Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

OPTIMALISASI BUDIDAYA TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM. L) DI LAHAN KERING BERBASIS VARIETAS DAN PERBANYAKAN BIBIT BERORIENTASI HAMPARAN, MEKANISASI DAN KEBIJAKAN Sudiarso Sudiarso; Setyo Budi; Hagus Tarno; Sasmita Sari
CAKRAWALA Vol 10, No 1: Juni 2016
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6099.022 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v10i1.53

Abstract

Penelitian ini berfokus pada optimalisasi budidaya tanaman Tebu (Saccahrum Officinarum, L) di lahan kering berbasis varietas dan perbanyakan bibit berorientasi hamparan dan mekanisasi serta kebijakan.Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Wotansari Kabupaten Gresik dari bulan Oktober 2014 sampai Desember 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor. Faktor I. Varietas terdiri 4 yaitu : Bululawang, VMC 76-16, Cokro, klon Columbia 2. Faktor II. Perbanyakan bibit terdiri 2 yaitu : Bagal dan Budchips. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Kombinasi perlakuan ada 24. Hasil penelitian : 1). Perlakuan varietas dan perbanyakan bibit menyebabkan interaksi nyata terhadap tinggi batang tebu waktu tanaman umur 3 bulan. Batang tebu tertinggi 361,7 Cm waktu umur 12 bulan dihasilkan varietas Bululawang dari bibit budchips yang ditanam secara double planting dan tidak berbeda nyata dengan klon Columbia 2. 2). Perlakuan varietas dan perbanyakan bibit menyebabkan interaksi nyata terhadap jumlah batang waktu umur 3 dan 6 bulan. Jumlah batang terbanyak 121 batang waktu umur 6 bulan dihasilkan varietas Cokro dari bibit bagal maupun budchips yang ditanam secara double planting dan tidak berbeda nyata dengan klon Columbia 2. Jumlah batang /10 meter terbanyak 129 batang waktu umur 12 bulan dihasilkan varietas Cokro dari bibit budchips dan tidak berbeda nyata dengan varietas Columbia 2 yang ditanam secara double planting.3). Waktu umur 12 bulan, varietas dan perbanyakan bibit tidak berpengaruh nyata terhadap brix batang tanaman kecuali perlakuan perbanyakan bibit waktu umur 9 bulan yang ditanam secara double planting. Waktu umur 12 bulan, brix batang tertinggi 25,4 % dihasilkan varietas Cokro dari bibit budchips dan tidak berbeda nyata dengan klon Columbia 2 yang ditanam secara double planting. 4). Perlakuan varietas dan perbanyakan bibit waktu umur 12 bulan secara analisa ragam tidak menunjukaan perbedaan nyata terhadap diameter batang tebu. 5). Waktu umur 12 bulan hanya perlakuan perbanyakan bibit yang berpengaruh terhadap rata-rata rendemen batang tebu. Rendemen tertinggi 11,2 % dihasilkan varietas Cokro dari bibit budchips yang secara analisa ragam tidak berbeda nyata dengan varietas lain yang ditanam secara double planting. 6). Waktu umur 12 bulan hanya perlakuan varietas yang berpengaruh pada berat tebu. Berat tebu per batang tertinggi adalah 2,1 kg dihasilkan varietas Cokro dari bibit budchips yang ditanam secara double planting.
FORMULASI MIKROORGANISME UNTUK TANAMAN TEBU Sudiarso Sudiarso; Ririen Prihandarini
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2019 "Inovasi Cerdas dan Teknologi Hijau untuk Industri 4.0"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.642 KB)

Abstract

Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia. Dengan luas areal sekitar 450 ribu ha pada periode 2007-2017, industri gula berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu petani dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai sekitar 1.3 juta orang. Gula juga merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, maka dinamika harga gula akan mempunyai pengaruh langsung terhadap laju inflasi. Kebutuhan yang demikian besar harus diimbangi dengan produksi yang tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tebu adalah perbaikan kesuburan tanah melalui teknik budidaya tanaman tebu dengan cara rekayasa teknologi mikroorganime.  Potensi alam dan kekayaan mikroorganisme di Indonesia sangat banyak namun belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal.  Rekayasa pemanfaatan mikroorganisme mempunyai prospek yang bagus untuk memulihkan degradasi lahan pada agroekosistem tanaman tebu.Formulasi mikroorganisme untuk mendapatkan kombinasi mikroorganisme yang paling sesuai untuk tanaman tebu. Berbagai jenis mikroorganisme penambat Nitrogen seperti Nitrobacter, Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Rhizobium akan dikombinasikan dengan bakteri pelarut Phosfat seperti Pseudomonas, Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Acetobacter Thiobacillus, Thrichoderma dan beberapa bakteri dekomposer. Didapat Formulasi yang paling sesuai untuk pertumbuhan bibit tanaman tebu, formulasi dari mikroorganisme Sacharomyces (S), Azospirillum sp (A), Azotobacter (Z), Rhizobium (R), Pseudomonas (P), Bacillus (B) dan  Trichoderma sp (T) yang diformulasi dalam sebuah teknologi mikroorganisme dengan nama popular Refresh Microorganism (RIM)