Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Membangun Desa Berbasis Information Technology (IT) Menuju Desa Maju dan Mandiri Lina Marliani; Wawan Risnawan
Jurnal Penelitian Administrasi Publik Vol 2 No 1 (2020): Public Administration Journal of Research
Publisher : Prodi Ilmu Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/paj.v2i1.21

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara yang sangat kaya, dengan kurang lebih 16.056 pulau, 83.931 wilayah administrasi setingkat desa, penduduk yang sangat besar (267 juta jiwa) dengan keberagaman suku bangsa dan bahasa, adalah modal dasar dalam mewujudkan mimpi-mimpi Indonesia sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Mimpi Indonesia di tahun 2015 – 2085 diantaranya sumber daya manusia yang unggul, berbudaya dan religius, Indonesia sebagai pusat pendidikan dan teknologi, pusat peradaban dunia, infrastruktur yang merata, negara yang mandiri dan Indonesia sebagai barometer pertumbuhan ekonomi dunia.Mimpi-mimpi yang tidak mudah untuk diraih, namun dengan semangat kebersamaan untuk membangun Indonesia, mimpi tersebut menjadi suatu keniscayaan. Membangun dimulai dari desa, dimana dalam pembangunan, desa seringkali terabaikan. Berbagai kebijakan yang disusun dan diterapkan belum mampu menghasilkan “sesuatu” seperti yang diharapkan. Tetapi tidak demikian yang dilakukan oleh Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, dimana pembangunan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi telah membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan : masyarakat cerdas, pelayanan prima, taraf hidup meningkat, sejahtera fisik, mental dan spiritual.Hal tersebut menjadi bagian penting dalam melaksanakan kajian ini.Metode yang digunakan dalam kajian ini dengan pendekatan deskkriptif kualitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi literatur dan studi lapangan yang terdiri dari observasi dan wawancara. Adapun analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.Dari hasil penelitian di lapangan diperoleh gambaran bahwa Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya merupakan desa tertinggal. Namun dengan semangat untuk membangun desa dari kaum mudanya, kini desa tersebut dijadikan desa percontohan sebagai desa broadband yang telah membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. Membangun desa menjadi desa maju dan mandiri memerlukan proses dan waktu yang panjang, perlu pemikiran dan pengorbanan serta kesadaran dari semua unsur atau pelaku pembangunan.
Membangun Desa Berbasis Information Technology (IT) Menuju Desa Maju dan Mandiri Lina Marliani; Wawan Risnawan
Jurnal Penelitian Administrasi Publik Vol 2 No 1 (2020): Public Administration Journal of Research
Publisher : Prodi Ilmu Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/paj.v2i1.21

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara yang sangat kaya, dengan kurang lebih 16.056 pulau, 83.931 wilayah administrasi setingkat desa, penduduk yang sangat besar (267 juta jiwa) dengan keberagaman suku bangsa dan bahasa, adalah modal dasar dalam mewujudkan mimpi-mimpi Indonesia sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Mimpi Indonesia di tahun 2015 – 2085 diantaranya sumber daya manusia yang unggul, berbudaya dan religius, Indonesia sebagai pusat pendidikan dan teknologi, pusat peradaban dunia, infrastruktur yang merata, negara yang mandiri dan Indonesia sebagai barometer pertumbuhan ekonomi dunia.Mimpi-mimpi yang tidak mudah untuk diraih, namun dengan semangat kebersamaan untuk membangun Indonesia, mimpi tersebut menjadi suatu keniscayaan. Membangun dimulai dari desa, dimana dalam pembangunan, desa seringkali terabaikan. Berbagai kebijakan yang disusun dan diterapkan belum mampu menghasilkan “sesuatu” seperti yang diharapkan. Tetapi tidak demikian yang dilakukan oleh Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, dimana pembangunan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi telah membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan : masyarakat cerdas, pelayanan prima, taraf hidup meningkat, sejahtera fisik, mental dan spiritual.Hal tersebut menjadi bagian penting dalam melaksanakan kajian ini.Metode yang digunakan dalam kajian ini dengan pendekatan deskkriptif kualitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi literatur dan studi lapangan yang terdiri dari observasi dan wawancara. Adapun analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.Dari hasil penelitian di lapangan diperoleh gambaran bahwa Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya merupakan desa tertinggal. Namun dengan semangat untuk membangun desa dari kaum mudanya, kini desa tersebut dijadikan desa percontohan sebagai desa broadband yang telah membawa kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya. Membangun desa menjadi desa maju dan mandiri memerlukan proses dan waktu yang panjang, perlu pemikiran dan pengorbanan serta kesadaran dari semua unsur atau pelaku pembangunan.
EMPOWERMENT OF FARMER GROUPS BY THE AGRICULTURAL EXTENSION CENTER IN KALAPASAWIT VILLAGE LAKBOK DISTRICT CIAMIS REGENCY : Array Widyawati; Lina Marliani; Ahmad Juliarso
JGSRD: Journal of Government Science and Rural Development Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Faculty of Social And Political Science Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2021/jgsrd.v3i1.2469

Abstract

Research conducted concerning the implementation of Empowerment of Farmer Groups by the Agricultural Extension Center (BPP) in kalapasawit village, Lakbok subdistrict, Ciamis regency started from a problem, lack of communication in providing direction for the improvement of farmer groups in empowerment activities, lack of agricultural extension in providing awareness of the importance of agriculture to farmer groups by giving appropriate recommendations in utilizing yard land to improve farming, and agricultural extensionists are less able to strengthen community participation for the development of farming that has not been optimal because of limited capital from the community. In this study the authors used qualitative research methods. The data collection techniques used by the authors in this study are observation techniques and interview techniques. As for the informant in this study as many as 7 (seven) people. Based on the results of the study can be known that empowerment by the Agricultural Extension Agency (BPP) in kalapsawit village Lakbok District Ciamis district as a whole has been running but still not optimal, seen there are still indicators that are not appropriate in its implementation such as lack of cooperation, lack of meetings to glue friendship, still lack of extension workers that cause a lack of focus in providing guidance and training, still a lack of awareness in terms of keeping farmer groups from falling into increasingly weak positions, lack of communication, lack of community participation in addressing the problems faced and lack of public awareness in utilizing the yard. The efforts in overcoming these obstacles are by improving human resources optimally, as well as developing information media and socialization or trainings provided directly by agricultural extensionists.
EMPOWERMENT OF FARMER GROUPS BY THE AGRICULTURAL EXTENSION CENTER IN KALAPASAWIT VILLAGE LAKBOK DISTRICT CIAMIS REGENCY : Array Widyawati; Lina Marliani; Ahmad Juliarso
JGSRD: Journal of Government Science and Rural Development Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Faculty of Social And Political Science Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2021/jgsrd.v3i1.2469

Abstract

Research conducted concerning the implementation of Empowerment of Farmer Groups by the Agricultural Extension Center (BPP) in kalapasawit village, Lakbok subdistrict, Ciamis regency started from a problem, lack of communication in providing direction for the improvement of farmer groups in empowerment activities, lack of agricultural extension in providing awareness of the importance of agriculture to farmer groups by giving appropriate recommendations in utilizing yard land to improve farming, and agricultural extensionists are less able to strengthen community participation for the development of farming that has not been optimal because of limited capital from the community. In this study the authors used qualitative research methods. The data collection techniques used by the authors in this study are observation techniques and interview techniques. As for the informant in this study as many as 7 (seven) people. Based on the results of the study can be known that empowerment by the Agricultural Extension Agency (BPP) in kalapsawit village Lakbok District Ciamis district as a whole has been running but still not optimal, seen there are still indicators that are not appropriate in its implementation such as lack of cooperation, lack of meetings to glue friendship, still lack of extension workers that cause a lack of focus in providing guidance and training, still a lack of awareness in terms of keeping farmer groups from falling into increasingly weak positions, lack of communication, lack of community participation in addressing the problems faced and lack of public awareness in utilizing the yard. The efforts in overcoming these obstacles are by improving human resources optimally, as well as developing information media and socialization or trainings provided directly by agricultural extensionists.
EMPOWERMENT OF FARMER GROUPS BY THE AGRICULTURAL EXTENSION CENTER IN KALAPASAWIT VILLAGE LAKBOK DISTRICT CIAMIS REGENCY : Array Widyawati; Lina Marliani; Ahmad Juliarso
JGSRD: Journal of Government Science and Rural Development Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Faculty of Social And Political Science Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2021/jgsrd.v3i1.2469

Abstract

Research conducted concerning the implementation of Empowerment of Farmer Groups by the Agricultural Extension Center (BPP) in kalapasawit village, Lakbok subdistrict, Ciamis regency started from a problem, lack of communication in providing direction for the improvement of farmer groups in empowerment activities, lack of agricultural extension in providing awareness of the importance of agriculture to farmer groups by giving appropriate recommendations in utilizing yard land to improve farming, and agricultural extensionists are less able to strengthen community participation for the development of farming that has not been optimal because of limited capital from the community. In this study the authors used qualitative research methods. The data collection techniques used by the authors in this study are observation techniques and interview techniques. As for the informant in this study as many as 7 (seven) people. Based on the results of the study can be known that empowerment by the Agricultural Extension Agency (BPP) in kalapsawit village Lakbok District Ciamis district as a whole has been running but still not optimal, seen there are still indicators that are not appropriate in its implementation such as lack of cooperation, lack of meetings to glue friendship, still lack of extension workers that cause a lack of focus in providing guidance and training, still a lack of awareness in terms of keeping farmer groups from falling into increasingly weak positions, lack of communication, lack of community participation in addressing the problems faced and lack of public awareness in utilizing the yard. The efforts in overcoming these obstacles are by improving human resources optimally, as well as developing information media and socialization or trainings provided directly by agricultural extensionists.
EVALUASI PROGRAM KOTA TANPA KUMUH OLEH DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN CIAMIS siti sundari; Lina Marliani
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 7, No 1 (2020): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.267 KB) | DOI: 10.25157/dinamika.v7i1.3375

Abstract

Evaluasi Program Kota Tanpa Kumuh oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis belum berjalan secara maksimal dikarenakan terdapat beberapa dimensi yang belum dilaksanakan diantaranya terlihat dari kurangnya partisipasi sebagai pihak untuk dapat aktif dalam program Kota Tanpa Kumuh, kurangnya pengawasan dalam program Kota Tanpa Kumuh oleh instansi dan pihak yang seharusnya bekerja sesuai dengan tupoksinya dan ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun informan yang diwawancarai oleh peneliti dalam mengumpulkan data sebagai bahan penyusun skripsi adalah Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kepala Seksi Pengelolaan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Tim Kotaku, dan beberapa dari masyarakat yang menjadi sasaran program Kota Tanpa Kumuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, Evaluasi Program Kota Tanpa Kumuh oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis belum berjalan secara maksimal. Diantaranya dalam mengukur skala prioritas tidak dilaksanakan secara sistematis dari apa yang direncanakan sebelumnya, dan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh instansi dan pihak terkait. Adapun yang menjadi hambatan dalam penelitian ini diantaranya kurangnya partisipasi sebagai pihak untuk dapat aktif dalam program Kota Tanpa Kumuh, kurangnya pengawasan dalam program Kota Tanpa Kumuh oleh instansi dan pihak yang seharusnya bekerja sesuai dengan tupoksinya dan ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana. Dan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam Evaluasi Program Kota Tanpa Kumuh oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis diantaranya dengan mengevaluasi kembali sampai sejauh mana 7 indikator kumuh tersebut dilaksanakan dan dengan adanya sinergitas antara instansi terkait dalam melakukan koordinasi, konsolidasi dan komunikasi yang baik. Diperlukan keaktifan dari pengelola program dalam mengsinergiskan pihak-pihak terkait dalam melakukan koordinasi, konsolidasi dan komunikasi dalam rangka penataan kawasan kumuh dan melaksanakan sosialisasi secara berjenjang guna meningkatkan kesadaran masyarakat agar hidup bersih dan sehat. Kata Kunci :Evaluasi, Program Kota Tanpa Kumuh, Pemukiman Kumuh
EVALUASI PROGRAM KOTA TANPA KUMUH OLEH DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN CIAMIS siti sundari; Lina Marliani
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 7, No 1 (2020): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.267 KB) | DOI: 10.25157/dinamika.v7i1.3375

Abstract

Evaluasi Program Kota Tanpa Kumuh oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis belum berjalan secara maksimal dikarenakan terdapat beberapa dimensi yang belum dilaksanakan diantaranya terlihat dari kurangnya partisipasi sebagai pihak untuk dapat aktif dalam program Kota Tanpa Kumuh, kurangnya pengawasan dalam program Kota Tanpa Kumuh oleh instansi dan pihak yang seharusnya bekerja sesuai dengan tupoksinya dan ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun informan yang diwawancarai oleh peneliti dalam mengumpulkan data sebagai bahan penyusun skripsi adalah Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kepala Seksi Pengelolaan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Tim Kotaku, dan beberapa dari masyarakat yang menjadi sasaran program Kota Tanpa Kumuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, Evaluasi Program Kota Tanpa Kumuh oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis belum berjalan secara maksimal. Diantaranya dalam mengukur skala prioritas tidak dilaksanakan secara sistematis dari apa yang direncanakan sebelumnya, dan kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh instansi dan pihak terkait. Adapun yang menjadi hambatan dalam penelitian ini diantaranya kurangnya partisipasi sebagai pihak untuk dapat aktif dalam program Kota Tanpa Kumuh, kurangnya pengawasan dalam program Kota Tanpa Kumuh oleh instansi dan pihak yang seharusnya bekerja sesuai dengan tupoksinya dan ada beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana. Dan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam Evaluasi Program Kota Tanpa Kumuh oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis diantaranya dengan mengevaluasi kembali sampai sejauh mana 7 indikator kumuh tersebut dilaksanakan dan dengan adanya sinergitas antara instansi terkait dalam melakukan koordinasi, konsolidasi dan komunikasi yang baik. Diperlukan keaktifan dari pengelola program dalam mengsinergiskan pihak-pihak terkait dalam melakukan koordinasi, konsolidasi dan komunikasi dalam rangka penataan kawasan kumuh dan melaksanakan sosialisasi secara berjenjang guna meningkatkan kesadaran masyarakat agar hidup bersih dan sehat. Kata Kunci :Evaluasi, Program Kota Tanpa Kumuh, Pemukiman Kumuh
SEJARAH PERKEMBANGAN ADMNISTRASI SEBAGAI SENI DAN ILMU PENGETAHUAN Lina Marliani
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 6, No 4 (2019): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.715 KB) | DOI: 10.25157/dinamika.v6i4.3095

Abstract

Administrasi sudah dikenal sejak jaman peradaban manusia, sejak manusia berbudaya, bahkan disebutkan administrasi ada sejak manusia dapat menggunakan ciptanya, karsanya dan rasanya dalam berbagai aktifitas atau kegiatan. Administrasi ada pada saat dua orang atau lebih dapat memindahkan satu benda dari tempat satu ke tempat lainnya. Dengan kata lain, administrasi diartikan sebagai kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam rangka mencapai suatu tujuan. Pada saat manusia hidup nomaden, berpindah-pindah dari satu daerah ke daeerah lainnya secara berkelompok, pada saat itu administrasi terjadi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi serta revolusi berfikir manusia, maka administrasi pun mengikuti perubahan dan perkembangan sesuai jamannya, sampai dengan saat ini di revolusi industri 4.0 dimana semua kegiatan administrasi serba online. Hal ini semakin memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya baik secara fisik maupun nonfisik. Kata kunci : Administrasi, Seni, Ilmu Pengetahuan
PENERAPAN NILAI-NILAI ETIKA BAGI BIROKRASI PEMERINTAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DAN CLEAN GOVERMENT lina marliani
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 4, No 4 (2017): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/dinamika.v4i4.875

Abstract

ABSTRAK Birokrasi pemerintah mempunyai fungsi yaitu fungsi pelayanan, fungsi pengaturan atau regulasi dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan fungsi tersebut semua aparatur birokrasi wajib mentaati nilai-nilai yang menjadi dasar/pedoman dalam pelaksanaan tugas, yakni taat pada Pancasila dan UUD 1945. Tugas dari birokrasi adalah melayani semua kepentingan masyarakat, bukan terbalik, justru para birokrat yang meminta untuk dilayani. Hal ini menyangkut etika, dimana etika ini  sangat terkait dengan moralitas dan mentalitas dari aparat birokrasi itu sendiri. Sehingga timbullah yang disebut patologi birokrasi, yang makin hari makin menjadi jadi. Penerapan nilai-nilai etika bagi aparatur birokrasi ini menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat menjadi  pedoman, acuan, referensi agar tindakannya dinilai baik / tidak tercela. Nilai etika dapat dijadikan sebagai standar penilaian mengenai sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi dalam rangka mewujudkan good governance dan clean government. Kata kunci : Etika, Moral, birokrasi, korupsi, good governance,  clean government
DEFINISI ADMINISTRASI DALAM BERBAGAI SUDUT PANDANG Lina Marliani
Dinamika : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara Vol 5, No 4 (2018): Dinamika
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.923 KB) | DOI: 10.25157/dinamika.v5i4.1743

Abstract

Pengertian atau definisi administrasi dari pendapat para ahli memiliki  sudut pandang yang berbeda-beda.  Administrasi pada dasarnya berkenaan dengan tugas atau pekerjaan pada suatu organisasi dengan melibatkan administrator. Charles A. Beard mengatakan bahwa tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting dari administrasi. Meskipun era globalisasi sudah lama bergulir, ditambah lagi dengan revolusi industry 4.0 yang sarat dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang mutakhir, administrasi tetap merupakan hal yang paling utama dalam melaksanakan setiap bidang pekerjaan. Bahkan administrasi disebut sebagai penentu citra suatu organisasi. Baik buruknya organisasi, maju mundurnya organisasi serta hidup matinya organisasi sangat tergantung pada administrasi yang dimiliki dan dilaksanakan oleh seluruh unsur dalam organisasi.