G.A Kristha Adelia Indraningsih
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MESAIBAN: TINJAUAN KONSEP PENDIDIKAN DALAM SEBUAH TRADISI G.A Kristha Adelia Indraningsih
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.458

Abstract

Today's developments seem to be fast and simple in getting things done, so they also have an impact on various parts of life. Someone tends to want something quickly, so that sometimes makes less patient in achieving something. Mesaiban traditions are increasingly rarely carried out, due to the habit of buying food at stalls that are so easily found quickly. This has an effect on the lack of education gained through this, mesaiban is loaded with education. Various efforts need to be made so that this tradition can survive and be comprehended comprehensively by various groups, especially Hindus. Mesaiban / ngejot is a term commonly used to express the implementation of daily yajna sesa with banana leaves as its base, rice, salt, side dishes, freshly cooked vegetables, water and incense as a tribute. The operation of the mesaiban can be interpreted as an expression of gratitude and form of stopping (Increasing Status) to animals that die while cooking or while doing activities. Banten saiban placed on plangkiran on the bed, cooking place, a place to store water or can also be aged, in the storage of rice or rice, home yard, monument, in place of sharpening stones (where sharpening kitchen utensils), in brooms (tools to sweep the dirt), in the place to pound the spice, bladed, where the mashing and collision. Education from the implementation of mesaiban namely Religious, Always Grateful, Ethical, Compassion, Respect and Tri Hita Karana
Keluarga Pondasi Utama Dalam Menanamkan Budi Pekerti Pada Anak G.A Kristha Adelia Indraningsih
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 1 (2022): Pendidikan dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i1.809

Abstract

Upaya dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang yaitu dengan menanamkan pendidikan budi pekerti sejak dini. Budi pekerti tidak harus diberikan dilembaga pendidikan formal namun juga dapat diberikan di lingkungan keluarga. Budi pekerti sebagai prilaku yang baik, mengandung makna usaha atau kegiatan yang mengantarkan seorang anak menjadi dewasa dengan memiliki etika dan moralitas yang luhur. Pendidikan Budi pekerti yang dapat diberikan dalam lingkungan keluarga adalah dengan menanamkan sradha, menanamkan kesucian, menanamkan kasih sayang, menanamkan kesetiaan, menanamkan kesabaran, menanamkan kejujuran, dan menanamkan ketulus ikhlasan. Keluarga merupakan tempat persemaian benih-benih Budi pekerti yang ditanamkan pada diri seorang anak. Keluarga juga merupakan sekolah yang pertama bagi berlangsungnya proses pendidikan. Oleh karena itu peranan keluarga terutama ibu sebagai guru yang utama dan perdana dengan kelembutan dan cinta kasih yang sejati harus mampu menumbuhkembangkan pendidikan Budi pekerti kepada anak-anaknya. Untuk itu orang tua sangat perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan Budi pekerti bagi setiap anggota keluarga dan khususnya bagi anak-anak, karena hal itu sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan prilaku dan kepribadian anak..
Kontribusi Wanita Hindu Dharma Indonesia Dalam Meningkatkan Sradha dan Bhakti Wanita Hindu Di Kabupaten Kapuas G.A Melinda; G.A Kristha Adelia Indraningsih
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 2 (2022): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i2.894

Abstract

As an effort to support the complex role of women, there is a Forum of Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI). 5The Organization aims to acomodation the aspirations and creativity of Hindu women so that they can compete in the inter-religion. WHDI kapuas district has a strategic role to participate in creating happy family physically and mentally, as well increasing sradha and bhakti Hindu Women, with participating in contributing to coaching, training, and socializing related to Hinduism. WHDI's contribution in improving sradha and Bhakti Hindu women in kapuas district is carried out by several activities, namely Dharma Wacana which is carried out routinely on religious days, Persantian to foster concern for ancestral culture, and be able to implementation the values contained in dharma gita. Dharma Tula to provide understanding, and conduct discussions related to Hindu religion and the problems faced. Upakara/Banten training, in order to improve skills in making ceremonial facilities or facilities used in worship. Tirtha Yatra to introduce and increase sradha and Bhakti to Ida Sang Hyang Widhi Wasa through praying at holy places accompanied by chanting the sacred hymns of Hinduism. Socializing the Dana Punia Culture to make Hindu women aware of the importance of Punia, and increasing their understanding that what is classified as Punia is not only material, but can also be non-material