Daya saing kopi rakyat dari masyarakat pinggiran hutan umumnya rendah yang berakibat pada lemahnya ekonomi masyarakat. Upaya peningkatan daya saing kopi rakyat tersebut akan memperkokoh ekonomi masyarakat melalui perbaikan teknologi budidaya, pengolahan pasca panen, struktur industri dan kondisi permintaan terhadap kopi rakyat.   Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui daya saiang kopi robusta dikabupaten bondowoso. Untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan metode survei. Penelitian ini telah dilakukan di Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso selama 6 bulan pada tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: daya saing kompetitif dan komparatif kopi rakyat hasil olah kering adalah tinggi yang ditunjukkan dengan nilai PCR 0,4261 dan nilai DRCR 0,4397. Kopi olah basah juga mempunyai daya saing kompetitif tinggi dengan nilai PCR 0,3679, namun daya saing komparatif cukup tinggi dengan nilai DRCR 0,5135. Meskipun daya saing kompetitif dan komparatif tinggi, namun keuntungan rata-rata per hektar kopi rakyat olah kering hanya sebesar Rp 743.681/ha/bulan lebih kecil dari UMR Kabupaten Bondowoso dan memberikan kontribusi kepada pendapatan keluarga sebesar 33,96%. Sedangkan kopi olah basah meskipun mempunyai daya saing komparatif dengan kategori cukup tinggi namun keuntungannya lebih tinggi, yaitu Rp 1.483.742/ha/tahun dan mempunyai kontribusi 48,05% terhadap pendapatan keluarga. Terdapat enam sarana produksi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing kopi rakyat, yaitu sumberdaya manusia, teknologi, modal, bahan baku, mesin dan pasar.