Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Reproduksi

PENGARUH IBU HAMIL PEROKOK PASIF TERHADAP KEJADIAN LAHIR MATI DI KOTA AMBON Magdalena Paunno; Ova Emilia; Abdul Wahab
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.12647

Abstract

PENGARUH IBU HAMIL PEROKOK PASIF TERHADAPKEJADIAN LAHIR MATI DI KOTA AMBONMagdalena Paunno1, Ova Emillia2, Abdul Wahab3ABSTRACTBackground: Intervention in the care for pregnant women can reduce antenatal mortality until 75%.Antenatal Care (ANC) in Ambon municipality is categorized good if compared from the mean rate ofnational level, that is, Visit 1 (89%) and Visit 4 (87.76%); however, the incidence of stillbirths in Ambonis still considered high. Data about the incidence of stillbirths in three hospitals of Ambon showed thatthere were 44.2 stillbirths per 1000 live births while national data in 2003 showed that there were only9.6 stillbirths per 1000 live births. The direct cause of stillbirth is hypoxia, that is, the lack of oxygenin a pregnant woman’s body due to the exposure of cigarette smoke. In Ambon municipality, 65% ofhouseholds have 1 active smoker and almost all of the smokers (90%) smoke inside the house. This rateof course exceeds the national rate. In addition, other factors causing stillbirth are the quality of antenatalcare, age, parity, anemia and women’s educational level.Objective: To study whether passive smoking during pregnancy is a risk factor of the incidence of stillbirths.Method: This was an observational study with case-control study design. Study sites were in three hospitalsof Ambon municipality, namely Dr. M. Haulussy District Hospital, Al-Fatah Hospital, and Sumber HidupHospital. Subjects were divided into two groups which were case and control with comparison of 1:1 (69stillbirths as case and 69 live births as control) from January to December 2007. Samples were taken usingnon probability sampling which was determined with quota sample. The analysis of quantitative dataused univariable analysis, bivariable analysis with chi-square test (χ²) and stratification, and multivariableanalysis with logistic regression.Result and Discussion: There was a significant relationship between passive smoking during pregnancyand the incidence of stillbirth based on bivariable analysis with OR=3.36 (95% CI=1.20-5.41) while basedon multivariable analysis with OR=2.8 (1.01-7.94). Other risk factors that affected the incidence of stillbirthwere the quality of antenatal care with OR=3.2 (95% CI=1.39-7.52) and anemia during pregnancy withOR=2.3 (95% CI=1.20-5.41). Meanwhile, stratification analysis showed that non anemic women duringpregnancy was significantly related to stillbirths with OR=5.7 (95% CI 1.10-55.22). However, age, parity andeducation were not the risk factors of the incidence of stillbirth in Ambon.Conclusion: Passive smoking during pregnancy was a risk factor of the incidence of stillbirth in Ambonmunicipality. Other factors that caused the incidence of stillbirths were the quality of antenatal care andanemia. However, age, and parity were not the risk factors of the incidence of stillbirths in Ambon.Keywords: pregnant woman, passive smoking, stillbirthINTISARILatar belakang: Intervensi pada perawatan ibu hamil dapat menurunkan kematian perinatal hingga 75%.ANC di Kota Ambon dikategorikan baik, bila dilihat angka rata-rata secara nasional yaitu K1 89%, K4 87,76%namun, kejadian lahir mati sangat tinggi dibanding angka nasional. Salah satu penyebab langsung lahirmati adalah hypokxia yaitu kekurangan oksigen dalam tubuh ibu, akibat dari ibu hamil terpapar asaprokok. Di Kota Ambon, 65% rumah tangga mempunyai 1 orang perokok, dan hampir semua perokok (90%)merokok di rumah. Angka ini lebih tinggi dari angka nasional. Faktor lain menyebabkan lahir mati adalahkualitas antenatal care, umur, paritas anemia ibu selama hamil, pendidikan ibu yang rendah.Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui apakah ibu hamil perokok pasif merupakan faktor risiko kejadianlahir mati.Metode: Penelitian observasional dengan rancangan kasus-kontrol. Lokasi penelitian pada 3 RS di KotaAmbon yaitu: RSUD dr. M. Haulussy, RS. Al-Fatah, RS. Sumber Hidup. Subjek penelitian 1:1 69 lahir mati(kasus) dan 69 lahir hidup (kontrol) pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2007. Pengambilansampel dengan cara non probability sampling, ditentukan secara quota sample . Analisis data terdiridari analisis univariabel, analisis bivariabel menggunakan uji chi-square (χ²), stratifikasi serta analisismultivariabel menggunakan regresi logistik.Hasil dan Pembahasan: Ada hubungan yang bermakna antara ibu hamil perokok pasif dengan kejadianlahir mati. Analisis bivariabel OR=3,36 (95% CI=1,20-5,41) analisis multivariabel OR=2,8 (1,01-7,94). Faktorrisiko lain yang mempengaruhi kejadian lahir mati adalah: Kualitas antenatal care mempunyai nilai OR=3,2(95% CI=1,39-7,52), ibu hamil anemia OR=2,3 (95% CI=1,20-5,41) dan pendidikan OR=2,42 ( 1,15-5,10).Saat analisis strativikasi, ibu tidak anemia mempunyai hubungan bermakna dengan lahir mati OR=5,7 (95%CI 1,10-55,22). Umur, paritas dan pendidikan bukan merupakan faktor risiko lahir mati di Kota Ambon.Kesimpulan : Ibu hamil perokok pasif merupakan faktor risiko terhadap kejadian lahir mati di Kota Ambon.Faktor lain yang menyebabkan lahir mati adalah kualitas antenatal care dan anemia ibu hamil.Kata kunci: ibu hamil, perokok pasif, lahir mati.1 Air Selobar Community Health Center, Ambon Health Office, Maluku Province2 Obstetric and Gynecology Division, Faculty of Medicine,Gadjah Mada University, Yogyakarta3 Maternal and Child Health-Reproductive Health, Graduate Program,Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Yogyakarta
HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILBAayi NKeci luTntuRk MIaMsa KeEhaSmilTan E(KMRK) dTi RIS GDr. ASard jito TERHADAP KEJADIAN BAYI KECIL UNTUK MASA KEHAMILAN (KMK) DI RS DR SARDJITO Lili Ratnawati; Rukmono Siswishanto; Ova Emilia
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.469 KB) | DOI: 10.22146/jkr.12652

Abstract

HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILBAayi NKeci luTntuRk MIaMsa KeEhaSmilTan E(KMRK) dTi RIS GDr. ASard jitoTERHADAP KEJADIAN BAYI KECIL UNTUK MASA KEHAMILAN(KMK) DI RS DR SARDJITOLili Ratnawati*, Rukmono Siswishanto*, Ova Emilia*ABSTRACTBackground: The high prevalence of anemia during pregnancy at Yogyakarta could be associated with theadverse pregnancy outcome as SGA. Previous study reported inconsitent result about association betweenanemia during third trimester and babies with SGA. Research is needed to determine the contribution ofanemia during third pregnancy to the adverse pregnancy outcome at RS Dr Sarjito.Objective: To compare the prevalance of SGA between pregnancy with and without anemia during thirdtrimester at RS Dr Sarjito.Method: Cross sectional study based on RS Dr Sardjito’s medical record. The subjects of study werepregnant women who took delivery at RS Dr Sarjito during third trimester from 2010 to 2011. Anemiadefine as haemoglobin level < 11g/dl which performed before delivery. Babies with brith weigth < 10percentile Lubchenco curve group into SGA. Association between anemia during third trimester and SGAanalyzed with Chi square test and Fisher’s exact test.Resul and Discussion: A total of 239 subjects were recruited and devided into 146 subjects with anemiaand 93 subjects without anemia. The anemia groups consist of 97,95% mild anemia, 2,05% moderateanemia, and none severe anemia. The prevalence of SGA in total population, group with anemia, andgroup without anemia was 14%, 15,8%, and 10% irrespectively. The prevalance of SGA between groupwith and without anemia was not different (p=0,27; RR 1,46; 95%CI 0,73-2,93). Maternal age, BMIpregestational, education, and parity did not influence the prevalence of anemia and SGA. Consideringmultivariat analysis, neither anemia, maternal age, BMI pregestational, education, nor parity did not affectthe prevalance of SGA.Conclusion: In this study, the prevalence of SGA in pregnancy with and without anemia during thirdtrimester did not different at RS Dr Sarjito.Kata kunci: Anemia in pregnancy, third trimester, SGA.ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi anemia dalam kehamilan di Yogyakarta masih cukup tinggi sehingga dapatmenyebabkan peningkatan dampak buruk anemia terhadap janin, salah satunya KMK. Penelitiansebelumnya menunjukkan perbedaan hasil tentang hubungan anemia trimester tiga terhadap kejadianKMK. Penelitian tentang hubungan anemia dalam kehamilan trimester tiga terhadap kejadian KMK di RSSarjito penting dilakukan untuk mengetahui besarnya dampak negatif yang timbul akibat anemia dalamkehamilan.Tujuan: Mengetahui perbedaan kejadian bayi KMK pada ibu hamil dengan anemia pada trimester tigadibandingkan ibu hamil tanpa anemia di RS Dr Sarjito.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional bersumber data rekam medis pasien ibuhamil trimester tiga yang bersalin di RS Dr Sardjito pada tahun 2010 s.d. 2011. Subyek penelitian yangmemenuhi kriteria inklusi dibagi dalam kelompok anemia dan normal. Hubungan antara anemia dengankejadian bayi KMK dianalisis dengan Chi square test dan Fisher’s exact test.Hasil dan Pembahasan: Subyek penelitian yang memenuhi kriteria sebanyak 239 orang terdiri atas 146orang kelompok anemia dan 93 orang kelompok tanpa anemia. Kelompok anemia terbagi atas 97,95%anemia ringan, 2,05% anemia sedang, dan tidak didapatkan anemia berat. Kejadian bayi KMK sebesar14% pada total populasi, 15,8% pada kelompok anemia dan 10% pada kelompok tanpa anemia. KejadianKMK kelompok anemia tidak berbeda bermakna secara statistik dibandingkan kelompok tanpa anemia(p=0,27; RR 1,46; 95%CI 0,73-2,93). Usia ibu, IMT sebelum hamil, pendidikan, dan paritas sebagai variabelluar yang diteliti tidak berpengaruh terhadap kejadian anemia maupun bayi KMK. Hasil analisis multivariatmenunjukkan bahwa anemia, usia ibu, Indeks Masa Tubuh (IMT) sebelum hamil, pendidikan, dan paritastidak berpengaruh terhadap kejadian bayi KMK.Kesimpulan: Pada penelitian ini, kejadian bayi KMK di RS Dr Sardjito tidak berbeda pada ibu hamil trimestertiga dengan anemia dibandingkan ibu hamil trimester tiga tanpa anemia.Kata kunci: Anemia dalam kehamilan, trimester tiga, KMK* Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada/RS Dr Sardjito Yogyakarta
HUBUNGAN ANTARA VAGINOSIS BAKTERIAL DAN PERSALINAN PRETERM Hepta Lidia; Ova Emilia; Moch. Anwar
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.12637

Abstract

HUBUNGAN ANTARA VAGINOSIS BAKTERIAL DANPERSALINAN PRETERMHepta Lidia1, Ova Emilia2, Moch. Anwar3ABSTRACTBackground: Preterm birth remain becomes global issue due to its contribution on high neonatal mortalityrate. WHO (2012) estimated 15 million babies are born premature and Indonesia as one of 10 countries withhighest rates of preterm birth (15,5/100 live births). In the poorest countries, on average, 12% of babiesare born too soon compared with 9% in higher-income countries. Approximately 50% of spontaneouspreterm birth is associated with genital infection. Plenty of efforts had been done to detect risk factorearly, however if has not successfully decreased preterm birth rate. Because of that, it is a needed to doearly screening of lower genital tract in pregnant woman to prevent preterm birth.Method: Cross sectionalLocation of study: Senopati Bantul hospital and Sewon community health centerResult and Discussion: This study involved 134 pregnant woman. Bivariate and multivariate analysis resultshowed that bacterial vaginosis, increased preterm birth significantly (OR 4,26; IK 95% 1,16-15,62). Otherrisk factor that increased preterm birth are history of preterm birth (OR 11,16; IK 95% 1,32-94,45).Conclusion: Proportion of bacterial vaginosis in preterm birth significantly higher, compare to fulltermbirth. History of preterm birth in last pregnancy significantly increased the number of preterm birth.Keywords: Preterm Birth - bacterial vaginosis – early screeningABSTRAKLatar Belakang: Persalinan preterm masih menjadi masalah global oleh karena memberikan kontribusipada kematian bayi yang cukup tinggi, WHO (2012) memperkirakan 15 juta bayi lahir preterm dan Indonesiatermasuk salah satu dari 10 negara dengan angka persalinan preterm tertinggi (15,5/100 kelahiran hidup).Di negara-negara miskin, rata-rata 12% bayi lahir preterm dibandingkan 9% di negara berpendapatan lebihtinggi. Diperkirakan 50% dari kelahiran prematur spontan terkait dengan infeksi saluran genital. Banyakupaya yang telah dilakukan untuk mendeteksi risiko secara dini selain juga intervensi medis, namun belumbanyak menurunkan kejadian persalinan preterm. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu skrining awaluntuk infeksi saluran genital bawah pada wanita hamil untuk mencegah persalinan pretermMetode: cross sectionalTempat penelitian: RSUD Senopati Bantul dan Puskesmas SewonHasil dan Pembahasan: Penelitian melibatkan 134 ibu hamil. Hasil analisis bivariat dan multivariatmenunjukkan bahwa vaginosis bakterial meningkatkan kejadian persalinan preterm secara signifikan (OR2,70; IK 95% 1,29-5,67). Faktor risiko lainnya yang meningkatkan persalinan preterm secara signifikanadalah riwayat persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya (OR 11,16; IK 95% 1,32-94,45).Kesimpulan: Kejadian vaginosis bakterial pada persalinan preterm secara signifikan lebih tinggi dibandingkanpada persalinan aterm. Demikian juga riwayat persalinan preterm pada kehamilan sebelumnya secarasignifikan meningkatkan risiko kejadian persalinan preterm.Kata kunci: Persalinan preterm - vaginosis bakterial - skrining awal1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta