jumlah frekuensi pemesanan dalam satu tahun.
FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MANGGA TERLIBAT DALAM SISTEM INFORMAL DENGAN PEDAGANG PENGUMPUL Lies Sulistyowati; Ronnie S Natawidjaja; Zumi Saidah
Sosiohumaniora Vol 15, No 3 (2013): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.26 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v15i3.5753

Abstract

Indonesia merupakan negara penghasil mangga terbesar keenam didunia, namun data ekspormangga hanya 0,07% dari total produksinya, dan justru impornya meningkat terus. Padahal manggamempunyai nilai ekonomis tinggi dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani. Sayangnyapotensi ekonomi tersebut belum tergali karena masih banyaknya hambatan baik teknis maupun nonteknisdalam agribisnis mangga. Petani sering menggunakan sistim informal dalam pengelolaanmangga, yang berakibat petani tidak mempunyai bargaining position terhadap pedagang pengumpul/tengkulak, sehingga harga yang diterima rendah. Secara spesifik tujuan penelitian ini: menganalisfaktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pengelolaan tanaman mangga, pemilihan sumberpembiayaan, serta cara penjualan mangga.Design penelitian : kuantitatif, yang dilaksanakan denganmetode survey di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, yang menghasilkan 55% dari total produksimangga nasional. Wilayah kabupaten, kecamatan dipilih dengan metode Multi Stage Cluster RandomSampling. Pemilihan sampel sebanyak 636 keluarga petani (320 Jawa Timur dan 316 untukJawa Barat)dilakukan secara random.Data dianalisis menggunakan Structural Equation Model. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa : 1). Sistim pengelolaan mangga secara significant dipengaruhi oleh faktor umurpetani, jumlah pohon mangga, akses terhadap informasi dan akses terhadap pasar. 2). Pemilihan sumberpembiayaan dipengaruhi oleh umur petani, jumlah pohon mangga, dan akses terhadap modal dengankorelasi positif, sedangkan sistim pengelolaan mangga, dan fasilitas irigasi mempengaruhi dengankorelasi negatif. 3). Sistim penjualan mangga dipengaruhi oleh sistim pembiayaan dan akses terhadapinformasi dengan korelasi positif, sedangkan sistim pengelolaan, aktivitas pemeliharaan, kegiatanpemberantasan hama dan penyakit, penerapan teknologi off-season, akses terhadap pasar dan fasilitasperalatan mempengaruhi dengan korelasi negatif.
STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL DI KABUPATEN GARUT Endah Djuwendah; Hepi Hapsari; Eddy Renaldy; Zumi Saidah
Sosiohumaniora Vol 15, No 2 (2013): SOSIOHUMANIORA, JULI 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.95 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v15i2.5744

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkandi wilayah Kabupaten Garut bagian selatan dan strategi dalam pembangunan daerah tertinggal di GarutSelatan.Metode yang digunakan adalah survey deskriptif dengan menggunakan data primer dan dataskunder dengan unit analisisnya 16 kecamatan. Teknis analisis menggunakan indek produktivitasrelatif (IPR)dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Garut bagian selatanmemiliki sumberdaya alam yang berciri sektor pertanian,perikanan, peternakan pertambangan dan energiserta pariwisata. Terdapat lima strategi utama untuk pengembangan daerah tertinggal di wilayah GarutSelatan yaitu dengan cara memadukan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang berbasis potensisumberdaya lokal melalui : (a) Peningkatan akses kerjasama berbagai sektor pemerintah, swasta danperguruan tinggi untuk mengatasi keterbatasan dana pembangunan berkelanjutan (b) pengembanganekonomi berbasis potensi lokal dengan cara pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi danproduk olahan melalui teknologi tepat guna dan perluasan pemasaran, (c) optimalisasi peran pusatpelayanan dengan cara melengkapi ketersediaan sarana dan prasarana serta keterkaitan sosial ekonomidengan daerah pelayanannya, (d) peningkatan kualitas SDM dan pemberdayaan masyarakat melaluipendidikan/pelatihan dan pembinaan kelembagaan berbasis pedesaan, (e) optimalisasi peran kabupatengarut sebagai daerah penyangga Jawa barat melalui efektifitas penggelolaan tata ruang kawasan lindungdan budidaya dengan mempertimbangkan kawasan rawan bencana alam. 
STRATEGI PEMASARAN TAUCO CAP BIRUANG DI KABUPATEN CIANJUR Zumi Saidah; Kuswarini Kusno; Eliana Wulandari
Sosiohumaniora Vol 14, No 1 (2012): SOSIOHUMANIORA, MARET 2012
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.612 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v14i1.5476

Abstract

Saat ini, produksi tauco Cianjur kini semakin menyusut, seiring dengan berkurangnya jumlah pengusaha yang menggeluti usaha pembuatan makanan khas Cianjur ini. Melihat hal ini maka, perlu dicarikan solusi bagi para pengusaha tauco Cianjur agar mereka tetap dapat mempertahankan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kendala-kendala internal dan eksternal perusahaan dalam memasarkan tauco Cap Biruang; (2) merekomendasikan strategi pemasaran yang lebih baik untuk meningkatkan dan mengembangan pemasaran tauco Cap Biruang. Penelitian ini dilakukan di perusahaan tauco Cap Biruang, Desa Pamayonan Kecamatan Cianjur Kota, Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang memusatkan perhatian pada suatu kasus perkembangan pemasaran tauco Cap Biruang di Kaupaten Cianjur secara intensif dan rinci dengan mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi dan wawancara langsung. Pengolahan data dan informasi menggunakan analisis deskriptif dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eskternal yang telah dilakukan pada perusahaan tauco cap Biruang, maka dapat diketahui bahwa secara umum perusahaan tauco cap Biruang masih belum memanfaatkan secara maksimal kekuatan dan peluang yang ada untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan IFE dan EFE yang hanya mencapai skor 2.52 dan 2.40 yang apabila dilihat pada matriks Internal-Eksternal (IE) berada pada kolom V. Hal ini berarti pihak perusahaan tauco cap Biruang masih pada tahap sedang (rata-rata) yang baru mampu mencapai tahap strategi pemeliharaan, pertahankan (hold and maintain) melalui penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi yang dapat diterapkan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pegembangan produk, dengan cara memperluas segmen pasar. Selain itu berdasarkan dari hasil analisa SWOT maka di dapatkan beberapa alternatif strategi diantaranya: meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar terutama pada saat-saat tertentu, memperluas area pemasaran, perlunya menjalin kemitraan dengan lembaga maupun pihak lainnya guna mengatasi ancaman dan meraih peluang yang ada. Selain itu juga perlu dilakukan perbaikan pencatatan keuangan mengingat selama ini pencatatan yang dilakukan oleh industri tauco cap Biruang hanya sebatas pencatatan sederhana tanpa ada perhitungan laba/rugi.
Analisis Kelayakan Bisnis Kedai Kopi (Studi Kasus Pada Agrowisata N8 Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung) Nabila Ananda Putri; Zumi Saidah; Dika Supyandi; Lucyana Trimo
Journal of Food System & Agribusiness Volume 3 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jofsa.v3i2.1564

Abstract

The increasing trend of coffee consumption leads to Agrowisata N8’s plan to open a coffee shop in their lodging area as an addition to their facilities and asset utilization that are expected to provide economic value. The aim of this study is to obtain a feasibility analysis of a coffee shop that located in Agrowisata N8 Malabar with a qualitative research method and a case study approach. Data collection techniques carried out in the form of library research, interviews, observation and documentation. This feasibility study are observed from legal aspect, market and marketing aspect, environmental aspect, management and human resources aspect, technical and technological aspect and  financial aspects with the calculation of the feasibility of investment such as NPV, IRR, Net B/C and Payback Period. The results showed that based on the non-financial aspect, this coffee shop is feasible to run. Financial analysis of Agrowisata N8 coffee shop shows an NPV value of Rp. 82,929,169, an IRR value of 49.51%, a Net B / C of 1.78 and a payback period of 2 years and 4 months. Keywords: Coffee Shop, Feasibility Study, Malabar
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI KENTANG SEBELUM DAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN KERTASARI, KABUPATEN BANDUNG Widia Kintan Sabila Firdaus; Eliana Wulandari; Dini Rochdiani; Zumi Saidah
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i2.5054

Abstract

Potato is an annual vegetable crop that can replace staple food. The increase of potatoes needs lead to the majority of farmers in Kertasari to grow potatoes as one of their agricultural commodities. The Covid-19 pandemic had an impact on the agricultural sector, such as a decrease in the selling price of agricultural products which also occurred in potato. This study aimed to analyze the income of potato farming before and during the Covid-19 pandemic in Kertasari. This study uses a quantitative research design using a questionnaire as a research instrument. The research was conducted in Cibeureum and Cikembang Villages in Kertasari to 44 potato farmers from August to November 2020. Data analysis in this study used income analysis, R/C analysis, and paired sample t-test. The result showed that there was a significant difference between the income of potato farming before the Covid-19 pandemic and during the Covid-19 pandemic, and had a value of R/C above 1 indicating that potato farming in Kertasari is profitable and feasible to be performed.
STRUKTUR BIAYA PRODUKSI USAHATANI PAPRIKA DENGAN TEKNIK PENGAIRAN IRIGASI TETES Reina Ayu Cecilia; Sulistyodewi Nur Wiyono; Zumi Saidah; Pandi Pardian
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 7, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ma.v7i2.5374

Abstract

Paprika is one of the horticultural commodities that has the opportunity to be cultivated because of high demand. However, the amount of paprika production has not been able to fulfill the existing demand, so one of the efforts is to increase the productivity by applying the drip irrigation system. The application of these techniques leads to high costs while various aspects of paprika farming are always changing and can change the level of profits. Analysis of the structure of production costs is needed to determine the amount of costs incurred in paprika farming with the application of drip irrigation system. The purpose of this research is to explain the structure of production costs of paprika farming by applying the drip irrigation system. The analytical method used is descriptive quantitative method. The results shows the production costs incurred per year is Rp364.514.570,00 with an average fixed cost of Rp184.837.320,00 per year and the average variable cost of Rp179.677.250,00 per year. The value of investment shows a Net B / C of 2,66, which means it is profitable.