Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PRAKIRAAN TINGGI MUKA AIR HARIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO STASIUN JURUG Mina Pusporani; Palgunadi Palgunadi; Sri Huning A
CCIT Journal Vol 2 No 1 (2008): CCIT JOURNAL
Publisher : Universitas Raharja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.471 KB)

Abstract

Bengawan Solo mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 16.100 km2- merupakan sungai yang terpanjang di Pulau Jawa sehingga membutuhkan suatu sistem pengelolaan yang baik. Manajemen sungai merupakan salah satu bidang hidrologi operasional yang cukup menantang. Prakiraan aliran sungai dibutuhkan sebagai informasi dasar pada berbagai masalah yang berhubungan dengan desain dan operasi sistem-sistem sungai. Jaringan syaraf tiruan (JST) telah dikenal dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi fungsi-fungsi non-linear, antara lain proses hidrologi. Dalam penelitian ini, model jaringan backpropagation digunakan untuk memprakirakan tinggi muka air (tma) harian Sungai Bengawan Solo stasiun Jurug. Data tinggi muka air harian dan curah hujan harian digunakan sebagai data pelatihan dan pengujian. Untuk menguji performa jaringan, dalam penelitian dibuat tiga model JST. Ketiga model JST – BP1, BP2, dan BP3 – merupakan multilayer perceptron dengan satu hidden layer. BP1 memiliki input berupa tma (m) dan curah hujan (mm) empat hari sebelum prakiraan dan output berupa prakiraan tma. BP2 dengan input dan output yang sama hanya berbeda dalam satuan – tma (dm) dan curah hujan (cm). BP3 dengan input berupa selisih tma (dm) dan curah hujan (cm) serta output berupa prakiraan selisih tma. Ketiga model dilatih menggunakan algoritma Levenberg-Marquardt dan jumlah hidden neuron yang beragam [3..10]. Nilai mse dan korelasi setiap jaringan dibandingkan untuk mendapatkan model dan parameter jaringan yang optimal. Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa model jaringan yang paling optimal dalam kasus ini adalah model BP3 dengan satu hidden layer dan empat hidden neuron karena menghasilkan nilai error terkecil dibandingkan dengan model yang lain.
Kajian Manajemen Pemasaran Kentang (Solanum tuberosum L.) Palgunadi Palgunadi; Sri Sulastri; Hani Sri Handayawati
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 14 No. 1 (2011)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.781 KB)

Abstract

Kayu Aro di Kabupaten Kerinci mempunyai kondisi agroklimat yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kentang. Rendahnya produktivitas kentang di Kabupaten Kerinci diduga ada hubungannya dengan faktor produksi dan gangguan hama penyakit, faktor penerapan strategi pemasaran yaitu strategi produksi, strategi harga dan strategi distribusi/pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara manajemen pemasaran dengan harga yang diterima petani.  Penentuan lokasi penelitian dan contoh pedagang dilakukan secara sengaja (purposive), mencakup beberapa pedagang yang terlibat dalam pemasaran kentang, yang mendistribusikan produk ke luar daerah yang bukan bersifat musiman tetapi kontinyu. Pedagang antar kota sebanyak 30 orang yang terpencar di Kecamatan Kayu Aro, jumlah responden pedagang sebanyak 15 orang atau 50% dari jumlah sampel frame pedagang. Analisis data menggunakan model Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedagang yang menerapkan manajemen pemasaran yang sangat baik berjumlah dua orang, manajemen pemasarannya baik sebanyak enam orang, dan tidak ada pedagang yang manajemen pemasarannya kurang-baik dan tidak-baik. Harga jual kentang rata – rata pada pedagang dengan manajemen pemasaran yang sangat-baik sebesar Rp. 1.753,906; pada pedangang dengan manajemen pemasaran yang baik sebesar Rp. 1.480,417; dan pada pedagang dengan manajemen pemasaran yang cukup-baik sebesar Rp. 1.341,295. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua variabel menunjukkan hubungan yang signifikan. Semakin baik tingkat manajemen pemasaran yang diterapkan pedagang kentang, ternyata harga jual kentang yang diterima pedagang semakin tinggi. Kata kunci: Pemasaran, pedagang, kentang