Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Mendongeng Digital sebagai Media Peningkatan Soft Skill Santri Sanggar Baca Jendela Dunia Latifah Latifah; Indrani Dewi Anggraini; Wiwit Sariasih; Mia Perlina
Acitya Bhakti Vol 1, No 2 (2021): ACITYA BHAKTI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/acb.v1i2.10868

Abstract

Sanggar Baca Jendela Dunia (SBJD) yang berlokasi di RT 01 RW 02 Legoso Ciputat Timur didirikan atas dasar keprihatinan terhadap rendahnya minat baca anak-anak di lingkungan setempat. Atas pertimbangan hal tersebut, SBJD pun kemudian berupaya untuk meningkatkan kemampuan literasi anak-anak. Oleh karena itu, kegiatan PkM ini bertujuan untuk meningkatkan soft skill sekaligus mendorong dan meningkatkan kemampuan literasi digital melalui variasi kegiatan yang edukatif dan menyenangkan untuk menarik minat para peserta didik/santri SBJD. Metode yang digunakan dalam kegiatan PkM ini dilaksanakan melalui kegiatan mendongeng digital  yang dikembangkan melalui diskusi, bermain, dan bernyanyi. Selain itu, asesmen dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi whiteboard.fi yang menuntun para santri memperoleh pengetahuan dan keterampilan terkait digital literasi. Kegiatan PkM diikuti oleh 30 santri dengan rentang usia 4-12 tahun. Dari hasil kegiatan PkM, para santri mengikuti rangkaian kegiatan dengan antusias tinggi dan ceria. Kemampuan literasi para santri ditunjukkan dengan penggunaan Zoom sebagai media pelaksanaan kegiatan, Power Point sebagai media presentasi dongeng dan materi penguatan dan pengembangan tentang dongeng, serta asesmen dengan aplikasi Whiteboard.fi yang memungkinkan para santri untuk bereksperimen. Selain itu, melalui dongeng yang disampaikan, para peserta juga mendapat pendidikan karakter sehingga terbentuknya rasa percaya diri, menjadi pribadi yang bersyukur, dan saling menghormati. 
Investigating Undergraduate Students’ Outline and Essay Writing Umi Hani; Mia Perlina
Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 14, No 1 (2022): Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/wanastra.v14i1.11640

Abstract

Abstract  - Writing an essay is quite tricky as it needs more than pouring all ideas in written arrangement. Those ideas must be gathered, organized, and planned to be arranged in an outline. The main goal of this study was aimed at examining the students’ outlines and their essays based on their outlines. To evaluate their outline, the framework was based on the outline checklist proposed by Zemach & Rumisek (2005). This study employed qualitative study and involved 30 students in the third semester of 2020/2021 academic year enrolled in the Essay Writing course, at English Department, Faculty of Letters, Universitas Pamulang (Unpam). The results of constructing an outline, it showed that the highest percentage (73%) in constructing an outline was in organization for paragraphs in the right order. On the other hand, insSupport for each main idea related to the thesis statement had the lowest percentage (40%). However, the results of generating essay writing based on their outline, there were 80% students who were successful following their outline when they created their essay. It can be concluded that most of students when they produced an outline and developed their ideas to write an essay from their outline, they followed their outline. On the other hand, they had challenge in developing support for Each main idea related to the thesis statement.
DISCURSIVE STRATEGIES OF NEWS PRESENTATION IN THE SELECTED ONLINE NEWSPAPERS Mia Perlina
Lexeme : Journal of Linguistics and Applied Linguistics Vol 1, No 1: January 2019
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/ljlal.v1i1.2478

Abstract

AbstractResearch on media language has still attracted a great deal of attention from discourse analysts due to the fact that the news delivered may vary, following the issues growing in society. This study, then, concentrated on the news reports regarding the issue of KPK vs. Polri conflict in three selected online newspapers, namely The Jakarta Post, the Jakarta Globe, and Tempo.Co. By adopting Bell’s (2007) work, the study analyzed the news text structure at the discourse level, where it dealt with the process of inclusion and exclusion in the headline, lead, and news scheme (contents). The data revealed that while The Jakarta Post (JP) tended to be objective in delivering the news in relation to Budi Gunawan’s case, the discursive strategy was practiced by The Jakarta Globe (JG) and Tempo through the news text structure at the discourse level. JG, in that case, gave the positive appraisal to Budi Gunawan (Polri) more than to KPK. Tempo, on the other hand, preferred to highlight the role of President Joko Widodo on Budi Gunawan’s case. In conclusion, the issue of media partiality in the news reports, especially on KPK vs. Polri conflict, can still be found even though it exactly opposes to journalism ethics and standards. Owing to this, it is suggested that media should pay more attention to the neutrality and objectivity in every news report.Keywords: CDA, Media, Partiality, Representation
SANTRI BERAKSI DALAM MEMAHAMI KEMAJEMUKAN BUDAYA ASIA MELALUI CERITA BERGAMBAR Mia Perlina; Indrani Dewi Anggraini; Wiwit Sariasih; Latifah Latifah
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.72 KB) | DOI: 10.30997/qh.v8i1.4268

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Qur’an yang berlokasi di Desa Karihkil, Ciseeng, Bogor. Kegiatan PKM ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris para santri yang memerlukan peningkatan dalam berbicara (speaking) Bahasa Inggris yang diperkuat dan diperkaya dengan pendekatan keterampilan berbahasa yang terintegrasi dengan keterampilan berbahasa lainnya seperti menyimak (listening), membaca (reading), dan menulis (writing). Untuk mencapai tujuan tersebut, tim PKM memutuskan untuk memilih kegiatan mendongeng (storytelling) dengan menggunakan media ajar cerita bergambar cerita rakyat dari sepuluh negara di Asia Tenggara yang bersumber dari SEAMEO storytelling cards. Melalui metode proses belajar berbasis PAKEM (Pendidikan secara Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan) dan PAKAR (Pendidikan Karakter), 40 Santri Putri PPA Nurul Qur’an dimotivasi dan ditingkatkan kemampuan multikognisi, afektif, serta psikomotoriknya. Hasil dari kegiatan PKM ini menunjukkan bahwa para peserta mengikuti kegiatan PKM dengan antusias tingi, ceria, dan proaktif dalam semua tahapan proses kegiatan PKM. Mereka juga memberikan respon positif terhadap kegiatan PKM ini. Selanjutnya, metode dan hasil kegiatan PKM ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi kegiatan PKM selanjutnya yang memiliki tema atau tujuan yang serupa, yakni meningkatkan keterampilan berbicara melalui storytelling. Akan tetapi, disarankan pula agar kegiatan pembelajaran bisa menggunakan media yang lebih variatif.
UTTERANCES IN THE WOMAN IN THE WINDOW MOVIE AN ANALYSIS OF ILLOCUTIONARY ACT Hilma Safitri; Mia Perlina; Romano Romano
Getsempena English Education Journal Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : English Education Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/geej.v9i2.1845

Abstract

This research aims to identify the illocutionary act performed by the main character in The Woman in the Window movie. This movie tells the story of Anna Fox, the main character with agoraphobia. The researchers are interested to find out the types of illocutionary act in the utterances of a person suffering from an anxiety disorder. Qualitative research and content analysis are used as the methodology. The data are collected from the movie and analyzed through some steps. The theory of Searle (1976) is applied to analyze the data. The findings reveal that four types of illocutionary act:18 assertives, 6 directives, 1 commisives, and 5 expressives utterances are used by the main character in attempting to investigate a murder. The purposes of the illocutionary act are to conclude, to state as assertive utterances, to ask, to request, to order, to command, to beg as directives utterances, to make a duty to herself as commisives utterances, and to apologize, to dislike, to thank as expressive utterances. The dominant utterance used was assertives which carries the value of true or false. It indicates that the main character was trying hard to convince the police officer of what she said was true. Interestingly, only 1 commissive utterance was used to prove what she saw was true. It explains the condition of the main character with agoraphobia.
Meningkatkan Kefasihan Berbicara Bahasa Inggris: Praktik Pelafalan Kata Menggunakan Simbol Fonetik Yani Octafia; Al Khansa Nova Misbahillah; Anita Kusumawati; Mia Perlina
Acitya Bhakti Vol 3, No 1 (2023): ACITYA BHAKTI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/acb.v3i1.23374

Abstract

Jampang English Village (JEV) merupakan program yang mendukung pembangunan 'Kampung Inggris Jampang'. Sebagai sarana pembelajaran bahasa Inggris, tutor-tutor di JEV dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam Bahasa Inggris, akan tetapi tak sedikit dari mereka mendapat kesulitan-kesulitan dalam belajar dan membimbing bahasa Inggris, salah satunya dalam hal pengucapan kata atau pronunciation. Maka diperlukan kegiatan pendampingan atau pelatihan untuk meningkatkan kefasihan dalam pronunciation tersebut. Karena itu beberapa dosen dari Program Studi Sastra Inggris Universitas Pamulang, melakukan suatu program berupa Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang berjudul  “Meningkatkan Kefasihan Berbicara Bahasa Inggris dengan Praktik Pelafalan Kata Menggunakan Simbol Fonetik. Jampang English Village (JEV) bertujuan untuk memfasilitasi mitra PkM dalam memperkaya ragam metode pengajaran Bahasa Inggris khususnya metode pembelajaran yang dapat mendorong tutor –tutor di Jampang English Village (JEV) untuk dapat meningkatkan kemampuan mengucapkan setiap kata dalam Bahasa Inggris. Metode pelaksanaan PKM yaitu memberikan materi untuk melafalkan kata-kata bahasa Inggris dan melatih kemampuan percakapan bahasa Inggris dengan menggunakan simbol fonetik. Hasil kegiatan PKM menunjukkan bahwa pendampingan dan pembimbingan praktek pelafalan kata dengan menggunakan simbol fonetik dapat membantu peserta tutor untuk memahami konsep pelafalan kata dalam Bahasa Inggris secara akurat. Sehingga, kemampuan berbicara peserta tutor dapat meningkat.  
Meningkatkan Kefasihan Berbicara Bahasa Inggris: Praktik Pelafalan Kata Menggunakan Simbol Fonetik Yani Octafia; Al Khansa Nova Misbahillah; Anita Kusumawati; Mia Perlina
Acitya Bhakti Vol. 3 No. 1 (2023): ACITYA BHAKTI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/acb.v3i1.23374

Abstract

Jampang English Village (JEV) merupakan program yang mendukung pembangunan 'Kampung Inggris Jampang'. Sebagai sarana pembelajaran bahasa Inggris, tutor-tutor di JEV dituntut untuk meningkatkan kemampuan dalam Bahasa Inggris, akan tetapi tak sedikit dari mereka mendapat kesulitan-kesulitan dalam belajar dan membimbing bahasa Inggris, salah satunya dalam hal pengucapan kata atau pronunciation. Maka diperlukan kegiatan pendampingan atau pelatihan untuk meningkatkan kefasihan dalam pronunciation tersebut. Karena itu beberapa dosen dari Program Studi Sastra Inggris Universitas Pamulang, melakukan suatu program berupa Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang berjudul  â€œMeningkatkan Kefasihan Berbicara Bahasa Inggris dengan Praktik Pelafalan Kata Menggunakan Simbol Fonetik. Jampang English Village (JEV) bertujuan untuk memfasilitasi mitra PkM dalam memperkaya ragam metode pengajaran Bahasa Inggris khususnya metode pembelajaran yang dapat mendorong tutor –tutor di Jampang English Village (JEV) untuk dapat meningkatkan kemampuan mengucapkan setiap kata dalam Bahasa Inggris. Metode pelaksanaan PKM yaitu memberikan materi untuk melafalkan kata-kata bahasa Inggris dan melatih kemampuan percakapan bahasa Inggris dengan menggunakan simbol fonetik. Hasil kegiatan PKM menunjukkan bahwa pendampingan dan pembimbingan praktek pelafalan kata dengan menggunakan simbol fonetik dapat membantu peserta tutor untuk memahami konsep pelafalan kata dalam Bahasa Inggris secara akurat. Sehingga, kemampuan berbicara peserta tutor dapat meningkat.  
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI COLLABORATIVE LEARNING Mia Perlina; Ariani Ni Komang; Tutut Sumartini
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v8i3.6578

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris para santri Pondok Modern Al-Ghozali, khususnya tingkat Sekolah Menengah Pertama, yang beralamat di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Melalui metode collaborative learning atau pembelajaran kolaboratif, kegiatan PkM ini tidak hanya berfokus pada pembelajaran bahasa semata, namun juga dapat menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan, diantaranya menumbuhkan sikap percaya diri, kerja sama, tanggung jawab, santun dalam bersikap dan berbahasa, serta menghargai orang lain. Media ajar yang digunakan yaitu berupa video percakapan yang dijadikan acuan atau model pembelajaran bagi para santri untuk berlatih atau mempraktikkan pelafalan (pronunciation) yang tepat serta memperkaya wawasan tentang ungkapan-ungkapan tertentu dalam bahasa Inggris, seperti menyampaikan, menanggapi, serta menyanggah pendapat seseorang. Hasil menunjukkan bahwa para santri dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan antusias and proaktif. Respon yang diberikan santri melalui survei evaluasi kegiatan PkM juga dinilai positif atau memuaskan, dimana 51,4% sangat setuju dan 48,6% setuju menyatakan bahwa materi yang diberikan dapat menambah (meningkatkan) kemampuan mereka dalam berbicara bahasa Inggris. Namun demikian, masih ada beberapa santri yang perlu ekstra bimbingan untuk lebih berani dan aktif berbicara bahasa Inggris. Terakhir, hasil kegiatan PkM ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi bagi pelaksanaan PkM selanjutnya untuk mengembangkan metode dan strategi dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, utamanya keterampilan berbicara (speaking skills).
IMPROVEMENT OF ENGLISH PRAGMATIC COMPETENCE OF AL-GHOZALI HIGH SCHOOL STUDENTS Mia Perlina; Hilma Safitri; Ni Komang Ariani
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v9i2.8522

Abstract

The aim of this community service was to improve students’ English pragmatic competence. The problem of the students found in SMA Al-ghozali was that they often misunderstood the implicit meaning of words. Hence, the students needed to be given a training related to learning English pragmatics. This PkM activity involved 31 students of Al-Ghozali High School located at Jalan Permata No. 19 RT. 06 RW 05, Curug, Gudung Sindur, Bogor, West Java. The stages of training in PkM activities consisted of (1) planning, (2) implementation, and (3) evaluation. At the planning stage, three lecturers and five students of Pamulang University involved prepared a learning method and pre-test. At the implementation stage, the students of Pamulang University provided a training by presenting materials and conducting a discussion on a topic of Implicature. The students collaborated to complete the exercises given by the students of UNPAM team. They carried out correction activity accompanied by the students of UNPAM.  The students then  competed to answer questions  by using  games  in  order  to  create  a  fun  learning  atmosphere.  At the evaluation stage, the students carried out post-test. The students of UNPAM concluded the lesson and closed the training session at the end of the training. The average scores of the pre-test and post-test increased from 48.1 to 72.9 or 51.5 %. It can be said that the students’ English Pragmatics competency increases.