Pandemi covid-19 yang masih melanda negara Indonesia mengubah gaya belajar yaitu yang bermula dari tatap muka menjadi daring. Untuk mengatasi dampak negatif yang telah muncul selama pembelajaran daring, maka pemerintah mengeluarkan surat edaran tentang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), begitu juga di SMPN-1 Basarang dimana mereka menerapkan durasi belajar selama empat jam setiap hari di sekolah dengan jumlah siswa 50% dari kapasitas ruangan. Dalam kegiatan pembelajarannya guru agama Hindu menggunakan strategi yang tepat untuk mengatasi kurangnya waktu belajar di sekolah agar tujuan pembelajaran agama Hindu tetap dapat tercapai dengan maksimal dan siswa juga tidak mengalami kebosanan saat belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi pembelajaran tatap muka terbatas pada Pendidikan Agama Hindu di SMPN-1 Basarang Kabupaten Kapuas. Metode dalam penelitan ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun hasil penelitian yaitu strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru agama Hindu di SMPN-1 Basarang selama PTMT adalah pelaksanaan protokol Kesehatan dan pengunaan metode Blended Learning. Kemudia pengimplementasikan yaitu dengan memastikan penerapan protokol Kesehatan, menyusun perencanaan, memadatkan materi pelajaran, penyampaian poin-poin penting, mempertegas penyelesaian latihan soal, dan melakukan evaluasi. Selanjutnya hambatan yang dihadapi selama penerepan strategi PTMT yaitu hambatan internal yang berupa kurangnya kemampuan guru dalam memanfaatkan media sosial dan computer dan guru agama Hindu membutuhkan waktu yang lebih panjang dalam menyiapkan bahan ajar dan tugas. Dan, hambatan eksternal yang bersumber dari dana untuk paket data, jarak duduk siswa yang berjauhan, dan terjadi miscommunition antara guru dan siswa.