Gilang Hasbi Asshidiqi
Universitas Negeri Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Internalisasi Nilai Budaya Madrasah sebagai Sarana Penguatan Pendidikan Karakter di MTsN 2 Banyuwangi Irma Agustiana; Gilang Hasbi Asshidiqi
Al Hikmah: Journal of Education Vol 2, No 1 (2021): Al Hikmah: Journal of Education
Publisher : Lembaga Pendidikan Hikmatun Najah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54168/ahje.v2i1.33

Abstract

Education is an instrument to shape and improve human character for the better. One form of strengthening character education is through madrasa culture. This study aims to determine the application of madrasa culture at MTsN 2 Banyuwangi as a means of strengthening student character education. It was initiated by the problem of moral degradation that is happening at this time, so that madrasa culture is seen as an effort to prevent moral degradation. This study uses a qualitative research approach with case study research methods. With research subjects the head of administration, teachers, and students of MTsN 2 Banyuwangi. Data was collected by using interview, observation, and documentation techniques. The data that has been collected is then analyzed using induction techniques, namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions to produce in-depth and comprehensive research findings. From this research, it can be seen that madrasa culture has been implemented and has become an inseparable part of MTsN 2 Banyuwangi which contributes to strengthening character education.Pendidikan merupakan instrumen untuk membentuk dan memperbaiki karakter manusia menjadi lebih baik. Salah satu bentuk dari penguatan pendidikan karakter adalah melalui budaya madrasah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan budaya madrasah di MTsN 2 Banyuwangi sebagai sarana penguatan pendidikan karakter siswa. Hal itu diawali oleh permasalahan degradasi moral yang terjadi pada saat ini, sehingga budaya madrasah dipandang sebagai sebuah upaya untuk mencegah terjadinya degradasi moral. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Dengan subjek penelitian kepala tata usaha, guru, dan siswa MTsN 2 Banyuwangi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian analisis dengan teknik induksi yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sehingga menghasilkan temuan penelitian mendalam dan menyeluruh. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa budaya madrasah telah diterapkan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan di MTsN 2 Banyuwangi yang turut berkontribusi dalam penguatan pendidikan karakter.
PERANAN KURIKULUM DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Irma Agustiana; Gilang Hasbi Asshidiqi
Kuttab : Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol 5, No 1 (2021): Kuttab : Jurnal Ilmu Pendidikan Islam
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/ktb.v5i1.608

Abstract

The curriculum plays an important role in education both in educational institutions and in the community. The curriculum plays a role in shaping students ready to go into society. That way the curriculum must contain a conservative role so that students are able to transmit the cultural values of society so that students are able to preserve the cultural values of society and are not influenced by foreign cultures, creative roles so that students become more creative, innovative and constructive when facing various problems or conditions to be resolved and critical and evaluative roles so that students are able to filter cultural values that are still relevant to the times or conditions of society. The curriculum is closely related in education. Curriculum that is closely related in education. Where the curriculum is also a tool for developing education both through school education institutions, madrasas and Integrated Islamic Schools which have different educational goals. Where schools emphasize more knowledgeable students, madrasas that emphasize students have a strong religious foundation and the Integrated Islamic School emphasizes both broad knowledge which is fortified with strong religious knowledge.
SUKU OSING, BENTUK PERLAWANAN BUDAYA MASYARAKAT BLAMBANGAN TERHADAP MATARAM ISLAM Gilang Hasbi Asshidiqi; Irma Agustiana
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36424/jpsb.v8i1.290

Abstract

Budaya merupakan hasil cipta, karya, dan karsa dari masyarakat yang menunjukkan identitas dari masyarakat yang membawanya. Budaya menjadi nilai tawar suatu kelompok, seperti suku Osing. Suku Osing menjadi objek perebutan dan taklukan yang digunakan untuk kepentingan kerajaan disekelilingnya seperti perluasan wilayah, mobilisasi kekuatan, ekonomi, bahkan pengaruh kultural. Salah satu kerajaan yang berupaya untuk menguasainya adalah Kesultanan Mataram. Kesultanan Mataram berupaya menanamkan budaya Jawa dan Islamisasi terhadap masyarakat Blambangan. Sehingga masyarakat Blambangan mengembangkan kebudayaan Osing untuk bertahan dan melawan pengaruh budaya Mataram. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perlawanan masyarakat Blambangan dan bagaimana mempertahankan diri dari dominasi budaya Mataram hingga tetap bertahan hingga saat ini. Penulisan artikel ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka merupakan metode dengan menghimpun sumber kepustakaan. Melalui pencarian referensi mengenai permasalahan yang ditemukan berupa textbook, jurnal, artikel ilmiah, yang sesuai. Lalu di gunakan langkah-langkah penelitian sejarah meliputi, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sehingga dapat diketahui perlawanan budaya rakyat Blambangan melalui komunitas Osing berhasil dilakukan dalam menghadapi pengaruh Mataram dan pada akhirnya masyarakat Osing bertahan hingga saat ini sekalipun Islamisasi terjadi tetapi tetap memegang ajaran nenek moyang.