Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Efektifitas Ekstrak Air Daun Gaharu (Gyrinop versteegii) Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Wistar Hiperglikemia Nasution, Dina Munawaroh; Parwata, I Made Oka Adi; Suirta, I Wayan; Wasudewa, Kresna Murti
Jurnal Media Sains Vol 2, No 2 (2018): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jms 3.v2i2.427

Abstract

ABSTRAKPengobatan tradisional yang bersumber dari bahan alam saat ini sedang banyak dilakukan untuk penanganan diabetes mellitus. Penelitian terhadap ekstrak air daun gaharu (Gyrinop versteegii) ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penurunan kadar glukosa darah pada tikus wistar hiperglikemia. Hiperglikemia disebabkan adanya kenaikan jumlah radikal bebas. Senyawa antioksidan yang terkandung dalam daun gaharu berperan dalam menghambat stress oksidatif yang menjadi sumber penyakit salah satunya diabetes. Uji aktivitas antihiperglikemik dilakukan terhadap hewan uji coba berupa tikus wistar. Keadaan hiperglikemia pada hewan diperoleh melalui induksi aloksan secara intraperitroneal. Kelompok pembagian hewan uji dibagi menjadi lima dengan perlakuan dan dosis berbeda yaitu kelompok DP1 (100 mg/kgBB), kelompok DP2 (200 mg/kgBB), kelompok DP3 (400 mg/kgBB), kelompok DP4 (Kontrol Negatif), kelompok DP5 (Kontrol Positif). Pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan dengan glukotest selama interval hari ke-3, 7 dan 14. Data dianalisis secara statistika dengan One Way Anova dan Post Hoc Study menunjukkan nilai signifikansi (p<0,05) dalam menurunkan kadar glukosa darah. Hasil penelitian menunjukkan kelompok DP3 (400 mg/kgBB) memiliki efektifitas dalam penurunan kadar glukosa darah paling baik diantara kelompok dosis lain. Persentase penurunan kadar glukosa darah pada kelompok DP3 dan DP5 tidak berbeda jauh dengan nilai sebesar 74,78 % dan 75,80 %. Hasil ini didukung dengan kandungan total fenol dan flavonoid sebesar 6,0112 mg GAE/100 g dan 3,1533 mg QE/100 g.Kata kunci: daun gaharu (Gyrinop versteegii), kadar glukosa darah, tikus wistar, aloksan, hiperglikemiaABSTRACTTraditional medicine sourced from natural ingredients is currently being carried out for the treatment of diabetes mellitus. A study of gaharu leaves water extract (Gyrinop versteegii) was conducted to determine the effectiveness of decreased blood glucose level in hyperglycemic wistar rats. Hyperglycemia is caused by an increasing number of free radicals. Antioxidant compounds contained in gaharu leaves play a role in inhibiting oxidative stress which is the source of disease as diabetes. An antihyperglycemia activity test was performed on experimental animal as wistar rat. Hyperglycemia in the animals is obtained through intraperitroneal alloxan induction. The animal distribution group was divided into five different treatments and doses of DP1 (100 mg / kgBB), DP2 (200 mg / kgBB), DP3 (400 mg / kgBB), DP4 (Negative Control), DP5 (Positive Control). Blood glucose level examined by blood glucose examiner (Glucotest) during the 3rd, 7th and 14th day intervals. Data were analyzed statistically by One Way Anova and Post Hoc Study showed significant (p<0,05) in decreasing blood glucose level. The results showed that DP3 (400 mg / kgBB) has the best effectiveness indecreasing blood glucose levels than other dosage group. Decreased blood glucose percentage of DP3 and DP5 has close differences, it is 74,78 % and 75,80 %. These results were supported by total phenol and flavonoid content of 6.0112 mgGAE/100g and 3.1533 mgQE/100 g.Keywords: Gaharu leaves, antihyperglycemic, blood glucose concentration, wistar rat, alloxan.
Potensi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Penurunan Kadar Histamin Pada Ikan Lemuru (Sardinella longiceps) Valent, Febryna Aurora; Oka Adi Parwata, I Made; Susanah Rita, Wiwik
Jurnal Media Sains Vol 1, No 2 (2017): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.082 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v1i2.262

Abstract

ABSTRAK ?Tanaman kelor merupakan suku Moringaceae yang telah menjadi obyek pada banyakpenelitian karena mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, tanin, dan senyawafenolik lain yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipotensi ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera) terhadap penurunan kadar histamin padaikan lemuru (Sardinella longiceps). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui konsentrasi minimum ekstrak etanol daun kelor dan penentuan kadar total flavonoid yang terdapat di dalamekstak etanol daun kelor. Variasi konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan adalah 0%, 7%,8%, 9%, 10%, dan 15% dengan lama perendaman selama 0, 30, 60, dan 90 menit. Kadarhistamin diuji dengan alat Biofish dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan Two WayANOVA untuk mengetahui perbedaan yang berarti sebagai respon terhadap perlakuan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ekstrak dan lama perendaman memilikiperbedaan yang nyata (P<0,05) dan konsentrasi minimum ekstrak yang dapat menurunkan kadar histamin adalah 8%. Kadar total flavonoid pada ekstrak etanol daun kelor yang digunakanadalah 3177,11 mg/100 g QE.Kata kunci: Sardinella longiceps, Moringa oleifera, histamin, flavonoidABSTRACT Moringa plants are Moringaceae tribes that have been the object of many studiesbecause they contain active compounds such as flavonoids, saponins, tannins, and other potentially antibacterial phenolic compounds. The aim of this research is to know the potency ofmoringa leaf ethanol extract (Moringa oleifera) to decrease histamine levels in lemuru fish(Sardinella longiceps). This study also aims to determine the minimum concentration ofmoringa leaf ethanol extract and the determination of total flavonoid content c ontained inethanol extract of moringa leaf. Variations of ethanol extract concentration used were 0%, 7%,8%, 9%, 10%, and 15% with soaking time for 0, 30, 60, and 90 min. Histamine levels weretested with a Biofish tool and the results were analyzed using Two Way ANOVA to determinethe significant differences in response to the treatment. The results showed that v ariation of extract concentration and soaking time had significant difference (P<0,05) and the minimumconcentration of extract which could decrease histamine level was 8%. The total flavonoidcontent of moringa leaf? ethanol extract used was 3177.11 mg/100 g QE.Keywords: Sardinella longiceps, Moringa oleifera, histamine, flavonoids
Gaharu Leaf Water Extract Reduce MDA and 8-OHdG Levels and Increase Activities SOD and Catalase in Wistar Rats Provided Maximum Physical Activity Parwata, I Made Oka Adi; Manuaba, Ida Bagus Putra; Sutirtayasa, I Wayan Putu; Wita, I Wayan
BALI MEDICAL JOURNAL Vol 5 No 3 (2016)
Publisher : BALI MEDICAL JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.78 KB)

Abstract

Background: Oxidative stress occurs due to an imbalance of the number of free radicals by the number of endogenous antioxidant produced by the body i.e. Superoxide Dismutase (SOD), Gluthathione Peroxidase (GPx), and Catalase. The imbalance between the number of free radicals and antioxida nts can be overcome with the end ogenous antioxidant intake that exogenous oxidative stress can be reduced. O ne of exogenous antioxidants is natural Gaharu leaf water extract. Objective: This research focus on the effect of Gaharu leaf water extract in reducing MDA and 8- OHdG and increase the activity of SOD and Catalase. Methods: This study was an experimental with post only controls group design. Experiment was divided into 5 groups of w istar rats, each consisting of 5 animals, i.e. negative control group without extract [K (-)], treatment 1 treated 50 mg/ kg BW/day of the extract (T1), treatment 2 treated 10 0 mg/ kg BW/day of the extract (T2), treatment 3 treated 200 mg/ kg BW/day of the extract (T3), and positive control group [K (+)] treated with vitamin Cat a dose 50 mg/ kg BW/day. All groups treated for 10 weeks. Every day, before treatment, each group was given a maximum swimming activity for 1.5 hours for 10 weeks. ELISA was used to measure MDA, 8-OHdG, SOD , and C atalase activities . Result: The research results showed that treatment of extract of leaves of Gaharu with an higher dose from 50 mg/kg BW up to 200 mg/ kg BW significantly decline (p
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA FLAVOOID PADA EKSTRAK n-BUTANOL DAUN CENDANA DAN POTENSINYA SEBAGAI AGEN ANTIKANKER DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST I Wayan Pramana Eka Putra; Ni Made Puspawati; I Made Oka Adi Parwata
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 6 No 1 (2018): Volume 6, Nomor 1, 2018
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.161 KB)

Abstract

ABSTRAK: Radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker dan penyakit degeratif lainnya. Senyawa flavonoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan sehingga dapat meredam dan mencegah kerusakan sel akibat reaksi radikal bebas. Cendana (Santalum album, L) merupakan salah satu tumbuhan obat Indonesia yang secara tradisional telah digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan senyawa flavonoid pada ekstrak n-butanol daun cendana dan potensinya sebagai agen antikanker dengan uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstraksi daun cendana dilakukan dengan maserasi menggunakan metanol. Ekstrak metanol yang diperoleh selanjutnya difraksinasi dengan n-heksana, kloroform, dan n-butanol. Ekstrak n-butanol yang mengandung flavonoid kemudian ditentukan kandungan total flavonoidnya, dipisahkan dan dimurnikan menggunakan teknik kromatografi kolom. Evaluasi aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhidrazyl) dan uji toksisitas dilakukan menggunakan larva Artemia salina Leach sebagai bioindikator. Hasil maserasi 500 g serbuk cendana diperoleh 30,17 g ekstrak pekat metanol. Fraksinasi 25 g ekstrak pekat metanol menghasilkan berturut-turut 3,39 g ekstrak pekat n-heksana, 3,41 g ekstrak kloroform, 7,73 g ekstrak n-butanol dan 9,11 g ekstrak pekat air. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak n-butanol mengandung flavonoid. Pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan 6 fraksi gabungan (F1, F2, F3, F4, F5, dan F6). Fraksi F3 yang mengandung flavonoid menunjukkan aktivitas antioksidan dengan IC50 sebesar 182,73 ppm dan bersifat toksik terhadap larva Artemia salina Leach dengan LC50 sebesar 158,49 ppm sehingga berpotensi sebagai agen antikanker. Kata kunci: daun cendana, Santalum album, L, flavonoid, toksisitas, antioksidan ABSTRACT: Exeessive amount of free radical in the body can generate many health problems including cancer, cardiovascular and others. Flavonoid compounds have been reported to have ability in scavenging and preventing our body from cell damage cause by free radicals. Cendana (Santalum album L.) is one of Indonesian traditional plant that has tradtionally been used to treat various diseases. This study was aimed to evaluate the antioxidant activity and toxicity of the flavonoid compounds present in n-buthanol extract of leaf Cendana. Extraction of Cendana leaf powder was done by maceration with methanol. The Crude methanol extract was then fractionated with n-hexane, chloroform, and n-buthanol respevtively. n-buthanol extract possesing flavonoid was further separated and purified into silica gel column chromatograpphy. Antioxidant activity was determined using DPPH method (1,1-diphenyl-2- picrylhidrazyl) and tocixcity test was performed using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) with Artemia salina Leach as bioindicator. Extraction of 500 g leaf powder cendana yielded 30.17 g of crude methanol extract. Fractionation of 25 g crude methanol extract gave 3.39 g n-hexane,3.41 g chloroform, 7.73 g of n-buthanol and 9.11 g of water extracts respectively. Flavonoid compound was presence in n-buthanol extract. Flash column chromatography separation of n-buthanol extract gave 6 fractions (F1, F2, F3, F4, F5, and F6). Fraction F3 exhibiting the flavonoid compound showed antioxidant activity with IC50 of 182.73 ppm and toxic to Artemia salina Leach larvae with LC50 value of 158.49 ppm, hence it is potential as anticancer agent. Keywords: Santalum album, L., flavonoid, toxicity, antioxidant
VALIDASI METODE ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT PARASETAMOL DAN FENILBUTASON PADA PRODUK OBAT TRADISIONAL DENGAN HPTLC-SPEKTROFOTODENSITOMETRI I Putu Ngurah Apri Susilawan; I Made Siaka; I Made Oka Adi Parwata
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 7 No 1 (2019): Volume 7, Nomor 1, 2019
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.758 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan validasi metode analisis secara simultan bahan kimia obat parasetamol dan fenilbutason yang terdapat pada produk obat tradisional dengan menggunakan high performance thin layer chromatography (HPTLC)-spektrofotodensitometri. Validasi ini dilakukan dengan menentukan spesifitas, linieritas, presisi dan akurasi pengukuran. Spesifitas ditentukan dengan membandingkan profil analit dalam larutan baku, sampel dan spike. Selanjutnya, noda yang telah terpisah secara kromatografi lapis tipis discan menggunakan spektrofotodensitometer. Linieritas, batas deteksi (limit of detection, LoD), batas kuantitasi (limit of quantitation, LoQ) ditentukan dengan konsentrasi 25 – 700 ng/spot untuk parasetamol sementara 75 – 2100 ng/spot untuk fenilbutason. Presisi dan akurasi dilakukan dengan menambahkan baku campuran ke dalam larutan uji menggunakan satu konsentrasi dengan 6 kali pengulangan. Hasil validasi metode analisis parasetamol dan fenilbutason pada produk obat tradisional dengan HPTLC-Spektrofotodensitometri menunjukkan metode ini valid dengan spesifisitas, linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi, presisi dan akurasi yang memenuhi persyaratan. The aim of this study was to validate the simultaneous analysis method of paracetamol and phenylbutazone contained in traditional drugs using high performance thin layer chromatography(HPTLC)-Spectrophotodensitometry. The validation was carried out by determination of the specificity, linierity, limit of detection (LoD) and limit of quantitation (LoQ), precision and accuracy. The specificity was determined by comparing the profile of analytes in standart solution, sample solutions, and spike. Further, the seperated spots on thin layer chromatograms were scanned using spectrophotodensitometry. The liniarity, LoD and LoQ were determined using 25 – 700 ng/spot of paracetamol concentrations while 75 – 2100 ng/spot of phenylbutazone concentrations. The precision and accuracy were determined by adding a centain concentration of the chemicals into sample solutions with 6 time of repetitions. The results showed that the simultaneous analysis method of paracetamol and phenylbutazone contained in traditional drug products with HPTLC- Spectrodensitometry is valid since the specificity, linearity, LoD and LoQ, and precision and accuracy of the analysis meet the requirements.
POTENSI EKSTRAK LIMBAH KULIT PISANG LOKAL (Musa sp) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli dan Staphylococcus Aureus I Gusti Bagus Teguh Ananta; Wiwik Susanah Rita; I Made Oka Adi Parwata
CAKRA KIMIA (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) Vol 6 No 1 (2018): Volume 6, Nomor 1, 2018
Publisher : Magister Program of Applied Chemistry, Udayana University, Bali-INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.717 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan unuk menentukan potensi ekstrak limbah kulit pisang lokal sebagai antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian yang dilakukan meliputi penentuan ekstrak limbah kulit pisang lokal (pisang mas, susu dan kayu) yang terbaik dalam menghambat pertumbuhan bakteri, penentuan pelarut terbaik, dan konsentrasi hambat minimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol merupakan ekstrak yang paling aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan daya hambat sebesar 19,17 mm untuk bakteri Escherichia coli dan 18,67 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10 %. Ekstrak n-butanol limbah kulit pisang mas memberikan daya hambat bakteri yang lebih baik dibandingkan ekstrak air, n-heksana, dan etil asetat yaitu sebesar 17,15 mm untuk bakteri Escherichia coli dan 16,37 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi hambat minimum ekstrak n-butanol menunjukkan hasil hambatan pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah sebesar 0,5 % dengan daya hambat sebesar 7,65 mm dan 0,5% untuk bakteri Staphylococcus aureus dengan daya hambat sebesar 5,55 mm. Uji fitokimia menunjukkan bahwa senyawa yang berperan dalam aktivitasnya sebagai antibakteri yaitu alkaloid, terpenoid, flavonoid, fenol dan saponin. Kadar total fenol yang terdapat dalam ekstrak n-butanol limbah kulit pisang mas adalah sebesar 250,17 mg GAE/ 100 g dan kadar total flavonoid sebesar 129,07 mg QE/100g Kata Kunci : Antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus, Musa Paradisiaca, ABSTRACT: This research has been conducted to determine the potency of banana local peel waste (Musa sp) as antibacteria towards Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The research included determining of the best extract of local banana peel waste (banana mas, susu, and kayu) to inhibit bacterial growth, the best solvent, and minimum inhibitory concentration. The results showed that the methanol extract has the best one to inhibit the growth of both bacteria E. coli and S. aureus with the inhibition zone of 19.17 mm and 18.67 mm respectively at concentration 10%. n-butanol extract of banana mas (Musa accuminata, AA) peel waste was the best one to inhibit both bacteria compared to water, n-hexane, and ethyl acetate extract with the inhibition zone of 17.15 mm for Escherichia coli and 16.37 mm for Staphylococcus aureus. The minimum inhibitory concentration of n-butanol extract towards both E. coli and S. aureus was 0.5% with the inhibitory zone of 7.65 mm and 5.55 mm respectively. Phytochemical screening result indicated the presence of alkaloid, terpenoid, phenols, flavonoids, and saponins which may influence the antibacterial activities. Total phenols content of the extract was 250.17 mg GAE/ 100 g while total flavonoids content was 129.07 mg QE/ 100 g.
AKTIVITAS ANTIRADIKAL BEBAS SERTA KADAR BETA KAROTEN PADA MADU RANDU (Ceiba pentandra) DAN MADU KELENGKENG (Nephelium longata L.) I M. Oka Adi Parwata; K. Ratnayani; Ana Listya
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 4, No. 1 Januari 2010
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.94 KB)

Abstract

It has been done the determination of free antiradical activity and beta caroten concentration on randu honey(Ceiba pentandra) and kelengkeng honey (Nephelium longata L.). The free antiradical activity determined bydiphenyl pykril hydrazil (DPPH) method according to sphectrophotometry UV-Vis, before that the honey was dilutedwith methanol and then the absorbance was measured on 497nm, 517 nm, and 537 nm. The beta karotenconcentration determination was done TLC-Sphetrophotodensitometrically by using beta caroten standard; the honeywhich was resulted by methanol maseration was partiated with acetone p.a. The next step was done by TLC withethyl acetate as an eluent : chloroform (3:7) and the peak of the analyt was read on TLC scanner 3.The result showed that the free antiradical activity on kelengkeng honey was greater than randu honey.Whereas the beta caroten concentration on kelengkeng honey was fewer than beta caroten concentration randuhoney. The activity of free antiradical and beta caroten concentration was 82,10 % and 1,9687 mg/100 g respectively,whereas for randu honey was 69,37 % and 3,6327 mg/100 g respectively.
KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN FLAVONOID DARI BUAH KERSEN (Muntingia calabura) SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDANNYA Made Ratih Mettaswari Senet; I Made Oka Adi Parwata; I Wayan Sudiarta
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 11. No.2 Juli 2017
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.217 KB) | DOI: 10.24843/JCHEM.2017.v11.i02.p14

Abstract

Buah kersen (Muntingia calabura) merupakan salah satu buah yang memiliki manfaat tinggi untuk kesehatan dan dapat dikonsumsi sebagai alternatif pengganti obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total fenol dan flavonoid dari buah kersen serta menguji aktivitas antioksidannya. Sampel buah kersen sebanyak 1,56 kg di ekstraksi secara bertingkat dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol yang menghasilkan ekstrak n-heksan (2,16 g), etil asetat (4,52 g), dan etanol (50,25 g). Hasil penapisan fitokimia menunjukan ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat positif mengandung flavonoid dan fenol. Ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat selanjutnya diukur kandungan total fenol dan flavonoidnya dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil pengukuran menunjukakan kandungan total fenol ekstrak etanol dan etil berturut-turut sebesar 0,24 % GAE dan 0,85 % GAE sedangkan kandungan total flavonoidnya berturut-turut 0,13 % QE dan 0,03 % QE. Aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat dan etanol yang diukur dengan metode DPPH memberikan nilai IC50 berturut-turut sebesar 0,13 mg/mL dan 0,25 mg/mL.
POTENSI EKSTRAK DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI Ni Made Rica Dwi Adnyani; I Made Oka Adi Parwata; I Made Sutha Negara
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 11. No.2 Juli 2017
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.285 KB) | DOI: 10.24843/JCHEM.2017.v11.i02.p10

Abstract

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang mampu menangkal atau meredam efek negatif oksidan dalam tubuh. Daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) dapat digunakan sebagai antioksidan alami karena mengandung metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun nangka yang dapat digunakan sebagai antioksidan alami. Ekstraksi serbuk kering daun nangka dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol, sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode difenilpikril hidrazil. Ekstraksi 1000 gram serbuk daun nangka kering menghasilkan ekstrak kental n-heksana yang berwarna hijau sebanyak 19,60 gram, ekstrak etil asetat yang berwarna hijau kecoklatan sebanyak 21,04 gram dan ekstrak etanol yang berwarna coklat sebanyak 24,76 gram. Uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol positif terdapat senyawa flavonoid. Total flavonoid pada ekstrak n-heksana 18,07 mg/100gr QE, ekstrak etil asetat 249,94 mg/100gr QE dan ekstrak etanol 422,90 mg/100gr QE. Hasil uji aktivitas antioksidan pada ekstrak n-heksana memiliki nilai IC50 sebesar 35,57 ppm, ekstrak etil asetat memiliki nilai IC50 sebesar 48,48 ppm dan ekstrak etanol memiliki nilai IC50 sebesar 12,65 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan paling kuat dan siap dikembangkan sebagai alternatif antioksidan alami.
KADAR TOTAL FLAVONOID DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii) I. M. O. A. Parwata; I N. A. Kusuma; I. G. A. K. S. P. Dewi
Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) Vol. 16, No.1, Januari 2022
Publisher : Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Udayana (Program of Study in Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University), Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JCHEM.2022.v16.i01.p03

Abstract

Antioksidan alami yang berasal dari kelompok senyawa flavonoid pada tumbuhan sebagai antioksidan alternatif terus meningkat penggunaan, pengembangan dan penelitiannya. Salah satu diantaranya adalah tanaman gaharu (Gyrinops versteegii). Tanaman gaharu merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dimana zat yang diduga bertanggung jawab adalah senyawa flavonoid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar total flavonoid pada fraksi etil asetat daun gaharu dan aktivitasnya sebagai antioksidan. Penentuan kadar total flavonoid fraksi etil asetat daun gaharu ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur pada panjang gelombang sinar tampak 415 nm dengan menggunakan pembanding kuersetin. Uji aktivitas antioksidan fraksi etilasetat daun gaharu dilakukan dengan mengukur aktivitas peredaman terhadap radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) secara spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Sebanyak 100 gram serbuk kering daun gaharu dimaserasi dengan 2L aqua DM (70oC – 80oC) dan didapatkan ekstrak pekat sebanyak 400 mL. Partisi selanjutnya dengan pelarut n-heksana, kloroform dan etil asetat diperoleh fraksi kental berturut-turut 5,58 gram, 4,05 gram, dan 8,27 gram. Analisis kualitatif dengan uji fitokimia menunjukkan fraksi etil asetat positif mengandung senyawa flavonoid dengan intensitas perubahan warnanya yang paling tinggi. Hasil penelitian menunjukkan kadar total yang diperoleh dari fraksi etil asetat daun gaharu adalah sebesar 840,12 mg QE /100 gram dan IC50 60,40 ppm. Nilai ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun gaharu (Gyrinops versteegii) memiliki kadar total flavonoid yang tinggi dan mempunyai aktivitas Antioksidan alami yang berasal dari kelompok senyawa flavonoid pada tumbuhan sebagai antioksidan alternatif terus meningkat penggunaan, pengembangan dan penelitiannya. Salah satu diantaranya adalah tanaman gaharu (Gyrinops versteegii), yang banyak dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obat tradisional, dimana senyawa yang diduga bertanggung jawab adalah golongan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar total flavonoid pada fraksi etil asetat daun gaharu dan aktivitasnya sebagai antioksidan. Penentuan kadar total flavonoid fraksi etil asetat daun gaharu ditentukan dengan cara mengukur nilai absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 415 dengan kuersetin sebagai pembanding. Uji aktivitas antioksidan fraksi etilasetat daun gaharu dilakukan dengan cara mengukur aktivitas peredaman menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm terhadap radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Sebanyak 100 gram serbuk kering daun gaharu yang dimaserasi dengan 2L aqua DM (70oC – 80oC) menghasilkan ekstrak pekat sebanyak 400 mL. Hasil partisi menggunakan pelarut etil asetat, kloroform dan heksanadiperoleh fraksi kental berturut-turut 8,27 gram, 4,05 gram, dan 5,58 gram. Analisis kualitatif dengan uji fitokimia menunjukkan fraksi etil asetat positif mengandung senyawa flavonoid dengan intensitas perubahan warnanya yang paling tinggi. Hasil penelitian menunjukkan kadar total flavonoid yang diperoleh dari fraksi etil asetat daun gaharu adalah 840,12 mg QE/100 gram dan IC50 sebesar 60,40 ppm. Nilai ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun gaharu (Gyrinops versteegii) memiliki kadar total flavonoid yang tinggi dan mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Kata kunci: antioksidan, daun gaharu (Gyrinops versteegii), DPPH, IC50. Natural antioxidants derived from the group of flavonoid compounds in plants as alternative antioxidants continue to increase their use, development and research. One of them is agarwood (Gyrinops versteegii) that is widely used as a traditional medicine, where the substances that are thought to be responsible are flavonoid compounds. This study was conducted to determine the total flavonoid content in the ethyl acetate fraction of agarwood leaves and their antioxidant activities. The total flavonoid content was determined based on the absorbance value measured at a wavelength of 415 nm by using UV-Vis spectroftometer, with a quercetin as standard for comparison. The antioxidant activity test of the ethylacetate fraction of Gyrinops versteegii leaves was carried out by measuring the scavenging activity of DPPH radical (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) using UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 517 nm. A total of 100 grams of dry agarwood leaf powder were macerated with 2L aqua DM (70oC – 80oC) and 400 mL of concentrated extract was obtained. The next partition with ethyl acetate, chloroform and hexane produced concentrated fractions of 8.27 grams, 4.05 grams and 5.58 grams, respectively. Qualitative analysis using phytochemical tests showed that the ethyl acetate fraction positively contained flavonoids with the highest intensity of color change. The results showed that the total flavonoid content obtained from the ethyl acetate fraction of agarwood leaves was 840.12 mg QE/100 grams and IC50 60.40 ppm. This value indicated that the ethyl acetate fraction of Gyrinops versteegii leaves had high levels of total flavonoids and strong antioxidant activity. Keywords: agarwood (Gyrinops versteegi) leaves, antioxidants, DPPH, IC50.